BAHASA DAERAH
KELOMPOK 4:
SD 3 K
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga selesailah makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa
Daerah dengan judul “Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran”.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak A SYAMSUL ALAM, S.Pd., M.Pd
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
Sekiranya hanya ini yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Kritik dan sara penulis harapkan guna perbaikan makalah ini
sehingga dapat bermanfaat untuk ke depannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai masyarakat Indonesia yang sangat menghargai kekayaan budaya dan
menjunjung tinggi martabat bangsa, dan memelihara Bahasa dan Budaya sebagai warisan
nenek moyang sebagai generasi muda.Fenomena yang terjadi sekarang ini adalah anak-
anak sangat jarang menggunakan bahasa Bugis.
Tanggung jawab masyarakaat setempat untuk memelihara dan mempertahankan
bahasa daerahnya itu yaitu ( Bahasa Bugis ) sangat di butuhkan demi menjaga kekayaan
Bangsa Indonesia. Usaha pemertahanan Bahasa Bugis dapat dimulai dari lingkup yang
kecil yaitu membiasakan penggunaan Bahasa Bugis dalam lingkungan keluarga terutama
pada anak-anak. Disinilah peran orang tua dalam memperkenalkan Bahasa daerahnya
pada anak-anak dan membiasakan mereka untuk menggunakan dalam berinteraksi
dengan anggota keluargannya.
Seperti yang dikemukakan oleh (Kramsch) 2003: sebelumnya bahwa „identitas‟
pada dasarnya menjadi alasan utama mengapa orang cenderung tetap menggunakan
Bahasa Daerahnya. Tujuan mereka terutama untuk memperkenalkan siapa dirinya,
sebagai individu ataupun kelompok sosial.Studi yang membahas tentang pengaruh
identitas diri terhadap pemertahanan bahasa daerahnya masih sangat terbatas dilakukan
oleh ahli bahasa.
dibutuhkan banyak perhatian terhadap penggunaan Bahasa lokal di berbagai ranah
yang melibatkan institusi terkait seperti Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Dinas
Keagamaan. ada faktor sikap Bahasa dan penggunaan Bahasa Bugis sebagai faktor yang
memengaruhi kepunahan dari Bahasa Bugis yang sedang terjadi di antara masyarakat
penutur Bahasa Bugis. Sikap bahasa menyangkut cara pandang terhadap penggunaan
Bahasa Bugis dalam berbagai ranah sehingga sikap tersebut bisa positif maupun negatife.
Sikap positif tentu saja mendorong mereka untuk lebih banyak menggunakan bahasanya
dalam berinteraksi sesama masyarakat
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pelestarian bahasa
2. Bagaimana cara pelestarian bahasa Bugis
3. Apa dampak pelestarian bahasa Bugis
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menegetahui konsep pelestarian bahasa
2. Untuk mengetahui cara pelestarian bahasa Bugis
3. Untuk mengetahui dampak pelestarian bahasa Bugis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan Luhur budaya yang beraneka
ragam dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Keanekaragaman budaya yang tercipta ini
merupakan suatu kebanggaan yang semestinya menjadi satu tonggak prestasi yang harus dijaga
dengan baik. Salah satu perekat dan pemersatu keanekaragaman budaya ini dapat diakses melalui
sikap berbahasa atau sikap kemandirian berbahasa.
Berdasarkan survei temuan LIPI baru-baru ini, melaporkan semakin banyak bahasa
daerah yang terancam punah. mereka memperkirakan hanya 10% saja dari sekitar 700 lebih
bahasa lokal yang ada sekarang ini yang kelak Sanggup Bertahan Di Penghujung abad 21.
kebijaksanaan lokal atau local genius yang terkandung dalam bahasa tersebut pun berpeluang
lenyap. Selain itu, kepunahan bahasa-bahasa tersebut dengan sendirinya mengancam pluralitas
bangsa ini. jika keberagaman budaya adalah kebanggaan bangsa, maka salah satu kebangsaan itu
3
juga ikut terancam. temuan lain dari laporan LIPI tersebut berasal dari daerah Indonesia bagian
timur.
Pelestarian bahasa merupakan upaya yang dilakukan oleh penutur atau yang
berkepentingan terhadap suatu bahasa agar bahasa itu dapat berfungsi dan bertahan untuk
memenuhi kebutuhan penuturnya atau yang berkepentingan. pelestarian dilakukan ke bahasa
yang terancam punah dan lazimnya terkait dan diikuti dengan revitalisasi bahasa. Revitalisasi
adalah proses penambahan daya (vitality) bahasa yang terancam kemusnahan sehingga bahasa
itu memenuhi fungsinya untuk komunitas penuturnya. Upaya pelestarian bahasa terkait dengan
motivasi dan revitalisasi merupakan penambahan daya bahasa yang mencakupi. upaya
perlindungan bahasa pengembangan bahasa, dan pembinaan penutur bahasa.
Pelestarian merupakan suatu kegiatan untuk tidak mau menyerah, berkeras hati,
melakukan tindakan supaya tetap utuh pelestarian bahasa daerah dilakukan agar penggunaan
bahasa daerah tetap awet, tidak tergerus oleh pengaruh bahasa lainnya. pelestarian/
pemertahanan bahasa daerah, yang berkedudukan dengan language maintenance lazim
didefinisikan sebagai upaya yang disengaja, yang bertujuan untuk mewujudkan diversitas
kultural, memelihara identitas etnis memungkinkan adaptabilitas sosial, secara psikologis
menambah rasa aman bagi anak, dan meningkatkan kepekaan linguistik. Tujuan utama upaya
pemertahanan/ pelestarian bahasa daerah adalah bahasa dan budaya lokal tersebut tetap berdiri
kokoh dan menjadi pilihan penutur serta Mitra tutur dalam kegiatan keseharian masyarakat
daerah tersebut.
Dalam banyak konsep pelestarian/ pemertahanan bahasa telah banyak kajian yang
membahas ini secara bersama atau berulang. tersedikit pemerhati bahasa atau pemerhati budaya
memiliki sensitifitas tinggi terhadap kondisi kritis Ini memandang perlu adanya kajian yang
harus senantiasa berlanjut guna mendapatkan hasil terbaik terhadap bahasa yang dianggap akan
punah jika tidak dijaga atau dipertahankan mulai sekarang.
4
selalu berubah. ini adalah hukum alam, dan tidak bisa dicegah. yang memprihatinkan adalah jika
Perubahan tersebut bersifat negatif, dan mengarah pada kematian bahasa. ini sudah terjadi terkait
dengan perubahan bahasa minoritas di berbagai belahan dunia dewasa ini.
5
melakukan pelestarian terhadap bahasa Bugis yang sedang berada dalam pusaran pergeseran
yang biasa berakibat kematian bahasa Bugis.
Telah dipaparkan di atas,bahwa pelestarian bahasa sebagai upaya yang harus di lakukan
sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kekhawatiran punahnya bahasa.Di tengah
berkembangnya arus modernisasi dan kecanggihan teknologi,Sulawesi selatan yang sebentar
lagi akan menjadi salah satu pusat kota dunia,tempat bercampurnya banyak kultur budaya dan
bahasa tentu saja akan menjadi salah satu unsur hilangnya atau tidak di pakainya bahasa lokal
sendiri.Perkembangan budaya universal itu nantinya akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap
aspek kultural dan isu kebahasaan dalam masyarakat yang masih memegang tradisi lokalnya
dengan baik.Masyaraka Bugis yang merupakan komunitas yang telah bersentuhan beberapa
budaya lokal,seperti Makassar,Mandar atau budaya lainnya juga telah terkontaminasi dengan
budaya universal yang berasal dari berbagai etnis dan bangsa lainnya pula,sehingga bahasa
Bugis itu memerlukan tempat ruang tersendiri untuk beradaptasi dengan dominasi budaya lain
atau yang merupakan Merger Culture.
Bahasa Bugis yang mulai berdampingan dengan bahasa lain atau bahasa asing seharusnya
tetap mawas diri dalam merger culture yang mendesaknya.Individu-individu masyarakat yang
lebih banyak berinteraksi tentu saja akan lebih banyak berperformansi dalam berbahasa dn
menetapkan budayanya sehingga lebih menggunakan bahasa dan budaya berdampingan yang
lebih dominan dibandingkan bahasanya sendiri.Hal ini dapat menyebabkan keterancaman dan
kepunahan bahasa itu.Untuk itu,beberapa usulan yang biasa di jadikan langkah strategis dalam
mengantisipasi kemusnahan bahasa Bugis,antara lain:
1. Penguatan keberadaan bahasa Bugis sebagai muatan lokal wajib di semua jenjang
sekolah.
Mengutip pendapat Edwards bahwa dari sembilan butir berkaitan dengan surutnya
bahasa khususnya bahasa Irlandia adalah ciri bahas yang surut yaitu mempunyai penutur
asli Yang kebanyakan orang-orang yang setengah baya atau orang-orang tua.
(Sumarsono,2002:303) Ini mencerminkan tiada pengalihan bahasa itu kepada generasi
lebih muda dan mencerminkan putusan pragmatis. Oleh karena itu, pengalihan bahasa
6
kegenerasi lebih muda tiada lain alternatif penyelesaian melalui kebijakan pendidikan dan
pengajaran.
2. Pengadaan guru bahasa Bugis sebagai jalinan kemitraanantara perguruan tinggi penyedia
guru bahasa Bugis dengan pemerintah dan masyarakat.
7
Pemerintah daerah dan pemerintah provinsi hendaknya melakukan pemberdayaan
atau rekruitmen bagi tenaga calon guru bahasa Bugis untuk dijadikan sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Menjadi sebuah dilematis ketika perguruan tinggi penyedia tenaga pengajar
menelorkan keluaran calon guru bahasa Bugis lalu tidak direkrut menjadi PNS atau guru
yayasan/kontarak, namun di setiap sekolah, mata pelajaran bahasa Bugis diajarkan oleh
guru tidak memiliki kewenangan dan kemampuan mengajarkan bahasa Bugis. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah sekolah yang ada di Siulawesi Selatan berkisar 10.000
(terakreditasi BAS 7.611) dan memiliki guru bahasa daerah sekitar 150 guru (diunduh
2012 Antara News Makassar)
Rekruitmen guru bahasa Bugis oleh pemerintah akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap pelestarian bahasa Bugis serta penguasaaan bahasa Bugis bagi peserta
didik. Fillmore (1991) menyatakan bahwa anak anak anak yang berhasil dalam
pemerolehan bahasa Inggeris adalah mereka yang sering berinteraksi dengan orang orang
yang menguasa bahasa Inggeris dengan baik.( Suyanto.2004:319) Dengan Dengan
demikian, peserta didik yang mampu menguasai bahas Bugis adalah yang sering
berintaraksi dengan guru guru yang memang menguasai bahasa Bugis dengan baik. Guru
harus menguasai bahasa Bugis baik dari sisi kompetensi kebahasaan bahasa Bugis
maupun kompetensi pembelajaran bahasa Bugis ( penguasaan materi, metode, model,
pendekatan, dan evaluasi).
8
3. Memperbanyak literatur/referensi berbahasa Bugis sebagai suplemen bagi peserta didik
dan guru termasuk referensi yang berisi cerita rakyat.
Referensi/literature tentang bahasa Bugis dan berbahasa Bugis dapat membantu dan
meringankan beban guru dalam pengembangan materi bahan ajar bahasa Bugis. Literatur
itu mampu menjadi sumber dan bahan belajar apalagi dapat menjadi modul bagi peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Bugis. Literatur/referensi tersebut meruapakan pula
sarana efektif untuk belajar mandiri termasuk dalam pembelajaran bahasa Bugis. Jika kita
menginginkan bahasa Bugis dipelajari oleh orang banyak secara mandiri dan terbiasa
digunakan orang banyak, maka literatur/referensi berbahasa Bugis adalah jawabannya.
9
di Amerika Serikat. Penelitian terhadap 56.000 mahasiswa menunjukkan bahwa kamus
terutama dipakai untuk mencari makna suatu kata. Selanjutnya, perangkat kedua tentang
ejaannya ditempat ketiga dan keempat adalah sinonim dan cara pemakaiannya serta
peringkat kelima adalah etimologinya.
Dengan demikian, istilah yang digunakan oleh penutur adalah istilah yang diketahui
maknanya yang tentu maknanya diperoleh melalui kamus. Oleh karena itu, kamus bahasa
bugis perlu dilanjutkan pelaksanaannya dengan merekam istilah yang sedang dan akan
dipakai oleh penutur dengan penjelasan makna yang tepat/dipahami berdasarkan etika
atau norma perkamusan.
Saat ini kita sedang berada di zaman revolusi teknologi informasi. Kecanggihan
teknlogi informasi membuat dunia menjadi begitu kecil, datar dan tiada batas. Alvin
Toffler menamakan zaman teknologi sebagai gelombang ketiga. Kemajuan ini dalam
hitungan detik selalu mengalami perubahan yang signifikan. Hasil perkembangan
teknologi informasi yang menjadi primadona saat ini adalah teknologi jaringan computer
dunia yang sering disebut internet. Mencermati peluang ini, komponen yang terkait
sebaiknya menggunakan fasilitas teknologi informasi ini sebagai media penyebarluasan
peristilahan dan kosakata bahasa Bugis, sebagai tempat mengefektifkan pencarian makna
atau istilah bahasa daerah guna pembelajaran/pemakaian kosakata bahasa bugis,
membangun jaringan komunikasi antara perancang korpus bahasa Bugis dan masyarakat
pemakai bahasa daerah. Adapu jalur pencarian makna melalui website internet dan sms
online pada penggunaan telepon seluler.
5. Pola-pola penggunaan dan pembiasaan bahasa Bugis dan pembelajaran yang
komunikatif.
Dalam pembiasaan/penggunaan Bahasa bugis, peran keluarga, masyarakat, dan
pemerintah sangatlah penting. Pemerintah/masyarakat dapat memfasilitasi siaran
berbahasa Bugis atau produksi lagu berbahasa Bugis sehingga menjadi bagian sumber
belajar peserta didik. Akhir-akhir ini, siaran berita berbahasa Bugis mulai banyak
dikembangkan: contoh Fajar TV di Makassar. Media ini telah memberikan contoh yang
baik bagi media lainnya dalam pelestarian bahasa bugis.
Ini berarti semakin benyak domain tempat dopakainya bahasa Bugis maka
semakin besar kesempatannya untuk mempertahankan bahasa itu. Jika bahasa dihargai
10
dan diperlakukan dengan penuh kebanggaan sebagai pengenal kelompok penutur bahasa
Bugis maka kemungkinan besar bahasa itu bertahan. Apa lagi jika memiliki status di
masyarakat.
C. Dampak Pelestarian Bahasa Bugis
Upaya pelestarian bahasa yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dan sumbangan yang terbesar terhadap masyarakat maupun pemerintah setempat.
a. Upaya pelestarian sebagai upaya penyelamatan aset identitas, hikmah budaya dan
ideologi yang dimilikinya.
b. Sebagai sumber pemerkaya kosakata bahasa dan sastra Indonesia.
c. Sebagai dasar terciptanya keharmonisan dalam masyarakat multikulturisme dan
multilingualisme.
d. Sebagai upaya pemeliharaan keserasian dan keseimbangan sosial dalam arus
perubahan zaman yang berkembang secara pesat.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelestarian bahasa merupakan upaya yang dilakukan oleh penutur atau yang
berkepentingan terhadap suatu bahasa agar bahasa itu dapat berfungsi dan bertahan untuk
memenuhi kebutuhan penuturnya atau yang berkepentingan. pelestarian dilakukan ke
bahasa yang terancam punah dan lazimnya terkait dan diikuti dengan revitalisasi bahasa.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Andi Sukri. 2020 . Pelestarian dan Pemertahanan Bahasa dan Sastra
Bugis. Makassar: Nasmedia
13