Anda di halaman 1dari 62

AKUNTANSI KEUANGAN

MENENGAH 1

Kecurangan (Fraud), Pengendalian Intern


(Internal Control), dan Kas (Cash)
Akuntansi Kas
Kas Kecil (Petty Cash)
Rekonsiliasi (Reconcialiation Bank)
Kecurangan (Fraud), Pengendalian Intern
(Internal Control), dan Kas (Cash)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari Bab ini, ANDA harus mampu:
1. Menjelaskan tentang Kecurangan dan Pengendalian Intern.
2. Mengidentifikasi Prinsip dari kegiatan Pengendalian Intern.
3. Menjelaskan penerapan Prinsip Pengendalian Intern terhadap penerimaan kas.
4. Menjelaskan penerapan Prinsip Pengendalian Intern terhadap pengeluaran kas.
5. Menjelaskan operasional kas kecil.
6. Menerangkan fitur Pengendalian pada rekening bank.
7. Menyiapkan Rekonsiliasi.
8. Menjelaskan Pelaporan kas.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Grha Akuntan Tel (021) 3190 4232
Jl Sindanglaya 1 Menteng Jakarta 10310
www.iaiglobal.or.id dsak
@iaiglobal.or.id

PSAK 1 (2009) PSAK 1 (2013)

Komponen laporan
Komponen laporan
lengkap:
lengkap:
1. Laporan posisi keuangan
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi dan
2. Laporan laba rugi
penghasilan komprehensif
komprehensif
lain
3. Laporan perubahan ekuitas
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan
5. Catatan atas lap. keuangan
keuangan
6. Informasi komparatif
Kecurangan dan Pengendalian internal
(Fraud and Internal Control)
Learning Objective 1
Define fraud and internal control.
Fraud
Tindakan yang tidak jujur (Dishonest act) oleh karyawan
yang menghasilkan keuntungan prbadi bagi karyawan
tersebut yang merugikan pemberikerja.

Tiga faktor yang


berkontribusi terhadap
aktivitas penipuan

Illustration 01
Fraud triangle

LO 1
Ada 3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya
fraud, yaitu pressure (dorongan), opportunity
(peluang), dan rationalization (rasionalisasi),
sebagaimana tergambar berikut ini:

Opportunity

Financial Rationalization
Pressure
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya
utang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada
umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi
banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.

Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan


karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau
penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan
elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur,
dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari
pembenaran atas tindakannya, misalnya:
1. Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang
dicintainya.
2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari
yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika
pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Internal Control

Metode dan Tindakan yang diadopsi:


1. Melindungi Aset (Safeguard assets).

2. Enhance(Pastikan) accuracy and reliability of accounting


records.

3. Increase efficiency of operations.

4. Ensure(memastikan) compliance with laws and regulations.

LO 1
Fraud and Internal Control

 Applies to publicly traded U.S. corporations.

 Required to maintain a system of internal control.

 Corporate executives and boards of directors must


ensure that these controls are reliable and effective.

 Independent outside auditors must attest to the


adequacy of the internal control system.

 SOX created the Public Company Accounting


Oversight Board (PCAOB).

SO 1 Define fraud and internal control.


Fraud and Internal Control

Internal Control
Methods and measures adopted to:

1. Safeguard assets.

2. Enhance accuracy and reliability of accounting records.

3. Increase efficiency of operations.

4. Ensure compliance with laws and regulations.

SO 1 Define fraud and internal control.


Internal Control

Lima Komponen Utama:


1. Lingkungan Pengendalian (Control environment).
2. Penilaian risiko (Risk assessment).
3. Aktivitas Pengendalian (Control activities).
4. Informasi dn komunikasi (Information and communication).
5. Pemantauan (Monitoring).

LO 1
PENGENDALIAN INTERN DAN
AKUNTANSI KAS

File:TaufikFile:Taufik
Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA.
Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA. 11
BAB I
KAS (BANK)
Dalam bab ini akan dibicarakan pengertian
kas dan karakteristiknya;
Cara penyajian Kas di Neraca; Prinsip
pengendalian interen terhadap kas; Bank
(kas di Bank); Rekonsiliasi Bank; prosedur
pembuatan Rekonsiliasi; Kas Kecil, Selisih
kas dan Soal-soal untuk latihan.

File:TaufikFile:Taufik
Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA.
Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA. 12
A. Pengertian Kas dan
Karakteristiknya
Dalam arti sempit Kas disebut juga Uang.
Sedangkan di dalam akuntansi istilah kas
mengandung pengertian yang lebih luas, yaitu:
-Alat pembayaran yang syah, siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan
Bank, yaitu:
-Sisa rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA. 13


Terdapat 3 kriteria yang harus dipenuhi,
agar alat pembayaran dapat
diklasifikasikan sebagai kas, yaitu:
1. Diterima oleh umum sebagai alat pembayaran
yang sah.
2. Dapat digunakan sewaktu-waktu(diambil dan
disetor sejumlah nilai nominalnya).
3. Tidak dibatasi kegunaannya.

File:Taufik
File:Taufik
Bin Abad,SE.,MM.,
Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA.,Akt.,
CTA. CA. 14
Elemen-elemen Kas

1. Uang tunai(kertas, logam)


2. Simpanan di bank dalam bentuk
rekening giro
3. Check & Giro bilyet dan
4. Alat-alat pembayaran lainnya yang
sesuai dengan syarat-syarat di atas.

File:Taufik
File:Taufik
BinBin
Abad,SE.,MM.,
Abad,SE.,MM.,
Akt.,
Akt.,
CA.,
CA.,
CTA.
CTA.. 15
Bukan elemen kas

1. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu


2. Perangko yang belum terpakai.
3. Check mundur.
4. Check kosong (NSF) dari fihak ketiga.
5. Rekening giro pada bank di luar negri yang
tidak dapat segera diuangkan dipakai).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 16
B. Cara penyajian kas di neraca
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menyajikan kas pada neraca. Cara yang paling umum
digunakan adalah:
1. Digunakan satu akun Kas yang menunjukkan seluruh
elemen kas yang dimiliki perusahaan baik kas yang ada
di perusahaan maupun kas yang ada di bank, dalam
bentuk rekening giro
2. Kas dibagi menjadi 2 akun, yaitu:
a. akun Kas yang menunjukkan saldo kas yang ada
diperusahaan.
b. Akun Bank yang menunjukkan saldo kas yang disimpan
di Bank dalam bentuk rekening giro.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 17
Cont’

Penyajian kas di neraca dicantumkan


dalam kelompok aset lancar.
Dibandingkan dengan aset-aset yang lain,
kas merupakan aset yang
paling lancar (paling liqwid).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 18
C.Prinsip Pengendalian Intern
Terhadap Kas
Kas merupakan aset yang paling sibuk, paling
sering menjadi sasaran penyelewengan dan
identitas kepemilikannya tidak ada. Disamping
itu sebagian besar transaksi perusahaan
biasanya terdiri dari transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas. Mengingat hal tersebut di atas,
maka pengendalian intern terhadap kas
merupakan masalah yang sangat penting artinya
bagi perusahaan.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 19
Prinsip pengendalian intern terhadap
penerimaan dan pengeluar
an kas.
1. Setiap kali terjadi penerimaan kas harus segera dicatat
2. Setiap penerimaan kas harus disetor ke Bank dalam jumlah yang
utuh (intack) paling lambat keesokan harinya.
3. Setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan check (giro).
4. Pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan jumlahnya sudah rutin
(tidak ekonomis bila dilakukan dengan check). Maka pengeluaran-
pengeluaran yang seperti itu dilakukan dengan dibentuknya dana kas
kecil. Pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil dilakukan
dengan cek.
5. Diadakan pemisahan fungsi antara fungsi pencatatan (akuntansi),
fungsi penyimpanan,fungsi pelaksanaan(operasional) dan fungsi
pengawasan.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 20
D. Bank (Kas di Bank)
Bila semua penerimaan kas disetor ke Bank dan semua
pengeluaran kas dilakukan dengan check, maka perkiraan
kas biasanya dinamakan kas di bank (Chash in Bank).
Perkiraan ini pada buku besar penyetor merupakan
perkiraan imbangan bagi buku besar bank untuk penyetor.
Tentu saja perkiraan ini harus sama, tetapi mungkin saja
pada tanggal tertentu saldo tersebut tidak sama. Adapun
penyebabnya antara lain yaitu:
a. Penundaan oleh salah satu fihak untuk mencatat suatu
transaksi.
b. Kesalahan dari salah satu fihak dalam melakukan
pencatatan transaksi.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 21
Cont’
Untuk menentukan alasan, sebab
perbedaan dan untuk membetulkan
beberapa kesalahan yang mungkin telah
dibuat oleh Bank atau penyetor, maka
catatan kepunyaan penyetor (perusahaan)
harus direkonsiliasi dengan laporan bank
(Bank Statement) pada periode yang sama.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 22
E. Rekonsiliasi Bank
Apabila perusahaan menjalankan seperti pada poin D.
Dengan sendirinya setiap akhir periode (biasanya setiap
akhir bulan) perusahaan menerima laporan bank
(Bank Statement). Laporan tersebut pada hakekatnya
merupakan kutipan dari rekening pemegang giro
(perusahaan) yang diselenggarakan oleh Bank. Saldo
yang nampak dalam laporan bank (Bank Statement)
kadang-kadang tidak sama dengan saldo yang nampak
dalam buku pemegang giro (perusahaan).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 23
Cont’
Adapun hal-hal yang menyebabkan adanya perbedaan itu
adalah karena adanya transaksi-transaksi yang belum dicatat
oleh salah satu fihak atau adanya kesalahan pembukuan
(pencatatan) baik yang terjadi dalam pembukuan pemegang
giro atau mungkin juga pembukuan yang diselenggara-kan
oleh Bank. Untuk menentukan hal-hal yang menyebabkan
perbedaan antara saldo yang nampak dalam laporan bank
dengan saldo yang nampak dalam pembukuan pemegang
giro, perlu diadakan rekonsiliasi. Jadi yang dimaksud
dengan Rekonsiliasi adalah, Merupakan suatu penyesuaian
untuk menentukan perbedaan-perbedaan antara saldo kas
menurut catatan perusahaan dengan saldo kas di Bank
menurut laporan Bank (Bank Statement).
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 24
Cont’
Dengan mengetahui elemen-elemen yang
menimbulkan perbedaan tersebut, maka
dapatlah ditentukan saldo yang benar untuk
di sajikan di Neraca.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 25
Hal-hal yang menimbulkan perbedaan
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat
sebagai penerimaan uang, tapi belum dicatat oleh bank.
Misalnya:
a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum
Diterima oleh bank atau sudah diterima tetapi karena laporan bank
(Bank Statemant) yang akan dikirimkan oleh bank kepada
pemegang giro (perusahaan) sudah terlanjur dibuat. Hal semacam
ini disebut Setoran Dalam Perjalanan (Deposit Intransit).
b.Uang Tunai yang tidak atau belum disetor ke bank(Chash on hand)
c.Check dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong (tidak
ada dana-nya). Hal semacam ini disebut check kosong(NSF).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 26
Cont’
2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan
oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Misalnya:
a.Buga yang diperhitungkan oleh bank terhadap
simpanan, tetapi Belum dicatat dalam buku
perusahaan. Hal semacam ini disebut Jasa Giro.
b.Penagihan wesel oleh Bank, sudah dicatat oleh bank
sebagai Penerimaan tetapi perusahaan belum
mencatatnya.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 27
Cont’
3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai
Pengeluaran tetapi bank belum mencatatnya. Misalnya:
a.Check yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat
Sebagai pengeluaran kas tetapi oleh penerima check belum
diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai
pengeluaran. Hal semacam ini disebut Check dalam perjalanan
(Outstanding check).
b.Check yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas tetapi dibatalkan maka check tersebut belum
merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas
kas harus dikoreksi. Hal semacam itu disebut Cancel Check.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 28
Cont’
4.Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran
Tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Misalnya:
a.Bunga yang diperhitungkan atas Overdraf (saldo kredit kas)
tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
b.Biaya bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
 
Selain keempat tersebut di atas, perbedaan antara saldo
kas dengan saldo menurut laporan bank, bisa juga terjadi
akibat kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini bisa
timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan
bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi kesalahan-
kesalahan yang ada,harus dikoreksi.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 29
Contoh:
Jika jumlah dari sebuah check yang ditarik dicatat dengan jumlah yang salah,
ini harus ditambah atau dikurangi dari saldo menurut catatan fihak penyetor.
Sama halnya, kesalahan-kesalahan oleh fihak bank harus ditambah terhadap
atau dikurangi dari saldo menurut catatan bank. Begitu juga dengan
kesalahan terhadap elemen yang lainnya. Rekonsiliasi Bank dapat dibuat
dalam 2 cara yang berbeda:
1.Rekonsiliasi saldo akhir
a. Laporan rekonsiliasi saldo kas dan saldo bank untuk menunjukkan
Saldo yang benar (2 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
2. Rekonsiliasi Saldo awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo akhir
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan
saldo yang benar (8 Kolom).
Untuk cara pertama akan dijelaskan pada bab ini sedangkan
cara yang kedua bisa saudara lihat di buku intermediate
accounting yang disusun oleh penulis yang sama.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA.Akt., CA.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., 30
F. Prosedur pembuatan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank dibagi kedalam dua kelompok besar,
Kelompok pertama, dimulai dengan saldo menurut
laporan bank sebelum disesuaikan dan diakhiri dengan
saldo yang telah disesuaikan. Sedangkan Kelompok
kedua, dimulai dengan saldo menurut catatan fihak
penyetor dan diakhiri dengan saldo yang telah
disesuaikan.
Kedua saldo yang disebut sebagai saldo yang
disesuaikan tersebut tentunya pada periode yang
sama, dan hasil dari saldo yang telah disesuaikan
harus sama.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 31
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
membuat rekonsiliasi adalah sebagai berikut:
01.Bandingkan saldo rekening giro menurut catatan perusahaan
dengan saldo rekening giro menurut catatan bank (Bank
Statement). Pada akhir periode yang sama.
02.Bandingkan setoran-setoran yang tercantum dalam laporan bank
(Bank Statement) dengan setoran-setoran yang tercantum dalam
pembukuan pemegang giro.
03.Catatlah setoran-setoran yang tidak cocok jumlahnya dan/atau
setoran yng belum dicatat oleh bank. Dalam hal terdapat setoran
yang tidak cocok, tentukan jumlah Rp(setoran) yang benar.
04.Periksa,apakah ada setoran yang masih dalam perjalanan menurut
Rekonsiliasi bulan lalu, masih beredar atau belum juga dikredit pada
laporan bank bulan ini. Jika ada, maka harus ditambahkan pada saldo
menurut laporan bank, sebagai setoran dalam perjalanan (Deposit
Intransit).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 32
Cont’
05.Buatlah daftar check yang telah diuangkan di bank
berdasarkan urut nomor dan bandingkanlah daftar tersebut
dengan pengeluaran-pengeluaran check yang tercantam
dalam jurnal pengeluaran kas (Cash Payment Jurnals). Jika
ternyata ada check yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan atau di tarik, tetapi tidak tercantum
dalam daftar check tersebut, maka ini berarti bahwa check
tersebut masih dalam peredaran (belum diuangkan). Hal
seperti ini disebut Outstanding Check. Jumlah rupiah check
tertebut harus dikurangkan dari saldo menurut laporan bank.
06.Periksa, apakah ada check yang masih beredar menurut
Rekonsiliasi Bulan lalu, yang masih belum juga diuangkan
pada bulan ini. Jika ada maka check tersebut harus
dimasukkan sebagai check dalam peredaran (OSC) pada
Rekonsiliasi bulan ini.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 33
Cont’
07. Memorandum-memorandum kredit (Credit Memo) dari bank
dicocokkan Dengan jurnal penerimaan kas. Kredit memo
yang belum tercantumkan dalam jurnal penerimaan kas,
harus ditambahkan pada saldo menurut catatan fihak
penyetor (perusahaan).
08. Memorandum-memorandum debit (Debit memo) dari bank
dicocokkan dengan Jurnal pengeluaran kas. Debit memo
yang belum tercantum dalam laporan pengeluaran kas, harus
dikeluarkan dari saldo menurut catatan penyetor (perusahaan)
09.Buatlah Rekonsiliasi bank dengan langkah-langkah seperti
yang telah diuraikan di atas.
10.Buatlah jurnal untuk pendebitan & pengkreditan yang
tercantum dalam Laporan bank tetapi belum dicatat dalam
pembukuan pemegang giro (perusahaan). Termasuk juga
koreksi kesalahan yang terjadi di fihak pemegang giro.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 34
Rekonsiliasi Saldo Akhir
Contoh:1.1.
Penyusunan Laporan Rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data yang
diperoleh dari catatan kas PT "ANDIKA" adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2014 PT "ANDIKA" membuka rekening giro di BRI.
Berdasarkan laporan bank pada tanggal 31 Januari 2014, saldo rekening giro di BRI
menunjukkan Rp1.500.051,-. Sedangkan menurut catatan PT"ANDIKA", saldo giro di
BRI adalah sebesar Rp1.246.671,-. Informasi lain yang diperoleh adalah sbb.:
1. Tiga lembar check yang ditarik dalam bulan Januari 2014 S/D 31 Januari
2014 belum diuangkan di bank. Check-check tersebut adalah:
No. Check Tanggal J u m l a h
3487 17-01-14 Rp 33.075,-
3499 19-01-14 120.750,-
3525 29-01-14 61.500,- +
Rp215.325,-
2. Check nomor 3501 yang dikeluarkan untuk pembayaran biaya telephon
tanggal 22 -01-14 sebesar Rp25.500,- telah dicatat dalam dalam
jurnal pengeluaran kas dengan jumlah Rp22.500,-.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 35
PT Andika”
Rekonsiliasi bank
Per 31Oktober 2020
Saldo 31 De menurut Persh Rp Saldo 31 Des. Menrut Bank Rp

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA. 36


Cont’
3. Setoran ke bank yang dilakukan tanggal 31-01- 2014 sebesar Rp93.270,- belum
nampak dalam laporan bank (Bank Statement) per 31 Januari 2014.
4. Sebuah kredit memo dari bank per 30 Januari 2001 sebesar Rp150.000,-
belum dicatat perusahaan. Kredit memo tersebut timbul karena adanya
peneri maan pelunasan piutang wesel tanpa bunga melalui bank.
5. Sebuah check yang diterima PT "ANDIKA" dari UD "ADINDA" pada tanggal
24 Januari 2014 sebesar Rp15.075,- telah disetorkan ke bank. Check
tersebut ternyata tidak ada dananya dan dikembalikan oleh bank ke
perusahaan. Hal ini belum dicatat oleh PT "ANDIKA"
5. Sebuah debit memo dari bank sejumlah Rp600,- belum dicatat oleh
PT "ANDIKA". Debit memo tersebut timbul karena bank membebankan
biaya administrasi bank bulan Januari 2014.
 Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah:
a. laporan rekonsiliasi bank yang menunjukkan saldo yang benar.
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
c. Jurnal yang diperlukan.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 37
G. KAS KECIL
Dalam uraian di atas pada poin C2 dan 3 dikemukakan bahwa, agar
pengendalian intern terhadap kas dapat berjalan dengan baik, maka
semua penerimaan kas harus disetor ke bank dalam jumlah yang utuh
dan setiap pengeluaran harus dilakukan dengan check. Namun
demikian dalam hal-hal tertentu tidaklah praktis untuk menggunakan
check sebagai alat pembayaran, misalnya: Untuk pembelian perangko,
membayar ongkos angkut pembelian dan pembayaran-pembayaran
yang jumlahnya relatif kecil. Oleh karena itu, perusahaan perlu
mempunyai sejumlah kas tertentu yang disediakan untuk keperluan
pembayaran-pembayaran yang tidak mungkin menggunakan check.
Ini dapat dilakukan dengan meggunakan dana khusus atau(special
cash fund) yang dinamakan Kas Kecil(Petty Cash).

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 38
Cont’
Jadi Kas Kecil merupakan sejumlah dana yang dibentuk khusus
untuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlah
rupiahnya relatif kecil. Kas kecil yang jumlahnya dibatasi itu,
secara periodik atau setiap uang kas kecil hampir habis, diisi
kembali. Dalam hubungannya dengan kas kecil ada dua metode
yang dapat digunakan yaitu:
a. SISTEM IMPRES (Imprest System) b. SISTEM FLUKTUASI
 
a. SISTEM IMPRES (Sistem Dana Tetap)
Dalam sistem ini dana yang disediakan dalam kas kecil
jumlahnya telah ditentukan. Pengisian kembali kas kecil dilakukan
dengan jumlah tertentu sehingga jumlahnya kembali seperti
semula.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 39
Akuntansi kas kecil dengan sistem
impres (dana tetap):
a.* Pembentukan kas kecil:
Kas kecil Rp xxx
Kas Rp xxx

b. * Pemakaian dana kas kecil:


- Dibuat bukti pengeluaran
- Tidak dibuat jurnal

c.* Pengisian k e m b a l i:
Biaya-biaya Rp xxx
Kas Rp xxx
  Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Akt., CA., CTA.Akt., CA. 40
Cont’
Akhir periode:
Jika diadakan Pengisian Kembali maka jurnal yang dibuat seperti
pada pengisian kembali dana kas kecil yaitu dengan mencatat:
Biaya-biaya Rpxxx
Kas Rpxxx
Jika tidak diadakan pengisian kembali maka perlu dibuat jurnal
Penyesuaian dengan mencatat semua biaya-biaya yang belum dicatat,
dan mengkredit kas kecil. Pada hari kerja pertama tahun berikutnya dibuat
jurnal penyesuaian kembali. Agar saldo kas kecil tetap (kembali seperti
semula).
Jadi kesimpulannya, pada sistem dana tetap ini saldo dana kas kecil selalu
tetap. Kecuali dalam 2 kodisi:
(a). Apabila saldo dana kas kecil dianggap terlalu besar atau terlalu kecil.
(b). Jika pada akhir periode tidak dilakukan pengisian kembali.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 41
Cont’
b. SIDTEM FLUKTUASI
Dalam sistem ini dana yang disediakan dalam kas kecil
jumlahnya tidak harus tetap. Dengan demikian,
pengisian kembali kas kecil dapat dilakukan jumlah
yang tidak terikat dengan jumlah semula.
 
 

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 42
Akuntansi kas kecil dengan sistem
Fluktuasi:
a.* Pembentukan dana kas kecil:
Kas kecil Rp xxx
Kas Rp xxx

b.* Pemakaian Dana kas kecil:


Biaya-biaya Rp xxx
Kas kecil Rp xxx

c.* Pengisian kembali kas kecil:


Kas kecil Rp xxx
Kas Rp xxx
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA.Akt., CA.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., 43
Contoh: 1.2.
Pada hari Sabtu tanggal 2 Januari 2014 PT"Syamirah" memutuskan untuk membentuk
dana kas kecil sebesar Rp3.000.000,-. Yang akan diisi kembali pada setiap dua
minggu sekali, yaitu setiap tanggal 15 dan 30. Untuk itu ditarik sebuah check sebesar
Rp3.000.000,-. Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama dua
minggu pertama adalah sbb.:
03 Januari 2014: Pembelian prangko Rp 40.000,-
05 Januari 2014: Biaya angkut pembelian 300.000,-
06 Januari 2014: Biaya telegram 160.000,-
08 Januari 2014: Langganan majalah dan K.R. 150.000,-
10 Januari 2014: Biaya perjalanan dinas 700.000,-
12 Januari 2014: Biaya lain-lain 305.000,-
14 Januari 2014: Service kendaraan dinas 150.000,-
15 Januari 2014: Ditarik selembar check untuk
pengisian kembali dana kas kecil. 1.80.5.000,-
Diminta:
Buatlah semua jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut di atas,
jika perusahaan menggunakan sistem:
a. Impres (dana tetap). b. Dana fluktuasi.

File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,


File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 44
H. Selisih Kas
Pada waktu tertentu biasanya perusahaan mengadakan
pencocokan antara catatan dengan keadaan yang sesungguhnya.
Apabila terjadi perbedaan antara catatan dengan phisik yang
sebab-sebabnya tidak diketemukan, maka catatan kas harus
disesuaikan dengan keadaan phisiknya, dengan menggunakan
akun Selisih kas dan rekening lawannya adalah Kas. Selisih kas
ini dapat berupa:
* Biaya diluar usaha kalau bersaldo debit
* Pendapatan diluar usaha kalau bersaldo kredit tetapi bila
selisih kas itu jumlahnya besar dan dapat diketahui bahwa itu
akibat kecurangan pegawai perusahaan, maka selisih tersebut
dicatat sebagai piutang (dengan anggapan akan dilunasi oleh
pegawai yang curang atau perusahaan yang menjamin pegawai
tersebut). Jika selisih tadi tidak memungkinkan untuk ditagih
kembali maka dicatat sebagai rugi yang tidak biasa.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., Akt., CA., CTA.Akt., CA.
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM., 45
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 46
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 47
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 48
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 49
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 50
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 51
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 52
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 53
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 54
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 55
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 56
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 57
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 58
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 59
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 60
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 61
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
File:Taufik Bin Abad,SE.,MM.,
Akt., CA., CTA.Akt., CA. 62

Anda mungkin juga menyukai