Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Hanya dengan rahmat dan pertolongan-Nya ,
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula
shalawat serta salam tercurahkan kepada nabi besar Muhammad ﷺyang syafa’at
nya senantiasa kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat nya
sehingga makalah “Penggunaan Kata Baku dan Istilah Dalam Bahasa Indonesia”
dapat terselesaikan. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliahBahasa
Indonesia. Semoga dengan makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
sehingga masih diperlukan banyak perbaikan. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan..................................................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................8
PEMBAHASAN............................................................................................................8
2.1 Penggunaan Kata Baku........................................................................................8
2.2 Istilah Dalam Bahasa Indonesia.........................................................................11
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
baku sehingga kegiatan komunikasi antara pembicara dan pendengar akan terhambat
karena terdapat istilah-istilah yang tidak diketahui oleh salah satu pihak. Oleh karena
itu, mempelajari serta memahami istilah-kata baku sangat penting untuk dilakukan
karena hal ini adalah bagian mendasar dari sebuah bahasa sebagai alat pemersatu
bangsa (Ningrum, 2019: 23). Jadi, tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca tentang penggunaan bahasa baku yang benar dan sesuai dengan situasi
kebahasaan.
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu Riau yang merupakan salah satu
rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini sudah dipakai sebagai bahasa perhubungan
(lingua franca), bukan hanya di kepulauan nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai digunakan sebagai alat komunikasi
sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sekitar pertengahan abad ke-7 yang dibuktikan dari
berbagai prasasti kuno yang ditemukan. Prasasti-prasasti tersebut, antara lain:
4. Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, tahun 688, yang
bertulis Pra-Nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi petunjuk kepada
kita bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai
alat komunikasi pada zaman Sriwijaya.
Ada empat faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia, yaitu:
5
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini
tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo)
atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (kasar,
lemes).
3. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Dengan adanya bahasa seseorang dapat mengontrol dalam berbicara sehingga apa
yang dibicarakan tidak menyinggung bahkan menyakiti lawan bicaranya. Pentingnya
bahasa sebagai kontrol sosial lainnya yakni dengan adanya bahasa sebagai maka akan
membuat kehidupan berjalan dengan baik tanpa menimbulkan adanya perselisihan.
6
Fungsi bahasa Indonesia selain sebagai alat komunikasi yaitu dapat menjalankan
fungsi sebagai pemersatu bangsa. Dengan kehadiran bahasa Indonesia, dapat
menjadikan terpupuknya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Bahasa Indonesia juga
dapat menumbuhkan kaum muda dan terpelajar. Sebagaimana tercantum dalam ikrar
ketiga sumpah pemuda, yang berbunyi "Kami Putra Putri Indonesia Menjunjung
Bahasa Perestuan Bahasa Indonesia". Dalam hal ini bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional, yang berarti kedudukannya diatas bahasa-bahasa daerah.
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa
Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama kali diperkenalkan oleh
Vilem Mathesius pada 1926. la termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranekdan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa
baku itu. Mereka memaknai bahwa bahasa baku itu sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifikasi, diterima dan digunakan sebagai model atau pedoman oleh masyarakat
secara luas. Selain itu, istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas.
Namun, pengertian istilah tidaklah menjamin bahwa mereka memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal tersebut terbukti bahwa
masih banyak orang atau masyarakat berpandangan bahwa bahasa baku sama dengan
bahasa yang baik dan benar. "Kita berupaya supaya dalam situasi resmi itu harus
berbahasa yang baku.
Makna bahasa baku tersebut diikuti dan diacu juga oleh pakar bahasa dan
pengajaran bahasa, baik di barat maupun di Indonesia. Di dalam Dictionary Language
and Linguistics, Hartman dan Strok memberikan pengertian bahwa bahasa baku
adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih digandrungi dan yang sering didasarkan
pada bahasa orang-orang yang berpendidikan di dalam atau di sekitar pusat
kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa (Standard language is the socially favourite
variaty of a language, often based on the speech of educated population in and a
round the cultural.
8
Yus Rusyana berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu
bahasa yang dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa
yang lebih luas (2010: 104). Di dalam Tatabahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk
Tingkat Pendidikan Menengah, Gorys Keraf berpengertian bahwa bahasa baku adalah
bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk seluruh penutur
bahasa itu (2011: 8). Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar
sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu,
termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, jelas bahwa bahasa baku itu adalah
bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau ditetapkan, diterima dan difungsikan
sebagai model oleh masyarakat secara luas. Di dalam pengertian bahasa baku itu
terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsikan
sebagai model. Ketiganya dibahas berikut ini. Istilah kodifikasi adalah terjemahan
dari "codification" bahasa Inggris. Kodifikasi diartikan sebagai hal memberlakukan
suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma di dalam berbahasa
(Alwasilah, 2010:121).
9
2. Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk
secara eksplisit dan konsisten.
Contoh:
Kasno Tahu anaknya menjadi juara kelas Kasno tahu bahwa anaknya menjadi juara
kelas
Gugun jatuh, dahan yang ia naiki patah Gugun jatuh karena dahan yang ia naiki
patah
3. Pemakaian pola frasa untuk predikat: aspek, pelaku, kata kerja secara
konsisten
Contoh:
Jalur selanjutnya anda akan lewati Jalur selanjutnya akan anda lewati
jembatan gantung jembatan gantung
10
5. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur
gramatikal daerah
Contoh:
Istilah pada dasarnya adalah kata atau gabungan kata yang maknanya sudah
tetap, tepat, pasti, jelas, dan mantap serta hanya digunakan dalam satu bidang
keilmuan tertentu. Dari pengertian ini, istilah dapat dibedakan dari kata atau
gambungan kata biasanya yang maknanya masih bisa berubah. Sejalan dengan uraian
tersebut, Puspandari (2007) menyatakan bahwa istilah ialah kata atau gabungan kata
yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Kata telinga dan kuping sering dianggap sebuah kata yang bersinonim.
Namun, dalam bidang kedokteran kedua kata tersebut disebut istilah sebab keduanya
11
telah memiliki makna pasti dan berbeda, yakni kuping adalah bagi- an telinga luar
yang kita sering sebut dengan daun telinga. Telinga merupakan organ bagian dalam
telinga yang berfungsi sebagai indra pendengaran.
Sumber istilah dari Bahasa Indonesia bersumber dari tiga sumber berikut:
1. Kosa kata bahasa Indonesia, yakni kosakata bahasa Indonesia yang masih
aktif digunakan.
Contoh:
Tetikus istilah untuk mouse (Inggris)
Sisipi istilah untuk insert (Inggris)
2. Kosakata bahasa serumpun, antara lain bahasa Melayu, Jawa, Mi- nang, Bali,
Sunda, dan bahasa lainnya yang ada di Nusantara.
Contoh:
Pakan untuk istilah poultry (Inggris)
Pewayang pandang untuk istilah overhead projector (Inggris)
3. Kosa kata bahasa asing, baik bahasa asing Eropa, Timur Tengah, maupun
bahasa asing Asia (Cina dan Sanskerta)
Contoh:
Televisi sebagai istilah bahasa Indonesia untuk television (Inggris)
Efektif sebagai istilah bahasa Indonesia untuk effective (Inggris)
1. Istilah dari bahasa Indonesia asli dibentuk dengan cara penyempitan dan
perluasan makna. Misalnya gaya 'kekuatan' dipersempit maknanya men- jadi
'dorongan atau tarikan' sebagai pandanan kata forre, kata pesawat yang makna
pertamanya adalah 'alat' atau 'perkakas' diperluas menjadi 'pesawat terbang'.
2. Istilah dari bahasa serumpun dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia jika
mampu mewadahi suatu konsep bidang ilmu tertentu. Misalnya kata nyeri dari
12
bahasa Sunda sebagai padanan kata pain (Inggris), kata sulib dari bahasa Jawa
sebagai padanan kata substitution (Inggris).
3. Istilah dari bahasa asing dibentuk menjadi istilah bahasa Indonesia dengan
cara sebagai berikut.
a. Diserap secara utuh artinya ejaan dan lafalnya masih sama dengan
bahasa asingnya. Misalnya, pada kata absurd, wig, transfer, dan
trauma.
b. Diserap dengan penyesuaian ejaan dan lafal. Misalnya, pada kata te-
levisi, efektif, efisien, dan instrumen.
c. Penerjemahan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, kata
'daur' sebagai terjemahan dari kata yede, kata 'pengobatan' se- bagai
terjemahan dari kata medical treatment, kata 'tindakan' sebagai
terjemahan dari kata treatment.
d. Penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Misalnya, dearance volume
diserap dan diterjemahkan menjadi 'volume ruang bakar', kata ahdi-
vision diserap dan diterjemahkan menjadi 'subbagian', dan kata semi-
conductor diserap dan diterjemahkan menjadi 'semipenghantar’.
e. Istilah asing yang ejaannya bertahan dan banyak dipakai dalam ba
hasa Indonesia dapat secara langsung dijadikan istilah bahasa Indo-
nesia. Misalnya, pada kata sakelar, belenggu, baju, pikir, dan mubar.
Istilah khusus merupakan kata yang pemakaian dan maknanya terbatas pada
suatu bidang tertentu, contohnya: cakar ayam (bangunan), dan agregat
(ekonomi).
Istilah umum adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum, contohnya: ambil
alih, daya guna, berhasil guna, dan tepat guna.
Istilah bahasa Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia,
kosakata bahasamansekerta dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan
13
istilah dilakukan melalui padanan atau terjemahan, misalnya busway menjadi
jalur bus, camera menjadi kamera, subdivision menjadi subbagian.
BAB III
PENUTUP
1. Bahasa baku itu adalah bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau ditetapkan,
diterima dan difungsikan sebagai model oleh masyarakat secara luas.
2. Ciri-ciri bahasa baku ditandai oleh lima hal yaitu penggunaan kaidah Bahasa
Indonesia
3. Istilah pada dasarnya adalah kata atau gabungan kata yang maknanya sudah
tetap, tepat, pasti, jelas, dan mantap serta hanya digunakan dalam satu bidang
keilmuan tertentu. Dari pengertian ini, istilah dapat dibedakan dari kata atau
gambungan kata biasanya yang maknanya masih bisa berubah. Sejalan dengan
uraian tersebut, Puspandari (2007) menyatakan bahwa istilah ialah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
4. Sumber istilah dari Bahasa Indonesia bersumber dari tiga sumber berikut:
Kosakata Bahasa Indonesia
Kosakata Bahasa Serumpun
Kosakata Bahasa Asing
14
5. istilah dalam bahasa Indonesia dibentuk dengan beberapa cara sebagai
berikut.
Istilah dari bahasa Indonesia asli dibentuk dengan cara penyempitan
dan perluasan makna.
Istilah dari bahasa serumpun dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia
jika mampu mewadahi suatu konsep bidang ilmu tertentu.
Istilah dari bahasa asing dibentuk menjadi istilah bahasa Indonesia
dengan cara penyerapan.
DAFTAR PUSTAKA
15
+Bahasa+Indonesia+untuk+Perguruan+Tinggi.&pg=PA3&printsec=frontcove
r
4. Ainia P. Master bahasa Indonesia. Yogyakarta. Bentang Pustaka. 2015.
https://www.google.co.id/books/edition/Master_Bahasa_Indonesia/
fqtFCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=4.%09Prihantini.
+Master+bahasa+Indonesia.&pg=PA438&printsec=frontcover
5. Yunus A. Konsep dasar Bahasa Indonesia. Jakarta Timur. Bumi Aksara. 2019
https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Dasar_Bahasa_Indonesia/
kKzxDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=5.%09Yunus+A.
+Konsep+dasar+Bahasa+Indonesia&pg=PT4&printsec=frontcover
6. Siti A. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta. Deepublish.
2019.https://www.google.co.id/books/edition/Bahasa_Indonesia_Untuk_Pergu
ruan_Tinggi/2LaYDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=6.%09Siti+A.
+Bahasa+Indonesia+untuk+Perguruan+Tinggi&pg=PA131&printsec=frontco
ver
16