Penutup
HOME
Perusahaan Jasa
Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang
Pada akhir periode setelah pempostingan data dari jurnal ke buku besar, dapat disusun neraca
saldo. Dan tahap paling akhir dari siklus akuntansi adalah pembuatan laporan keuangan. Kita dapat
menggunakan neraca lajur untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dan untuk
menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan laporan
keuangan.
Dalam penyusunan neraca lajur, sebelum dibukukan pada laba rugi dan neraca, neraca saldo
yang ada harus dikoreksi lagi, apakah perkiraan yang ada sudah benar. Seluruh perkiraan pada
posisi yang benar untuk periode akuntansi, apakah pada kahir periode itu masih terdapat perkiraan
yang perlu disesuaikan sehubungan dengan rencana tutup buku. Bila masih terdapat hal-hal yang
harus disesuaikan, maka perlu adanya jurnal penyesuaian tersebut. Jelasnya untuk kebenaran
periode akuntansi maka pada akhir periode perlu dilakukan suatu proses penyesuaian atas data-data
yang tercantum dalam neraca saldo, sehingga pembukuan dapat memberikan data yang sebenar-
benarnya.
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan akun-
akun agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya, setelah adanya transaksi-transaksi selama
periode tertentu. Jurnal penyesuaian ini dibuat pada akhir periode, pada saat akan menyusun laporan
keuangan. Tujuan dari proses penyesuaian adalah :
untuk mengukur keuntungan usaha secara tepat
agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan utang menunjukkan jumlah yang
sebenarnya pada akhir periode.
agar setiap rekening nominal (biaya dan penghasilan) menunjukkan biaya dan penghasilan yang
diakui dalam suatu periode
Saldo
Nama Akun
D K
Kas Rp2.850,00
piutang Rp4.600,00
wesel tagih Rp8.000,00
piutang bunga
persediaan Rp38.600,00
perlengkapan Rp650,00
asuransi DDM Rp1.200,00
peralatan Rp33.200,00
akum.peny Rp2.400,00
hutang dagang Rp47.000,00
pend.DDM Rp2.000,00
hutang upah
hutang bunga
wesel bayar jk pj Rp12.600,00
modal Rp25.900,00
prive Rp54.100,00
penjualan Rp168.000,00
potongan penj Rp1.400,00
retur penjualan Rp2.000,00
pend.bunga Rp600,00
pembelian Rp91.400,00
potongan pemb Rp3.000,00
retur pemb Rp1.200,00
b. angkut pemb Rp5.200,00
beban upah Rp9.800,00
beban sewa Rp8.400,00
beban peny
beban asuransi
beban perleng
beban bunga Rp1.300,00
ikhtisar rugi laba
Jmlh Rp262.700,00 Rp262.700,00
Dan diketahui data-data tambahan pada akhir tahun 2005 perusahaan dagang SUPER CUANTIQUE
adalah sbb :
Persediaan yang masih ada Rp40.200.000,00
Pendapatan bunga yang diterima, tapi belum ditagih, Rp 400,00
Persediaan perlengkapan Rp100,00
Asuransi dibayar dimuka jatuh tempo selama tahun 2005 adalah Rp1.000.000,00
Penyusutan Rp600.000,00
Pendapatan penjualan diterima dimuka selama tahun 2005 Rp1.300.000,00
Beban upah terhutang Rp400.000,00
Beban bunga terhutang Rp200.000,00
Dari data-data diatas, maka jurnal penyesuaian yang dapat disusun apabila membuka akun ikhtisar
laba rugi untuk mencatat persediaan akhir adalah sebagai berikut :
Dan apabila membuka akun harga pokok penjualan untuk mencatat nilai persediaan akhir dan
mengeliminasi akun-akun yang berhubungan dengan harga pokok penjualan adalah :
Contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2003 PT Indosat Tbk. Membayar premi asuransi kebakaran untuk satu tahun
sebesar $ 60,000,000,-
Maka jurnal yang harus dibuat adalah :
1. Bila dicatat sebagai harta :
b. Supplies
Pada tanggal 1 Maret 2003 PT Indosat Tbk. membeli perlengkapan toko untuk digunakan selama 1
tahun operasi sebesar $ 48,000,000,- secara tunai.
1. Bila dicatat sebagai harta :
PT Indosat Tbk. membeli peralatan pada tanggal 1 Desember 2004 seharga $ 60.000.000,- yang
memiliki umur manfaat selama 5 tahun dengan nilai sisa $ 300.000,- perusahaan
mengunakan straight line method sebagai metode penyusutannya.
Depresiasi aktiva tetap bukan penilaian peralatan, tetapi proses alokasi biaya. Biaya (beban)
depresiasi akan selalu bertambah setiap bulan. Akumulasi adalah total dari beban penyusutan yang
telah terjadi.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2004 terdapat beban gaji karyawan yang masih harus dibayar sebesar $
6.000.000,-
Maka jurnalnya :
Maka jurnalnya :
Pos-pos penyesuaian pada perusahaan jasa pada dasarnya sama dengan pada perusahaan dagang.
Pada perusahaan dagang dengan sistem persediaan periodic, selain mempunyai persediaan
perlengkapan, juga mempunyai persediaan barang dagangan. Pada sistem persediaan periodic,
catatan persediaan tidak memperlihatkan jumlah yang tersedia untuk dijual atau yang telah dijual
sepanjang periode tersebut.
Karena itu, pada akhir periode akuntansi, perusahaan melakukan perhitungan fisik atas persediaan
barang dagangan yang masih tersedia (stock opname), untuk menghitung berapa jumlah/ harga
pokok persediaan barang dagangan yang tersisa, sehingga harga pokok penjualan selama periode
bersangkutan dapat dihitung.
Dengan demikian, pada akhir periode akuntansi ada dua persediaan barang dagangan, yaitu :
1. Persediaan barang dagangan awal
2. Persediaan barang dagangan akhir
Untuk mencatat nilai persediaan barang dagangan, maka diperlukan jurnal penyesuaian :
Contoh :
Persediaan barang dagangan awal PT Semen Cibinong Tbk. pada 1 Desember 2004 sebesar $
450,000,- Pada akhir periode, setelah dilakukan perhitungan fisik persediaan, diketahui jumlah
persediaan barang dagangan akhir per 31 Desember 2004 sebesar $ 225,000,-
Pada perusahaan dagang, adakalanya debitur tidak dapat melunasinya piutangnya sesuai kontrak
penjualan, mungkin karena bangkrut atau alasan lain, sehingga piutangnya tak tertagih. Untuk
mengantisipasi hal ini, ada perusahaan yang mencadangkan presentase piutang tak tertagih pada
akhir periode akuntansi. Maka akan muncul beban operasi karena tidak tertagihnya piutang yang
dinamakan beban piutang tak tertagih (uncollectible accounts expense), beban piutang macet (bad
debts expense),atau beban piutang tak tertagih (doubtful accounts expense). Maka untuk
memutakhirkan akun piutang dagang dineraca, maka taksiran piutang tak tertagih dicatat dalam ayat
jurnal penyesuaian :
Contoh :
Total saldo akhir piutang PT Tonasa Tbk. $50,000,000,- Dari jumlah piutang tersebut, terdapat jumlah
piutang yang tak tertagih sebesar 1%.
Maka jurnal yang harus dibuat adalah :
Pada akhirnya nanti, setelah jurnal penutup di posting ke buku besar semua perkiraan nominal akan
bersaldo nol atau tanpa saldo.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
About Me
Riskyana Yunitasari
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2010 (1)
o Desember (1)
AKUNTANSI
Pengikut
Entri Populer
AKUNTANSI
Akuntansi adalah bahasa bisnis. Bahasa ini bisa diterjemahkan ke dalam suatu sistem infor...
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.