Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN LANJUTAN

(BIAYA MODAL / COST OF CAPITAL)

Dosen pengampu :

FITRI, SE., MM

Disusun oleh Kelompok 7 :

Aisyah Nurul Fadilla 2102111820

Ciansi Deby Angraini 2102110165

Citra Faizah Azzahra 2102126006

Putri Nor Afiza 2102111121

Zaiyani Ardareka 2102110406

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Biaya
Modal” ini bertujuan untuk melengkapi salah satu tugas di matakuliah Manajemen Keuangan
perusahaan Lanjutan Kelas B.

Penulis sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam melakukan pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh kurang sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan.

Penulis memohon maaf jika apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan untuk para pembaca memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila
penulisan business plan ini terdapat banyak kesalahan.

Terimakasih.

Wassalamu’alaium Wr. Wb

Pekanbaru, 17 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2

TUJUAN MASALAH .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang .......................................................... 3

Konsep dan teori biaya utang ............................................................... 5

Konsep dan teori biaya modal WACC................................................. 7

Konsep dan teori biaya saham preferen ............................................... 8

Model model pendekatan .................................................................... 9

Konsep dan teori biaya laba ditahan .................................................... 10

Biaya Modal Marjinal dan Biaya Modal Rata-rata .................................. 12

Lompatan Biaya Modal Rata-rata Tertimbang dan Skedul investasi ....... 13

Pertimbangan Dinamis: Review Biaya Modal secara reguler .................. 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

Kesimpulan .............................................................................................. 15

Saran ....................................................................................................... 15

Daftar Pustaka........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dibayar
untukmendapatkan modal, baik yang berasal dari hutang, saham preferen, sahambiasa,
maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Biaya modal juga dapat diukur
dengan rate of return minimum dari investasi baruyang dilakukan perusahaan, dan
diasumsikan bahwa tingkat risiko investasi barutersebut sama dengan risiko aktiva yang
dimiliki perusahaan saat ini. Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih
besar dari biayamodal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi
baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari biayamodal, maka nilai
perusahaan akan turun
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin
tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal dipakai
sebagai discount rate untuk perhitungan analisis penganggaran modal. Discount rate
tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost
of capital). Biaya modal merupakan beban yang harus dibayar atau dikeluarkan oleh
perusahaan ketika menggunakan modal untuk kegiatan investasi. Modal tersebut biasanya
terdiri dari utang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Konsep ini penting untuk
menunjukan tingkat penggunaan modal perusahaan.Untuk memperoleh modal, Anda harus
membayar biaya seperti pembayaran bunga, pembayaran dividen, dan pembayaran angsuran
pokok.
Umumnya, dana tersebut digunakan untuk membiayai pengadaan aset atau operasional
suatu perusahaan. Biaya modal diukur dengan batas minimum tingkat hasil yang harus
dicapai perusahaan (minimum required rate of return) dengan asumsi tingkat risiko dari
investasi baru sama dengan risiko aktiva yang dimiliki agar perusahaan tidak dinyatakan
merugi. Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan
untuk merencanakan penganggaran modal (capital budgeting), yang kemudian akan
mengarah
pada konsep weighted average cost of capital (WACC) – yaitu batas untuk mengevaluasi
apakah proyek yang dijalankan memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik.

1
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu biaya modal rata-rata tertimbang
2. Apa itu biaya modal marginal dan biaya modal rata-rata
3. Apa itu lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang dan skedul investasi
4. Apa itu pertimbangan dinamis: review biaya modal secara regular

3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui biaya modal rata-rata tertimbang
2. Memahami biaya modal marginal dan biaya modal rata-rata
3. Mengetahui lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang dan skedul investasi
4. Mengetahui pertimbangan dinamis: review biaya modal secara regular

2
BAB II
PEMBAHASAN

Biaya modal diartikan sebagai tingkat keuntungan yang di isyaratkan. Rate untuk
perhitungan analisis penganggaran modal. Bab ini membicarakan perhitungan biaya rata-rata
tertimbang (weighted average cost capital). Biaya modal merupakan satu elemen dalam
analisis merupakan investasi karena itu manajer keuangan perlu menggabungkan konsep
dalam sebelumnya penganggaran modal. Penganggaran modal merupakan investasi yang
beresiko, karena itu manajer keuangan perlu menggabungkan konsep dengan penganggaran
modal. Lebih spesifik lagi, resiko akan mempengaruhi discount rate akan dipakai dalam
analisis atau IRR. Semakin tinggi resiko akan semakin tinggi discount yang dalam analisis
investasi. Discount ter- sering disebut sebagai biaya rata-rata tertimbang (weighted average
cost capital).

1. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang


Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau
tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal digunakan
sebagai discount rate dalam analisis NPV atau IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan
biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.Untuk menghitung biaya
modal rata-rata tertimbang tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:

1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana.

2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk setiap sumber dana).

3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana.

4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana sebagai


pembobot.

1.1. Mengidentifikasi Sumber-sumber Dana

Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan, yaitu hutang
dan saham. Hutang bisa terdiri atas hutang bank atau hutang melalui obligasi.Pemberi hutang
memperoleh kompensasi berupa bunga.Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa

3
berupa private placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal), bisa juga dengan
membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder. Pendapatan saham berasal dari
dividen dan capital gain. Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.
Tetapi jenis saham preferen mempunyai ciri-ciri gabungan antara hutang dengan saham.
Saham preferen adalah saham (bentuk kepemilikan) dan berhak memperoleh dividen.
Tetapi dividen tersebut bersifat (secara umum) tetap, sehingga mirip dengan bunga.

1.2. Menghitung Biaya Modal Individual


1.2.1. Biaya Modal Hutang (kd)
Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang
berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak.
Misalkan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga 20%. Berapa biaya
modal hutang (kd)? Kd relatif mudah dihitung karena parameternya cukup
jelas (yaitu tingkat bunga). Kd=20% (sebelum pajak).
Jika pajak 30%, maka kd* (net pajak) = (1 – 0,3) 20% = 14%.

950ribu = 200ribu/(1-kd)^1 + 200ribu/(1-kd)^2 +. . .+ 200ribu/(1-kd)^10 + 1juta/(1-


kd)^10

Kas masuk bersih yang diterima perusahaan adalah Rp1 juta – Rp50 ribu
= Rp950.000. Biaya modal hutang (kd) sebelum pajak adalah, dengan
menggunakan tehnik perhitungan IRR, kd=21%. Perhatikan bahwa kd, yang
merupakan tingkat bunga efektif, lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan
tingkat bunga nominal.

Bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Karena itu faktor pajak bisa
dimasukkan agar diperoleh biaya modal hutang net pajak. Biaya modal hutang net
pajak (dengan tingkat pajak 40%) dihitung sebagai.

kd* = kd (1-t)

Contoh di atas,

kd* = 21% (1 – 0,4) = 12,6%

4
Hutang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya
modal. Alasannya adalah karena untuk analisis penganggaran modal,
hutangdagang dan sejenisnya dikurangkan dari aset lancar. Kemudian kita
akan menghitung modal kerja bersih (aset lancar – hutang dagang dan akrual).

1.2.2. Biaya Modal Saham Preferen


Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara hutang dengan
saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang
dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada umumnya).
Perhitungan biaya modal saham preferen mudah dilakukan, sama seperti
perhitungan biaya hutang. Paramater yang akan diestimasi relatif jelas.
Biaya saham preferen (kps) adalah:
Dps
kps = --------------
P
dimana kps = biaya saham preferen
Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen
1.2.3. Biaya Modal Saham Biasa
Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan biaya kesempatan
(opportunity cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan
membicarakan biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF, bond-
yiled, dan CAPM.
Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Didiskontokan).Pada waktu kita
membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham
bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai Nilai Waktu Uang)
D1
PV = ----------
r–g
Dengan merubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV menjadi P (harga
saham), persamaan di atas bisa dirubah menjadi berikut ini.
D1
ks = ----------- + g

5
dimana ks = biaya modal saham
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya modal saham sama dengan dividend yield ditambah tingkat
pertumbuhan. Untuk menggunakan rumus di atas, beberapa parameter harus
diestimasi, yaitu harga saham, dividen yang dibayarkan, dan tingkat
pertumbuhan.
Tingkat pertumbuhan bisa dihitung melalui beberapa cara. Pertama, kita
bisamenggunakan formula berikut.
g = ( 1 – DPR ) ( ROE )

dimana DPR = dividend payout ratio


ROE = return on equity
Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan merupakan fungsi dari
pembayaran dividend dan return on equity.Jika perusahaan membayarkan dividen
yang kecil (yang berarti menanamkan sebagian besar labanya kembali ke
perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan menjadi lebih tinggi. Tingkat
pertumbuhan akan semakin kecil jika dividen yang dibayarkan semakin besar.
Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui data historis.
Penggunaan data historis mempunyai asumsi bahwa pola di masa lalu akan
sama dengan pola di masa mendatang (pola konstan).
Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara: (1) pertumbuhan
aritmatika, dan (2) pertumbuhan geometris.
Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan setiap tahun bisa
dihitung sebagai: ( (Dt + 1 – Dt) / Dt) × 100%.
Meskipun pertumbuhan dividen adalah tingkat pertumbuhan yang seharusnya
dihitung, dalam beberapa situasi, barangkali kita ingin menghitung tingkat
pertumbuhan earning, bukannya dividen.
Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen, meskipun mempunyai
earning yang baik. Dalam situasi tersebut, kita menghitung tingkat
pertumbuhan earning, bukannya dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah
yang akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan mana yang akan

6
dipilih pada akhirnya tergantung dari pertimbangan analis atau manajer
keuangan.
Pendekatan Bond-Yield. Didasarkan pada argumen bahwa tingkat
keuntungan yang disyaratkan untuk investasi yang lebih berisiko akan lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi yang lebih kecil
risikonya. Saham mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Jika
terjadi kebangkrutan, pemegang saham mempunyai prioritas klaim yang lebih
kecil dibandingkan dengan obligasi.
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut.
ks = yield obligasi + premi risiko
Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan estimasi yield dari
obligasi perusahaan (atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama),
dan premi risiko saham atas obligasi.
Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung berikut ini. Pertama, kita
akan menghitung yield obligasi.
Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Model CAPM
menggunakan argumen yang sama dengan pendekatan yield obligasi. Menurut
CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan
tingkat keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko.
Secara spesifik, model CAPM bisa dituliskan sevagai berikut ini.
ks = Rf +  ( Rm - Rf )
dimanaks = tingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk saham
Rf = tingkat keuntungan bebas risiko
= risiko sistematis
Rm = tingkat keuntungan pasar
Tingkat keuntungan bebas risiko adalah tingkat keuntungan dari aset yang
mempunyai risiko (kebangkrutan atau default dalam hal ini) yang bisa
dikatakan nol.
Sebagai contoh: T-Bills, T-Bond di Amerika Serikat. SBI (Sertifikat Bank
Indonesia), deposito pada bank pemerintah. Aset-aset tersebut mempunyai

7
risiko default nol karena diterbitkan oleh pemerintah (yang tidak mungkin
bangkrut).
Untuk tingkat keuntungan pasar, kita bisa menggunakan tingkat keuntungan
dari portofolio pasar. Contoh portofolio pasar yang bisa kita gunakan adalah
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk kasus di Bursa Efek Jakarta.
Keputusan Biaya Modal Saham. Perhitungan biaya modal saham yang
dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan menghasilkan angka yang berbeda-
beda.
Tabel 2. Ringkasan Biaya Modal Saham
Tehnik Estimasi Biaya Modal Saham
Discounted Cash Flow 28%
Bond-Yield Premium 29%
Capital Asset Pricing Model 22%
Berapa ks?
Hal semacam itu merupakan hasil yang wajar. Untuk memutuskan berapa
biaya modal saham yang seharusnya, pertimbangan kita (sebagai analis)
diperlukan.
BAGAN :

1.3. Mengitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)


Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber dana yang dipakai oleh
perusahaan. Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai dasar
perhitungan proporsi sumber dana.

8
Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik untuk menghitung
komposisi sumber dana, tetapi informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah
satu alternatif adalah menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari
neraca keuangan perusahaan. Saham biasa masuk dalam kategori total modal saham
(saham biasa + laba yang ditahan + agio).

1.4. Biaya Modal Saham Eksternal


Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan
muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan
penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan lainnya.
Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil setelah biaya emisi tersebut
dimasukkan.
Model kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa mengakomodasi biaya
emisi seperti berikut ini.
D1
ke = -------------- + g
P (1-f)

Dimana ke = biaya modal saham eksternal


D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
f = flotation cost
g = tingkat pertumbuhan
Model CAPM dan yield obligasi tidak secara langsung bisa mengakomodasi
biaya emisi eksternal, karena formula CAPM atau yield obligasi tidak memasukkan
faktor biaya emisi. Tetapi model CAPM dan yield obligasi secara eksplisit
memperhitungkan risiko dalam estimasi biaya modal.

9
1.5 Konsep dan teori biaya laba ditahan

Selain dari modal, keuntungan adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
kemampuan bisnis untuk terus beroperasi dan menghasilkan laba. Ada beberapa model laba
seperti laba kotor atau laba seblemu pajak, selian itu ada juga istilah laba ditahan. Perusahaan
menahan laba dari sisa laba bersih dan tidak membayarkannya kepada para pemegang saham.
Jumlah laba ditahan tertuang dalam laporan keuangan perusahaan, terutama di pos laba rugi.
Perhitungan bagiain laba adalah dengan membagi keuntungan menjadi kepemilikan saham
(dividen) dan keuntungan yang bisnis simpan untuk menginvestasikannya kembali untuk
perusahaan.

Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih yang tertahan dan tidak perusahaan bayarkan
kepada investor dalam bentuk dividen dengan tujuan sebagai dana berjaga-jaga, tambahan
modal cadangan, ataupun keperluan investasi perusahaan. Laba ditahan disebut juga sebagai
retained earning. Singkatnya, retained earning dapat juga memiliki arti sebagai sisa laba
bersih yang telah dikurangi dividen. Dividen adalah distribusi keuntungan oleh bisnis kepada
pemegang sahamnya sebanding dengan kepemilikan saham mereka.

Keputusan laba ditahan ini terjadi atas keputusan bersama dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Pembuatan keputusan terjadi karena berbagai faktor, seperti berdasarkan
kondisi keuangan bisnis, strategi pemasarannya, dan persyaratan pedanaan operasionalnya
untuk periode mendatang. Pengaruh naik atau turunnya profitabilitas terjadi oleh berbagai
faktor, seperti perubahan pajak perusahaan, perubahan biaya barang, perubahan laba bersih,
perubahan jumlah dividen yang harus perusahaan bayarkan kepada pemegang saham, dan
perubahan biaya administrasi.

Fungsi penahanan laba

a. Membantu pembayaran utang


b. Untuk pembiayaan operasional perusahaan
c. Sebagai modal cadangan
d. Untuk pengembangan bisnis
e. Modal investasi perusahaan di masa depan

Faktor-faktor dari laba ditahan

10
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya keuntngan tertahan, antara lain
sebagai berikut:

a. Adanya perubahan manajemen perusahaan


b. Terdapat kesalahan dalam laporan keuangan periode sebelumnya
c. Adanya penyesuaian nilai rupiah dari periode sebelumnya
d. Adanya perubahan metode perhitungan
e. Perubahan prinsip akuntansi dari periode sebelumnya

Menghitung berapa banyak laba yang perusahaan tahan, berikut cara dan langkah menghitung
laba:

1) Menghitung laba kotor


Laba kotor = angka penjualan – harga pokok
2) Menghitung laba operasional
Laba operasional = laba kotor – biaya operasional
3) Menghitung laba bersih sebelum pajak
Laba bersih sebelum pajak = laba operasional – (bunga+amortisasi+depresiasi)
4) Menghitung laba bersih terkena pajak
Laba bersih setelah pajak = laba bersih sebelum pajak – tarif pajak
5) Menghitung laba ditahan
Laba ditahan = laba bersih setelah pajak – dividen

Atau

RE = BP + Net Income (or Loss) – C –S

BP : Beginning Period RE

C : Cash dividends

S : Stock dividends

Laba ditahan = laba ditahan periode sebelumnya + laba bersih (atau kerugian) – dividen tunai
– dividen saham

Contoh

11
Sebuah perusahaan mencapai penjualan dengan besar Rp 170.000 dalam suatu kuartal, tetapi
harus membayar sebesar Rp 90.000 untuk barang-barang yang dibutuhkan dalam
menghasilkan angka penjualan sebesar Rp 170.000 tersebut, ada pembayaran biaya-biaya
administrasi dan upah sebesar Rp 15.000. lalau perusahaan membayar biaya depresiasi
sebesar Rp 5.000 dan biaya bunga sebesar Rp 1.500. tarif pajak 35%, perusahaan membayar
devden kepada para investor sebesar Rp 16.000 dalam kuartal ini serta perusahaan telah
menahan laba sebesar Rp 30.000.

Laba kotor dalam suatu kuartal tersebut sebesar : Rp. 170.000 – Rp 90.000 = 80.000

Laba operasi sebesar = Rp 80.000 –Rp 15.000 = Rp 65. 000

Laba bersih sebelum pajak = Rp65. 000 - Rp 1.500 -Rp 5.000 = Rp 58.500

Laba bersih setelah pajak = 35% (0,35) x Rp 58.500 = Rp 38.025

Kurangi dengan jumlah dividen yang sudah dibayarkan = Rp 38.025 - Rp 16.000 = Rp


22.025

Saldo akhir dari laba ditahan = Rp 30.000 + Rp 22.025 = Rp 52.025.

2. Biaya Modal Marjinal dan Biaya Modal Rata-rata


Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal
marjinal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana
modal yang diperoleh. Sebagai contoh, misal perusahaan menggunakan dua jenis
hutang, pertama dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%, kedua dengan
nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman
lagi sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga 20%. Biaya modal hutang marjinal adalah
20%, karena biaya tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan masuknya modal
baru. Jika kita menghitung biaya modal rata-rata, maka biaya modal hutang rata-rata adalah
(10% + 15% + 20%) / 3 = 15%.
Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal yang
relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan
diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak
relevan lagi.

12
Tetapi dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau,
karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai
untuk estimasi biaya modal marjinal (masa mendatang). Perhitungan biaya modal di
atas mengasumsikan penggunaan biaya modal marjinal. Tetapi dalam praktek, biaya
modal sering diestimasi berdasarkan laporan keuangan, yang berarti biaya modal
diestimasi dengan menggunakan data masa lampau.

3. Lompatan dalam Biaya Modal Rata-rata Tertimbang dan Skedul Investasi


Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam
biaya modal rata-rata tertimbang. Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh
perusahaan adalah modal saham, hutang, dan saham preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%,
berturut-turut. Biaya modal hutang (sesudah pajak), saham preferen, dan saham biasa
adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%, dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi
tersebut adalah:

WACC = (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25)

= 20,78%

Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya modal individual.

Lompatan karena penggunaan hutang yang baru bisa dihitung sebagai berikut.

Hutang saat ini

Batas Dana = -------------------------------

Persentase hutang

Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika komponen biaya modal yang lain
mengalami perubahan. Misalkan laba yang ditahan tahun ini sebesar Rp100 juta. Jika
perusahaan mempertahankan struktur modal seperti itu, maka jumlah dana maksimum
yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah.

Laba yang ditahan

Batas Dana = ----------------------------------------

13
Persentase laba yang ditahan

Informasi lompatan dalam WACC bisa digabung dengan kesempatan investasi yang ada.

4. Pertimbangan Dinamis: Review Biaya Modal Secara Reguler


Kondisi perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Resiko dan kesempatan investsi
perusahaan berubah. Perubahan ini dapat mengkibatkan perubahan pada komposisi struktur
modal yang baru dan juga perubahan tingkat keuntungan yang di syaratkan(biaya modal).
Kondisi lingkungan yang berubah tentunya juga akan mengakibatkanperubahan biaya modal,
misalnya inflasi yang berubah dapat mengakibatkan kenaikan tingkt keuntungan yang

14
disyaratkan secara umum. Perubahan resiko (misalnya semakin tinggi, terjadi jika kondisi
ekonomi memburuk) dapat mengakibatkan premi resiko yang meningkat.

Karena situasi yang berubah secara dinamis tentunya perusahaan perlu mengevaluasi
biaya modal rata rata tertimbang secara periodik. Perhitungan nya bisa dilakukan setiap
tahun, bisa juga setiap 5 tahun. Ada hal yang lebih jelas yaitu jika kondisi perusahaan dan
lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung biaya modal rata
rata tertimbang kembali.

15
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pada materi kali ini membicarakan biaya modal rata rata tertimbang(WACC atau
Weighted Average Cost of Capital). WACC bisa di aplikasikan dalam banyak situasi seperti
penentuan tingkat keuntungan minimal dalam evaluasi investasi. WACC ini bisa diestimasi
melalui beberapa langkah, yaitu: 1) Menidentifiksi sumber sumber, 2) Menghitung biaya
modal individu(biaya modal untuk setiap sumber dana), 3) Menghitung proporsi dari masing
masing sumber dana, 4) Menghitung rata rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana
sebagai pembobot. Ada tiga jenis modal yang sering digunakan yaitu utang, saham preferen,
dan saham biasa. Dari ketiga saham tersebut, menghitung biaya modal saham biasa
merupakan tugas yang paling sulit. Biaya modal saham biasa itu dicari dengan menggunakan
pndekatan bond-yield, CAPM, dan model Discounted Cashflow.

2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari
bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang penulis buat selanjutnya.
Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah Ilmu pengetahuan yang lebih luas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku Manajemen Keuangan edisi 1 : dari Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A Dosen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

http://j_sasmi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/65166/BIAYA+MODAL.pdf

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-analisa-biaya-modal-dan-struktur-modal/

17

Anda mungkin juga menyukai