Oleh
Kelompok 4
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI A
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Perhitungan Biaya
Modal dan Struktur Modal’’ ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ‘’Perhitungan Biaya Modal dan Struktur Modal’’. Kami
menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam membuat makalah ini, untuk itu kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan
makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan terimakasih juga buat teman-teman anggota kelompok yang bersedia
menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 21
3.2 Saran............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa
asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal mencerminkan rata-rata
biaya permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai
dengan penggunaan biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan yaitu untuk
memaksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan, capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal, dan untuk
mengambil keputusan lain yang memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal
kerja.
Struktur modal adalah perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan
modal sendiri. Struktur modal yang optimum, terjadi apabila risiko dan pengembalian yang
diharapkan ‘seimbang’,sehingga harga saham dapat dimaksimalkan.
Kami telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
COST OF CAPITAL
Cost of capital (biaya penggunaan modal) adalah menentukan besarnya biaya riil atas
penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk selanjutnya menentukan biaya modal
rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan didalam perusahaan.
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan untuk mendapatkan modal,
baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk biaya
investasi perusahaan. Kalau perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba yang ditahan
(retained earning), tentu juga ada biaya yaitu sebesar rate of return (tingkat pendapatan investasi)
yang diharapkan diterima oleh investor kalau mereka menginvestasikan sendiri. Biaya penggunaan
modal yang berasal dari laba ditahan disebut "cost of retained earning".
1. Dari pihak investor, biaya modal merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan,
merupakan pencerminan (dipengaruhi) oleh tingkat risiko, aktiva yang dimiliki dan
struktur modal serta faktor lain seperti manajemen.
2. Dari pihak perusahaan, biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal dari investor.
Jadi secara umum risiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan
yang diminta oleh investor juga tinggi dan itu berarti biaya modal juga tinggi. Karena struktur
modal terdiri dari berbagai macam sumber, maka biaya modalnya harus tertimbang.
2
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of
capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus
dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang
paling relevan untuk keputusan investasi
1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru
yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru
sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Sedangkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu
dengan membandingkan "rate of return" dari suatu investasi tersebut dengan "cost of
capital".
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang
merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus
menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
3
A. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL
Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank memotong bunganya didepan,
plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal
hutangnya.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut
Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
C + F-P dimana :
N C = Annual Int.Payment.
kd = x 100% F = Value of Bond.
P+F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.
Metode Accurate :
𝑰 𝑴
𝑷𝒐 = ∑ +
(𝟏 + 𝒌𝒅 ) (𝟏 + 𝒌𝒅 )
𝒕+𝟏
4
Dimana :
M = Harga nominal obligasi atau harga yang akan diterima pada akhir umurnya =
nilai jatuh tempo
Jika obligasi baru dijual sama dengan nilai nominalnya dan tidak ada flotation cost
(biaya emisi), maka biaya hutang = tingkat bunga yang menyamarkan Present Value (PV)
penerimaan bunga dan pelunasan pokok pinjaman (kd = tingkat bunga). Karena
pembayaran bunga merupakan pengurangan pajak, maka biaya hutang setalah pajak (k)
harus disesuaikan dengan cara mengalikan dengan (1-pajak) sehingga menjadi : k1 = k2(1-
pajak).
Contoh :
PT. ABC menjual 1.000.000 lembar obligasi 8,5% dengan nilai nominal Rp.10.000,00
dengan harga sama dengan nilai nominalnya. Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun.
Apabila tarif pajak sebesar 40%, maka tentukan biaya hutang setelah pajak.
Penyelesaian :
= 8.5%(1-0,40)
Atau :
F−P
C+
N
Kd = P+F x 100%
2
10.000−10.000
850+ 5
= 10.000+10.000 x 100%
2
5
850
= = 8,5%
10.000
Bila obligasi tersebut dijual degan harga sesuai dengan harga nominalnya, maka biaya
hutang akan lebih rendah daripada bunga yang dibayarkan.
Missal :
Untuk obligasi PT. ABC tersebut laku terjual dengan harga Rp.11.000,00 maka tingkat
bunga yang menyamarkan Present Value (PV), penerimaan bunga Rp.850,00 tiap tahun
selama 5 tahun, serta pelaksanannya Rp.10.000,00 pada akhir tahun ke 5 adalah sebesar :
Kd = 6,19%
10.000−11.000
850+
5
Kd = 11.000+10.000 𝑥100%
2
= 6,19%
Selisih PV of proceeds
Selisih tk. Bunga Selisih PV dengan PV of capital
outlays
Kd = 5,0% 11.515 11.515
Kd = 8,5% 10.000 11.000
3,5% 1.515 515
515
IRR = kd = 5% + 1.515 𝑥3,5% = 6,12%
6
B. BIAYA MODAL SAHAM PREFEREN
𝐝𝐩
𝐏𝐨 =
𝐤𝐩
Keterangan :
Bila ada floationcost, maka biaya modal saham preferen diperhitungkan atas dasar
kas bersih yang diterima (p.net).
dp
k p = p.net
Contoh:
Floatation cost setiap lembar saham Rp 100,00 maka biaya modal saham preferen adalah :
7
C. BIAYA MODAL SENDIRI
Biaya modal sendiri (ke) adalah sebesar required rate of return investor saham biasa.
Perusahaan dapat memperoleh moal sendiri dengan dua cara:
1. Laba ditahan
2. Mengeluarkan saham baru
Biaya laba ditahan pada prinsifnya akan lebih rendah dari pada biaya modal saham
baru, karena penjualan saham baru biasanya ada floating cost ( biaya emisi saham).
𝐝
𝐤𝐞 = 𝐏
𝐨
d
k e = P1 + g
o
8
E. BIAYA MODAL SAHAM BIASA
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan,
karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan
mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai
hak-hak istimewa seperti Saham Preferen. Deviden Saham biasa akan dibayarkan apabila
perusahaan memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan rugi, maka deviden tidak
dibagikan. Oleh karena, deviden dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba maka
diharapkan ada pertumbuhan deviden dari tahun ke tahun . Hal tersebut berarti terdapat
harapan peningkatan laba dari tahun ke tahun.
d1
ke = +g
Po (1−c)
D P E
K o = E+D+P (k i ) + E+D+P (k p ) + E+D+P (k e )
Contoh:
Ki=kd (1-0,5)
9
=6% (0,5) = 3%
Keterangan :
D P E
K o = E+D+P (k i ) + E+D+P (k p ) + E+D+P (k e )
=30%(3%)+5%(7%)+65%(10%)=7,75%
Weighted of capital (WACOC) atau biaya modal rata rata tertimbang tersebut akan
berubah kalau ada struktur perubahan modal atau perubahan biaya masing masing komponen
modal tersebut. Selama struktur modal dan biaya modal masingh masing komponen modal
tersebut masih dapat dipertahankan. WACOC tidak akan berubah meskipun ada tambahan
modal yang digunakan.
Contoh:
Jumblah = Rp 1.454.000,00(100%)
Biaya penggunaan modal dari masing masing komponen modal adalah sebagai berikut:
Saham preferen 6%
Penyelesaian:
Ki= 6% (1-0,5) = 3%
10
Ko=22% (3%) + 1% (6%) + 77% (10%)
Ko=0,0842
Ko=8,42%
Pada tahun 2015 perusahaan memperoleh laba sebesar Rp600.000,00 dan dibayar
deviden sebesar Rp200.000,00 dan ditahan sebesar Rp400.000,00
Rp.400.0000
= Rp. 519.480,00 dibulatkan menjadi Rp 519.000,00
0,77
= 0,00659+0,000578+0,07707129
=0,0842
=8,42%
11
Jadi tambahan dana maksimum untuk dapat mempertahankan WACOC = 8,42%
adalah sejumblah Rp 519.000,00 dengan komposisi laba Rp400.000,00 (modal sendiri/laba
ditahan) saham preferen Rp 5.000,00 dan hutang (jangka panjang) Rp 114.000,00
Struktur modal merupakan perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek bersifat
permanen,hutang jangka panjang,saham preferen dan saham biasa.Struktur modal adalah
perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan modal sendiri .Kebijaksanaan
struktur modal merupakan pemilihan antara risiko dan pengembalian yang di harapkan.
Apabila hutang bertambah akan menaikkan tingkat risiko ,yaitu membayar bunga
pinjaman yang lebih besar,dengan pengembalian yang lebih besar.Kalau tingkat risiko
tinggi,maka akan menurunkan harga saham,sehingga ilai perusahaan akan menurun,dan
seblaiknya kalau tingkat pengembalian yang diharapkan tinggi,maka akan menaikkan harga
saham,sehingga nilai perusahaan akan naik,yang menaikkan kepercayaan terhadap
perusahaan juga akan meningkat.
12
sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan yang cukup besar, sehingga
perusahaan akan mengurangi hutangnya, bahkan bisa tidak menggunakan hutang
dalam operasi perusahaan.Tetapi sebaliknya apabila perusahaan tingkat
petumbuhannya keciil, bahkan tidak ada pertumbuhan, makan kemungkinan
perusahaan menggunakan hutang akan lebih besar.
2. Sales stability, stabilitas penjualan. Apabila pertumbuhan perusahaan selalu
meningkat,maka perusahaan dengan sendirinya memperoleh dana yang cukup besar,
sehingga perusahaan akan mengurangi hutangnya ,bahkan bisa tidak menggunakan
hutang dalam operasi perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila penjualan perusahaan
stabil turun, maka perusahan akan berkurangnya dana yang diperoleh, sehingga
perusahaan akan menambah hutangnya untuk keperluan operasi perusahaan.
3. Asset structur,struktur aktiva. Kalau perusahan mempunyai permodalan sendiri,cukup
besar, maka perusahaan tidak memerlukan pinjaman, tetapi sebaliknya kalau
permodalan perusahaan kecil, maka perusahaan tidak memerlukan pinjaman.
4. Management attitudes, sifat manajemen. Dalam melakukan operasi perusahaan,
manajemen ada yang bersifat berani menanggung risiko dan ada pula yang bersifat
tidak menyukai risiko (risk everse). Manajemen berani dalam hal ini, manajemen
selalu bertindak agresif, ingin dalam kegiatan operasi perusahaan selalu besar,
sehingga perusahaan menginginkan permodalan yang besar, yang mengakibatkan
manajemen yang tidak menyukai risiko, manajemen tidak berani melakukan
pinjaman, sehingga kegiatan operasi perusahaan dilakukan seperti apa yang terjadi.
5. Market conditions, keadaan pasar modal. Pasar modal yang mudah untuk
mendapatkan dana, berupa pinjaman, maka perusahaan juga dengan mudah
mendapatkan pinjaman yng cukup besar, begitu pula sebaliknya.
6. Taxes, Pajak. Tingkat pajak yang cukup besar, perusahaan akan berusaha melakukan
pinjaman yang cukup besar pula, karena perusahaan beranggapan dengana danya
hutang, perusahaan akan membayar bunga juga yang cukup besar sehingga akan
mengurangi laba perusahaan yang akan dikenakan pajak. Begitu pula sebaliknya
kalau tingkat pajak cukup kecil, maka perusahaan tidaknakan melakukan pinjaman
yang besar.
Kesimpulan sementara dari teori struktur modal adalah, pertama terdapat struktur
modal yang optimum atau paling tidak terletak dalam satu rentang tertentu untuk suatu
perusahaan, dan seberapa besar perusahaan menggunakan modal sendiri, tentu saja
13
tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Kedua, meskipun sampai sata ini
masih sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal yang optimal, hal ini adalah
karena antara satu perusahan dengan perusahaan lainnya yang berbeda kondisinya. Ketiga,
pemahaman konsep struktur modal membantu manajer keuangan untuk mengidentifikasi
faktor utama yang memengaruhi struktur modal yang optimal, yang terkait dengan situasi dan
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Menurut konsep cost of capital, struktur modal yang optimum adalah struktur modal
yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital).
A. FINANCIAL LEVERAGE
Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi struktur modal
suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Nilai buku dari
modal pemegang saham (Equity = E) terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus
modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham
tersebut akan ditambahkan kepada modal pemegang saham dan kedua saham itu, yaitu saham
biasa dan saham preferen akan disebut kekayaan bersih (net worth) perusahaan.
Financial leverage adalah penggunaan assets dan sember dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham.
Tujuan financial leverage adalah keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya
assets dan sumber dananya tersebut diatas, sehingga meningkatkan keuntungan pemegang
saham.
14
Apabila perusahaan yang tidak mempunyai hutang, nilai perusahaannya akan naik,
karena tidak ada risiko bunga yang harus dibayar. Kemudian nilai perusahaan akan turun,
karena terbatasnya dana, sehingga perusahaan berhutang untuk operasi perusahaan.
Contoh:
NERACA
Aktiva Pasiva
Catatan:
15
Jumlah biaya …………………………………………………..Rp. 3.200.000.000,00
Interest……………………………………….…………….…..Rp. 0
Data lainnya:
Contoh:
16
2. Mempertimbangkan memasukan hutang dalam struktur modalnya, 50% dari
keperluan modal dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi (hutang), dengan
tingkat bunga sebesar 6%.
3. 25% modal dipenuhi dengan mengeluarkan saham biasa, sisanya dipenuhi
dengan obligasi dengan tingkat bunga 6%
Ditanyakan :
Penyelesaian :
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Hutang 0% Hutang 50% Hutang 75%
Saham 100% Saham 50% Saham 25%
Dipenuhi: Dipenuhin: Dipenuhin:
100.000 lbr saham @ 50.000 lbr Saham @ 25.000 lbr saham @
Rp.10.000,00 Rp.10.000,00 Rp.10.000,00
6% Obligasi Rp0,00 6% Obligasi Rp500 juta 6% Obligasi Rp750 juta
17
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
𝐸𝐴𝑇
1. EPS = 𝐽𝑚𝑙ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 = 𝑅𝑝600,00 Rp840.00 Rp1.320,00
3. Yang Menghasilkan EPS & Return yang paling tinggi adalah Alternatif III. EPS (Earning Per
Share), laba per lembar saham Rp1.320,00 dan return atau pengembalian/laba sebesar 13,2%
Untuk mengetahui seberapa besar EBIT (Earning Before Interest and Toxes), laba
sebelumbunga dan pajak agar menyamakan EPS (Earning Per Share), laba perlembar saham dalam
keseimbangan pada semua alternative, menggunakan rumus Indefference Point (Break Even Financial
Leverage) Sebagai berikut:
𝑋(1−𝑡) (𝑋−𝐶)(1−𝑡)
𝑆1 𝑆2
18
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar, tanpa obligasi
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang berbeda , dan disertai obligasi secara
Bersama -sama
𝑋(1 − 𝑡) (𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡)
=
𝑆1 𝑆2
-30.000 X = - 1.800.000.000.000
X = 60.000.000
(𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡) (𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡)
=
𝑆2 𝑆2
-45.000 X = - 2.700.000.000.000
X = 60.000.000
19
Pembuktian :
𝐸𝐴𝑇
EPS = 𝐽𝑚𝑙ℎ 𝑙𝑏𝑟 𝑠ℎ𝑚 360 360 360
Jadi apabila x, dalam hal ini EBIT (Earning Before Interest and Toxes),
Rp60.000.000,00, alternative manapun (alternative I,II,III) yang dipilih, akan menghasilkan
EPS (Earning Per Share), laba per lembar saham yang sama yaitu sebesar Rp360,00. Apabila
EBIT lebih besar atau lebih kecil dari Rp60.000.000,00 akan menghasilkan EPS yang
berbeda antara alternative I, II, III.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk
investasi perusahaan.
- Struktur modal adalah perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan
modal sendiri. Struktur modal yang optimum, terjadi apabila risiko dan
pengembalian yang diharapkan ‘seimbang’, sehingga harga saham dapat
dimaksimalkan.
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22