Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI SAMPING BAHASA


INGGRIS PADA ERA GLOBAL

DISUSUN OLEH:
MARDIANA
B1B121021

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Artikel ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga
kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah “eksistensi bahasa
Indonesia di Samping bahasa Inggris pada era global” ini. Harapan kami semoga makalah yang
telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Makassar, 17 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii

BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................2

BAB 2: PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Masyarakat...............3


B. Revitalisasi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Utama..........................................6

BAB 3: PENUTUP .....................................................................................................9

A. Kesimpulan .....................................................................................................9
B. Saran .....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa
Indonesia telah diakui sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Setelah Indonesia
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia resmi menjadi identitas
Indonesia. Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dan dikuatkan
dengan isi Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945. Setelah amandemen Undang-undang Dasar 1945, Bahasa Indonesia
diatur dalam Pasal 36 Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan “Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia.” Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
menyatakan: “Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Sebagai bahasa negara dan bahasa resmi nasional, Bahasa Indonesia berfungsi
sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku
bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana yang diatur dalam Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,
komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan
dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan bahasa media massa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan yang akan dibahas meliputi:
1. Bagaimanakah eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia dalam pergaulan
masyarakat?
2. Bagaimanakah cara merevitalisasi Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami esksistensi penggunaan Bahasa Indonesia dalam pergaulan
Masyarakat
2. Menjelaskan cara merevitalisasi Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pergaulan Masyarakat


Kebutuhan akan bahasa asing menjadi tantangan di era global. Kemampuan akan
penguasaan bahasa asing akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan
seseorang sebab kemampuan tersebut akan membuka kesempatan yang lebih luas.
Fenomena ini sempat diangkat pada acara Hitam Putih edisi 25 April 2014 dengan
menampilkan testimony tukang becak yang mahir berbahasa Inggris di Banyuwangi.
Dalam upaya pengembangan pariwisata, Pemerintah Daerah Banyuwangi
mengadakan kursus bahasa Inggris kepada tukang becak di daerah setempat. Mister
Slamet, salah satu tukang becak mengaku dirinya mendapatkan lebih menjadi tukang
becak untuk turis. Rata-rata untuk turis Slamet mematok harga Rp 30 ribu rupiah,
untuk keliling Pasar Banyuwangi, Taman Blambangan, Kelenteng Hoo Tong Bio
dan Taman Sritanjung. Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa kebutuhan
akan bahasa asing tidak hanya ada di sektor formal namun juga di sektor informal.
Penguasaan akan bahasa asing ternyata tidak hanya dibutuhkan untuk menjawab
kebutuhan praktis dalam dunia kerja saja, namun juga sangat penting untuk
perkembangan stimulasi otak. Montana Public Radio mencatat “Recent scientific
research on the brain suggests that learning foreign languages makes students
smarter overall. Among the many benefits, it increases students’ mental focus,
reading and writing abilities, and even improves mathematical skills.” Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa memperlajari bahasa asing akan membuat siswa lebih
cerdas baik untuk melatih mental, konsentrasi, kemampuan mebaca dan menulis
termasuk kemampuan matematika.
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme,
kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.
Pengembangan pengetahuan dalam bidang linguistik dengan mempelajari bahasa
asing harus sejalan dengan pengembangan rasa nasionalisme sehingga tidak
menggerus bahasa Indonesia.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah
Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami
perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa
Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari
varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari
90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan
penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia.
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.
Penguasaan Bahasa Indonesia harus menjadi hal yang diutamakan karena Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan di tengah keragaman.
Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam
budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak
menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya
bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati. Bahasa Indonesia merupakan salah satu
hasil budaya. Mempelajari bahasa asing tentu merupakan hal yang positif sepanjang
Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama bagi warga negara Indonesia.
Fenomena yang muncul belakangan menunjukkan adanya anak Indonesia yang
justru lebih fasih berbahasa Inggris daripada berbahasa Indonesia. Hal tersebut
terjadi karena dalam lingkungan keluarga dan sekolah anak-anak tersebut
menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar.
Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur mengenai penggunaan Bahasa
Indonesia yakni dari Pasal 26 -39 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Adapun kewajiban
penggunaan Bahasa Indonesia adalah dalam:
1) Peraturan perundang-undangan
2) Dokumen resmi negara
3) Pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang
disampaikan di dalam atau di luar negeri
4) Sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional kecuali untuk satuan
pendidikan asing atau satuan pendidikan khusus yang mendidik warga negara
asing
5) Pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan
6) Nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi
pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan
warga negara Indonesia
7) Forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di
Indonesia dan dapat digunakan dalam forum yang bersifat internasional di
luar negeri
8) Komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta
9) Laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan
10) Penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia. Penulisan
dan publikasi untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggunakan
bahasa daerah atau bahasa asing
11) Nama geografi di Indonesia. Nama geografi hanya memiliki 1 (satu) nama
resmi
12) Untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman,
perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga
pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara
Indonesia atau badan hukum Indonesia. Penamaan dapat menggunakan
bahasa daerah atau bahasa asing apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat
istiadat, dan/atau keagamaan
13) Informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar
negeri yang beredar di Indonesia. Informasi dapat dilengkapi dengan bahasa
daerah atau bahasa asing sesuai dengan keperluan
14) Rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi
lain yang merupakan pelayanan umum. Penggunaan Bahasa Indonesia dapat
disertai bahasa daerah dan/atau bahasa asing
15) Informasi melalui media massa. Media massa dapat menggunakan bahasa
daerah atau bahasa asing yang mempunyai tujuan khusus atau sasaran khusus

Berdasarkan pernyataan undang-undang tersebut, terlihat jelas bahwa Bahasa


Indonesia tidak hanya sekedar ekspresi individu penuturnya, tetapi juga
mengekspresikan ihwal bangsa Indonesia dimana dengan berbahasa Indonesia
secara baik dan benar sesuai kaidah, baik pada dimensi soasial maupun akademik
penutur Bahasa Indonesia tersebut secara bersamaan akan meninggikan martabat
bangsa.

Untuk meningkatkan eksistensi Bahasa Indonesia, maka Pemerintah


Republik Indonesia mengupayakan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia
menjadi bahasa internasional. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan yakni dalam Pasal 44 yang menyatakan (1) Pemerintah
meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara
bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. (2) Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia
menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikoordinasi
oleh lembaga kebahasaan. Selanjutnya dalam penjelasan dinyatakan bahwa yang
dimaksud “bahasa internasional” adalah bahasa yang digunakan sebagai sarana
komunikasi antarbangsa. Sebagai bangsa yang besar maka eksistensi Bahasa
Indonesia boleh hilang, justru harus semakin ditingkatkan.

B. Revitalisasi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Utama


Bahasa Indonesia memiliki arti penting dalam mempersatukan bangsa.
Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, maka
pengertian persatuan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
merupakan faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan perjuangan rakyat
Indonesia. Persatuan merupakan syarat yang mutlak untuk mewujudkan suatu negara
dan bangsa dalam mencapai tujuan bersama. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, peranan persatuan Indonesia masih tetap memegang kunci pokok demi
terwujudnya tujuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu pengertian
Persatuan Indonesia sebagai hasil yaitu dalam wujud persatuan wilayah, bangsa dan
susunan negara, namun juga bersifat dinamis yaitu harus senantiasa dipelihara,
dipupuk dan dikembangkan. Terkait dengan hal tersebut maka Bahasa Indonesia
pun harus senantiasa dipelihara, dipupuk dan dikembangkan tanpa menutup diri dari
kehadiran bahasa lain sebagai alat komunikasi yang digunakan sehari-hari.
Saat ini, bahasa dalam komunikasi seringkali diwarnai dengan kehadiran bahasa
gaul yang sudah menjadi trend di masyarakat. Berbicara dengan bahasa gaul atau
dengan bahasa asing, walaupun hanya sepenggal, diyakini akan meningkatkan
prestise seseorang dalam pergaulan. Akibatnya terjadi kekacauan dalam penggunaan
bahasa. Pesan yang ingin disampaikan pun tidak diterima dengan baik. Padahal
makna penting dari sebuah komunikasi adalah diterimanya suatu pesan dengan
tingkat pemahaman yang sama.
Ketidakpedulian terhadap Bahasa Indonesia dengan sendirinya akan meniadakan
identitas bangsa. Oleh sebab itu Pemerintah melakukan upaya pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan Bahasa Indonesia. Pengembangan bahasa adalah upaya
memodernkan bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan dan pembakuan
sistem bahasa, pengembangan laras bahasa, serta mengupayakan peningkatan fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pembinaan bahasa adalah upaya
meningkatkan mutu penggunaan bahasa melalui pembelajaran bahasa di semua jenis
dan jenjang pendidikan serta pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan
masyarakat. Selain itu, pembinaan bahasa juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kedisiplinan, keteladanan, dan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia
sedangkan pelindungan bahasa adalah upaya menjaga dan memelihara kelestarian
bahasa melalui penelitian, pengembangan, pembinaan, dan pengajarannya.
Kebijakan tersebut dapat dilihat pada 41-43 dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu.
Pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra
Indonesia agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sesuai dengan perkembangan zaman.
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan dilakukan secara bertahap, sistematis,
dan berkelanjutan oleh lembaga kebahasaan. Pemerintah daerah wajib
mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap
memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan
perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia
yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah
daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan. Pemerintah dapat memfasilitasi
warga negara Indonesia yang ingin memiliki kompetensi berbahasa asing dalam
rangka peningkatan daya saing bangsa.
Revitalisasi penggunaan Bahasa Indonesia tidak berarti melarang penggunaan
bahasa asing atau bahasa gaul. Bahasa asing memang dibutuhkan untuk membangun
jaringan dan membuka kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan kehidupan
yang lebih baik. Kehadiran bahasa gaul sendiri merupakan cerminan dari kreativitas
generasi muda yang tidak perlu dikekang. Penggunaan bahasa sesuai kebutuhanlah
yang menjadi solusi untuk tetap menjaga eksistensi Bahasa Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia dalam pergaulan masyarakat wajib
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, bangsa Indonesia tidak
menutup diri dari bahasa asing. Bahasa asing tetap harus dipelajari untuk meningkatkan
daya saing di era global. Revitalisasi Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dilakukan
dengan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan Bahasa Indonesia. Pemerintah
Republik Indonesia juga mengupayakan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi
bahasa internasional. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan pengaruh Indonesia di
semua sektor yakni teknologi, sosial, budaya dan sebagainya.
Setiap individu perlu menguasai bahasa daerah, Bahasa Indonesia dan bahasa
asing. Bahasa daerah diperlukan sebagai pembentuk karakter dasar budaya bangsa dan
akar pembentuk watak indiividu. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa Negara dan
bahasa nasional yang akan meningkatkan jiwa nasionalisme sebagai anak bangsa.
Sementara bahasa asing dikuasai untuk memenuhi tuntutan perkembangan globalisasi.
Bahasa-bahasa yang ada tidak perlu dipertentangkan satu sama lain, hanya saja
penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan dimana sarana
komunikasi itu digunakan.
B. Saran
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Negara kita, sudah sepantasnya kita
memiliki kebangsaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia, dengan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian dengan
semakin pesatnya pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi di Indonesia
sekarang ini. Banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi dan teknologi baik
positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan peran serta seluruh elemen bangsa Indonesia
untuk menekan dampak negatif dari perkembangan teknologi dan globalisasi, terutama
media massa baik cetak maupun elektronik.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin,Y. 2011. Kedudukan Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia
Pendidikan. Deiksis, 3 (04), 354-364.
Bernard Comrie. 2005. “Language Shift: Biological and Psychological Perspectives”,
Linguistik Indonesia, Tahun Ke 23, Nomor 2
Budiyono. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Chaer, Abdul. 2013. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Daimun. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jurnal Bahasa dan
Seni. Vol. 14 (1) : 30-42.
Marsudi. 2009. Jati Diri Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Teknologi Informasi. Jurnal
Sosial Humaniora, 2 (2), 133-148.
Muslich, Masnur. 2012. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mundziroh, S., Sumarwati, & Saddhono, Kundaru. 2013. Peningkatan Kemampuan
Menulis Cerita dengan Menggunakan Metode Picture And Picture pada Siswa Sekolah
Dasar. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 2
(1) : 1- 10.

Anda mungkin juga menyukai