Transaksi jual beli barang, jasa antar perusahaan afiliasi dipandang hanya merupakan
perpindahan terhadap pengelolaannya saja, oleh karena itu laba rugi yang timbul akibat dari
transaksi ini harus dihapuskan (dieliminasi).
Apabila barang dagangan yang dijual oleh pihak yang ada hubungan afiliasi belum terjual
(persediaan) pd saat LK disusun, berarti L/R atau kenaikan nilai barang yg sudah diakui oleh
pihak penjual belum sempat direalisasi, dg demikian hanya terjadi perpindahan tempat
pengelolaan terhadap barang tersebut, oleh sebab itu laba/rugi tersebut harus dieliminasi.
1. Apabila perusahaan induk selaku pihak penjual barang, maka tidak ada hubungannya dg
pihak minoritas, seluruh jumlah laba harus dihapus, persediaan barang dilaporkan sebesar
harga pokok semula (original cost)
2. Apabila perusahaan anak yang menjual barang, maka perusahaan anak mengakui laba/rugi,
jika pemilikan PI kurang dari 100% maka ada kepentingan dg pihak minoritas
Apabila barang dagangan tersebut oleh pihak pembeli sudah dijual lagi (pd pihak lain), maka
telah terjadi realisasi laba/rugi atas penjualan barang tersebut baik oleh penjual pertama maupun
oleh penjual kedua. Apabila neraca konsolidasi disusun maka laba rugi yang timbul dari
penjualan B/D tersebut tidak perlu dihapus.
4. PT M memiliki 70% shm beredar PT S dan 60% saham beredar PT Y, pada tanggal 1 Juli
2020, PT S menjual barang dagangan kpd PT Y, harga pokok barang tersebut sebesar
Rp130.000.000,00 dijual dengan harga Rp144.000.000,00, tg 1 Nop oleh PT Y barang
tersebut dijual ke PT M dg hrg Rp 155jt
5. PT EL memiliki 70% saham beredar PT D dan 55% saham beredar PT Y, pada tanggal 1 Juli
2020, PT D menjual barang dagangan kepada PT Y, harga pokok barang tersebut sebesar
Rp96.000.000,00 dijual dengan harga Rp115.000.000,00. Pada tanggal 10 Juli 2020 barang
dagangan tersebut oleh PT Y dijual kepada PT EL dengan harga Rp120.500.000,00. Sampai
akhir th 2020, jumlah B/D yg sdh terjual oleh PT EL sebsr 65%, dg hrg jual sebesar
Rp92.000.000
b. Laba rugi dari transaksi Penjualan aset tetap antar Perusahaan Afiliasi
Eliminasi terhadap laba (rugi) yang timbul dari transaksi jual beli aktiva tetap tidak berbeda
dengan transaksi jual beli barang dagangan, perbedaannya terletak pada saat realisasi terhadap
laba yang terjadi.
2. Aset Tetap dibuat oleh perusahaan anak, dijual kepada perusahaan induk.
Akm.
Tgl. Penyusunan Saldo LTD Saldo LTD Mesin
Penyusutn
N. Konsolidasian PT Par (D) PT Jin (D) Mesin (D) (K)
a. Pd saat penjualan
b. Akhir tahun ke 1
c. Akhir tahun ke 2
d. Akhir tahun ke 3
e. Akhir tahun ke 4
f. Akhir tahun ke 5
g. Akhir tahun ke 6
h. Akhir tahun ke 7
1. Akhir tahun ke 8
Pemilikan obligasi dari suatu perusahaan afiasi berakibat timbulnya hutang piutang antar
perusahaan tersebut. Di dalam neraca konsolidasi hutang piutang tersebut harus dieliminasi,
sehingga obligasi yang dilaporkan dalam neraca adalah obligasi yang dimiliki oleh pihak diluar
hubungan afiliasi. Obligasi dapat dijual dengan kurs diatas atau dibawah nilai nominalnya.
Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya, disebabkan oleh karena
tingkat bunga nominal tidak sama dengan tingkat bunga efektif (sesungguhnya). Pada saat jatuh
tempo obligasi akan dilunasi sebesar nilai nominalnya. Perbedaan nilai nominal dengan harga
jual akan disesuaikan sepanjang umur obligasi (akumulasi diskonto/premium). Obligasi dapat
dibeli langsung dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau melalui pasar modal.
Eliminasi hutang piutang obligasi dilakukan dengan cara mengurangkan nominal obligasi
yang dimiliki perusahaan afiliasi dengan pengurangan terhadap saldo rekening
diskonto/premium yang belum diakumulasi. Harga perolehan obligasi menurut catatan
pembukuan perusahaan investor dianggap sebagai kurs pelunasan obligasi yang bersangkutan.
Contoh kasus
PT TS mengeluarkan 30 lembar obligasi 10% nominal @Rp 8.000.000,00 pada tanggal 1 Januari
2020. Obligasi tersebut terjual semuanya pada tanggal yang sama dengan kurs 120%. Bunga
obligasi akan dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli, obligasi tersebut akan jatuh tempo 31
Desember 2029. Pada tanggal 1 Januari 2026, PT US selaku anak perusahaan dari PT TS
membeli 18 lembar obligasi PT TS dari pemegang sebelumnya dengan harga Rp163.000.000,00
Laba-rugi yang terjadi merupakan beban bagi perusahaan anak, oleh sebab itu akan dibebankan
ke saldo LYD perusahaan induk dan atau LYD PA.
Contoh kasus
PT Rejasa memiliki 80% saham beredar dari PT Selancar. Pada tgl 1 Januari 2020 PT Selancar
mengeluarkan 6 lembar 10% obligasi nominal @Rp 15.000.000,00. Obligasi tersebut terjual
semuanya pada tanggal yang sama dengan kurs 110%. Bunga obligasi akan dibayar tiap tanggal
1 Januari dan 1 Juli, obligasi tersebut akan jatuh tempo 31 Desember 2029. Pada tanggal 1
Januari 2022, PT Rejasa membeli 4 lembar obligasi PT Selancar dari pemegang sebelumnya
dengan harga Rp64.100.000
Metode Equity:
Jurnal eliminasi:
Premuim
LYD PT
Tgl Penyusunan obligasi PT LYD Investasi
Selancar
Selancar
N. Konsolidasian Rp. (D) Rp. (K) Rp. (K) Obligasi (K)
01-Jan-22
31-Des-22
31-Des-23
31-Des-24
31-Des-25
31-Des-26
31-Des-27
31-Des-28
31-Des-29