Disusun Oleh :
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat
dan tuntunannya sehingga kami dapat menyusun makalah bahasa Indonesia ini dengan baik
sebagai salah satu tanggung jawab untuk memenuhi tugas matkul Green Arsitektur. Adapun
judul dari makalah ini yaitu “Bangunan Hemat Energi di Kawasan Tropis”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Eng. Puteri Fitriaty, ST., MT dan Andi
Jiba Rifai B., ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah green arsitektur, atas bimbingan
dan arahannya selama proses pembelajaran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman atas dukungannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan
sehingga sangat dibutuhkan saran ataupun kritik yang membangun untuk melengkapi
kekurangan dari makalah ini. Kami juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang
pentingnya penghematan energi. Terutama penghematan energi pada bangunan.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI......................................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.4. Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Bahasa...................................................................................................... 2
2.2. Sumber Bahasa Indonesia.......................................................................................... 5
2.3. Kedudukan Bahasa Indonesia.................................................................................... 8
2.4. Fungsi Bahasa Indonesia............................................................................................ 9
BAB III : PENUTUP.............................................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................. 11
3.2. Saran........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………. 12
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia dan darimana sumbernya
2.Untuk mengetahui seperti apa kedudukan bahasa Indonesia
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk menambah wawasan bagi para pembacanya
terkait sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia sehingga tumbuh rasa cinta dan rasa
bangga menggunakan bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Brown
Brown dalam pendapatnya menyatakan bahwa:
Menurut Chaer, bahasa juga memiliki beberapa sifat. Sifat atau ciri itu antara lain :
1. Bahasa Adalah sebuah Sistem
Sistem adalah sesuatu yang tersusun, teratur, dan berpola. Kata sistem dapat diartikan
sebagai suatu susunan teratur yang berpola sehingga membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Artinya, sistem bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, sistem
adalah keseluruhan dari sistem bawahan yang membentuknya. Sebagai sebuah sistem,
bahasa juga bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa tersusun secara
terartur dan berpola. Adapun sistemis artinya bahasa tersusun dari beberapa sub-sistem.
2. Berwujud Lambang
Lambang dalam bahasa juga merupakan bagian dari sistem. Lambang, dalam bahasa
Indonesia juga dikenal dengan simbol. Secara sederhana lambang diartikan sebagai suatu
tanda yang mengandung maksud tertentu. Menurut W. et al. (2017:1.5) bahasa merupakan
sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan disepakati oleh
suatu kelompok sosial. Ditinjau dari ilmu bahasa (linguistik), lambang dapat berbentuk,
abjad, angka, dan pelafalannya (bunyi). Bunyi dikategorikan sebagai lambang, sebab bunyi
adalah bagian dari tanda.
3
3. Berupa Bunyi
Istilah bunyi dan suara adalah dua kata yang sama (bersinonim). Namun demikian untuk
membedakan dua kata tersebut dapat menyimak penjelasan berikut. Suara adalah bunyi
yang dikeluarkan dari alat ucap (manusia atau hewan) dan gesekan benda. Bunyi adalah
sesuatu yang terdengar oleh alat dengar. Disebut suara ketika bunyi dihasilkan, disebut
bunyi ketika suara itu diterima. Sama halnya dengan lambang, bunyi dalam bahasa juga
merupakan bagian dari sistem. Secara sederhana bunyi adalah sesuatu yang diterima oleh
alat pendengaran, baik dari gesekan benda, alat suara pada hewan atau manusia. Namun,
bunyi yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang diucapkan oleh manusia
yang berupa huruf, kata, kalimat, atau wacana. Sehingga, walaupun dihasilkan oleh alat
ucap manusia, teriakan, tangisan, dan batuk bukan merupakan bunyi bahasa.
5. Bermakna
Ciri lain dari bahasa adalah memiliki makna. Makna atau arti adalah pengertian yang
diberikan pada suatu bentuk kebahasaan. Bentuk kebahasaan atau yang juga disebut
dengan satuan kebahasaan dapat berupa morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Bentuk kebahasaan tersebut pasti memiliki makna entah itu makan leksikal (morfem dan
kata), makna gramatikal (frase, klausa, dan kalimat), atau makna pragmatik/konteks
(wacana).
6. Konvensional
Konvensional artinya berdasarkan pemufakatan atau kesepakatan suatu kelompok. Bahasa,
walaupun bersifat arbitrer (manasuka) namun dalam penggunaan lambang harus diikuti
oleh setiap kelompok masyarakat tersebut. Misalnya, kelompok masyarakat bahasa
Indonesia harus mengikuti aturan yang telah disepakati oleh masyarakat Indonesia. Begitu
juga dalam kelompok masyarakat bahasa daerah maupun komunitas yang lebih kecil.
7. Unik
Ciri selanjutnya dari bahasa adalah bahasa itu bersifat unik. Unik secara singkat dapat
diartikan sebagai ciri khas/ciri khusus. Bahasa bersifat unik artinya bahasa memiliki ciri khas
tersendiri pada setiap sistem dan penggunaannya. Ciri khas tersebut berlaku pada semua
bahasa yang ada di dunia. Tentang keunikan ini, Chaer (2012:52) menyatakan jika keunikan
terjadi pada sekelompok bahasa yang berada dalam satu rumpun atau satu kelompok
bahasa,
4
lebih baik jangan disebut keunikan, melainkan ciri dari rumpun atau golongan bahasa itu.
Misalnya rumpun bahasa Melayu-Polinesia seperti bahasa Kalimantan, Filipina Utara,
Sulawesi, Jawa, dan Sumba. Bahasa dalam rumpun Melayu Polinesia tersebut memiliki ciri
awalan (prefix), sisipan (infix), akhiran (sufix), dan kombinasinya serta reduplikasi untuk
mengekspresikan berbagai nilai.
8. Universal
Jika sebelumnya telah dibahas bahwa bahasa itu memiliki ciri khas masing-masing (unik),
selanjutnya akan dibahas tentang ciri lain dari bahasa yaitu sifat bahasa yang universal.
Universal dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh
dunia. Ciri bahasa yang universal dapat diartikan bahwa semua bahasa di dunia memiliki
sifat tertentu yang sama dengan bahasa lainnya. Contoh ciri universal pada bahasa adalah
adanya bunyi bahasa yang berupa vokal dan konsonan pada semua bahasa di dunia.
9. Produktif
Kata produktif dapat diartikan sebagai mampu menghasilkan secara terus-menerus. Sifat
bahasa yang produktif dapat berarti kemampuan bahasa dalam menghasilkan istilah secara
terus-menerus. Walaupun hanya terdiri dari unsur yang terbatas (a-z atau 0-9) bahasa dapat
menghasilkan berbagai macam istilah baru.
Misalnya: huruf yang terdiri dari a, h, n, t, dan u dapat membentuk kata tuhan, hutan,
hantu, dan tahun. Begitu pun dengan penggabungan huruf lain yang membentuk kata,
kemudian kalimat, paragraf, hingga wacana.
10. Bervariasi
Sifat selanjutnya dari bahasa adalah bahasa itu bervariasi. Bervariasi dapat berarti
mempunyai berbagai bentuk, jenis atau ragam. Bahasa itu bervariasi artinya bahasa
memiliki berbagai bentuk. Variasi bahasa ini dibagi oleh Chaer (2012:55) dalam tiga bentuk,
yaitu idiolek, dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi bahasa yang mencirikan
perseorangan/individu.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari segi linguistik, Bahasa Indonesia adalah varian dari
bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia dari cabang Sunda-Sulawesi
yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara sejak abad
awal penanggalan modern. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan
dengan menyebarnya agama islam di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa melayu mudah di terima oleh masyarakat
Nusantara sebagai bahasa penghubung antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar
bangsa, dan
5
antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di Indonesia menumbuhkan rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Penamaan “bahasa Indonesia” diawali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 yang menghindari kesan imperialisme bahasa apabila nama
“Bahasa Melayu” tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia
saat ini dari varian bahasa Melayu yang sering di gunakan di Riau atau di rumpun
Semenanjung Malaya atau bagian Sumatera. Kridalaksana menjelaskan bahwa kelahiran
bahasa Indonesia tidak terpisahkan dari kebangkitan nasional. Para perintis kemerdekaan
tidak hanya berpikir untuk merebut kekuasaan dari penjajah, melainkan juga untuk
menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang merdeka dengan kebudayaannya sendiri yang
bisa di banggakan. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan
dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya
pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada
masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua
bahasa yang diharapkan bisa menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan bahasa
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan. Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa
Indonesia resmi diakui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal itu sesuai pada
bunyi sumpah pemuda butir ketiga yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Namun, secara yuridis, bahasa Indonesia diakui pada
tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia dulu dikenal dengan bahasa Melayu yang merupakan
penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan Nusantara. Telah dikemukakan pada
beberapa kesempatan,mengapa bahasa Melayu yang dipilih menjadi bahasa nasional bagi
negara Indonesia. Dibandingkan bahasa yang lain yang dapat dicalonkan sebagai bahasa
nasional, yaitu bahasa Jawa (yang menjadi bahasa ibu bagi sekitar setengah penduduk
Indonesia), bahasa melayu menjadi bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu
diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk Kepulauan Riau, Linggau, dan penduduk pantai-
pantai di seberang Sumatera. Namun justru karena pertimbangan itulah pemilihan bahasa
Jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan. Alasan yang kedua
adalah bahasa Melayu memiliki sejarah yang panjang sebagai lingua franca.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 . Bukti dari
hal tersebut adalah ditemukannya prasasti-prasasti yang bertuliskan huruf berbahasa
Melayu kuno seperti pada prasasti di Kedukan Bukit Karangka tahun 683M, prasasti Talang
Tuwo Berangka tahun 684M, prasasti Kota Kapur Berangka tahun 686M,dan prasasti Karang
Birahi Berangka tahun 688M. Bahasa Melayu kuno itu hanya digunakan pada zaman
kerajaan
6
Sriwijaya saja. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu kuno dipakai sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha. Bahasa Melayu dipakai sebagai
bahasa penghubung antar suku di Nusantara. Adapun peristiwa – peristiwa penting yang
berkaitan dengan bahasa Indonesia diantaranya:
3.1. Kesimpulan
bahasa adalah alat untuk berinteraksi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep, atau perasaan. Seperti negara-negara yang lain, Indonesia juga memiliki
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Sumber dari bahasa Indonesia adalah dari bahasa
Melayu yang merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa perhubungan antar suku,
antar pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di
Indonesia menumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia, oleh karena
itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia. Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia
resmi diakui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal itu sesuai pada bunyi
sumpah pemuda butir ketiga yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan,bahasa Indonesia.” Namun, secara yuridis, bahasa Indonesia diakui pada tanggal
18 Agustus 1945 atau setelah kemerdekaan Indonesia. Alasan mengapa bahasa Melayu yang
dipilih sebagai bahasa nasional yaitu karena jika dibandingkan bahasa yang lain yang dapat
dicalonkan sebagai bahasa nasional, yaitu bahasa Jawa (yang menjadi bahasa ibu bagi
sekitar setengah penduduk Indonesia), bahasa melayu menjadi bahasa yang kurang berarti.
Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk Kepulauan Riau, Linggau,
dan penduduk pantai-pantai di seberang Sumatera. Namun justru karena pertimbangan
itulah pemilihan bahasa Jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang
berlebihan. Alasan yang kedua adalah bahasa Melayu memiliki sejarah yang panjang sebagai
lingua franca. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti
tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Adapun kedudukan dari
bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa nasional. Kedudukannya berada di atas bahasa-
bahasa daerah.
3.2. Saran
Sebagai warga negara Indonesia,tentu kita wajib bangga terhadap bahasa persatuan
yang kita gunakan sehari-hari. Para pendiri bangsa sudah mencurahkan segala pikirannya
sehingga tercetus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang dapat dimengerti oleh
seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bahasa nasional, tentu bahasa Indonesia yang baik juga
harus kita kuasai, khususnya dalam peran kita sebagai seorang mahasiswa. Oleh karenanya,
kita harus terus belajar dan terus mendalami serta mempraktekkan seperti apa sebenarnya
bahasa Indonesia yang baik dan benar tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Wiratno, T. & Santosa, R. (tanpa tahun). Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial
Nugroho, A. (2015). Pemahaman Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Dasar
Jiwa Nasionalisme
Yanti, Gusti Prima, Dkk. (2016). Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta:Grasindo
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
12