Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Biaya Modal (Cost Of Capital)

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen


Keuangan Syariah 2 yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Sri Dewi Yusuf, SE., M.M.

Disusun Oleh :

Kelompok IV
1. Siti Arfa (214042019)
2. Mumin Nur Fitri (214042015)
3. Santi Kombo (214042013)

JURUSAN MANEJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas
limpahan nikmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Biaya
Modal (cost of capital)’’.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya, Kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang membangun yang
diharapkan berguna bagi pembaca

Limboto, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Pengertian Biaya....................................................................................................2
B. Pengertian Modal...................................................................................................2
C. Jenis Modal............................................................................................................3
D. Pengertian Biaya Modal (Cost Of Capital)............................................................6
E. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal....................................................................7
F. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal.....................................................7
G. Fungsi Biaya Modal...............................................................................................7
H. Biaya Modal Individu............................................................................................8
I. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan.........................................................9
J. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC.................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biaya modal merupakan komponen yang sangat penting bagi sebuah perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya. Yang pertama, yaitu mengenai keputusan
penganggaran modal berakibatbesar pada perusahaan sedangkan penganggaran yang
tepat memerlukan perkiraan biaya modal.Kedua, struktur keuangan mempengaruhi
tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal dan
bagaimana biaya ini dipengaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna dalam
pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Ketiga, sejumlah keputusan seperti
leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya
memerlukan biaya modal.
Selain itu, biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-
kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan
lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate” yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan kepada para investornya pada tingkat risiko tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu biaya?
2. Apa itu modal dan apa saja jenis-jenisnya?
3. Apa pengertian dari biaya modal (cost of capital)?
4. Apa saja asumsi-asumsi model biaya modal?
5. Apa saja faktor-faktor yang menentukan biaya modal?
6. Apa saja biaya modal individu?
7. Apa saja biaya modal saham biasa dan laba ditahan?
8. Apa saja biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital/WACC)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai biaya.
2. Untuk mengetahui tentan modal dan jenis-jenisnya.
3. Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal (cost of capital).
4. Untuk mengetahui asumsi-asumsi model biaya modal.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan biaya modal.
6. Untuk mengetahui biaya modal individu.
7. Untuk mengetahui biaya modal saham biasa dan laba ditahan.
8. Untuk mengetahui biaya modal keseluruhan (weighted average cost of
capital/WACC).

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahamembutuhkan biaya yang harus
dikeluarkan agar perusahaan dapat terus beraktifitas dan menghasilkan manfaat yang
berguna bagi perusahaan. Dalam usaha menghasilkan manfaat ini, manajemen harus
melakukan usaha untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar
dapat mencapai hasil yang maksimal. Dengan biaya, perusahaan juga dapat
menentukan laba yang diperoleh perusahaan. Berikut beberapa pengertian biaya
menurut para ahli diantaranya:

(Mulyadi, 2015: 8) menegaskan bahwa “biaya (cost) diartikan sebagai pengorbanan


sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, atau yang
mungkin akan terjadi atau mungkin atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu”.

Menurut (Ahmad, Dunia, & Abdullah, 2012: 22) “biaya adalah pengeluaran-
pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna
untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya adalah
nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang
akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi yang diukur
dalam satuan uang

B. Pengertian Modal
Perusahaan membutuhkan modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk
kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan suatu perusahaan. Setiap perusahaan tentunya memiliki kebutuhan modal
yang berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, dalam
penggunaan modal harus direalisasikan dengan sebaik - baiknya guna mencapai
tujuan perusahaan itu sendiri.

Modal mempunyai arti yang sangat luas, bahkan pengertian dari modal itu sendiri
terus berkembang. Modal merupakan hak yang dimiliki perusahaan, komponen modal
yang terdiri dari: modal setor, agio saham, laba ditahan, cadangan laba, dan lainnya.
(Kasmir, 2010: 311). Schwiedland dalam (Riyanto 2010: 18) memberikan pengertian
modal dalam artian yang lebih luas, dimana modal itu meliputi baik modal dalam
bentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya
mesin, barang - barang dagangan, dan lain sebagainya. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut, pada dasarnya modal merupakan kekayaan yang dimiliki oleh

2
perusahaan berupa uang tunai maupun harta lainnya yang disetorkan pemilik kepada
perusahaan.1

C. Jenis Modal
1. Modal Asing
Modal asing berperan dalam menentukan perkembangan dan pertumbuhan
usaha suatu perusahaan. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pihak
luar perusahaan yang bersifat sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi
perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada
saatnya harus dibayarkan kembali (Riyanto, 2010: 227). Modal asing dibedakan
menjadi 3 (tiga) diantaranya:
a. Modal Asing Jangka Pendek (Short - Term Debt)
Modal asing jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling
lama satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu
kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Jenis - jenis
modal asing jangka pendek sebagai berikut:
1) Rekening Koran
Kredit Rekening Koran adalah kredit yang berikan oleh bank kepada
perusahaan dengan batas platform tertentu dimana perusahaan tidak
mengambilnya sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai
dengan kebutuhannya, dan bunga yang dibayarkan hanya untuk jumlah
yang diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamkan lebih
dari jumlah tersebut. Perusahaan hanya akan mengambil kredit rekening
koran untuk hal - hal yang perlu saja, misalnya untuk kebutuhan akan
modal perusahaan atau modal kerja pada top - fluktuasi.
2) Kredit Penjualan
Kredit penjualan merupakan kredit perniagaan (trade - credit) dan
kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit,
maka penjualan baru menerima pembayaran dari harga barang beberapa
waktu kemudian setelah barang diserahkan. Pada umumnya perusahaan
yang menerima kredit penjualan adalah perusahaan perdagangan.
3) Kredit dari Pembelian
Kredit pembelian adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan
sebagai pembelian kepada pemasok dari bahan mentanya atau barang
yang lainnya. Dalam hal ini perusahaan yang bertindak sebagai pembeli,
membayar barang yang dibelinya terlebih dahulu, dan setelah beberapa
waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Pada umumnya
kredit pembelian ini diberikan kepada perusahaan agraria yang
menghasilkan bahan dasar, dan kredit ini diberikan oleh perusahaan
industri yang mengerjakan hasil agraria tersebut bahan dasarnya.

4) Kredit Wesel
1
http://eprints.polsri.ac.id/8928/3/BAB%20II.pdf

3
Kredit Wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan
surat pengakuan hutang yang berisikan kesanggupan untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu
dapat dijual atau diuangkan kepada pihak bank.
b. Modal Asing Jangka Menengah (Intermediate – Term Debt)
Modal asing jangka menengah merupakan hutang yang berjangka waktu atau
umumnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Keuntungan
membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan
yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan
sukar untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang di lain pihak.
Bentuk - bentuk utama dari kredit jangka menengah sebagai berikut:
1) Term Loan
Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan
kurang dari 10 tahun. Pada umumnya term - loan dibayarkan kembali
dengan asuransi tetap selama suatu periode tertentu (Amortizations
Payments). Kredit ini biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan
asuransi suppliers atau manufactures.
2) Leasing (Sewa Guna Usaha)
Leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan pelayanan atau
service dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti halnya
kalau kita menjuala obligasi untuk mendapatkan service.
c. Modal Asing Jangka Panjang (Long - Term Debt)
Modal asing atau modal jangka panjang. Yaitu hutang yang jangka
waktunya pada umumnya lebih dari lima tahun. Hutang jangka panjang ini
pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan
(ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Jenis – jenis hutang jangka
panjang adalah:
1) Obligasi atau bonds adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak jangka panjang antara pemberi pinjaman dengan yang diberi
pinjaman. Dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan
pokok pinjaman, pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi.
Obligasi berdasarkan jenisnya yaitu:
 Obligasi Bunga Tetap (Fixed Rate Bond)
Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu
obligasi tersebut (di Indonesia biasanya berjangka waktu lima tahun).
Bunga yang dibayarkan mungkin dilakukan setahun sekali, tetapi bisa
juga dilakukan setiap semester (6 bulan).
 Obligasi Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)
Obligasi yang pembayaran bunganya tidak tetap dan disesuaikan
dengan tingkat bunga pasar secara berkala. Penentuan tingkat bunga
obligasi misal didasarkan pada tingkat bunga rata – rata deposito
berjangka ditambah sejumlah persentase tertentu di atas rata – rata
tingkat bunga deposito tersebut.

4
 Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond)
Obligasi ini dijual dengan harga yang lebih rendah dari nilai nominal
obligasinya (discounted basis). Pada saat jatuh tempo, obligasi
tersebut dilunasi sesuai dengan nilai nominalnya.
 Obligasi Konversi
Sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa yaitu memberikan
kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai pari.
Hanya saja obligasi ini memiliki keunikan yaitu dapat ditukarkan
dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum
persyaratan untuk melakukan konversi.
2) Pinjaman Hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang dengan aktiva
tidak bergerak dimana kreditur diberi hak hipotik terhadap aktiva
tersebut artinya apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya maka
barang jaminan tersebut dapat untuk menutupi hutangnya.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya
(Riyanto, 2010: 240). Ditinjau dari sudut likuiditas, modal sendiri merupakan
dana jangka panjang yang tidak tentu waktunya. Menurut (Riyanto, 2010: 240
- 244), Modal sendiri dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) terdiri dari:
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu
perseroan terbatas. Adapun Jenis - jenis modal saham adalah sebagai
berikut:
1) Saham Biasa (Common Stock).
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun
pembukuan, jika perusahaan tersebut mendapat keuntungan.
2) Saham Preferen (Preferred Stock).
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi”
tertentu di atas pemegang saham biasa. Pertama, dividen dari saham
preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah
disediakan untuk saham biasa (Commond - Stock). Kedua, apabila
perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan saham
preferen didahulukan daripada saham biasa.
3) Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Preferred Stock).
Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen.
Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham
preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen
kumulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu
karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya
kerugian, pemegang saham jenis ini dikemudian hari apabila
perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut deviden
yang tidak dibayarkan di waktu - waktu yang lampau.

5
b. Cadangan
Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu
yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus).
Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri.
Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri ialah antara lain:
1) Cadangan ekspansi.
2) Cadangan modal kerja.
3) Cadangan selisih kurs.
4) Cadangan untuk menampung hal - hal atau kejadian - kejadian yang
tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).
c. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu
perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian
ditahan oleh perusahaan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa modal
dibagi menjadi dua jenis, yaitu modal asing dan modal sendiri. Dimana
modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan dan
pada akhirnya modal tersebut harus dikembalikan, atau biasa disebut
dengan hutang perusahaan.
Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan menjadi tanggungan terhadap keseluruhan
resiko perusahaan.

D. Pengertian Biaya Modal (Cost Of Capital)


Konsep Cost of Capital (Biaya penggunaan modal atau biaya modal)
dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.
Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang saling
berkaitan. Kita tidak bisa menentukan besarnya cost of capital jika tidak mengetahui
besaran capital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan jumlah capital
budget jika tidak tahu nilai cost of capital. Dengan demikian, jika manajer keuangan
ingin memaksimalkan nilai perusahaan, maka biaya modal dan capital budgeting
harus ditentukan secara simultan.
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Biaya
modal tersebut merupakan salah satu elemen dalam analisis penganggaran modal.
Penganggaran modal merupakan investasi yang berisiko, karena itu manajer keuangan
perlu menggabungkan konsep dengan penganggaran modal. Lebih spesifik lagi, risiko
akan memengaruhi discount rate yang akan dipakai dalam analisis NPV atau IRR.
Semakin tinggi risiko, akan semakin tinggi discount rate yang dipakai dalam analisis
investasi. Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata-rata
tertim- bang (weighted average cost of capital).
Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan
karena digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya
sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil
yang harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan
tidak dinyatakan merugi.

6
E. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Resiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat
perubahan returnatas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu
perusahaan ditentukan dengankebijakan manajemen investasi.
2. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan
berjalan. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk
suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang
telah ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai
peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan
sumber pembiayaan hutang dan saham istimewa.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya
modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini
menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.2

F. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal


1. Struktur Struktur Kebijakan.
Sebuah perusahaan memiliki kendali atas struktur permodalannya, yang menargetkan
struktur modal yang optimal. Karena lebih banyak hutang dikeluarkan, biaya hutang
meningkat, dan karena ekuitas lebih banyak dikeluarkan, biaya ekuitas meningkat.
2. Kebijakan Dividen
Mengingat bahwa perusahaan memiliki kontrol atas rasio pembayarannya, breakpoint
jadwal MCC dapat diubah. Misalnya, karena rasio pembayaran perusahaan
meningkatkan breakpoint antara ekuitas dengan biaya rendah dan ekuitas yang baru
dikeluarkan diturunkan.
3. Kebijakan Investasi
Diasumsikan bahwa, ketika membuat keputusan investasi, perusahaan melakukan
investasi dengan tingkat risiko yang sama. Jika sebuah perusahaan mengubah
kebijakan investasinya relatif terhadap risikonya, baik biaya hutang maupun biaya
perubahan ekuitas.
4. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi biaya hutang dan, berpotensi, biaya ekuitas.
Misalnya, ketika suku bunga menaikkan biaya kenaikan hutang, yang meningkatkan
biaya modal.
5. Tarif Pajak
Tarif pajak mempengaruhi biaya setelah pajak dari hutang. Seiring kenaikan tarif
pajak, biaya hutang menurun, menurunkan biaya modal.

G. Fungsi Biaya Modal


 Terkait Dengan Pajak yang Dikenakan Pada Perusahaan
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal
dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada
perhitungan:
- Sebelum Pajak (before tax basis)
- Setelah Pajak (after tax basis)
 Sebagai Discount Rate
2
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andi-djemma-palopo/jurusan-ekonomi-prodi-
manajemen-dan-bisnis/makalah-keuangan-klp-5/43266832

7
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu
dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal di sini adalah biaya
modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya, jika kita menggunakan metode Net Present Valueatau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka
biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk
menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.

H. Biaya Modal Individu


Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum
pajak atau perhitungan sesudah pajak. Namun pada umumnya digunakan perhitungan
atas dasar sesudah pajak. Biaya modal rata-rata (Average Cost of Capital) biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul
investasi, yaitu dengan membandingkan rate of return dari usul investasi dengan cost
of capital nya.
1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Dalam periode awal atau tahap perencanaan, manajer keuangan harus
mengetahui dengan tepat tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan
digunakan untuk mendanai proyek dalam capital budgeting. Tipe hutang akan
sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam
satu periode. Dengan demikian, manajer keuangan diharapkan mampu
memahami tipe hutang yang cocok dengan bidang usaha perusahaan.
Utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan (trade accounts payable),
utang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya kredit perniagaan (trade
credit) adalah Explisit, jika Debitur gagal membayar tepat pada waktunya maka
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan “Cash Discount”. Jika suatu
perusahaan kehilangan kesempatan mendapatakan cash discount selama setahun,
biaya explisit dari kredit perniagaan tersebut dihitung dengan membandingkan
cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata utang perniagaan selama
setahun. Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit
bank.

2. Biaya Modal Jangka Panjang


Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang
biasanya berasal dari obligasi (cost of bond). Biaya modalnya dengan
memperhitungkan jumlah neto yang diterima dengan pengeluaran kas yang
terjadi karena penggunaan dana tersebut. Biaya utang ini merupakan utang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Biaya
modalnya dengan memperhitungkan jumlah neto yang diterima dengan
pengeluaran kas yang terjadi karena penggunaan dana tersebut.

3. Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari saham Preferen (Cost of preferred
stock)
Merupakan biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan
dana dengan menjual saham preferen. Biaya saham preferen adalah sama
dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen.. Biaya
saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli
saham preferen.

8
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi
flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred
stock) dihitung dengan membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp)
dengan harga neto (net price) yang diperoleh dari penjualan saham preferen per
lembarnya. Jika ada biaya penerbitan (flotation cost) maka biaya modal saham
preferen dihitung atas dasar penerimaan kas bersih yang diterima (Pnet).
Kp =Dp/Pnet

I. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan


Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal
saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri
(biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya
modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana
dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai
dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan
untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
rs = D1 / P0+ g
Dimana:
rs = biaya modal ekuitas
DI = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan

 Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)


Laba di tahan merupakan laba yang diperoleh dari perusahaan baik
sebagian maupun keseluruhan, laba tersebut ditahan atau tidak dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Umumnya, uang dari laba tersebut akan diinvestasikan kembali kepada
perusahaan dengan maksud agar kegiatan produksi perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang dan menjamin kelangsungan pertumbuhan bisnis perusahaan
tersebut sekaligus bisa untuk membayar hutang perusahaan. Jadi, peran laba di
tahan dalam suatu perusahaan cukup penting untuk mengoptimalkan
pertumbuhan perusahaan.
Jumlah laba ditahan atau laba yang tidak dibagikan pada investor ini dapat
digunakan perusahaan sebagai tambahan modal untuk memperbesar modal
perusahaan. Laba di tahan (Retained Earnings) merupakan kumpulan dari laba
tahun berjalan yang dimulai dari tahun pertama perusahaan berdiri hingga
sekarang setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan kepada para
investor
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah
prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam
bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham

9
menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back
fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
 Pendekatan Capital Asset Pricing Mode (CAPM)
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
 Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
Po= D1/Ks-g
Ks= D1/ Po +g
Maka,
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
 Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
 Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru, biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost.
Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Ksb = D1/Po (1-FC) +g
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cos

J. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)


Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang
diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya
modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital/ WACC). Sebagai
unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal
yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Sederhananya, formulasi WACC membantu manajemen mengevaluasi apakah
perusahaan harus membiayai pembelian aset baru dengan utang atau ekuitas dengan
membandingkan kedua opsi biaya. Membiayai pembelian aset baru dengan utang atau
ekuitas dapat membuat dampak besar pada profitabilitas perusahaan dan harga saham
secara keseluruhan.
Manajemen harus menggunakan persamaan WACC untuk menyeimbangkan
harga saham, ekspektasi pengembalian investor, dan total biaya pembelian aset.
Eksekutif dan dewan direksi menggunakan WACC untuk menilai apakah keputusan
merger berpotensi baik atau buruk. Di sisi lain, investor dan kreditor menggunakan
WACC untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan layak diinvestasikan atau
diberikan pinjaman.

10
Persentase WACC yang tinggi mengindikasikan biaya keseluruhan pendanaan
perusahaan lebih besar dan perusahaan akan memiliki lebih sedikit uang kas untuk
didistribusikan kepada pemegang saham atau untuk pelunasan utang. Dengan
meningkatnya biaya rata-rata modal, perusahaan cenderung tidak menciptakan nilai
lebih bagi investor dan kreditur. Sehingga investor dan kreditur cenderung mencari
peluang investasi dari perusahaan lain.3
Weighted Average Cost of Capital
1. Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka
biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
WAC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan da
ri modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.

Tingkat pajak perseroan = 25%.


Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25% ) = 4,5%

3
https://www.researchgate.net/publication/352478575_Analisis_Konsep_Biaya_Modal

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya modal (cost of capital) biaya modal adalah biaya riil yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang,
saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi
atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah
penting, dengan alasan: memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan, Keputusan penganggaran modal (capital
budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal, Keputusan-keputusan
lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
makalah kami ini, kritik dan saran kami perlukan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andi-djemma-palopo/jurusan-
ekonomi-prodi-manajemen-dan-bisnis/makalah-keuangan-klp-5/43266832

https://www.researchgate.net/publication/352478575_Analisis_Konsep_Biaya_Modal

http://eprints.polsri.ac.id/8928/3/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai