Anda di halaman 1dari 9

Contoh 9 : Penjualan barang dagangan antar (transaksi) Perusahaan Anak

PT Dani memiliki 80 % saham-saham PT Wijaya dan 75 % saham Anon. Pada tanggal 31


Desmber 1977 yaitu pada saat disusun neraca konsolidasi diketahui bahwa di dalam persediaan
Barang Dagangan PT Anom termasuk sebesar Rp 3.000.000,00, diantaranya barang-barang yang
semula dibeli dari PT Wijaya. Untuk setiap penjualannya dalam tahun buku 1977 PT Wijaya
memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 20 % dari harga pokoknya.
Ddalam hal ini PT Dani mempunyai ha katas laba dari barang dagangan tersebut sebesar
Rp 400.000,00, (80% x Rp 500.000,00) sedang Rp 100.000,00 selebihnya adalah hak para
pemegang saham minoritas pada PT Wijaya.
Di dalam neraca konsolidasi seluruh jumlah laba tersebut harus dieliminasi sebagai
imbangan dari penurunan nilai persediaan barang yang ada pada PT Anon. adapun jurnal
eliminasinya, dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi adalah sebagai berikut :
Metode Harga Perolehan :
Laba yang Ditahan, PT Wijaya (80% untuk
PT Dani 20 % Pemegang Saham Minoritas) . . . Rp 500.000,00
Persediaan Barang Dagangan (PT Anon) Rp 500.000,00

Metode Equity :
Laba Yang Ditahan PT Dani .. . . . . . . Rp 400.000,00
Laba Yang Ditahan PT Wijaya, (Untuk Pemegang
Saham Minoritas) .. . . . . . . .. . . . . . . Rp 100.000,00
Persediaan Barang Dagangan (PT Anom) .. . . Rp 500.000,00

Contoh 10 : Transfer barang dagangan dua kali atau lebih, di dalam lingkungan perusahaan
afiliasi.
Sangat dimungkinkan bahwa masalah penentuan jumah laba (rugi) transaksi yang harus
dialokasikan kepada masing-masing pihak menjadi lebih kompleks. ini terjadi apabila sejumlah
atau sebagian dan jumlah barang yang sama diperjual-belikan Iebih dan satu kali di antara
perusahaan-perusahaan afiliasi. Misalnya pada contoh nomor 9 di muka, PT Anon kemudian
menjual semua barang dagangan yang dibeli semula dari PT Wijaya kepada PT Dani, dengan
harga Rp 3.250.000,00 dan sampai dengan tanggal penyusnan neraca konsolidasi barang tersebut
masih termasuk dalam persediaan PT Dani.
Dalam hal ini terhadap barang dagangan yang untuk terakhir kalinya berada di dalam
pengurusannya PT Dani telah diakui laba oleh perusahaan induk sebesar Rp 587.500,00 degan
perincian sebagai berikut :
- Bagian laba atas penjualan barang, oleh PT Wijaya
kepada PT Anon (80°lo x Rp 500.000,00) = Rp 400.000,00
- Bagian laba alas penjualan barang, oleh PT Anon
kepada PT Dani (75% x Rp250.000,00) = Rp 187.500,00
Jumlah Rp 587.500,00

Oleh karena dalam neraca konsolidasi barang dagangan tersebut harus tetap disajikan sebesar
harga pokoknya semula (yaitu Rp 2.500.000,00), maka bagian atas laba yang timbul dan barang
dagangan tersebut harus dihilangkan/dihapuskan. Karena laba total yang diakui berjumlah Rp
750.000,00 sedang dan jumlah tersebut baru Rp 587.500,00 yang dibebankan kepada PT Dani
sebagai perusahaan induk, maka selebihnya harus dibebankan kepada para pemegang saham
minoritas masing-masing Rp 100000,00 pada PT Wijaya dan Rp 62.500,00 pada PT Anon.
Dengan demikian ayat jurnal eliminasi terhadap laba atas barang dagangan pada masing-masing
metode pencatatan (investasi saham) untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31
Desember 1977 adalah sebagai berikut :
1) Metode Harga Perolehan (Cost Method)
 Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (80% PT Dani,
20% Pemegang Saham Minoritas) Rp 500.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Anon (75% PT
Dani, 25% Pemegang Saham Minoritas) Rp 250.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp 750.000,00
2) Metode Equity
 Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 587.500,00
Laba Yang Ditahan,PT Wijaya (Pemegang Saham
Minoritas) Rp 100.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Anon (Pemegang Saham
Minoritas) Rp 62.500,00
Persediaan Barang Dagangan Rp 750.000,00
Laba (mgi) yang terjadi dan transaksi Penjualan Aktiva Tetap antar Penisahaan Afiliasi
Apabi1a dalam barang dagangan seluruh jumlah laba yang terjadi itu direalisasikan pada
saat barang tersebut dijual kepada pihak ketiga di luar perusahaan afihiasi, maka tidak demikian
halnya pada aktiva tetap. Aktiva tetap dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan aktiva tetap
ini mempunyai manfaat potensial. Oleh karena itu sebagian atau seluruh jumlah laba yang terjadi
dalam hubungannya dengan aktiva tetap, akan direalisasikan apabila manfaat itu sudah
dikonsumsi oleh pihak pembeli. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa realisasi atas
laba yang terjadi akan berlangsung secara peniodik sampai dengan manfaat potensialnya habis
dikonsumsikan.

Contoh 11: Aktiva Tetap yang dibual oleh Perusahaan Induk, dijual kepada dan untuk
digunakan oleh Perusahaan Anak, Perusahaun induk memiliki 100% saham-saham
Perusahaan Anak.
PT Dani memiliki 100% saham-saham PT Wijaya. Untuk memenuhi kebutuhan akan
mesin-mesin pabriknya agar terdapat kesesuaian produk yang dihasilkan oleh perusahaan anak,
PT Dani membuat sendiri mesin-mesin tersebut dan dijual kepada perusahaan-perusahaa
anaknya. Sebuab mesin seharga Rp 2.500.000,00 telah dijual kepada PT Wijaya pada awal tahun
1977. Biava yang telah diperlukanuntuk membuat mesin tersebut termasuk biaya
pemasangannya oleh PT Dani telah dikeluarkan sebesar Rp 2.000.000,00. Mesin ditaksir akan
dapat dipakai selama 5 tahun.
Apabila sesaat setelah terjadinya penjualan mesin tersebut disusun. neraca konsolidasi,
maka seluruh jumlah laba yang telah diakui oleh PT Dani harus dieliminasi, berhubung dan
mesin yang bersangkutan belum ada manfaat yang dikonsumsi. Demikian pula (rekening) mesin
harus dilaporkan sesuai dengan harga perolehannya, sehingga jurnal eliminasinya adalah sebagai
benikut
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 500.000,00
Mesin dan Alat Pabrik Rp 500.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya, khususnya yang
menyangkut rekening-rekening yang terlibat dalam transaksi mi akan nampak sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Mesin dan Alat-alat - 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Pabrik

Kredit :
Laba Yang Ditahan, - - 500.000,00 - 500.000,00
PT Dani

Apabila neraca konsolidasi disusun pada setiap akhir periode setelah terjadinya transaksi, jumlah
laba yang harus dieliminasi menjadi berkurang sebesar laba yang sudah direalisasi sampai
dengan akhir periode akuntansi yang bersangkutan, sejalan dengan kenaikan saldoAkumulasi
Penyusutannya.
Didalam neraca konsolidasi aktiva tetap harus disajikan sesuai dengan nilai bukunya (Original
Cost atau Cost menurut perusahaan yang menjual), maka eliminasi terhadap rekening aktiva
tetap selalu tetap jumlahnya yaitu, sebesar selisih antara harga perolehan dengan harga jualnya.
Sebagai rekening lawan kredit pada aktiva tetap tersebut adalah saldo Laba Yang Ditahan pihak
penjual, sedang kekurangannya merupakan selisih lebih antara saldo rekening Akumulasi
Penyusutan menurut buku-buku perusahaan yang menggunakan aktiva tetap dengan akumulasi
penyusutan yang dihitung menurut harga perolehannya. Oleh sebab itu, rekening Akumulasi
Penyusutan harus di debit pula dengan selisih akumulasi penyusutan menurut rekening
pembukuan pemakai aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan berdasar harga perolehan
(orginal cost) dari pihak penjual.
Dengan demikian dari data pada contoh nomor 11 tersebut diatas, jurnaleliminasi yang
harus dilakukan dalam hubungannya dengan transaksi penjualan aktiva tetap oleh PT Dani
kepada PT Wijaya untuk penyusunan neraca konsolidasi pada setiap akhir periode akuntansi
selama umur pemakainnya dapat diikhtisarkan seperti tabel yang berikut :

Akumulasi
Saldo Laba Yang Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Penyusutan Mesin &
Ditahan, PT DANI Pabrik
Neraca Konsolidasi Alat Pabrik
(Debit) (Kredit)
(Debit)
1) Pada saat ierjadi Pen
jualan Rp 500.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 400.000,00 Rp 100.000,00 *1) Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 300.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 *2) Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

1) Dihitung dan 11/5 x (p 2.500.000,00 - Rp 2.000.000,00))


2) Dihitung dan 3/5 x (Rp2.500.000,00- Rp 2.000.000,00))
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disususn pada akhir tahun ketiga
akan Nampak sebagai berikut :
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Mesin dan Alat-alat - 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Pabrik

Kredit :
Laba Yang Ditahan, - 1.500.000,00 300.000,00 - - 1.200.000,00
PT Dani - - 200.00,00 - 200.000,00 -

Jurnal eliminasi setiap akhir tahun (periode) seperti tersebut di atas berlaku pula apabila
misalnya : pemilikan saham-saham PT Wijaya oleh PT Dani itu hanya meliputi 75% dan jumlah
saham yang beredar (kurang dan 100%). Selama pengakuan laba atas transaksi tersebut hanya
pada buku-buku PT Dani (sebagai Perusahaan Induk) maka tidak akan melibatkan kepentingan
para pemegang saham minonitas pada PT Wijaya (perusahaan anak). Oleh sebab itu eliminasi
laba (yang belum direalisasi) atas aktiva tetap tersebut harus seluruhnya dibebankan pada saldo
Laha Yang Ditahan, PT Dani (Perusahaan Induk) apabila neraca konsohdasi disusun.

Contoh 12: Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan Anak dijual kepada dan untuk dipakai
Perusahaan Induk. Apabila Perusahaan Induk memiliki 100% saham-saham Perusahaan
Anak.

Di dalam transaksi ini laba yang timbul itu dicatat pada buku-buku perusahaan anak, akan
tetapi selama perusahaan induk memiliki seluruh saham-saham perusahaan anak, pada akhirnya
seluruh jumlah laba yang terjadi juga menjadi haknya perusahaan induk. OIeh sebab itu di dalarn
neraca konsolidasi harus dieliminasi semua (sisa) laba dan dibebankan seluruhnya kepada saldo
Laba Yang Ditahan pada buku-buku perusahaan induk. Dengan demikian apabila pada contoh
nomor 11 tersebut mesin dibuat oleh PT Wijaya dan kemudian dijual kepada PT Dani, jurnal
eliminasi yang dibuat untuk penyusunan neraca konsolidasi pada saat terjadinya transaksi jual
beli, dan berturut-turut pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya akan sama pada Contoh
Nomor 11 sebagai berikut :

Akumulasi
Saldo Laba Yang Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Penyusutan Mesin &
Ditahan, PT DANI Pabrik
Neraca Konsolidasi Alat Pabrik
(Debit) (Kredit)
(Debit)
1) Pada saat terjadi jual-
beli Rp 500.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 400.000,00 Rp 100.000,00 Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 300.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Adapun bentuk neraca lajur penyusunan neraca konsolidasi pada kahir tahun ke-4 akan Nampak
sebagai berikut :
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening- PT Dani PT Wijaya
D K D K
rekening Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Mesin dan Alat - 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Pabrik

Kredit :
Laba Yang 2.000.000,00 - 400.000,00 - - 1.600.000,00
Ditahan, PT Dani - - 100.000,00 - 100.000,00 -

Contoh 13: Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan ,Anak dijual kepada dan dipakai oleh
Perusahaan Induk. 14pabila Perusahaan Induk memiliki saham-saham Perusahaan anak
kurang dari 100%

Dalam hal Aktiva Tetap yang dibuat oleh perusahaan anak kemudian dijual kepada
perusahaan induk, dan pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk kurang dan 100%, maka
eliminasi terhadap laba yang timbul dan transaksi antar perusahaan itu harus dialokasikan dan
dibebankan kepada perusahaan induk dan para pemegang saham minoritas pada perusahaan
anak. Jika pada contoh nomor 12 di muka, pemilikan saham oleh PT Dani atas saham-saham PT
Wijaya hanya berjumlah 75% dan seluruh saham yang beredar, maka dalam neraca konsolidasi
(yang disusun sesaat setelah terjadinya transaksi jual beli) Mesin & Alat-alat Pabrik harus
dilaporkan sebesar harga perolehan mula-mula (dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000,00). Laba
antar transaksi dihapuskan dengan mengurangkannya dan saldo Laba Yang Ditahan PT Dani
sebesar Rp 375.000,00 (75%x Rp 500.000,00) dan dan saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya
yang menjadi hak para pemegang saham minoritas sebesai Rp 125.000,00 (25% x Rp
500.000,00).
Oleh sebab itu sebagai rekening lawan kredit dan rekening Mesin & Alat-alat Pabrik
sebesar Rp 500.000,00 adalah debit pada rekening Akumulasi Penyusutan sebesar selisih antara
jumlah menurut rekening pembukuan PT Dani dengan jumlah yang dihitung menurut harga
perolehan semula. Laba dan transaksi antar perusahaan itu secara berturut-turut menjadi
berkurang sebesar Rp 100.000,00 (1/5 x Rp 500.000,00). yaitu hasil alokasi dan jumlah laba
antar transaksi selama umur pemakaian mesin. Dengan demikian secara berturut-turut jumlah
yang harus didebit pada rekening saldo Laba Yang Ditahan PT Dani (Perusahaan Induk) dan PT
Wijaya (Perusahaan Anak) masing-masing akan semakin berkurang dengan Rp 75.000,00 (75%
x Rp 100.000,00) untuk PT Dani dan Rp 25.000,00 (25% x Rp 100.000,00) untuk PT Wijaya,
seperti ternyata pada tabel yang berikut :

Saldo Laba Yang


Saldo Laba
Ditahan, PT Akumulasi Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Yang Ditahan,
Wijaya Penyusutan Pabrik
Neraca Konsolidasi PT DANI
(Perusahaan Anak) (Debit) (Kredit)
(Debit)
(Debit)
1) Pada saat terjadi
jual-beli Rp 375.000,00 Rp 125.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 300.000,00 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 225.000,00 Rp 70.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 150.000,00 Rp 50.000,00 Rp 300.000,00 Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 75.000,00 Rp 25.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada akhir tahun (periode) ke 1
setelah terjadinya transaksi penjualan mesin dan peralatan oleh PT Wijaya sebagai perusahaan
anak kepaa PT Dani sebagai perusahaan induk tergantung dari metode pencatatan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak yang digunakan oleh PT Dani. Agar memperoleh
gambaran yang konkrit berikut ini akan diberikan serangkaian contoh sebagai berikut :

Metode Equity :
Pada metode equity, PT Dani akan melakukan pencatatan atas bagian keuntungan yang
dilaporkan PT Wijaya yang timbul dari transaksi antar perusahaan tersebut sebagai berikut :
Inestasi saham-saham, PT Wijaya Rp 375.000,00
Laba/Rugi, PT Wijaya
(Saldo Laba Yang Ditahan,
75% x Rp 500.000,00) Rp 375.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusutan neraca konsolidasi pada akhir tahun (periode) ke 1
setelah terjadi transaksi tersebut ialah : (lihat halaman 40)

Penjelasan daftar lajur


1. Dalam neraca konsolidasi pada akhirnya kenaikan saldo rekening investasi saham-saham, PT
Wijaya (perusahaan anak) dieliminasi seluruhnya.
2. Saldo kredit Laba Yang Ditahan, PT Dani pada akhir tahun ke 1 sebesar Rp 75.000,00,
merupakan koreksi atas pembebanan biaya penyusutan mesin yang terlalu besar dalam tahun
ke 1 tersebut.

Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi, Partial


Metode Equity

Eliminasi Neraca Konsolidasi


Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Investasi Saham-
saham, PT Wijaya 375.000,00 - - a)375.000,00 - -
Mesin dan Peralatan 2.500.00,00 - - 500.000,00 2.000.000,00 -

Kredit :
Akumulasi
Penyusutan 500.000,00 - 100.000,00 - - 400.000,00
Laba Yang Ditahan, 375.000,00 - 300.000,00 - - 75.000,00
PT Dani
Laba Yang Ditahan,
Pt Wijaya - 500.000,00 100.000,00 - - 25.000,00
Eliminasi 75 % - - a)375.000,00 - - -

Dalam contoh ini untuk masa lima tahun PT Dani telah membebankan biaya penyusutan mesin
pada pendapatannya yang bersangkutan sebesar Rp 500.000,00 sedang seharusnya hanya sebesar
Rp 400.000,00 (1/5 x Rp 2.000.000,00) atau terlalu besar Rp 100.000,00 per tahun. Dengan
demikian dalam tahun ke 1 begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya masih harus diakui biaya
sebesar Rp 25.000,00 (Rp 100.000,00 – Rp 75.000,00) oleh PT Dani sebagai akibat pembelian
mesin dari PT Wjaya. Di lain pihak jumlah yang sama (Rp 25.000,00) tersebut merupakan
bagian laba para pemegang saam minoritas pada PT Wijaya, sebagai nampak dalam daftar lajur
di atas.

Metode Harga Perolehan


Pada metode harga perolehan laba antar transaksi yang dilaporkan PT Wijaya belum/tidak diakui
oleh PT Dani didalam laporan keuangan individual sampai dengan realisasi melalui pembagian
deviden. Oleh sebab itu, eliminasi terhadap laba antar transaksi pada akhir tahun ke 1 setelah
terjadinya transaksi akan nampak seperti pada daftar lajur yang berikut:

Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial


Metode Harga Perolehan

Eliminasi Neraca Konsolidasi


Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :

Mesin dan Peralatan 2.500.00,00 - - 500.000,00 2.000.000,00 -

Kredit :
Akumulasi
Penyusutan 500.000,00 - 100.000,00 - - 400.000,00
Laba Yang Ditahan,
PT Dani - - 300.000,00 - 300.000,00 -
Laba Yang Ditahan,
PT Wijaya - 500.000,00 100.000,00 - - -
Pemegang Saham
Minoritas 25% - - - - - 25.000,00
Kenaikan saldo
Laba untuk PT Dani - - - - - 375.000,00

Pemilikan Obligasi Antar Perusahaan-Perusahaan Berafiliasi (Inter Company Bond


Holding)
Apabila timbul hutang-piutang antar perusahaan-perusahaan berafiliansi. Didalam neraca
konsolidasi hutang-piutang tersebut harus dieliminasi (dihapuskan), sehingga hanya obligasi-
obligasi yang dimiliki oleh pihak-pihak diluar perusahaan-perusahaan yang berafiliansi
dilaporkan sebagai “Hutang Obligasi”.
Pada mulanya Obligasi dapat dijual/dikeluarkan dengan kurs diatas maupun dibawahnya.
Oleh karenanya nilaibuku hutang obligasi sebelumjatuh temponya, kemungkinan berbeda dengan
jumlah yang harus dibayar pada saaat pelunasan hutang yang bersangkutan.
Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya, disebabkan oleh karena
tingkat bunga nominal (Obligasi) tidak sama dengan tingkat bunga efektifnya. Akan tetapi pada
saat jatuh temponya (hutang) obligasi akan dibayar sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu nilai
buku (hutang) obligasi harus disesuaikan secara periodik sehingga pada saat jatuh temponya nilai
buku hutang obligasi persis sama dengan nilai nominalnya. Proses penyesuaian nilai buku
(hutang) obligasi ini dilakukan sejalan dengan proses penyesuaian nilai bunga menurut tingkat
bunga nominal dengan biaya bunga efektif yang berlaku (biaya bunga yang sesungguhnya terjadi
dalam hubungannya dengan hutang obigasi) sebagaimana dikenal dengan akumulasidiskonto
atau amortisasi premium (hutang) obligasi. Dengan demikian apabila hutang obligasi dilunasi
sebelum jatuh tempo dapat dimungkinkan terjadinya laba atau rigi pelunasan obligasi.
Obligasi yang dikeluarkan salah satu perusahaan afiliansi dapat dimiliki(dibeli) oleh
perusahaan lain dalam lingkungan afiliansi tersebut dari para pemegang saham sebelumnya,
dengan harga yang berbeda dari kurs pada saat mula-mula obligasi dikeluarkan (berbeda dengan
nilai bukunya pada saat itu). Apabila hal ini terjadi maka proses eliminasi hutang-piutang di
dalam neraca konsolidasikan akan menjadi lebih komplek dan oleh sebab itu harus dilakukan
dengan lebih teliti.
Dalam hal ini harus diperhatikan adanya perbedaan nilai buku hutang obligasi pada buku-
buku perusahaan yang mengeluarkannya dengan saldo rekening “Investasi Obligasi” pada buku-
buku perusahaan yang membeli terakhir/pemegang obligasi yang bersangkutan.Proses eliminasi
hutang-piutang diatursebagai berikut:
“Disamping mengurangkan (nilai) nominal obligasi yang dimiliki oleh anggota lain dalam
perusahaan afiliansi dengan disrta pengurangan terhadap saldo rekening Diskonto/Premium
Hutang Obligasi yang belum diakumulasi/diamortisasi, apabila terjadi selisih antara nilai buku
hutang obligasi dengan saldo rekening Investasi Obligasi harus diakui pula adanya laba/rugi
pelunasan obligasi. Dalam hal ini harga perolehan obligasi menurut catatan pembukuan
perusahaan invstordianggap sebagai kurs pelunasan obligasi yang bersangkutan”.
Adapun kepada pihak (perusahaan induk atau perusahaan anak), laba/rugi pelunasan
obligasi harus diakui tergantung dari keadaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai