Nim : 200902501017
RANGKUMAN MATERI
Apabila metode “Harga Perolehan” (cost method) diikuti untuk mencatat investasi
saham-saham perusahaan anak, maka hanya deviden atas saham-saham tersebut (yang telah
dibagikan oleh perusahaan anak) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh perusahaan
induk. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian
atau seluruh jumlah saham yang dimiliki itu dijual.
Contoh:
a) Neraca Konsolidasi per 1 Januari 1980, (sesaat setelah terjadi pemilikan saham-
saham perusahaan anak)
Adapun bentuk daftar lajur, yang dibuat sesaat setelah terjadinya pemilikan saham
baik pada metode Harga Perolehan maupun pada metode Equity adalah sama. Hal ini
disebabkan konsepsi yang mendasari dan syarat-syarat penyusunan neraca konsolidasi
sama pada kedua metode tersebut.
b) Jurnal-jurnal yang harus dibuat PT PI dalam hubungannya dengan pemilikan saham-
saham PT PA selama tahun buku 1980, disajikan dalam bentuk perbandingan dengan
metode equity sebagai berikut:
Adapun bentuk daftar neraca lajur untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi pada tanggal 31
Desember 1980, adalah sebagai berikut:
Eliminasi saldo modal PT PA dilakukan dengan bertitik tolak dari posisi awal sebesar
presentase pemilikannya (pada contoh ini adalah 80% x Rp 1.000.000,00 dan 80% x Rp
20.000,00), Hak-hak Pemegang Saham Minoritas ditentukan dihitung dengan bertitik tolak
pada posisi terakhir (pada saat penyusunan neraca konsolidasi) Pada contoh ini adalah 20%
dari modal saham sebesar Rp 1.000.000,00 dan 20% dari saldo Laba Yang Ditahan sebesar
Rp 250.000,00.
Dalam neraca yang dikonsolidasi jumlah harus diakui sebagai kenaikan atas saldo
Laba yang Ditahan. Sebagai konsekuensinya pada metode harga perolehan seperti telah
dikemukakan pada contoh eliminasi terhadap bagian pemilikan pada perusahaan anak di
dalam daftar lajur neraca konsolidasi didasarkan pada posisi keuangan perusahaan anak, pada
saat terjadinya pemilikan salam-saham oleh perusahaan induk. Oleh sebab itu apabila terjadi
kenaikan saldo Laba Yang Ditahan pada perusahaan anak yang berasal dari laba operasi yang
belum tidak dibagikan sebagai deviden, maka harus ditentukan besarnya bagian yang harus
diakui oleh perusahaan induk di dalam neraca yang dikonsolidasi. Pada contoh no. 1 di muka
jumlah tersebut timbul dari perhitungan sebagai berikut:
Pada cara ini yang merupakan modifikasi daripada metode harga perolehan, dilakukan
dengan cara menambahkan kolom “Penyesuaian” sebelum proses eliminasi dilakukan pada
daftar lajur penyusun neraca konsolidasi. Kolom ini digunakan untuk menyesuaikan kenaikan
atas hak-hak pemilikan pada perusahaan anak khususnya terhadap saldo rekening Investasi
saham-saham perusahaan anak, dengan saldo laba yang ditahan (perusahaan induk). Pada
contoh 1, di dalam kolom penyesuaian tersebut dicatat pengakuan atas 80% dari kenaikan
saldo Laba Yang Ditahan PT PA sebesar Rp 50.000,00 dengan jurnal sebagai berikut:
Contoh:
PT Dani memiliki masing-masing 90% saham-saham yang beredar dari PT Dina dan 80%
saham-saham yang beredar dari PT Dina. Saham-saham tersebut semuanya dibeli dari para
pemegang saham, masing-masing pada tanggal dan dengan harga sebagai berikut:
- 1 Juli 1976, membeli 800 lembar saham-
saham PT Dona dengan harga @ Rp 7.500,00
per lembar Rp 6.000.000,00
- 1 Oktober 1976, membeli 900 lembar
saham-saham PT Dina dengan harga
@ Rp 15.000,00 per lembar Rp 13.500.000,00
Adapun posisi modal dari masing-masing perusahaan pada tanggal 31 Desember 1975,
beserta data laba (rugi) dan deviden yang dibagikan dalam tahun buku 1976 dan 1977 adalah
sebagai berikut:
Sebelum neraca konsolidasi disusun pada tanggal 31 Desember 1977, berikut ini
ditunjukkan pengaruh dari laba (rugi) operasi serta pembagian deviden perusahaan anak
terhadap saldo rekening investasi saham Dan Saldo laba yang ditahan pada buku-buku
perusahaan induk.
Apabila diperhatikan, posisi keuangan dalam neraca konsolidasi yang disusun dengan,
bertitik tolak atau berdasar pada metode Harga Perolehan (cost method) tersebut sama dengan
neraca konsolidasi yang disusun atas dasar metode equity. Di dalam neraca yang
dikonsolidasi ini pada akhirnya oleh perusahaan induk juga diakui adanya perubahan
kekayaan bersih (dalam hal ini saldo laba yang ditahan atau saldo defisit) pada perusahaan
anak. Oleh sebab itu apabila pencatatan terhadap investasi saham-saham perusahaan anak
diselenggarakan dengan benar, terlepas dari metode yang dipakai harus menghasilkan posisi
keuangan yang sama, pada saat yang sama pula.
Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan lagi antara metode pencatatan
terhadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada metode harga perolehan, atau
pada metode equity. Kedua metode pencatatan tersebut menghasilkan neraca yang
menunjukkan posisi keuangan yang sama. Akan tetapi kedua metode tersebut menghasilkan
saldo dalam rekening Investasi Saham dan rekening Laba Yang Ditahan pada buku-buku
perusahaan induk yang berlainan.
Apabila metode harga perolehan (cost method) dipakai di samping harus dinyatakan
secara jelas seperti tersebut di atas, juga perubahan-perubahan netto di dalam hak-hak
pemegang saham yang berasal dari (pembagian) laba perusahaan anak sejak posisi kontrol
dicapai harus disajikan secara terpisah di dalam neraca.
Hal ini diperlukan agar diketahui besarnya bagian keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan anak yang telah direalisasikan melalui pembagian deviden. Penjelasan tersebut
diperlukan di dalam laporan keuangan (individual), mengingat hal tersebut juga mempunyai
konsekuensi yuridis tersendiri bagi perusahaan induk sebagai unit usaha yang berdiri sendiri
khususnya dalam rangka membatasi jumlah laba yang akan dibagikan sebagai deviden
kepada para pemegang saham
Tujuan utama dari penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha dari berbagai perusahaan afiliasi, yang secara
ekonomis merupakan satu kesatuan. Jika hak-hak pemilikan pada perusahaan anak telah
disesuaikan dengan perubahan-perubahan pada saldo hak-hak para pemegang saham dan
digabungkan dengan saldo dalam rekening-rekening pembukuan, perusahaan induk, maka
tetap diperlukan adanya informasi tentang laba (rugi) nya pemilikan saham-saham pada
perusahaan anak tersebut terhadap neraca yang dikonsolidasi.
Investasi pada perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi di dalam neraca
konsolidasi, dapat dilaporkan atas dasar metode equity maupun metode harga perolehan,
dengan catatan masing-masing harus disertai penjelasan-penjelasan yang cukup. Di dalam
Laporan Rugi-Laba Yang Dikonsolidasi, bagian laba (rugi) dari perusahaan anak yang tidak
ikut dikonsolidasi harus disajikan secara terpisah Saldo laba (rugi) dari perusahaan anak
(yang tidak ikut dikonsolidasi) digabungkan dengan saldo laba (rugi) dari perusahaan anak
yang dikonsolidasi di dalam Laporan Rugi Laba Konsolidasi.
Bagian laba yang telah dibagikan kepada perusahaan (anak) yang dikonsolidasi oleh
perusahaan (anak) yang tidak ikut dikonsolidasi harus dinyatakan secara jelas dan terperinci.
Secara umum, apabila keseluruhan pengaruh dari investasi pada perusahaan anak yang tidak
ikut dikonsolidasi dianggap material dalam hubungannya dengan posisi keuangan dan hasil
usaha yang dikonsolidasikan, maka ikhtisar tentang aktiva, hutang, modal serta hasil usaha
dari perusahaan (anak) yang tidak ikut dikonsolidasi tersebut, dapat disajikan baik dalam
bentuk footnote maupun laporan tersendiri (secara individual ataupun gabungan di antara
mereka).