BIAYA MODAL
Dosen Pembimbing :
GURUH MARHAENIS HANDOKO PUTRO, S.AK. M.AK
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah yang berjudul “Biaya Modal” dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang
membantu mengerjakan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok presentasi mata kuliah
manajemen keuangan difakultas ekonomi universitas muhammadiyah lamongan. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mohon maaf jika di dalam
makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
yang maha kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang dimaksud Biaya Modal ?
2. Bagaimana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Modal ?
3. Apa Fungsi Biaya Modal ?
4. Apa Saja Komponen Biaya Modal ?
5. Apa Saja Komponen Biaya WACC?
6. Bagaimana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WACC?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Biaya Modal
2. Untuk Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Biaya Modal
3. Untuk Mengetahui Fungsi Biaya Modal
4. Untuk Mengetahui Komponen Dari Biaya Modal
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Komponen WACC
6. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi WACC
1.4 Manfaat
Memahami tentang biaya modal itu seperti apa serta isi-isi yang ada didalam materi
tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
4
2.4 Komponen Biaya Modal
(Riyanto, 2011: 138) dalam bukunya menjelaskan bahwa biaya modal merupakan
konsep yang sangat penting dalam manajemen keuangan. Konsep biaya modal
dimaksudkan untuk dapat menentukan secara riil besarnya biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Biaya modal secara
keseluruhan untuk suatu perusahaan terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Biaya Hutang
Biaya hutang yang berasal dari pinjaman merupakan bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat
pengembalian hasil yang diinginkan (required of return) yang diharapkan investor
yang digunakan sebagai diskonto dalam mencari nilai obligasi. Menurut (Sutrisno,
2011: 151) biaya hutang dibagi menjadi 2 (dua) macam sebagai berikut:
A. Biaya Hutang Sebelum Pajak (Before Tax Cost of Debt).
Dimana besarnya biaya hutang sebelum pajak dapat ditentukan dengan
menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas
obligasi yang dinotasikan dengan Kd*.
Rumus:
Beban Hutang
Kd* =
Hutang Jangka Panjang
5
Rumus:
Kd = Kd* (1- T)
Keterangan:
Kd : Biaya hutang setelah pajak
Kd* : Biaya hutang sebelum pajak
T : Tarif pajak
2. Biaya Saham Prefen
(Husnan, Suad, & Pudjiastuti, 2015: 318) dalam bukunya menjelaskan bahwa:
Saham preferen adalah saham yang memberikan jaminan kepada pemiliknya untuk
menerima dividen dalam jumlah tertentu berapapun laba atau rugi perusahaan.
Karena saham preferen merupakan salah satu bentuk modal sendiri, maka
perusahaan tidak berkewajiban melunasi saham tesebut.
(Sutrisno, 2011: 153) “Saham preferen merupakan modal sendiri, artinya
dividennya diambilkan dari laba setelah pajak. Karena merupakan modal sendiri
saham ini mempunyai hak atas bagian bila perusahaan dilikuidasi dan haknya
didahulukan setelah pelunasan hutang”.
Rumus :
Dp
rp =
Pp
Keterangan:
Rp : Biaya saham preferen
Dp : Dividen saham preferen
Pp : Harga saham saat ini
3. Biaya Modal Sendiri
(Husnan, Suad, & Pudjiastuti, 2015: 314) biaya modal sendiri menunjukkan tingkat
keuntungan yang diinginkan oleh pemilik modal sendiri sewaktu mereka bersedia
menyerahkan dana tersebut ke perusahaan. (Bringham, Eugene F, & Houston, 2011:
12) juga berpendapat bahwa biaya ekuitas biasa didasarkan atas tingkat
pengembalian yang diminta investor dari saham biasa perusahaan, namun perlu
dicatat bahwa ekuitas baru diperoleh dengan menahan sebagian laba tahun berjalan
dengan menerbitkan saham biasa baru.
(Sutrisno, 2011: 154) ada 3 (tiga) cara dalam menghitung biaya modal sendiri yaitu:
6
A. Menggunakan Constan Growth Valuation Model
Model ini adalah nilai dari perlembar saham sama dengan present value
dari dividen dimasa yang akan datang.
Rumus: D1
Ke = +g
p
Keterangan:
Ke : Biaya modal saham biasa
D1 : Dividen yang dibayarkan
p : Harga pasar
g : Pertumbuhan dividen
B. Menggunakan Capital Aset Pricing Model (CAPM)
Langkah - langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan model ini
dipengaruhi 3 faktor yaitu:
a. Perhitungan Suku Bunga Bebas Resiko (Rf).
b. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta
c. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return
pasar dengan return saham
C. Menggunakan Arbitrage Pricing Theory (APT)
Model ini merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross
pada tahun 1974 dimana beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva
bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Rumus:
Ri = αi + βi Rm + e
Keterangan:
Ri : Return saham individual
Αi : Alpha saham individual
βi : Beta saham individual
Rm : Return market
ei : Random error
4. Biaya Modal Rata - Rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
7
Dalam mengukur biaya modal terdapat beberapa cara untuk menghitung berapa
biaya modal yang dikeluarkan dari perusahaan atas modal asing yang dimilikinya.
Salah satu metode perhitungannya biaya modal tersebut memakai metode biaya
modal rata - rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital/ WACC). Biaya
modal yang tepat untuk semua keputusan adalah biaya modal rata - rata tertimbang
dari seluruh komponen biaya modal. Namun tidak semua komponen modal
diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (account payable) tidak
diperhitungkan dalam perhitungan WACC dan hutang wesel (notes payable) atau
hutang jangka pendek yang berbunga (short - term interest bearing debt)
dimasukkan dalam perhitungan WACC namun hanya jika hutang tersebut
merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan bukan merupakan
pembelanjaan sementara. Biaya modal harus dihitung berdasarkan basis setelah
pajak (after tax basis) karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan
untuk keputusan investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan WACC
sebagai berikut:
Wd . Kd (1 − T) + Ws . Ks
WACC =
Ks
Keterangan:
WACC : Biaya modal rata - rata tertimbang
Wd : Proporsi hutang
Kd : Biaya hutang
T : Tarif Pajak
Ws : Proporsi modal
Ks : Tingkat pengembalian yang di inginkan investor
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa, Wd didapat dari jumlah hutang yang
dibagi dengan struktur modal. Sedangkan Ws didapat dari jumlah modal yang
dibagi dengan struktur modal. Komponen biaya modal terdiri dari biaya hutang dan
biaya ekuitas sendiri, dimana biaya hutang merupakan tingkat pengembalian atas
hutang yang diharapkan oleh kreditur. Sedangkan biaya ekuitas merupakan tingkat
pengembalian atas saham yang diharapkan oleh investor itu sendiri. Persentase
WACC yang tinggi mengindikasikan biaya keseluruhan pendanaan perusahaan
lebih besar dan perusahaan akan memiliki lebih sedikit uang kas untuk
didistribusikan kepada pemegang saham atau untuk pelunasan hutang. Semakin
8
tinggi nilai WACC maka nilai perusahaan akan menurun dan semakin rendah nilai
WACC maka akan mengindikasikan nilai perusahaan yang meningkat. Setelah
mengetahui perihal WACC, berikut ini ialah rumus WACC yang digunakan dalam
menganalisis biaya modal dan struktur modal.
Rumus WACC:
WACC = (E/V x Re) + [(D/V x Rd) x (1 – T)]
Keterangan:
E/V: persentase modal ekuitas
E/D: persentase modal utang
D: market value dari utang
E: market value dari ekuitas
V: D + E
Rd: cost of debt
Re: cost of equity
T: corporate tax rate
Contoh soal :
1. Suatu perusahaan hendak melebarkan sayapnya dengan melakukan ekspansi,
dan memerlukan modal sekitar Rp 2,5 miliar. Lalu perusahaan tersebut
menerbitkan saham sekitar 1 juta lembar dengan harga per lembarnya Rp 2.000.
Pemegang saham ingin return saham sekitar 20%. Tak hanya itu, perusahaan
tersebut juga melakukan peminjaman dana di bank mencapai Rp 500 juta
dengan interest rate 10%. Diketahui, besaran pajak perusahan tersebut 10%.
Lalu berapa nilai WACC perusahan tersebut?
Diketahui:
Rd = 10%
Re = 20%
D = Rp 500 juta
E= Rp2.000 x 1 juta lembar saham = Rp 2 miliar
V = 500 juta + 2 miliar = Rp 2,5 miliar
T = 10% = 0,1
9
Jawab :
WACC = (E/V x Re) + [(D/V x Rd) x 1-T)
= (2 miliar/2,5 miliar x 20 %) + [(500 juta rupiah/2,5 miliar x 20%) x 1 – 0,1]
= 0,16 + (0,04 x 0,9)
= 0,16 + 0,036
= 0,196 atau 19,6%
10
2.5 Komponen WACC
Komponen WACC
Setelah memahami formula dan rumus WACC, penting juga memahami setiap
bagian atau komponen yang ada di dalam perhitungan WACC, terdiri dari: (1)
Cost of Equity dan (2) Cost of Debt.
11
B. Tarif Pajak, Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang
digunakandalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata
dimana kebijakanpajak mempengaruhi biaya modal
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya Modal (Cost Of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Biaya modal
merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat
minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut.
3.2 Saran
Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiswa selalu memahami materi
biaya modal agar bisa menerapkan dikehidupan. Adapun saran lain semoga makalah ini
berguna bagi individu atau kelompok dan segala kritik, saran tentang makalah ini akan diterima
dengan lapang dada.
13
DAFTAR PUSTAKA
14