Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KEARIFAN LOKAL”

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana

DOSEN PEMBIMBING

Dr. SUROYO,S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

1. NADILA PUTRI ATDIKA 2102111121


2. JULISNA 2102111629
3. ZAIYANI ARDAREKA 21021110406

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami
beri judul “Kearifan Lokal”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal pentingnya memiliki
pengetahuan tentang bagaimana “Kearifan Lokal”, beserta jenis dan penerapannya.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Suroyo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu kelas Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana
kelas A. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka
dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Pekanbaru,06 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................................

2.1 Pengertian Kearifan Lokal dan Karakteristik ......................................................................


2.2 Fungsi dan Jenis – jenis Kearifan lokal ...............................................................................
2.3 Dimensi Kearifan Lokal ......................................................................................................
2.4 Ciri – ciri Kearifan Lokal .....................................................................................................
2.5 Contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia .......................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan
yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan
budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah
yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati
lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan
dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu
mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau
kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat
diarahkan dan direncanakan. Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan,
kreativitas, dan penemuan-penemuan baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam
kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebih
manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan kebudayaan adalah
manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi kebudayaan.

Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia,terdiri dari 2 kata
yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan, nilai-nilai,pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana,
penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Localgenius ini
merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog
membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (Ayatrohaedi, 1986).
Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural
identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu
menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri
(Ayatrohaedi,1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41)
mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah
teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.
Kelompok kami membahas mengenai kearifan lokal di latar belakangi oleh
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau,budaya,suku bangsa,
bahasa, adat istiadat serta terdiri dari beberapa agama. oleh sebab itulah kami angkat
judul ini mengingat agar kaum muda penerus bangsa dapat mempertahankan kearifan lokal
yang sudah dari dulu ada seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi saat ini.
Diharapkan agar anak muda di Indonesia tidak terlena dengan perkembangan zaman yang
serba praktis di dunai yang super canggih dan sudah modern akibat
berkembangnya dunia teknologi dan informasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi kearifan lokal dan karakteristiknya
2. Fungsi dan jenis – jenis kearifan lokal
3. Dimensi kearifan lokal
4. Ciri – ciri Kearifan Lokal
5. Contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui definisi keariifan lokal dan karakteristiknya
2. Untuk mengetahui fungsi dan jenis – jenis kearifan lokal
3. Untuk mengetahui dimensi
4. Untuk mengetahui ciri-ciri kearifan lokal
5. Untuk mengetahui contoh dari kearifan lokal yang ada di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kearifan Lokal Dan Karakteristik

a. kearifan lokal

Kearifan adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai


lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan
hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut
selama puluhan bahkan ratusan tahun.Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut,
para orang tua dari generasi sebelumnya, dan lebih tua akan mewariskannya kepada
anak-anak mereka dan begitu seterusnya. Mengingat kearifan lokal adalah pemikiran
yang sudah lama dan berusia puluhan tahun, maka kearifan lokal yang ada pada suatu
daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di
wilayah tersebut. Mirisnya, meski banyak orang tua tetap berusaha mewariskan kearifan
lokal dan pandangan hidup yang mereka dapatkan dari nenek moyang, tetapi banyak anak
muda justru menganggap kearifan lokal dan pandangan hidup tradisional yang sudah
turun-temurun dari nenek moyang adalah pandangan dan pemikiran kuno yang sudah
tidak lagi relevan dengan zaman modern saat ini.Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, segala
sesuatu yang termasuk pandangan hidup yang masih tradisional tidak selamanya buruk
dan tidak selamanya juga merupakan pandangan yang salah. Bahkan, bisa berlaku
sebaliknya, karena kearifan lokal yang dipertahankanlah yang membuat suatu masyarakat
jadi begitu unik dan berbeda dari masyarakat yang tinggal di wilayah lain.

Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan
terjaga. Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang harus
digenggam teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi. Dengan
begitu karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur.Apalagi,
kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti segala
sesuatunya terutama yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Selain itu, ada
kebijaksanaan dan juga hal baik dalam kearifan lokal tersebut, tetapi terkadang sulit
dimengerti oleh anak muda dari generasi sekarang.Sebaliknya, pandangan yang terlalu
modern memiliki potensi yang lebih merusak terutama merusak kearifan lokal yang
sudah ada. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan merusak kebudayaan yang sudah ada,
juga merusak alam sekitar.

Menurut I Ketut Gobyah, kearifan lokal adalah suatu kebenaran yang telah
mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan lokal adalah perpaduan antara nilai-nilai suci
firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada.Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan
budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti yang luas. Kearifan
lokal adalah produk budaya masa lalu yang patut dijadikan pegangan hidup secara terus-
menerus. Meskipun bernilai lokal, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dianggap sangat universal.

b. Karakteristik Kearifan Lokal

• Harus menggabungkan pengetahuan kebajikan yang mengajarkan orang tentang etika


dan nilai-nilai moral.

• Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan untuk
menghancurkannya.

• Kearifan lokal harus berasal dari anggota komunitas yang lebih tua.

• Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum
adat, aturan khusus.

2.2. Fungsi Dan Jenis – Jenis Kearifan Lokal

A. Fungsi Kearifan Lokal

• Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.

• Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia. Berfungsi untuk


pengembangan ke

• budayaan dan ilmu pengetahuan.

• Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.

• Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi komunal atau kekerabatan dan


pada upacara pertanian.

• Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan selametan
roh.

• Bermakna politik atau hubungan kekuasaan patro-client.


B. Jenis – jenis kearifan lokal

a. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible

Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal
yang bisa kita lihat dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau
tangible ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk diantaranya adalah :

• Bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.


• Bentuk arsitektural seperti berbagai jenis rumah adat yang ada di setiap
daerah di Indonesia. Misalnya rumah Gadang di Sumatera Barat, rumah
Joglo dari Jawa Tengah, atau rumah Panggung dari Jambi.
• Bentuk cagar budaya seperti patung, berbagai alat seni tradisional,
senjata tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke
generasi lainnya, hingga tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau
Jawa, dan kain tenun dari Pulau Sumba.

b. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible

Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta
dirasakan, kearifan lokal tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat
wujudnya secara nyata. Namun, walaupun tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini
bisa didengar karena disampaikan secara verbal dari orang tua ke anak, dan
generasi selanjutnya.

Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah nasihat, nyanyian,
pantun, atau cerita yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya
yang bertujuan agar para generasi muda di wilayah tersebut tidak melakukan
tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, serta alam
sekitar yang menjadi rumah serta sumber penghidupan mereka.

Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te


Aro Neweak Lako. Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang
tidak berwujud atau intangible, dimana masyarakat mempercayai bahwa alam
merupakan bagian dari diri mereka. Karena alam adalah bagian dari diri sendiri,
maka alam harus dijaga dengan hati-hati. Termasuk tidak menebang pohon
seenaknya yang dapat membuat hutan gundul dan menyebabkan terjadinya
berbagai bencana yang merugikan. Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi
tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan. Dengan kepercayaan ini, tidak
heran jika alam di Bumi Papua masih sangat terjaga.
2.3 Dimensi Kearifan Lokal dan Pendekatan Kearifan Lokal

A. Dimensi Kerifan Lokal

Dimensi Pengetahuan Lokal . Kearifan lokal dilihat sebagai kemampuan


masyarakat setempat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan lokal warga ini menjadi manfaat bagi kehidupan mereka.
Dimensi Nilai Lokal . Pada dimensi pengetahuan lokal, kearifan lokal
dipandang sebagai kemampuan masyarakat setempat untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada dimensi nilai lokal, kearifan
lokal dipandang tingkah laku yang ditaati dan disepakati bersama oleh
seluruh masyarakat setempat.
Dimensi Keterampilan Lokal .Kita lanjut dimensi ketiga nih, yaitu dimensi
keterampilan lokal. Yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat setempat
untuk bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dimensi Sumber Daya Lokal .Selanjutnya, dimensi sumber daya lokal. Hal ini
berhubungan sama kemampuan masyarakat setempat untuk memanfaatkan
sumber daya alam dan manusia sesuai kebutuhannya demi tercipta
keseimbangan.
Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal. Kita lanjut lagi, dimensi
mekanisme pengambilan keputusan lokal. Yakni berkaitan dengan
kemampuan dalam menentukan keputusan suatu perkara atau memberikan
kebijakan sosial lainnya. Konteks dari keputusan lokal ini, misalnya terjadi
situasi dimana dibutuhkan keputusan maupun menentukan hukum adat.
Keputusannya ditetapkan oleh lingkungan sosial atau masyarakatnya itu
sendiri.
Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal . Nah yang terakhir, yaitu dimensi
solidaritas kelompok lokal yang bisa menyatukan masyarakat setempat dalam
menjaga kekompakan, kebersamaan, serta rasa senasib sepenanggungan
sebagai makhluk sosial.

2.4 Ciri – ciri Kearifan Lokal

1. Bertahan dari Gempuran Budaya Asing

Setiap negara, daerah, atau wilayah memiliki adat budayanya masing-masing.


Berbeda dengan negara kita yang masih mempertahankan budaya dan adat istiadat,
kebanyakan orang-orang dari negara asing di luar sana sudah melupakan adat dan
istiadat nenek moyang mereka.

Mereka lebih suka dengan kehidupan bebas yang dianggap modern tanpa terikat
dengan petuah-petuah apalagi adat lama yang dianggap ketinggalan zaman. Tidak
hanya itu, seiring berjalannya waktu, budaya asing juga mulai merambah ke berbagai
wilayah di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia memiliki banyak kearifan lokal yang
juga mengandung nilai-nilai budaya yang sangat kuat. Mengingat usia dari nilai-nilai
budaya ini sudah mencapai puluhan atau ratusan tahun, nilai-nilai budaya pada
kearifan lokal ini sangat dipercaya oleh masyarakat setempat. Kepercayaan yang kuat
inilah yang membuat budaya asing tidak bisa dengan mudah masuk dan
mempengaruhi masyarakat. Dengan begitu, karakteristik masyarakat dari suatu
daerah akan tetap terjaga dengan baik.

2. Memiliki Kemampuan Mengakomodasi Budaya yang Berasal dari Luar

Menghindari budaya asing yang masuk ke Indonesia bukan hal yang mudah untuk
dilakukan. Apalagi, di era globalisasi seperti sekarang, dimana segalanya bisa
terhubung dengan mudah dan cepat. Budaya atau tren dari luar biasanya menyebar
cepat melalui YouTube, televisi, dan media sosial.

Karena keberadaan teknologi inilah yang membuat budaya asing bisa dengan
mudah memasuki Indonesia. Namun, disisi lain, berbeda dengan budaya luar,
kearifan lokal memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi, sehingga bisa diakomodir
dengan mudah tanpa harus merusak kepercayaan kearifan lokal yang sudah ada
sebelumnya.

Alhasil kalaupun ada budaya asing yang masuk, budaya asing ini hanya akan jadi
tren sesaat dan bukannya menggantikan budaya warisan nenek moyang yang sudah
ada. Apalagi sampai merusak kepercayaan yang sudah berusia puluhan hingga
ratusan tahun.

3. Mampu Mengintegrasikan Budaya Asing ke Dalam Budaya Asli di Indonesia

Ciri kearifan lokal lainnya adalah kearifan lokal memiliki kemampuan bukan
hanya untuk mengakomodasi, tetapi juga mengintegrasikan budaya asing yang masuk
dan memadukannya dengan budaya yang sudah ada dengan baik.

Salah satu video Wonderful Indonesia yang sempat viral beberapa bulan yang lalu
misalnya. Video tersebut pada dasarnya berisi tentang berbagai kebudayaan
tradisional Indonesia. Namun, kemudian dicampur dengan beberapa hal bernuansa
modern dan asing seperti musim EDM. Hasilnya? Video itu terlihat sangat indah dan
disukai banyak orang, baik itu orang asing maupun lokal.

Contoh lainnya adalah pembangunan sebuah gedung di Indonesia. Tidak jarang


arsiteknya memadukan budaya lokal dengan mencontek desain bangunan tradisional
di Indonesia, kemudian memadukannya dengan arsitektur modern. Masjid Raya
Sumatera Barat yang ada di jantung kota Padang misalnya, bangunannya meniru
arsitektur khas Minangkabau, sedangkan atap masjid justru dibuat seperti rumah
Gadang yang menjadi rumah tradisional dari Provinsi Sumatera Barat. Meskipun
begitu, tetap terlihat lebih modern.
4. Mampu Mengendalikan Budaya Asing yang Masuk

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, budaya asing bukanlah sesuatu yang bisa
ditolak dengan mudah. Namun disisi lain, kearifan lokal yang menjadi adat dan
budaya asli juga mengakar begitu kuat, sehingga akan sulit untuk menghilangkannya
dari masyarakat.

Alih-alih hilang dan digantikan oleh budaya asing, kepercayaan terhadap kearifan
lokal yang lebih kuat, sehingga membuat kita justru mampu mengendalikan budaya
asing yang masuk. Bukan hanya itu, kita juga bisa dengan mudah menyaring budaya
asing yang masuk. Dengan kata lain, kita menentukan mana budaya asing yang bisa
diterima di Indonesia, dan mana budaya asing yang memiliki nilai buruk.

5. Memberi Arah Pada Perkembangan Budaya di Masyarakat

Kearifan lokal yang sudah dipercaya oleh masyarakat sejak lama mau tidak mau juga
akan mempengaruhi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak,
kearifan lokal yang sudah berusia puluhan tahun pada akhirnya akan menjadi
kepercayaan atau pedoman yang dianut oleh masyarakat setempat.

Alhasil ketika terjadi sesuatu pun, masyarakat akan menjadikan kearifan lokal
sebagai patokan sebelum mengambil sikap atau tindakan tertentu. Kebiasaan ini juga
membuat masyarakat di wilayah tertentu dapat mengembangkan budaya yang sudah
ada menjadi lebih terarah dari sebelumnya. Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki
ciri berupa dapat memberikan arah bagi masyarakat setempat.

2.5 Contoh Kearifan Lokal di Indonesia

1. Hutan larangan adat

Contoh kearifan lokal yang pertama adalah hutan larangan adat yang ada di Riau.
Tujuan kearifan lokal ini agar masyarakat bisa melestarikan hutan, sehingga dibuat
berbagai aturan Salah satu aturannya yaitu tidak boleh menebang pohon. Jika
melanggar dikenakan denda uang sebesar Rp. 6.000.000 atau beras 100 kg.

2. Cingcowong

Contoh kearifan lokal berikutnya adalah cingcowong yang merupakan kebudayaan


Jawa Barat. Cingcowong sudah dilakukan secata turun temurun oleh masyarakat guna
melestarikan budaya. Selain itu, menunjukkan kekuasaan sang pencipta dan maha
kuasa.

3. Ogoh – ogoh

Contoh kearifan lokal selanjutnya ialah ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh akan ditampikan saat
menjelang hari raya Nyepi. Ogoh-ogoh merupakan karya seni seperti patung yang
berasal dari kebudayaan Bali. Hal tersebut merupakan kebudayaan Bali yang
menggambarkan bhuta kala (mahkluk alam bawah dalam kepercayaan Hindu).

4. Wayang kulit

Contoh kearifan lokal selanjutnya ialah wayang kulit yang merupakan kebudayaan
Jawa. Umumnya wayang kulit dimainkan menggunakan iringan gamelan dan
melantunkan syair dalam bahasa Jawa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut
ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan
rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.

Kearifan lokal yang sudah dipercaya oleh masyarakat sejak lama mau tidak mau
juga akan mempengaruhi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak,
kearifan lokal yang sudah berusia puluhan tahun pada akhirnya akan menjadi
kepercayaan atau pedoman yang dianut oleh masyarakat setempat.

Alhasil ketika terjadi sesuatu pun, masyarakat akan menjadikan kearifan lokal
sebagai patokan sebelum mengambil sikap atau tindakan tertentu. Kebiasaan ini juga
membuat masyarakat di wilayah tertentu dapat mengembangkan budaya yang sudah ada
menjadi lebih terarah dari sebelumnya. Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki ciri
berupa dapat memberikan arah bagi masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/150459069/kearifan-lokal-definisi-ciri-ciri-dan-
contohnya?page=all

https://www.academia.edu/28367351/makalah_kearifan_lokal

https://www.gramedia.com/literasi/kearifan-lokal/#!/history

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5882577/apa-arti-kearifan-lokal-ini-pengertian-dan-contohnya

https://hot.liputan6.com/read/4536990/kearifan-lokal-adalah-aspek-kebudayaan-kenali-ciri-ciri-fungsi-
dan-bentuknya

https://www.ruangguru.com/blog/pendekatan-kearifan-lokal-dalam-pemberdayaan-komunitas

https://pakdosen.co.id/kearifan-lokal/

Anda mungkin juga menyukai