Dosen Pengampu :
Oleh :
WildaniMAYLIZA
SUKMA Siregar
23081046
23081042
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Rahmatnya sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Lanjutan, dengan judul Cost of Capital (Biaya Modal).
Saya berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman untuk
peningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Cost of Capital (Biaya Modal). Selain itu
saya juga sadar bahwa makalah saya terdapat banyak sekali kesalahan karena kami manusia yang
tak luput dari salah dan dosa kesempurnaan itu hanyalah milik yang maha kuasa. Oleh karena itu
saya sangat menanti kritik dan saran dari pembaca agar apabila nanti ada tugas makalah lagi saya
bisa belajar dari kesalahan sebelumnya.
Pada kesempatan ini saya berharap bahwa makalah sederhana saya dapat dimengerti oleh
semua pihak-pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar- besarnya apabila
dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan dihati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cost of Capital (Biaya Modal)................................................................3
A. Kesimpulan ..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang
penting: Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan
sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan perkiraan biaya modal. Kedua, struktur
keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan
tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan
berguna dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Ketiga, sejumlah
keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja,
semuanya memerlukan perkiraan biaya modal. Selain itu biaya modal merupakan konsep
penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba
investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi Biaya Modal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut.
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan
adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan
pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal.
Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal
yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of
capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa, konsep biaya
modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya nyata (riil) dari penggunaan dana
dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan
untuk menentukan biaya modal rata-ratanya.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang
disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan.
Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat
keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of
return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk
3
menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount
rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut dapat menerbitkan dan
menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal sendiri).
Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya. Apabila
perusahaan menjual surat berharga kepada investor, maka perusahaan berkewajiban
memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut. Hasil yang
dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya
modal seperti biaya bunga, biaya penurunan nilai surat berharga dan biaya lain yang
berkaitan dengan perolehan modal tersebut.
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan
kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda
dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat
didasarkan pada perhitungan sebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah
pajak (after tax basis). Perbedaan konseip ini karena pajak merupakan pengurang laba
yang diperoleh perusahaan. Tetapi pada umumnya, analisis biaya modal didasarkan pada
keadaan setelah pajak. Apabila ada biaya modal yang dihitung sebelum pajak (seperti
biaya modal dari obligasi), maka perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan
perhitungan biaya modal rataratanya.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan
tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Yang dimaksud dengan biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall
cost of capital). Misalnya jika kita menggunakan metode net present value atau
profitability index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi,
maka biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung
nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi. Oleh karena perhitungan rate of
return didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau pembandingnya
4
(yaitu biaya modal) diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dengan demikian
perhitungan biaya modal dalam materi ini akan didasarkan atas biaya modal sesudah
pajak.
Keputusan operasi dan keuangan, ketika resiko usaha dan resiko keuangan
meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan investor akan meningkat pula. Jumlah
pembiayaan, pemerintah untuk jumlah modal yang besar dan meningkatkan pula biaya
modal perusahaan, factor-faktornya sebagai berikut.
Jika suku bunga dalam perekonomian meningkat, maka biaya hutang juga akan
meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku
bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal hutang.
b. Tarif Pajak
Tarfi pajak digunakan dalam perhitungan biaya hutang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara yang kurang nyata dimana kebijakan pajak
mempengaruhi biaya modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap komponen modal dengan
komposisi struktur modalnya, sehingga jika struktur modalnya berubah, maka
biaya modalnya juga akan berubah.
5
b. Kebijakan Dividend
c. Kebijakan Investasi
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang beresiko. Besar
kecilnya resiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
Telah dijelaskan bahwa perhitungan biaya modal atas perusahaan adalah biaya
modal rata-rata dari biaya tiap jenis modal (biaya modal individual). Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing perhitungan biaya modal dimaksud yang dimulai dengan
perhitungan biaya modal secara individual hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, dan biaya modal sendiri.
Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari
hutang perniagaan (trade accounts payable), hutang wesel dan kredit jangka
pendek dari bank. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dapat
dihitung dengan cara:
Biaya hutang sesudah pajak = biaya hutang sebelum pajak (1,0 – tingkat pajak)
atau Kt = kb (1 – t)
Dimana:
kb = biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga
hutang
6
t = tingkat
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang
tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor
(pemilik dana). Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of
debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan
menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan nvestasi dalam obligasi
dengan rumus (metode) singkat dan metode present value.
rumus:
𝐼+(𝑁−𝑁𝑏)/𝑛
kd = (𝑁𝑏+𝑁)/2
Dimana:
n = umur obligasi
7
persis sama dengan perhitungan analisis IRR pada penilaian investasi yang
telah di bahas. Persamaannya dapat ditulis:
I N
kd = ∑ = (1+ 𝑘 𝑡 + (1+ 𝑘 𝑛
𝑑) 𝑑)
Dimana t = 1, 2, 3,….., n
I I I I
Kd = (1+ 𝑘 + +⋯ +
𝑑 )1 (1+ 𝑘𝑑 )2 (1+ 𝑘𝑑 )10 (1+ 𝑘𝑑 )10
Biaya modal saham preferen (cost of preferred stock atau kp) adalah biaya riil
yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham
preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan
yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
Artinya keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus
ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen berupa dividen yang besarnya tetap.
Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham
biasa. Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang
tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik. Memiliki sifat seperti
saham biasa karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang
mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahaan terpaksa
dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan
sebelum pemegang saham biasa.
kp = Dp / Po
dimana:
8
kp = biaya saham preferen
Apabila ada biaya penerbitan saham (floatation cost) maka biaya modal saham
preferen dihitung atas dasar penerimaan kas bersih yang diterima (Pnet).
kp = Dp / Pnet
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi
biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham
biasa saja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana
dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya
modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat mengalami
peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan
menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba
setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba
ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi)
di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut
perlu diperhitungkan biaya modalnya
9
melakukan investasi sendiri. Oleh karena itu biaya modal dari penggunaan laba
ditahan untuk investasi akan sama dengan biaya penggunaan modal saham biasa.
Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua model pendekatan yaitu:
𝐷 𝐷 𝐷
Po = (1+ 𝑘1 + = (1+ 𝑘2 + ⋯ (1+ 𝑘∞ )∞
𝑒 )1 𝑒 )2 𝑒
∞
𝐷1
Po = ∑ 𝑡
𝑡=1 (1+ 𝑘𝑒 )
dimana:
10
∞ 𝐷0(1+ 𝑔)𝑡
Po = ∑ 𝑡
𝑡=1 (1+ 𝑘𝑒 )
𝐷1
Po = (𝑘
𝑒 − 𝑔)
𝐷1
Po = +𝑔
b. Pendekatan CAPM (capital asset pricing model) model penetapan harga aktiva
modal
Ri = Rf + (Rm – Ri) βi
dimana:
11
βi = koefisien beta saham i
12
kaitannya dengan penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, jika kita ingin
menentukan proyek investasi yang harus diambil, maka kita dapat menentukannya
dengan membandingkan besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of
capital) dengan tingkat keuntungan yang diperoleh di masa datang. Karena biaya
modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya
modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata
tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC). Sebagai unsur
penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Biaya modal rata-rata yang minimal dari suatu struktur modal perlu dijaga
agar biaya itu tidak mengalami kenaikan. Biaya modal rata-rata yang minimal
tercapai pada struktur modal yang optimum. Dengan kata lain struktur modal
optimum merupakan struktur modal dengan biaya modal rata-rata minimal. Struktur
modal optimum ini seringkali menjadi patokan perusahaan dalam penggunaan dana
dari sumber modal yang tersedia. Apabila perusahaan akan menambah modal yang
diperlukan, biasanya perusahaan memperoleh modal tersebut dari susunan atau
komponen modal yang telah ada dengan selalu menjaga besarnya biaya modal rata-
rata agar tetap sama dengan biaya modal sebelum adanya tambahan modal.
13
operator mal yang diperdagangkan secara publik memiliki modal di bawah ambang batas
10% itu. Hal ini membuat menarik bagi tim manajemen untuk memutuskan untuk
membangun kembali properti mereka dengan modal sendiri.
Namun, setelah pandemi, biaya modal untuk sektor ritel meningkat secara
dramatis. Baik investor ekuitas pasar publik maupun pemberi pinjaman menjadi lebih
segan untuk berinvestasi di ruang ritel. Mengingat hal ini, baik komponen utang dan
ekuitas dari modal pemilik mal telah meningkat secara signifikan.
Ini membuatnya kurang menarik untuk secara internal membangun kembali mal-
mal yang sudah tua. Pemilik mal dalam contoh ini mungkin membiarkan ruang kosong
atau menjualnya kepada pihak ketiga daripada mencoba untuk memperbaruinya dengan
dana sendiri berkat perubahan modal yang tidak menguntungkan.
14
BABA III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Biaya modal adalah biaya rill yang harus di keluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi perusahaan. Biaya modal merupakan biaya yang harus
dikeluarkan atau dibayar oelh perusahaan untuk mendapatkan modal di perusahaan
diantaranya seperti, Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan, Tingkat Suku Bunga, Tarif
Pajak, Faktor yang Dapat Dikendalikan, Kebijakan Struktur Modal, Kebijakan Dividend,
Kebijakan Investasi. Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan
untuk menjalankan aktifitas perusahaan karena biaya modal bisa dijadikan patokan
perushaan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi
atau tidak.
B. SARAN
Besar harapan saya selaku penyusun makalah ini kepada segenap pembaca terutama
kepada Ibuk Dosen pengampu mata kuliah Manajeman Keuangan Lanjutan yang
sekiranya dapat memberikan masukan, saran, serta kritikan yang sifatnya membangun.
Sehingga pada penyusunan makalah berikutnya saya dapat memperbaiki kesalahan dan
kekurangan yang kami lakukan saat ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia as Setia. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyaka
contoh-kasus-dan-solusi/
Modal