Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH COST OF CAPITAL

Disusun Oleh :
Kelompok 9

1. Arnindita Petra Juliantara (B.113.18.0051)


2. Niken Amalia Rahmatika (B.113.20.0006)
3. Jantra Wisesa Gati (B.113.20.0044)
4. Risa Amelia (B.113.20.0045)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul COST OF CAPITAL ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Adhi Widyakto, SE, MM dalam mata kuliah Manajemen Keuangan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adhi Widyakto, SE, MM selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 20 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I – PENDAHULUAN
A. Latas Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................... 1

BAB II – ISI
A. Pengertian Cost of Capital ............................................................................................
B. Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual ..............
C. Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan ..........................................................
D. Fungsi Cost of Capital dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemulihan Investasi

BAB III – PENUTUP


A. Kesimpulan .....................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang penting:

 Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan


penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal
 Kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan
Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage
keuangan, akan berguna dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal
 Ketiga, sejumlah keputusanseperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.

Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan lebih mudahnya,
biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu
investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku
rate" yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu.

B. Rumusan Masalah

 Apa pengertian cost of capital


 Bagaimana biaya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara individual?
 Bagaimana biaya penggunaan modal secara keseluruhan?
 Apa fungsi cost of capital dalam penggunaan berbagai metode pemulihan investasi?

C. Tujuan Pembahasan

 Mengetahui pengertian cost of capital


 Memahami biaya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara individual
 Memahami biaya penggunaan modal secara keseluruhan
 Mengetahui fungsi cost of capital dalam penggunaan berbagai metode pemulihan
investasi

iv
v
BAB II
ISI

A. Pengertian Cost of Capital

Konsep Cost of Capital (Biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang
sangat penting dalam pembelajaran perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat
menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari suatu sumber. Kebanyakan orang menganggap bahwa biaya
penggunaan utang adalah sebesar tingkat bunga yang ditetapkan dalam kontrak. Hal ini benar
kalau jumlah yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal uangnya. Tetapi sering
terjadi bahwa jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripada jumlah nominal uangnya.
Dalam hal yang demikian biaya penggunaan utang yang secara riil harus ditanggung oleh
penerimaan kredit atau “harga kreditnya” (cost of debt) adalah lebih besar daripada tingkat
bunga menurut kontrak.

Demikian pula kalau kita memenuhi kebutuhan dana dengan mengeluarkan saham preferen.
Dalam hal jumlah hasil penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya,
besarnya modal dari saham preferen atau biaya saham preferen (cost of preferred stock)
adalah lebih besar daripada tingkat dividen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian konsep cost of capital tersebut dimaksudkan untuk dapat menentukan
besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian
menentukan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang
digunakan di dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal
perusahaan (the firm’s cost of capital).

B. Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual


1. Biaya Penggunaan Dana yang Berasal Dari Utang Jangka Pendek

Pada dasarnya utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan, utang wesel dan utang
jangka pendek dari Bank. Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita kehilangan
kesempatan untuk pendapatkan “cash discount” selama setahun, biaya “explicit”-nya dari
kredit perniagaan tersebut dapat dihitung dengan membandingkan cash discount yang hilang
dengan jumlah rata-rata utang perniagaannya selama setahun.

Contoh:

vi
Misalkan cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp 5.000 dan uang perniagaan
rata-rata sebesar Rp 50.000 maka biaya kredit perniagaan yang eksplisit sebelum pajak
adalah sebesar 5.000/50.000 = 10%.

Biaya ini adalah “tax-deductible expense” karena bunga modal diperhitungkan dari
jumlah keuntungan sebelum terkena beban pajak, sehingga dengan adanya beban bunga,
maka keuntungan yang terkena pajak menjadi lebih kecil.

Biaya penggunaan utang sesudah pajak dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Biaya utang sesudah pajak = pajak utang sebelum pajak x (1,0 – tingkat pajak)

Misalkan tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%, maka biaya utang sesudah pajaknya dapat
dihitung sebagai berikut

Biaya sesudah pajak = (0,10) x (1,0 – 0,4) = (0,10) (0,60) = 6%

Untuk kredit jangka pendek biasanya Bank langsung memotong bunganya di muka dari
jumlah utang yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih
kecil dari utang nomonalnya.

2. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang

Dalam perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang dan umumnya adalah dalam
bentuk obligasi kitapun harus mengaitkan jumlah dana neto yang diterima dengan
pengeluaran-pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut.

Untuk lebih jelasnya dapatlah diberikan contoh sebagai berikut:

Kita akan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per lembar Rp10.000 yang
mempunyai umur 10 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yang kita terima sebesar Rp9.700.
Bunga atau coupon obligasi per tahunnya 4%. Berapa besarnya biaya obligasi tersebut? (cost
of bonds).

a. Dengan menggunakan rumus “short cut” atau atas dasar kira-kira (approximate
method)

Ada 4 langkah perhitungan cost of bonds kalau menggunakan metode ini, yaitu:

1. Mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia bagi kita selama 10
tahun.

vii
2. Menghitung biaya rata-rata tahunan (average annual cost) dari penggunaan dana
tersebut.
3. Menghitung presentase biaya rata-rata tahunan dari jumlah dana rata-rata yang
tersedia.
4. Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak (after-tax basis).

Berdasarkan data tersebut kita dapat menghitung cost of bonds dari contoh sebagai
berikut:

1. Dana rata-rata yang tersedia akan digunakan selama 10 tahun ada sebesar
9700+10.000/2 = 9.850
2. Kalau biaya ekstra Rp300 secara merata selama 10 kali pembayaran bunga, berarti
bahwa biaya ekstra per tahun sebesar Rp30,00 (yaitu Rp300/10) ditambahkan pada
bunga yang setiap tahun dibayarkan, dengan demikian maka setiap tahun selama 10
tahun kita harus membayar beban sebesar Rp400 (=4% xRp10.000) + Rp30,00
sehingga berjumlah Rp430,00 (average annual cost).
3. Menghitung presentase biaya tahunan rata-rata dari jumlah dana rata-rata yang
tersedia. Biaya obligasi sebelum pajak = 430/9.850 x 100% = 4,36%.
Biaya obligasi pajak ini dapat pula dihitung secara langsung dengan menggunakan
perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi.
4. Sebagai langkah terakhir menyesuaikan biaya obligasi sebelum pajak atas dasar
sesudah pajak = 4,36% (1,0 – 0,4) = 2,62%.
b. Dengan menggunakan tabel PV. Atau metode “accurate”

Dalam hal ini kita mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran
bunga tahunan sebesar Rp400 plus pembayaran akhir sebesar Rp10.000 sama dengan nilai
sekarang dari penerimaan yaitu sebesar Rp9.700,-.

Kalau kita menggunakan tingkat bunga 4% dan 6% untuk mengadakan interpolasi maka
hasilnya adalah sebagai berikut:

Tingkat bunga 4%
Biaya (bunga) tahunan selama 10 tahun = Rp400 x 8,11 = Rp3.244
Pemayaran pinjaman pokok pada akhir tahun ke 10 = Rp10.000 x 0,676 = Rp6.760
=Rp3.244 + Rp6.760 = Rp10.0004

viii
Tingkat bunga 6%
Biaya (bunga) tahunan selama 10 tahun = Rp400 x 7.360 = Rp2.944
Pembayaran pinjaman pokok pada akhir tahun ke 10 = Rp10.000 x 0,558 = Rp5.580
=Rp2.944 + Rp5.580 = Rp8.524

Selisih bunga Selisih PV Selisih PV dari


outflows dengan
inflows
4% Rp10.004 Rp10.004
6% Rp8.524 Rp9.700

Selisih 2% Rp1.480 Rp304


304/1.480 x 2% = 4,4%

Maka r = 4% + 0,4% = 4,4%


Biaya obligasi sebelum pajak = 4,4%
Biaya obligasi sesudah pajak = 4,4% (1 – 0,4) = 2,64%

3. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Saham Preferen

Saham preferen mempunyai sifat campuran antara utang dan saham biasa. Mempunyai sifat
sebagai utang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan
pembayaran secara periodik, dan dalam likuidasi perusahaan pemegang saham preferen
mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa.

Saham preferen mengandung risiko yang lebih besar daripada saham biasa, tetapi lebih kecil
dibandingkan dengan utang. Biaya penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham
preferen dapat dihitung dengan membagi dividen per lembar saham preferen (Dp) dengan
harga neto (net price) yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru (Pn).

Biaya saham preferen = Dp/Pn

Contoh:

Misal suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp10.000
per lembar dengan dividen sebesar Rp600. Hasil penjualan neto yang diterima dari saham
preferen tersebut sebesar Rp9.000

Biaya saham preferen (cost of preferred stock) = Rp600/Rp9000 = 6,667%

4. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Laba yang Ditahan (Cost of Retained
Earning)

ix
Sumber dana ini seperti sumber dana lainnya, harus diperhitungkan biayanya. Besarnya biaya
penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (cost of retained earning) adalah sebesar
tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para
investor, atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang
berasal dari saham biasa.

Contoh:

Misal suatu perusahaan mendapat keuntungan Rp400 per lembar saham, dibayarkan
semagai dividen Rp200. Hasil neto penjualan saham Rp4.000 per lembarnya. Keuntungan,
dividen dan harga saham mempunyai tingkat pertumbuhan sebesar 5% setahunnya, dan
tingkat pertumbuhan ini diharapkan berlangsung terus. Tingkat pendapatan investasi yang
diharapkan dalam saham sebesar:

Dividen/harga jual + tingkat pertumbuhan yang diharapkan


= Rp200/Rp4.000 + 5% = 5% + 5% = 10%

Oleh karena itu besarnya cost of retained earning sebesar tingkat pendapatan investasi
yang diharapkan dalam saham, maka dalam contoh tersebut di atas besarnya cost retained
earning adalah sebesar 10%.

5. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Emisi Saham Biasa Baru

Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru atau disingkat “biaya
saham biasa baru” (cost of new common stock) adalah lebih tinggi daripada biaya
penggunaan dana yang berasal dari lba yang ditahan (cost of retained earning) karena dalam
emisi saham baru dibebani biaya emisi (flotation/floating cost).

Biaya pengunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

Biaya saham biasa baru (cost of new common stock) =


tingkat pendapatan investasi (rate of return) yang diharapkan dari saham biasa / 1 – presentasi
biaya emisi dihitung dari harga jual (sebelum dikurangi biaya emisi)

Contoh:

Suatu perusahaan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual perlembarnya
Rp4.000, biaya emisi per lembar Rp400 sehingga hasil penjualan neto yang diterima Rp3.600

x
per lembarnya. “rate of return” atau tingkat pendapatan investasi yang diharapkan dari saham
biasa tersebut sebesar 10%.

Biaya emisi = Rp400 / Rp4.000 = 10%

Berdasarkan rumus tersebut maka besarnya cost of new common stock dapat dihitung sebagai
berikut:

Biaya saham baru = 10% / 1 – 0,10 = 10% / 0,9 = 11,1%

Seperti halnya biaya saham preferen, biaya laba ditahan, biaya saham biasa baru inipun sudah
atas dasar sesudah pajak, sehingga tidak perlu ada penyesuaian pajak.

C. Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Over-all Cost of


Capital)

Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah
tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. oleh karena biaya dari
masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung "weighted average" dari berbagai sumber
dana tersebut. Penetapan bobot atau dapat didasarkan pada :

1. Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal.


2. Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam persentase.

Dengan mengalihkan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing


komponennya dapat lah dihitung besarnya biaya modal tertimbang (Weighted cost of capital).
adapun istilah-istilah lain yang juga digunakan untuk maksud yang sama adalah : "average
cost of capital". Untuk lebih jelasnya di berikan contoh cara menghitung weighted cost of
capital seperti dibawah ini :

Contoh,

Suatu perusahaan mempunyai struktur modal sebagai berikut :

Utang (jangka panjang) Rp 60 jt

Saham preferen Rp 10 jt

Modal sendiri Rp 130 jt

Jumlah Rp 200 jt

Biaya penggunaan dana dari masing-masing sumber dana tersebut adalah sebagai berikut :

xi
Utang (jangka panjang) = 6%

Saham preferen = 1%

Modal sendiri = 10%

Tingkat pajak perseroan = 50%

Langkah pertama dalam mengadakan penyesuaian pajak bagi biaya utang untuk
menjadikan biaya sesudah pajak. Biaya utang sesudah pajak (after-tax cost of debt) = 6% (1.0
- 0,5 ) = 3%. perhitungan weighted cost of capital dari perusahaan tersebut dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :

1. Dengan menggunakan jumlah modal rupiah untuk menetapkan weight-nya.

Biaya Jumlah
Komponen Jumlah
Masing- Biaya
Modal Modal
masing Komponen
(1) (2)
(3) (2x3)

Utang Rp. 3% Rp.


60.000,0 1.800,00
Saham 0 7%
Preferen Rp. 700,00
Rp. 10%
Modal Sendiri 10.000,0 Rp.
0 13.000,00

Rp. Rp.
130.000, 15.500,00
00

Rp.
200.000,
00

Weight Cost of Capital =

15.500200.00015.500200.000
= 7,75%

2. Dengan menggunakan proporsi modal (capital proportions) untuk penetapan weight-


nya.

Komponen Persenta Biaya Hasil


xii
Masing-
se dari
Modal masing
Total
Komponen
(1) (2x3)
(2)
(3)

Utang
30% 3% 0,0090
Saham
5% 7% 0,0035
Preferen
65% 10% 0,0650
Modal Sendiri

100% 0.0775

Weight Cost of Capital = 7,75%

Biaya modal rata-rata atau biaya modal tertimbang tersebut akan berubah kalau ada
perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen modal
tersebut. selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen modal tersebut masih
dapat dipertahankan, biaya modal rata-rata tidak berubah meskipun ada tambahan modal
yang digunakan. dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap tambahan dana yang
dilakukan dalam pertimbangan modal yang sama dan biaya komponennya juga tetap sama
maka biaya modal dari tambahan modal tersebut akan tetap sama dengan biaya modal rata-
rata sebelum ada tambahan dana tersebut.

Dengan kata lain biaya modal marginal nya tetap sama. tetapi apabila suatu perusahaan
membutuhkan tambahan dana yang demikian besarnya terpaksa harus mengadakan emisi
saham baru, maka penambahan saham biasanya baru tersebut akan mengakibatkan kenaikan
marginal cost of capital nya karena biaya saham biasa lebih besar daripada biaya keuntungan
yang ditahan. Dalam perhitungan biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata
komponen utang jangka pendek tidak dimasukkan karena perhitungan biaya modal rata-rata
digunakan terutama untuk pengambilan keputusan mengenai investasi jangka panjang yang
untuk ini seharusnya biaya dengan dana jangka panjang atau dana permanen.

Apabila kebutuhan dana nya lebih besar dari batas jumlah maksimal tersebut maka biaya
modal rata-rata dari tambahan modal tersebut akan lebih besar daripada biaya modal rata-rata
nya. hal ini disebabkan karena perusahaan terpaksa memenuhi kekurangan dana nya dengan
mengeluarkan saham biasa baru, yang dibebani biaya emisi atau floating cost. apabila
tambahan dana tersebut sepenuhnya dibiayai oleh utang yang biayanya lebih rendah hal itu
akan mengubah pertimbangan sumber-sumber modal nya dan akan menurunkan solvabilitas
perusahaan. untuk dapat mempertahankan struktur modal optimal maka setiap kebutuhan
dana harus dipenuhi dengan tiga macam dana yaitu modal sendiri saham preferen dan utang
jangka panjang dengan pertimbangan 77 : 1 : 22.

Contoh:

xiii
Misalkan perusahaan tersebut membutuhkan tambahan dana lagi sebesar Rp100.000, untuk
mempertahankan struktur modal optimumnya maka kebutuhan tersebut harus dipenuhi
dengan modal sendiri sebesar Rp77.000 (77%) saham preferen Rp1.000 (1%) dan utang
jangka panjang Rp22.000 (22%).

Biaya Saham preferen tetap sebesar 6%, biaya utang sebesar 3%. Biaya saham biasa baru
adalah lebih besar daripada biaya saham biasa atau laba yang ditahan, karena adanya biaya
emisi. Misalkan biaya emisi sebesar 10%.

Dengan demikian maka biaya saham biasa baru (cost of new common stock) adalah sebesar =
10%/1-0,10 = 11,1%

Berdasarkan biaya saham baru ini maka besarnya biaya modal rata-rata dari tambahan modal
tersebut (marginal cost of capital) dapat ditentukan sebagai berikut

Komponen Jumlah tambahan modal Biaya masing- Jumlah biaya


Modal masing komponen
Uang Rp 22.000 3% Rp 660
Saham preferen Rp 1.000 6% Rp 60
Saham baru Rp 77.000 11,1% Rp 8.547
Rp 100.000 Rp 9.267
Biaya modal rata-rata yang baru (marginal cost of capital) = 9.267/100.000 x 100% = 9.267%
= 9,3%

Dari perhitungan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Selama kebutuhan tambahan dana tidak melampau Rp519.000 dan pemenuhannya tetap
dipertahankan atas dasar perimbangan 77 : 1 : 22 yaitu laba yang ditahan – saham
preferen – utang, “weighted cost of capital” sebesar 8,42% tetap dapat dipertahankan.
2. Segera kebutuhan tambahan dana melebihi Rp519.000 biaya modal rata-rata dari
tambahan modal tersebut (marginal cost of capital) akan meningkat menjadi 9,3%.

Biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi

Sebagaimana kita ketahui depresiasipun merupakan salah satu sumber dana. Kelas
perusahaan mau menggunakan dana yang berasal dari depresiasi apakah tanpa biaya?
Mengingat bahwa dana yang berasal dari depresiasi itu dapat ditanamkan kembali untuk
menghasilkan “rate of return”, maka perusahaan harus menentukan apakah dana tersebut
akan ditanamkan dalam perusahaan atau dibagikan kepada pemberi dana.

xiv
Keputusan tersebut adalah tergantung kepada persoalan apakah perusahaan akan dapat
menginvestasikan kembali dana tersebut dalam perusahaan dengan menghasilkan “rate of
return” yang lebih besar dari biayanya atau tidak.

Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi (cost of depreciation) adalah
sama besarnya dengan biaya modal rata-rata seblum menggunakan dana yang berasal dari
emisi saham baru.

Oleh karena biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi ini sama besarnya dengan
biaya modal rata-rata, maka biaya dana depresiasi ini tidak diikutkan dalam perhitungan
biaya modal rata-rata.

D. Fungsi “Cost of Capital” dalam Penggunaan Berbagai Metode


Pemilihan Investasi

Pengertian “cost of capital” disini dimaksudkan sebagai biaya penggunaan modal yang
menyeluruh (overall cost of capital) atau “weighted cost of capital”. Kalau kita menggunakan
net present value atau profitability index sebagai cara untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usul investasi, maka cost of capital berfungsi sebagai discount rate yang
digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.

Apabila nilai sekarang dari proceeds atas dasar discount rate tersebut lebih besar daripada
nilai sekarang dari pengeluaran investasinya sehingga nilai sekarang neto nya positif, maka
usul investasi tersebut dapat diterima. Apabila ada perubahan biaya dari salah satu atau
bebesapa sumber dana, atau perubahan komposisi modalnya, maka “cost of capital” pun adak
berubah, sehingga hasil perhitungan NPV atau profitability indexnya pun akan berubah.

Apabila kita menggunakan metode “internal rate of return”, maka fungsi cost of capital
adalah sebagai “hurdle rate” atau ”cut-off rate” (tingkat pembatas atau pemotong) dalam hal
kita mengadakan evaluasi terhadap usul-usul proyek investasi.

Apabila rate of return dari usul suatu proyek investasi lebih besar dari cost of capital maka
usul proyek investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau rate of return dari usul
investasi lebih kecil dari pada cost of capital maka usul tersebut harus ditolak. Kalau ada
beberapa usul investasi mana yang mempunyai rate of return yang lebih besar dari pada cost
of capital tersebut, dan itulah usul-usul investasi yang dapat diterima.

xv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Biaya modal adalah pengorbanan untuk memperoleh modal yang digunakan


organisasi (perusahaan). Modal perusahaan yang terdiri dari modal sendiri atau modal
pemilik perusahaan dan utang, keduanya mengandung pengorbanan untuk memperolehnya.
Biaya modal sendiri adalah hasil yang diperlukan dan biaya modal dari utang adalah bunga.
Hasil yang diperlukan ditambah bunga merupakan biaya modal. Biaya modal ialah sesuatu
yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemilik modal: kepada kreditur dan kepada pemilik
perusahaan.

Unsur-nsur modal yang lazim diperhitungkan: biaya utang obligasi, biaya utang
hipotek, biaya saham istimewa dan biaya saham biasa.

1. Kerangka Berpikir Biaya Modal (An Overview of The Cost of Capital)

2. Biaya Utang Obligasi

3. Biaya utang hipotek

4. Biaya Saham Preferen (The Cost of Preferred Stock)

5. Biaya Saham Biasa (The Cost of Common Stock) dan Laba Ditahan

6. Biaya Modal Keseluruhan (weighted average cost of capital/ WACC)

B. Saran

Makalah yang telah disusun dengan sebaik mungkin ini diharapkan dapat membantu
para pembaca khususnya mahasiswa dalam pembahasan tentang cost of capital, selain itu
makalah ini diharapkan dapat memberikan perbandingan pendangan dengan apa yang telah
diperoleh dilingkungan kerja.

Pengumpulan data dengan teliti dan valid adalah pedoman yang dipegang dalam
pembuatan makalah ini, dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik akan
mendapat hasil yang sempurna. Saya mengharapkan semua data dan pengetahuan yang

xvi
didapat dari sumber-sumber yang sah dimana saya mancari data dapat bermanfaat dimasa
yang akan datang.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Riyanto Bambang. Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Gadjahmada Yogyakarta. Dasar Dasar Pembelajaan Perusahaan Edisi 4 (BPFE 1995)

xviii

Anda mungkin juga menyukai