Anda di halaman 1dari 25

Makalah Manajemen Keuangan

“Perhitungan Biaya Modal dan Struktur Modal”

Oleh
Kelompok 4

Nama Kelompok Absen Nim


Komang Sri Arta 09 1802622010171
Ni Kadek Diyah Leviani 11 1802622010173
Ni Putu Vira Egi Diani 26 1802622010188
Putu Asrilia Cahyani 29 1802622010191
Putu Dewi Anjali Iswara 30 1802622010192

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI A

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Perhitungan Biaya
Modal dan Struktur Modal’’ ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ‘’Perhitungan Biaya Modal dan Struktur Modal’’. Kami
menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam membuat makalah ini, untuk itu kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan
makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan terimakasih juga buat teman-teman anggota kelompok yang bersedia
menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Denpasar, 23 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biaya Modal (Cost of Capital)..................................................................... 2

2.2 Struktur Modal............................................................................................. 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 21

3.2 Saran............................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa
asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal mencerminkan rata-rata
biaya permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai
dengan penggunaan biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan yaitu untuk
memaksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan, capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal, dan untuk
mengambil keputusan lain yang memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal
kerja.
Struktur modal adalah perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan
modal sendiri. Struktur modal yang optimum, terjadi apabila risiko dan pengembalian yang
diharapkan ‘seimbang’,sehingga harga saham dapat dimaksimalkan.

1.2 Rumusan Masalah

Kami telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana pengertian dan pemahaman mengenai perhitungan biaya modal ?


2. Apakah tujuan perhitungan biaya modal ?
3. Bagaimana pengertian dan pemahan mengenai struktur modal ?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan perhitungan biaya modal.


2. Memahami tujuan dari perhitungan biaya modal.
3. Memahami dan menjelaskan tentang bagian struktur modal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

COST OF CAPITAL

Cost of capital (biaya penggunaan modal) adalah menentukan besarnya biaya riil atas
penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk selanjutnya menentukan biaya modal
rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan didalam perusahaan.

Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan untuk mendapatkan modal,
baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk biaya
investasi perusahaan. Kalau perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba yang ditahan
(retained earning), tentu juga ada biaya yaitu sebesar rate of return (tingkat pendapatan investasi)
yang diharapkan diterima oleh investor kalau mereka menginvestasikan sendiri. Biaya penggunaan
modal yang berasal dari laba ditahan disebut "cost of retained earning".

Biaya modal dapat dibagi dari dua sisi :

1. Dari pihak investor, biaya modal merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan,
merupakan pencerminan (dipengaruhi) oleh tingkat risiko, aktiva yang dimiliki dan
struktur modal serta faktor lain seperti manajemen.
2. Dari pihak perusahaan, biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal dari investor.
Jadi secara umum risiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan
yang diminta oleh investor juga tinggi dan itu berarti biaya modal juga tinggi. Karena struktur
modal terdiri dari berbagai macam sumber, maka biaya modalnya harus tertimbang.

2.1 PERHITUNGAN BIAYA MODAL


Perhitungan biaya penggunaan modal biasanya didasarkan atas perhitungan sesudah
pajak (after tax). Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan
berikut:

1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)


diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.

2
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of
capital.

Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus
dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang
paling relevan untuk keputusan investasi

Biaya yang harus dibayar :

1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.

Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru
yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru
sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Sedangkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu
dengan membandingkan "rate of return" dari suatu investasi tersebut dengan "cost of
capital".
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang
merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus
menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).

3
A. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL

Jika hutang jangka pendek merupakan bagian dari pembelanjaan


perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.

Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)

Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank memotong bunganya didepan,
plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal
hutangnya.

Interest Payment + Premi Asuransi


Cod = ------------------------------------------------ x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)

Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).

 Biaya Hutang dari Obligasi (cost of bond = kd)

Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut
Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).

Short Cut Formula :

C + F-P dimana :
N C = Annual Int.Payment.
kd = x 100% F = Value of Bond.
P+F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.

Metode Accurate :

𝑰 𝑴
𝑷𝒐 = ∑ +
(𝟏 + 𝒌𝒅 ) (𝟏 + 𝒌𝒅 )
𝒕+𝟏

4
Dimana :

I = C = bunga obligasi tahunan dalam rupiah.

Po = harga pasar obligasi

M = Harga nominal obligasi atau harga yang akan diterima pada akhir umurnya =
nilai jatuh tempo

Jika obligasi baru dijual sama dengan nilai nominalnya dan tidak ada flotation cost
(biaya emisi), maka biaya hutang = tingkat bunga yang menyamarkan Present Value (PV)
penerimaan bunga dan pelunasan pokok pinjaman (kd = tingkat bunga). Karena
pembayaran bunga merupakan pengurangan pajak, maka biaya hutang setalah pajak (k)
harus disesuaikan dengan cara mengalikan dengan (1-pajak) sehingga menjadi : k1 = k2(1-
pajak).

Contoh :

PT. ABC menjual 1.000.000 lembar obligasi 8,5% dengan nilai nominal Rp.10.000,00
dengan harga sama dengan nilai nominalnya. Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun.
Apabila tarif pajak sebesar 40%, maka tentukan biaya hutang setelah pajak.

Penyelesaian :

850 850 850 850 850 + 10.000


10.000 = 1
+ 2
+ 3
+ 4
+
(1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 )5

kd = Internal Rate of Return {=IRR} kd = 8,5 KI = kd(1-pajak)

= 8.5%(1-0,40)

= 5,15 (biaya hutang setelah pajak)

Atau :

F−P
C+
N
Kd = P+F x 100%
2

10.000−10.000
850+ 5
= 10.000+10.000 x 100%
2

5
850
= = 8,5%
10.000

Bila obligasi tersebut dijual degan harga sesuai dengan harga nominalnya, maka biaya
hutang akan lebih rendah daripada bunga yang dibayarkan.

Missal :

Untuk obligasi PT. ABC tersebut laku terjual dengan harga Rp.11.000,00 maka tingkat
bunga yang menyamarkan Present Value (PV), penerimaan bunga Rp.850,00 tiap tahun
selama 5 tahun, serta pelaksanannya Rp.10.000,00 pada akhir tahun ke 5 adalah sebesar :

Kd = 6,19%

Perhitungannya sebagai berikut :

10.000−11.000
850+
5
Kd = 11.000+10.000 𝑥100%
2

= 6,19%

Ki = 6,19 (1-0,40) = 3,71%

850 850 850 850 850 + 10.000


10.000 = 1
+ 2
+ 3
+ 4
+
(1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 ) (1 + 𝑘𝑑 )5

Selisih PV of proceeds
Selisih tk. Bunga Selisih PV dengan PV of capital
outlays
Kd = 5,0% 11.515 11.515
Kd = 8,5% 10.000 11.000
3,5% 1.515 515

515
IRR = kd = 5% + 1.515 𝑥3,5% = 6,12%

Ki = 6,12% (1-0,40) = 3,67% = 3,7%

6
B. BIAYA MODAL SAHAM PREFEREN

Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock)


Biaya modal saham preferen merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan
menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen
diperhitungkan sebesar keuntungan yang disyaratkan oleh investor pemegang saham
preferen.

Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara utang dengan saham,


karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi deviden yang dibayarkan mirip dengan
bunga karena bersifat tetap. Perhitungan biaya modal preferen mudah dilakukan, sama seperti
perhitungan biaya utang. Parameter diestimasi relatif jelas.

𝐝𝐩
𝐏𝐨 =
𝐤𝐩

Keterangan :

Po=harga saham preferen

Po=dividen saham preferen

KP=Tingkat keuntungan yang disyratkan oleh pemegang saham preferen

Bila ada floationcost, maka biaya modal saham preferen diperhitungkan atas dasar
kas bersih yang diterima (p.net).

dp
k p = p.net

Contoh:

PT ABC menjual saham preferen kumulatif nominal Rp 10.000.000 dengan harga

Rp 12.600.000 Dividen sahan preferen setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 1.000,00

Floatation cost setiap lembar saham Rp 100,00 maka biaya modal saham preferen adalah :

Karena pembayaran divide saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi


pajak, maka biaya modal saham preferen tidak perlu lagi di sesuakan dengan pajak.

7
C. BIAYA MODAL SENDIRI

Biaya modal sendiri (ke) adalah sebesar required rate of return investor saham biasa.
Perusahaan dapat memperoleh moal sendiri dengan dua cara:

1. Laba ditahan
2. Mengeluarkan saham baru
Biaya laba ditahan pada prinsifnya akan lebih rendah dari pada biaya modal saham
baru, karena penjualan saham baru biasanya ada floating cost ( biaya emisi saham).

D. MODAL LABA DITAHAN

Biaya Laba Ditahan / Ekuitas Eksternal (Cost Of Retained Earning)


Laba ditahan sering disebut sebagai sesuatu yang gratis, karena laba ditahan adalah uang
yang tersisa setelah dividen dibayar. Tapi, modal ini tetap memiliki biaya. Alasannya biaya
saldo laba ditahan berhubungan dengan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost
principle). Laba setelah pajak adalah milik para pemegang saham.
Pemegang saham obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan
pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga
dan dividen saham preferen adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat
membayarkan laba dalam bentuk dividen atua menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke
dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan
yang terlibat.
𝐝
𝐏𝐨 = 𝐤
𝐝

𝐝
𝐤𝐞 = 𝐏
𝐨

Dalam kenyataannya modal yang mengalami pertumbuhan dirasa lebih realistis,


karena bukankah investor akan mengharapkan bahwa dividen akan terus meningkat dari
tahun kle tahun, maka:

d
k e = P1 + g
o

8
E. BIAYA MODAL SAHAM BIASA

Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan,
karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan
mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.

Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai
hak-hak istimewa seperti Saham Preferen. Deviden Saham biasa akan dibayarkan apabila
perusahaan memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan rugi, maka deviden tidak
dibagikan. Oleh karena, deviden dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba maka
diharapkan ada pertumbuhan deviden dari tahun ke tahun . Hal tersebut berarti terdapat
harapan peningkatan laba dari tahun ke tahun.

d1
ke = +g
Po (1−c)

Biaya penggunaan modal secara keseluruhan (Over-all cost of capital):

D P E
K o = E+D+P (k i ) + E+D+P (k p ) + E+D+P (k e )

Contoh:

Perusahaan ABC mempunyai struktur modal sebagai berikut

Hutang (jangka panjang ) =Rp 60.000.000,00 (D)

Saham preferen =Rp 10.000.000,00(P)

Saham (Biasa)/Modal sendiri =Rp 130.000.000,00(E)

Jumblah =Rp 200.000.000,00

Biaya penggunaan dana dari masing masing sumber danatersebut adalah:

Hutang (jangka panjang) =6% (kd) sebelum pajak

Saham preferen =7%

Saham/modal sendiri =10%

Tingkat pajak =50%

Ki=kd (1-0,5)

9
=6% (0,5) = 3%

Keterangan :

Ko = Weighted cost of capital (WACOC) = biaya modal rata rata tertimbang

D P E
K o = E+D+P (k i ) + E+D+P (k p ) + E+D+P (k e )

=30%(3%)+5%(7%)+65%(10%)=7,75%

Weighted of capital (WACOC) atau biaya modal rata rata tertimbang tersebut akan
berubah kalau ada struktur perubahan modal atau perubahan biaya masing masing komponen
modal tersebut. Selama struktur modal dan biaya modal masingh masing komponen modal
tersebut masih dapat dipertahankan. WACOC tidak akan berubah meskipun ada tambahan
modal yang digunakan.

Contoh:

Struktur modal perusahaan ABC 31 Desember 2015 sebagai berikut :

Hutang (jangka panjang) = Rp 32.000,00(22%)

Saham preferen = Rp 14,000,00(1%)

Saham(biasa/modal sendiri = Rp 1.120.000,00 (77%)

Jumblah = Rp 1.454.000,00(100%)

Biaya penggunaan modal dari masing masing komponen modal adalah sebagai berikut:

Hutang (jangka panjang) 6% (sebelum pajak)

Saham preferen 6%

Saham(biasa/modal sendiri 10%

Tingkat pajak penghasilan 50%

Dengan data tersebut diatas, tentukan WACOC-nya.

Penyelesaian:

Ki= 6% (1-0,5) = 3%

10
Ko=22% (3%) + 1% (6%) + 77% (10%)

Ko=0,00066 + 0,006 + 0,0770

Ko=0,0842

Ko=8,42%

Pada tahun 2015 perusahaan memperoleh laba sebesar Rp600.000,00 dan dibayar
deviden sebesar Rp200.000,00 dan ditahan sebesar Rp400.000,00

Untuk dapat mempertahankan WACOC = 8,42%, perusahaan harus memperthankan


pula pertimbangan modalnya. Berarti laba ditahan sebesar Rp400.000,00 tersebut harus 77%
dari keseluruhan tambahan tambahan dana yang akan ditarik.

Maka keseluruhan dana yang ditarik/diperlukan adalah:

Rp.400.0000
= Rp. 519.480,00 dibulatkan menjadi Rp 519.000,00
0,77

Dengan proporsi sebagai berikut:

Hutang (jangka panjang) 22% dari Rp519.000,00 =Rp 114.000,00

Saham preferen 1% dari Rp 519.000,00 =Rp 5000,00

Saham (biasa)/modal sendiri 77% =Rp 400.000,00

Jumlah =Rp 519.000,00

114.000 5000 400.000


WACOC = (3%) + (6%) + (10%)
519.000 519.000 519.000

= 0,00659+0,000578+0,07707129

=0,0842

=8,42%

11
Jadi tambahan dana maksimum untuk dapat mempertahankan WACOC = 8,42%
adalah sejumblah Rp 519.000,00 dengan komposisi laba Rp400.000,00 (modal sendiri/laba
ditahan) saham preferen Rp 5.000,00 dan hutang (jangka panjang) Rp 114.000,00

2.2 STRUKTUR MODAL

Struktur modal merupakan perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek bersifat
permanen,hutang jangka panjang,saham preferen dan saham biasa.Struktur modal adalah
perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan modal sendiri .Kebijaksanaan
struktur modal merupakan pemilihan antara risiko dan pengembalian yang di harapkan.

Apabila hutang bertambah akan menaikkan tingkat risiko ,yaitu membayar bunga
pinjaman yang lebih besar,dengan pengembalian yang lebih besar.Kalau tingkat risiko
tinggi,maka akan menurunkan harga saham,sehingga ilai perusahaan akan menurun,dan
seblaiknya kalau tingkat pengembalian yang diharapkan tinggi,maka akan menaikkan harga
saham,sehingga nilai perusahaan akan naik,yang menaikkan kepercayaan terhadap
perusahaan juga akan meningkat.

Struktur modal yang optimum,terjadi apabila risiko dan pengembalian yang


diharapkan ‘seimbang’,sehingga harga saham dapat dimaksimalkan.

Dua pandangan baru mengenai risiko (risk) :

1. Bussiness risk,or riskiness of the firm’s assets if it uses no debt.


Merupakan risiko yang terjadi pada perusahaan, karena perusahaan tidak
menggunakan hutang dalam kegiatan operasi perusahaan.
2. Financial risk, the additional risk placed on the common stockholders as a result of
the firm’s decision to use debt.
Merupakan risiko yang terjadi pada perusahaan sehingga menjadi beban pemegang
saham, karena perusahaan dalam kebijaksanaannya menggunakan hutang dalam
kegiatan operasi perusahaan.

FAKTOR – FAKTOR MEMENGARUHI KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL

1. Growth rate, pertumbuhan penjualan masa depan. Apabila pertumbuhan perusahaan


selalu meningkat, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang cukup besar,

12
sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan yang cukup besar, sehingga
perusahaan akan mengurangi hutangnya, bahkan bisa tidak menggunakan hutang
dalam operasi perusahaan.Tetapi sebaliknya apabila perusahaan tingkat
petumbuhannya keciil, bahkan tidak ada pertumbuhan, makan kemungkinan
perusahaan menggunakan hutang akan lebih besar.
2. Sales stability, stabilitas penjualan. Apabila pertumbuhan perusahaan selalu
meningkat,maka perusahaan dengan sendirinya memperoleh dana yang cukup besar,
sehingga perusahaan akan mengurangi hutangnya ,bahkan bisa tidak menggunakan
hutang dalam operasi perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila penjualan perusahaan
stabil turun, maka perusahan akan berkurangnya dana yang diperoleh, sehingga
perusahaan akan menambah hutangnya untuk keperluan operasi perusahaan.
3. Asset structur,struktur aktiva. Kalau perusahan mempunyai permodalan sendiri,cukup
besar, maka perusahaan tidak memerlukan pinjaman, tetapi sebaliknya kalau
permodalan perusahaan kecil, maka perusahaan tidak memerlukan pinjaman.
4. Management attitudes, sifat manajemen. Dalam melakukan operasi perusahaan,
manajemen ada yang bersifat berani menanggung risiko dan ada pula yang bersifat
tidak menyukai risiko (risk everse). Manajemen berani dalam hal ini, manajemen
selalu bertindak agresif, ingin dalam kegiatan operasi perusahaan selalu besar,
sehingga perusahaan menginginkan permodalan yang besar, yang mengakibatkan
manajemen yang tidak menyukai risiko, manajemen tidak berani melakukan
pinjaman, sehingga kegiatan operasi perusahaan dilakukan seperti apa yang terjadi.
5. Market conditions, keadaan pasar modal. Pasar modal yang mudah untuk
mendapatkan dana, berupa pinjaman, maka perusahaan juga dengan mudah
mendapatkan pinjaman yng cukup besar, begitu pula sebaliknya.
6. Taxes, Pajak. Tingkat pajak yang cukup besar, perusahaan akan berusaha melakukan
pinjaman yang cukup besar pula, karena perusahaan beranggapan dengana danya
hutang, perusahaan akan membayar bunga juga yang cukup besar sehingga akan
mengurangi laba perusahaan yang akan dikenakan pajak. Begitu pula sebaliknya
kalau tingkat pajak cukup kecil, maka perusahaan tidaknakan melakukan pinjaman
yang besar.

Kesimpulan sementara dari teori struktur modal adalah, pertama terdapat struktur
modal yang optimum atau paling tidak terletak dalam satu rentang tertentu untuk suatu
perusahaan, dan seberapa besar perusahaan menggunakan modal sendiri, tentu saja

13
tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Kedua, meskipun sampai sata ini
masih sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal yang optimal, hal ini adalah
karena antara satu perusahan dengan perusahaan lainnya yang berbeda kondisinya. Ketiga,
pemahaman konsep struktur modal membantu manajer keuangan untuk mengidentifikasi
faktor utama yang memengaruhi struktur modal yang optimal, yang terkait dengan situasi dan
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Menurut konsep cost of capital, struktur modal yang optimum adalah struktur modal
yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital).

A. FINANCIAL LEVERAGE

Sebelum membicarakan Financial Leverage, perlu diketahui beberapa istilah dasar


yang akan di definisikan sebagai berikut:

Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Struktur


keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dar neraca, yang terdiri dari hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham.

Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi struktur modal
suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Nilai buku dari
modal pemegang saham (Equity = E) terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus
modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham
tersebut akan ditambahkan kepada modal pemegang saham dan kedua saham itu, yaitu saham
biasa dan saham preferen akan disebut kekayaan bersih (net worth) perusahaan.

Financial leverage adalah penggunaan assets dan sember dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham.

Tujuan financial leverage adalah keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya
assets dan sumber dananya tersebut diatas, sehingga meningkatkan keuntungan pemegang
saham.

14
Apabila perusahaan yang tidak mempunyai hutang, nilai perusahaannya akan naik,
karena tidak ada risiko bunga yang harus dibayar. Kemudian nilai perusahaan akan turun,
karena terbatasnya dana, sehingga perusahaan berhutang untuk operasi perusahaan.

Dengan “titik nilai”, perusahaan dimaksimalkan, yang akan digunakan sebagai


berikut sebagai struktur modal.

Contoh:

DATA PERUSAHAAN PT. MAJU

(Perusahaan yang tidak punya hutang)

NERACA

Per 31 Desember 2015

(dalam 000 Rp)

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar 2.000.000 Hutang 0


Aktiva Tetap 2.000.000 Modal Saham 4.000.000

Jumlah 4. 000.000 Jumlah 4. 000.000

Catatan:

Jumlah Saham 2.000.000 lbr @2.000,00 = 4.000.000.000,00

Perhitungan Rugi laba tahun 2015:

Penjualan ……………………………………………………... Rp. 4.000.000.000,00

Biaya tetap operasi …………………………………………… Rp. 800.000.000,00

Biaya Variabel ………............................................................... Rp. 2.400.000.000,00

15
Jumlah biaya …………………………………………………..Rp. 3.200.000.000,00

EBIT …………………………………………………………..Rp. 800.000.000,00

Interest……………………………………….…………….…..Rp. 0

EBIT ………………………………………………………. Rp. 800.000.000,00

Tax 40%................................................................................ Rp. 320.000.000,00

Net income………………………………….…………...… Rp. 480.000.000,00

Data lainnya:

a) EPS( Earning per share) = Rp 480.000.000,00 : 2.000.000 lbr = Rp. 240,00


b) DPS (Dividend per share) = Rp. 480.000.000.000 : 2.000.000 lbr = Rp. 240,00
(semua laba dibayarkan sebagai dividend)
c) Nilai buku/share : Rp. 4.000.000.000,00/2.000.000 lbr = Rp. 2.000,00
d) PPS (Price per share) = (Po) = Rp. 2.000,00 ; terjual menurut buku/share.
e) Rasio Harga : Pendapatan =
Rp. 2.000, 00 : Rp. 240,00 = 8,33 x
Kalau perusahaan menggunaan “hutang” (leverage keuangan), berapa besar hutang
yang akan diambil, agar pemilihan bentuk struktur modal yang akan memaksimalkan nilai
perusahaan

Contoh:

Perusahaan transportasi “AMAN” mengambil keputusan, mengorganisir kendaraan


baru dengan trayek Surabaya-Yogyakarta. Untuk merealisasikan rencana tersebut dibuatlah
rencana financialnya sebagai berikut :

Keperluan modal sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dan tiga alternative pembelanjaan


yang akan ditempuh sebagai berikut :

1. Dipenuhi dengan mengeluarkan saham biasa sebanyak 100.000 lembar @Rp.


10.000,00

16
2. Mempertimbangkan memasukan hutang dalam struktur modalnya, 50% dari
keperluan modal dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi (hutang), dengan
tingkat bunga sebesar 6%.
3. 25% modal dipenuhi dengan mengeluarkan saham biasa, sisanya dipenuhi
dengan obligasi dengan tingkat bunga 6%
Ditanyakan :

1. Apabila perusahaa memperoleh EBIT (Earning Before Interest and Taxes)


sebesar Rp. 100.000.000,00 dengan tax rate 40%, berapa pendapatan per
saham (EPS = Earning per share) dari ketiga alternative pembelanjaan
tersebut?
2. Hitung pula masing-masi ng alternative tersebut:
a) Rate of Return on Total Capital, tingkat pengembalian dari seluruh
modal dengan rumus:
EBIT
x 100%
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐶𝐴𝑃𝐼𝑇𝐴𝐿

b) Rate of Return on Equity Capital , tingkat pengembalian dari modal


sendiri, dengan rumus:
NET INCOME
x 100%
𝐸𝑄𝑈𝐼𝑇𝑌 𝐶𝐴𝑃𝐼𝑇𝐴𝐿

c) Alternatif mana yang menghasilkan EPS dan Return yang paling


tinggi?

Penyelesaian :
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Hutang 0% Hutang 50% Hutang 75%
Saham 100% Saham 50% Saham 25%
Dipenuhi: Dipenuhin: Dipenuhin:
100.000 lbr saham @ 50.000 lbr Saham @ 25.000 lbr saham @
Rp.10.000,00 Rp.10.000,00 Rp.10.000,00
6% Obligasi Rp0,00 6% Obligasi Rp500 juta 6% Obligasi Rp750 juta

17
Alternatif I Alternatif II Alternatif III

EBIT 100.000.000 100.000.000 100.000.000

Intereset 6% 0 30.000.000 45.000.000

EBT 100.000.000 70.000.000 55.000.000

Tax rate 40% 40.000.000 28.000.000 22.000.000

EAT/Net Income 60.000.000 42.000.000 33.000.000

𝐸𝐴𝑇
1. EPS = 𝐽𝑚𝑙ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 = 𝑅𝑝600,00 Rp840.00 Rp1.320,00

2. Rate of Ret on TC = 10% 10% 10%

Rate of Ret on EC = 6% 8,4% 13,2

3. Yang Menghasilkan EPS & Return yang paling tinggi adalah Alternatif III. EPS (Earning Per
Share), laba per lembar saham Rp1.320,00 dan return atau pengembalian/laba sebesar 13,2%

B. BREAK EVEN FINANCIAL LEVERAGE

Untuk mengetahui seberapa besar EBIT (Earning Before Interest and Toxes), laba
sebelumbunga dan pajak agar menyamakan EPS (Earning Per Share), laba perlembar saham dalam
keseimbangan pada semua alternative, menggunakan rumus Indefference Point (Break Even Financial
Leverage) Sebagai berikut:

Alternatif ada “Saham” Alternatif ada “Saham”

Tanpa “Obligasi” dan “Obligasi

𝑋(1−𝑡) (𝑋−𝐶)(1−𝑡)
𝑆1 𝑆2

Keterangan : X = Tingkat EBIT pada Indifference Point.

C = Jumlah bunga Obligasi dinyatakan dalam Rp.

T = Tingkat pajak perseroan

18
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar, tanpa obligasi

S2 = Jumlah lembar saham biasa yang berbeda , dan disertai obligasi secara

Bersama -sama

Apabila Alternatif I & II:

𝑋(1 − 𝑡) (𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡)
=
𝑆1 𝑆2

𝑋(1 − 0,4) (𝑋 − 30.000.000)(1 − 0,4)


=
100.000 50.000

0,6 𝑋 (0,6 𝑋 − 18.000.000)


=
100.000 50.000

0,6X (50.000) = (0,6X – 18.000.000)

30.000 X = 60.000 X – 1.800.000.000.000

-30.000 X = - 1.800.000.000.000

X = 60.000.000

Apabila Alternatif I & II:

(𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡) (𝑋 − 𝐶)(1 − 𝑡)
=
𝑆2 𝑆2

(𝑋 − 30.000.000)(1 − 0,4) (𝑋 − 45.000.000)(1 − 0,4)


=
50.000 25.000

(0,6 𝑋 − 18.000.000) (0,6 𝑋 − 27.000.000)


=
50.000 25.000

0,6 X (25.000) = (0,6 X – 27.000.000) (100.000)

15.000 X = 60.000 x 2.700.000.000.000

-45.000 X = - 2.700.000.000.000

X = 60.000.000

19
Pembuktian :

Alternatif I Alternatif II Alternatif III

EBIT 60.000.000 60.000.000 60.000.000

Interest Obl 6% 0 30.000.000 45.000.000

EBT 60.000.000 30.000.000 15.000.000

Tax rate 40% 24.000.000 12.000.000 6.000.000

EAT/Net income 36.000.000 18.000.000 9.000.000

𝐸𝐴𝑇
EPS = 𝐽𝑚𝑙ℎ 𝑙𝑏𝑟 𝑠ℎ𝑚 360 360 360

Jadi apabila x, dalam hal ini EBIT (Earning Before Interest and Toxes),
Rp60.000.000,00, alternative manapun (alternative I,II,III) yang dipilih, akan menghasilkan
EPS (Earning Per Share), laba per lembar saham yang sama yaitu sebesar Rp360,00. Apabila
EBIT lebih besar atau lebih kecil dari Rp60.000.000,00 akan menghasilkan EPS yang
berbeda antara alternative I, II, III.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk
investasi perusahaan.
- Struktur modal adalah perbandingan antra modal asing atau jumlah hutang dengan
modal sendiri. Struktur modal yang optimum, terjadi apabila risiko dan
pengembalian yang diharapkan ‘seimbang’, sehingga harga saham dapat
dimaksimalkan.

3.2 Saran

Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, tetapi


pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat berharap agar
pembaca mau memberikan sebuah kritikan dan saran agar kami bisa menjadikan saran dan
kritik yang diberikan oleh pembaca sebagai bahan evaluasi selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-


dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.

Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Imam Gunawan. 2009. Analisa Capital Budgeting (online).


(http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html, diakses tanggal
23 September 2019

22

Anda mungkin juga menyukai