Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI

(PERSOALAN – PERSOALAN KHUSUS)

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Muhammad Al Amin, SE., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok
1. Lilik tinasi 15.0102.0144
2. Nelly Eka R. N 15.0102.0156
3. Rahma Oktaviani 15.0102.0162
4. M. Khadik 15.0102.0203
5. Dhevin Melinda 15.0102.

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembelian saham langsung dari perusahaan anak
Untuk memperoleh posisi control pada perusahaan lain melalui pemilikan saham –
sahamnya, selain dengan cara membeli saham – saham tersebut dari para pemegang saham
dapat dilakukan dengn cara membeli sebagian atau seluruhnya langsung dari perusahaann yang
bersangkutan pada waktu saham – saham dikeluarkan.
Adapun bentuk saham – saham yang dijual oleh perusahaan (anak) dapat berupa saham dalam portebel
maupun saham saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi emisi saham.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal (hak – hak pemegnag saham) perusahaan anak bertambah
dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham – saham yang dijual tersebut. Oleh sebab itu apabila
neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap hak – hak pemilikan pada
perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah terjadinya penjualan saham terakhir itu.

Contoh 1 :
Berikut ini adalah struktur permodalan PT PA pada tanggal 31 desember 197 :

Modal saham (10.000 lembar tanpa nilai


nominal) …………………………………………………….. Rp 100.000.000
laba yang ditahan …………………………………................ Rp 25.000.000

dikurangi :
saham yang ditarik kembali dari peredaran,
2000 lembar @ Rp 12.500………………………………….. Rp 25.000.000
Jumlah ……………………………………………… Rp 100.000.000

Pada tanggal 1 januari 1978 PT PI membeli 6.000 lembar dari pemegang saham PT PA di pasar
modal dengan harga @ 15.000 dan seluruh saham yang ditarik kembali dari peredaran dengan
harga yang sama setiap lembarnya.
Dalam hal ini jual beli saham tidak saja mempunyai akibat financial pada PT PI melinkan juga
kepada PT PA. akibat financial tersebut pada masing masing perusahaan akan dicatat sebagai
berikut :
Transaksi PT PI PT PA
1 PT PI member 6000 lembar Investasi saham sa- -
saham saham PT PA dengan Ham PT PA ……… Rp
pemegang saham 90.000.000
Kas ……………….Rp
90.000.000
2 PT PI Investasi saham – Kas …………...Rp 30.000.000
membeli……………… Saham PT PA…Rp 30.000.000 Saham ditarik da-
2.000 lembar saham – saham Kas ……………… Rp Ri peredaran….. Rp
PT PA dengan harga @ Rp 30.000.000 25.000.000
15.000/lbr Modal penjualan ke
Mbali saham di atas
Harga perolehan
Nya / ……………….. Rp
5.000.000

Dengan adanya transaksi itu struktur permodalan PT PA berubah pada tangggal 1 januari 1978
menjadi sebagai berikut :
Modal saham, 10.000 lembar tanpa nilai
Nominal …………………………………………………………… Rp 100.000.000
Modal-penjualan kembali saham diatas har
Ga perolehannya ……………………………………………….Rp 5.000.000
Laba yang ditahan ………………………………………………Rp 25.000.000
Jumlah ……………………………………………………Rp 130.000.000

Apabila pada tanggal 1 januari 1978, sesaat setelah terjadinya pemilikan saham saham
PT PA disusun neraca konsolidasinya, maka bentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca
konsolidasi baik atas dasar metode harga perolehan maupun harga equity dengan dan dengna
mengabaikan pos pos lain didlam neraca individual masing masing perusahaan, Nampak
sebgaai berikut :

Daftar lajur penyususnan neraca konsolidasi – partial


PT PI PT PA Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit
Investasi saham-saham, PT PA 120.000,00
Elim. 80% Modal Saham - - - 80.000.000,00

Elim. 80% Modal Penjualan


Kembali Saham diatas Harga - - - 4.000.000,00
Perolehannya

Elim. 80% Salo Laba Yang


Ditahan - - - 20.000.000,00

Selisih Harga Perolehan diatas


Nilai Buku Saham - - - - 16.000.000,00

Kredit
Modal Saham, PT PA - 100.000,00

Elim. 80% - - 80.000.000,00


Hak Pemegang Saham Minori-
Tas 20% - - - - - 20.000.000,00

Modal Penjualan Kembali Sa


Ham diatas Perolehan - 5.000.000,00

Elim. 80% - - 4.000.000,00


Hak Pemegang Saham Minori
Tas 20% - - - - - 1.000.000,00

Laba Yang Ditahan PT PA - 25.000.000,0


0
Elim. 80% - - 20.000.000,00
Hak Pem. Saham Minoritas
20% - - - - - 5.000.000,00
2. Perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis (golongan) saham
Apabila posisi control terhadap perusahaan anak dicapai melalui pemilikan saham
sahamnya, dan peruhasaan anak memiliki lebih dari satu jenis (modal) saham, maka harus
dibedakaan besarnya bagian hak – hak pemegang saham menurut jenisnya masing – masing.
Penentuan besarnya hak pemegnag saham sesuai dengan jenis saham ( yang beredar) dilakukan
sejak posisi control diperoleh dan pada setiap saat laporan keuangan (neraca) konsolidasi akan
disusun. Hal ini diperlukan agar eliminasi terhadap hak – hak pemilikan perusahaan induk
dapat dilaksanakan secara tepat pula dalam neraca yang dikonsolidasi. Penentuan hak – hak
pemegang saham dilakukan dengan cara bertitik tolak pada nilai buku masing – masing
golongan saham. Dalam hal saham terdiri dari saham prioritas dan saham biasa, maka harus
ditentukan terlebih dahuu semua hak preferensi dari para pemegnag “ saham prioritas” baru
kemudian sisanya diperhitungkan sebagai hak para pemegnag biasa. Hasil alokasi ini dipakai
sebagai dasar eliminasi terhadap hak – hak pemilikan oleh perusahaan induk.
Ada beberapa jenis modal saham prioritas, yang satu sama lain mempunyai akibat yang
berbeda-beda khususnya dilihat daris egi hak – hak penyertaannya :
a) Saham prioritas, tidak komulatif dan tidak berpartisipasi
Hak pemilikan atau klain terhadap kekayaan bersih perusahaan dari saham prioritas jenis
ini terbatas hanya sebesar nilai nominal (nilai yang ditetapkan) sedang laba saldo yang ditahan
seluruhnya merupakan bagian darp para pemeganag saham biasa. Sebaliknya saldo deficit
seluruhnya menjadi tanggungan dari para pemegang saham biasa pula. Hak pembagian saham
terbatas pada jumlah preferennya untuk tahun buku yang bersangkutan dan tidak ada hak atas
laba apabila perusahaan menderita kerugian
b) Saham prioritas, komulatif tidak berpartisipasi
Saham prioritas ini memiliki hak/klain terhdap kekayaan bersih sebesar nilai nominal ( nilai
yang ditetapkan) jika semua nilai deviden yang menjadi haknya sampai dengan tanggal terakhir
telah dibagikan. Apabila ada deviden yang menunggak dalam suatu tahun buku , maka hak atas
deviden harus diperhitungkan dulu dari saldo laba yang ditahan baru kemudian sisanya
dianggap sebagai haknya para pemegnag saham biasa. Deviden bagii saham prioritas jenis ini
merupakan beban tetap dilihat dari segi kepentingan saham biasa, sama seperti halnya biaya
bunga modal asing.
c) Saham prioritas, tidak komulatif berpartisipasi penuh
Saham prioritas jenis ini memiliki hak/klain terhdap kekayaan bersih sebesar nilai nominal
( nilai yang ditetapkan). Hak deviden diperoleh apabila perusahaan memperoleh laba ,
sedangkan jika perusahaan menderita kerugian tidak mempunyai hak atas deviden dalam tahun
buku yang bersangkutan. Dengan lain perkataan bagian atas deviden tidak komulatif. Sedang
yang dimaksud dengan partisipasi disisni adalah apabila dari laba yang diperoleh dalam suatu
periode setelahh diperhitngkan bagian deviden kepada pada pemegang saham prioritas dengan
presentasi yang ditentukan dan kepada para pemegang saham biasa dengan presentase yang
sama masih ada sisanya: maka sisa laba tersebut maish harus dibagiakn kepada masing –
masing kelompok pemegnag saham sesuai dengn besarnya partisipasi modal saham prioritas
terhadap jumlah modal yang ditetapkan , atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
d) Saham prioritas, komulatif berpartisipasi penuh
Saham prioritas jenis ini memiliki hak/klain terhdap kekayaan bersih seperti halnya saham
– saham prioritas yang lain, juga memiliki hak atas laba (deviden) yang komulatid serta
mempunyai hak atas partisipasinya di dalam jumlah modal yang ditetapkan terhadap sisa laba
jika ada. Dalam hal ini jumlah deficit jika ada merupakan sepenuhnya tanggung jawab
pemegnag saham biasa.
Contoh 2:
Berikut ini structure permodalan PT PA pada tanggal 31 desember 1977 :
6% saham prioritas, 5.000 lembar nominal @
Rp 10.000 ………………………………………………………….. Rp 50.000.000
Saham biasa 10.000 lembar nominal
Rp 10.000 …………………………………………………………. Rp 100.000.000
Agio saham biasa ……………………………………………… Rp 5.000.000
Laba yang ditahan ……………………………………………. Rp 45.000.000

Saldo modal tersebut data dikelompokkan sesuai dengan jenis ( golongan) saham sebagai berikut :
Jenis saham Jumlah modal Hak pemegang Hak pemegang
prioritas Saham Saham biasa
prioritas
1 tidak komulatif dan tidak berpartisipasi
………………………………….. 200.000.000 50.000.000 150.000.000
2 komulatif,tidak berpartisipasi penuh deviden,
menunggak tahun 1976 & 1977
…………………………………………………. 200.000.000 56.000.000 144.000.000
3 Tidak komulatif, berpartisipasi penuh
……………………………………………… 200.000.000 65.000.000 135.000.000
4 komulatif berpartisipasi penuh, deviden
menunggak tahun 1975 sampai dengan 1977
200.000.000 69.000.000 131.000.000

Penjelasan :
Hak – hak masing – masing kelompok pemegang saham, pada tiap – tiap kasus tersebut
dihitung sebgaai berikut :

Saham prioritas, tidak komulatif dan tidak berpartisipasi Saham prioritas Saham biasa

1 nominal saham Rp 50.000.000 Rp 100.000.000


………………............................................. - Rp 5.000.000
Agio saham - Rp 45.000.000
………………………………………………………. Rp 50.000.000 Rp 150.000.000
Saldo laba yang ditahan
……………………………………

Saham prioritas, komulatif tidak berpartisipasi Saham prioritas Saham biasa

2 nominal saham
……………………………………...... Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
Agio saham ……………………………….. - Rp 5.000.000
Saldo laba ynga ditahan : RP 45.000.000 - -
Deviden kepada saham prioritas
……………………………………..
 Tahun 1976 :
6% x Rp 50.000.000 = ( Rp 3.000.000) Rp 3.000.000
Tahun 1977 :
6% x Rp 50.000.000 = (Rp 3.000.000) Rp 3.000.000
Sisa untuk saham biasa Rp 39.000.000 - Rp 39.000.000
Jumlah ……………………………
Rp 56.000.000 Rp 144.000.000

Saham prioritas tidak kumulatif Saham prioritas Saham biasa


Berpartisipasi penuh
3 nominal saham ………………………………. Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
agio saham ………………………………… - Rp 5.000.000
saldo laba yang ditahan rp 45.000.000
deviden untuk saham prioritas :
5.000 x rp 45.000.000) = (rp 15.000.000,00) Rp 15.000.000,00
15.000
deviden untuk saham biasa:
-(10.000 x Rp 45.000.000) = (Rp 30.000.000,00) Rp 30.000.000,00
15.000
Jumlah 0 Rp 65.000.000,00 Rp 135.000.000,00

Saham prioritas komulatip Saham prioritas Saham biasa


Berpartisipasi penuh
4 nominal saham …………………………….……… Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
Agio saham ……………………………………
Saldo laba yang ditahan, Rp 45.000.000
- Untuk saham prioritas :
-tahun 1975: Rp 3.000.000 -
(6% x Rp 50.000.000) = Rp 3.000.000)
-tahun 1976 : Rp 3.000.000 -
(6% x Rp 50.000.000) = Rp 3.000.000)
-tahun 1977 :
(6% x Rp 50.000.000) = Rp 3.000.000) Rp 3.000.000 -
- Untuk Saham Biasa, dengan
Tarip yang sama dengan Saham
Perioritas, tahun 1977 :
(6% x Rp 100.000.000) = Rp 6.000.000 - Rp 6.000.000

Sisa dibagi untuk Rp 30.000.000


-Saham Prioritas : Rp 10.000.000
( 5.000 x Rp 30.000.000) = Rp 10.000.000
15.0000
-Saham Biasa :
(10.000 x Rp 30.000.000) = Rp 20.000.000 - Rp 20.000.000
15.000

Jumlah 0 Rp 69.000.000,00 Rp 131.000.000,00

Contoh 3 :
Apabila pada contoh nomor 2 PT PA dalam keadaan defisit sebesar Rp 45.000.000, maka pembagian
(alokasi) terhadap saldo modal sebesar Rp 110.000.000 kepada masing masing kelompok pemegnag
saham adalah sebagai berikut :

Jenis saham Jumlah modal Hak pemegang Hak pemegang


Prioritas Saham prioritas Saham biasa
1 tidak komulatif dan tidak berpartisipasi
………………………………….. Rp 110.000.000 Rp 50.000.000 Rp 15.000.000
2 komulatif,tidak berpartisipasi penuh deviden,
menunggak tahun 1976 & 1977
…………………………………………………. Rp 110.000.000 Rp 56.000.000 Rp 144.000.000
3 Tidak komulatif, berpartisipasi penuh
……………………………………………… Rp 110.000.000 Rp 50.000.000 Rp 135.000.000
4 komulatif berpartisipasi penuh, deviden
menunggak tahun 1975 sampai dengan 1977
……………………… Rp 110.000.000 Rp 59.000.000 Rp 131.000.000

Hak dari masing – masing kelompok pemegnag saham seperti tersebut diatas dihitung dengna
cra yang sama pada contoh sebelumnya, namun demikian karena perusahaan dalam keadaan deficit,
maka hak partisipasi saham prioritas praktis tidak mempunyai pengaruh didalam penentuan hak atas
saldo laba yang belum dibagi.
Dalam keadaan deficit ini selain nilai nominal (nilai yang ditetapkan) hak para pemegnag saham
prioritas hanya berupa hak atas deviden – deviden yang menunggak ( belum dibayar) saja. Sedang bagi
para pemegang saham biasa hak/klaim terhadap harta kekayaan (bersih) kurang dari umlah ynag disetor
mula – mula, tidak saja sebesar deficit ynag tercantum dalam neraca akan tetapi termasuk juga jika ada
bagian deviden saham prioritas komulatip yang belum dibayarkan.
Pada kasus nomor 4, hak pemegnag saham prioritas sebesar Rp 59.000.000 dan hak pemegnag saham
biasa sebesar Rp 51.000.000 dari jumlah modal seluruhnya sebesar Rp 110.000.000 tersebut dihitung
dengan cara sebagai berikut :

Jumlah modal Hak pemegang Hak pemegang


Saham prioritas Saham biasa
1 nominal saham ……. Rp 150.000.000 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
2 agio saham ………….. Rp 5. 000.000 - Rp 5.000.000
3 defiden ……………… (Rp 45.000.000) - (Rp 45.000.000)
Deviden
menunggak,
tahun 1975
sampai dengan
1977 = (3 x 6%
- Rp 9.000.000 (Rp 9.000.000)
x 50.000.000 =
9.000.000
Jumlah Rp 110.000.000 Rp 59.000.000 Rp 51.000.000

Alikasi semacam ini diperlukan apabila oleh perusahaan induk akan disusun neraca konsolidasi, dimana
perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis modala saham yang beredar. Hasil alokasi ini dipaksa
dipakai sebagai titik tolak didalam melakukan eliminasi hak – hak pemilikan pada perusahaan anak di
dalam daftra lajur penyusunan neraca konsolidasi. Untuk memperoleh gambaran yang kongkrit berikut
ini diberikan contohnya.
Contoh 4 :

Pada tanggal 1 januari 1978 PT PI membeli saham – saham PT PA di pasar modal maisng – masing
sebgai berikut :
 2.000 lembar saham prioritas dengan kurs 120
 8.000 lembar saham biasa dengan kurs 125
Posisi modal PT PA pada tanggal 31 desember 1977 adalah sebagai berikut :
6% saham prioritas, 5.000 lembar
Nominal @ Rp 10.000 …………………….. Rp 50.000.000
Saham biasa, 10.000 lembar, nominal @
Rp 10.000 ……………………………………….. Rp 100.000.000
Agio saham biasa ………………………………Rp 5.000.000
Laba ynag ditahan …………………………….Rp 45.000.000
Jumlah ……………………………….. Rp 200.000.000

Saham priotitas adalah komulatif tidak berpartisipai. Meskipun dalam dua tahun terakhir (tahun
1976 dan tahun 1977) PT PA memperoleh keuntungan, akan tetapi mengingat kebutuhn modal kerja
dalam rangka ekspensinya direksi dan para pemegang saham memutuskan untuk tidak membagikan
deviden. Apabila pada tanggal 1 januari 1978 disaat setelah terjanya pemilikan saham – saham oleh PT
PI kemudian disusun neraca konsolidasi, maka alokasi hak – hak para pemegnag saham, pada tanggal
tersebut adalah sebgai berikut (lihat juga contoh 2 : kasus nomor 2).

Elemen modal Jumlah Saham prioritas Saham biasa


Nomial saham Rp 150.000.000 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
Agio saham Rp 5.000.000 - Rp 5.000.000
Laba yang ditahan Rp 45.000.000 - -
 Untuk saham prioritas ……… - - -
 Deviden tahun 1976 & 1977
(2 x 6% x 50.000.000) - Rp 6.000.000 -
 Sisa untuk tahun biasa ……… - - Rp 39.000.000

Saldo per 1 januari 1978 Rp 200.000.000 Rp 56.000.000 Rp 144.000.000

Adapun eliminasi hak – hak pemilikan PT PI didalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya
pada tanggal 1 januari 1978 nampak sebagai berikut :
Atas dasar komposisi modal dari masing – masing kelompok / jenis saham yang telah dipisahkan
tersebut. Eliminasi terhadap hak – hak pemilikan perusahaan induk dapat dilakukan didalam daftar lajur
seperti terlihat diatas. Adapun jurnal eliminasinya adalah sebgai berikut :
1) Modal saham prioritas, PT PA ……………………………… Rp 20.000.000
Laba yang ditahan, PT PA …………………………………….. Rp 2.400.000
Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku
Saham …………………………………………………………………. Rp 1.600.000
Investasi saham – saham prioritas …………. Rp 24.000.000
2) Modal saham biasa, PT PA ………………………………….. Rp 80.000.000
Agio saham biasa ………………………………………………… Rp 4.000.000
Laba yang ditahan, PT PA ……………………………………. Rp 31.200.000
Investasi saham – saham biasa …………….. Rp 100.000.000
Selisih lebih nilai buku diatas harga perole
han saham ……………………………………………… Rp 15.200.000

Daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi – partial


Rekening – rekening neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca konsolidasi
(Rp) (Rp) D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp0
Debit
Investasi saham – saham
prioritas, PT PA
……………. 24.000.000 20.000.000
Elim, 40% modal saham -
Elim, 40% saldo laba 2.400.000
yang ditahan 1-1-1978 -
Selisih harga perolehan - 1.600.000
diatas nilai buku saham -
Investasi saham – saham
biasa, PT PA 100.000.000 80.000.000
Elim, 80% modal saham -
Elim, 80% saldo laba 31.000.000
yang ditahan 1-1-1978 - 4.000.000
Elim, 80% agio saham -
Selisih lebih nilai buku - - 15.200.000
diatas harga perolehan -

Kredit
Modal saham prioritas - 50.000.000
Elim 40%
Hak pemegang saham 20.000.000
minoritas 60% 30.000.000
Laba Yang Ditahan, untuk
Saham Prioritas
Elim 40% seperti diatas 6.000.000
Hak pemegang Saham 2.400.000,00
Minoritas 60% 3.600.000,00
Modal Saham Biasa
Elim 80% 100.000.000,00
Hak pemegang Saham 80.000.000,00
Minoritas 20%

Agio Saham (Biasa) 5.000.000,00


Elim 80% 4.000.000,00
Hak pemegang Saham 20.000.000,00
Minoritas 20%
Laba Yang Ditahan, untuk
Saham biasa 39.000.000,00
Elim 80% seperti diatas 31.200.000,00
Hak pemegang Saham
Minotitas 20 % 1.000.000,00
7.800.000,00

Pemisahan khususnya terhadap (saldo) laba yang ditahan atau deficit perusahaan anak juga
penting untuk menentukan jumlah selisih (kurang) harga perolehan dari nilai buku sahamnya.
Dilain pihak para pemegang saham biasa akan berkurang haknya atas (saldo) laba yang ditahan
hanya dengan seluruh jumlah rugi yang diderita melainkan ditambah juga deviden untuk saham
prioritas. Para pemegang saham biasa deviden atas saham-saham prioritas itu mempunyai
status yang sama dengan biaya usaha. Oleh karena itu dalam hal perusahaan menderita rugi,
beban yang harus ditanggung pemegang Saham Biasa masih harus ditambah dengan deviden
yang diperhitungkan untuk pemegang saham prioritas.
a. Metode Harga Perolehan (cost Method)
Daftar lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – partial

Rekening Neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca


Konsolidasi
D K D K
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
Debit :
Investasi saham-saham prioritas, PT
PA 24.000.000,00
Eliminasi40% saham-saham 20.000.000,00
Eliminasi40% saldo Laba yang
Ditahan 1-1-1978 2.400.000,00
Selisih lebih harga perolehan diatas
nilai buku 1.600.000,00
Investasi saham biasa PT PA 100.000.000,00
Eli,imasi80% saham-saham 80.000.000,00
Eliminasi 80% laba yang Ditahan
tahun 1-1-1978 31.200.000,00
Eliminasi80%, Agio modal saham 4.000.000,00
Selisih lebih nilai buku diatas harga
perolehan 15.200.000,00

Kredit:
Modal saham prioritas: 50.000.000,00
Eliminasi40% seperti diatas 20.000.000,00
Hak pemegang saham minoritas
60% 30.000.000,00
Laba Yang Ditahan, untuk saham
prioritas 9.000.000,00
Eliminasi40%, seperti diatas 2.400.000,00
Hak pemegang saham minoritas
60% 5.400.000,00
Kenaikkan saldo Laba yang Ditahan
untuk saham PT PI 1.200.000,00
(405 x Rp3.000.000,) 100.000.000,00
Modal saham biasa 80.000.000,00
Eliminasi 80% seperti diatas
Hak pemegang saham minoritas 20.000.000,00
20% 5.000.000,00
Agio saham 4.000.000,00
Eliminasi 80%
Hak pemegang saham minoritas
20% 6.000.000,00
Laba yang ditahan, saham biasa 31.200.000,00
Eliminasi 80% seperti diatas
Hak pemegang saham minoritas 1.200.000,00
20%
Penurunan saldo laba yang di tahan
untuk PT PI (80% x (Rp 39.000,00 – 26.400.000,00
6.000,00)

b. Metode Equity
Adapun jurnal untuk mencatat pengakuan rugi dan bagian deviden tersebutadalah sebagai
berikut.
1. Investasi saham-saham prioritas, PT PA Rp 1.200.000,00
Rugi – Laba, PT PA Rp 1.200.000,00
(40% x (6% x Rp 50.000.000,00)
2. Rugi – Laba, PT PA Rp 26.400.000,00
Investasi saham-saham biasa, PT PA Rp 26.400.000,00
(80% x (Rp 30.000.000 + Rp3.000.000)
Saham Bonus (stock deviden) yang dibagikan oleh perusahaan Anak
Apabila pada saham bonus (stock Deviden) dibagikan oleh perusahaan Anak, maka pada
perusahaan anak terjadi perubahan posisi modalnya, karena hal ini berarti terjadi perubahan
status dari sebagian (seluruh) saldo laba Yang Ditahan menjadi Modal statutair. Namun,
demikian dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham lainnya pembagian bonus
saham ini tidak mempergaruhi proporsi pemilikannya, kecual terhadap adanya tambahan
jumnlah lembar saham yang dimilikinya.
Rekening Neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca
Konsolidasi
D K D K
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
Debit :
Investasi saham-saham prioritas, PT
PA 25.200.000,00
Elim40% saham-saham 20.000.000,00
Elimi40% saldo Laba yang Ditahan
1/12-1978 3.600.000,00
Saldo lebih Harga perolehan di atas
Nilai Buku Saham 1.600.000,00
Investasi saham Biasa, PT PA 73.600.000,00
Elim 80% modal saham 80.000.000,00
Elim 80% agio saham ( 4.000.000,00
Elim 80% saldo laba yang ditahan
31.12-1978 4.800.000,00
Selisih lebih Nilai Buku di atas
Harga perolehan saham 15.200.000,00
1
Kredit
Laba yang Ditahan (deficit) PT PI (25.200.000,00) - - 25.200.000,00
Modal saham prioritas
Eliminasi 40%
Hak pemeganh saham minoriyas
60% 30.000.000,00
Modal saham biasa
Eliminasi 80%
Hak pemegang saham minoritas
60%
Laba yang ditahan untuk saham
prioritas 9.000.000,00
Eliminasi 40% seperti diatas 3.600.000,00
Hak pemegang saham minoritas
60% 1.400.000,00
Modal saham Biasa 100.000.000,00
Eliminas 80% 80.000.000,00
Hak pemegang saham minoritas 20.000.000,00
20%
Agio saham 5.000.000,00
Eliminasi 80% 4.000.000,00
Hak pemegang saham minoritas
20% 1.000.000,00
Kaba yang Ditahan, untuk saham
biasa 6.000.000,00
Eliminasi 80% seperti diatas 4.800.000,00
Hak pemegang saham minoritas
20% 1.200.000,00
Contoh 5:
Pada tanggal 1 januari 1977 PT Wijaya memebeli 400 lembar saham-saham PT Dian
dengan kurs 175. Pada saat tersebut posisi modal PT Dian adalah sebagai berikut :

Modal saham, 500 lembar nominal @ Rp 100.000,00 . . . . . . . . Rp 50.000.000,00


Laba yang Ditahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 27.500.000,00

Dalam tahun 1977 PT Dian melaporkan laba sebesar Rp 12.500.000,00 dan membagikan bonus
saham sebanyak 50% dari modal yang telah beredar. Dengan bertitik tolak pada data tersebut
apabila sesaat setelah terjadinya pembelian saham PT Dian kemudian dengan neraca
konsolidasi, maka bentuk daftar lajur penyususnan neraca konsolidasinnya akan Nampak
sebagai berikut :
Rekening Neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca
Konsolidasi
D K D K
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
Debit :
Investasi saham-saham, PT
Dian 70.000.000,00
Elim, 80% modal saham 40.000.000,00
Elim, 80% laba Yang Ditahan 22.000.000,00
Selisih lebih Harga Perolehan di
atas Nilai Buku saham 8.000.000,00

Kredit :
Modal saham PT Dian 50.000.000,00
Elim, 80% 40.000.000,00
Hak pemegang saham
Minoritas 20% 10.000.000,00
Laba yang Ditahan PT Dian 27.500.000,00
Elim 80% 22.000.000,00
Hak pemegang saham 5.500.000,00
Minoritas 20%
Bentuk daftar lajur konsolidasi pada tanggal 31 desember 1977, menurut metode harga
perolehan akan Nampak sebagai berikut :

Rekening Neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca


Konsolidasi
D K D K
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
Debit :
Investasi saham-saham, PT
Dian 70.000.000,00
Elim, 80% modal saham 60.000.000,00
Elim, 80% laba Yang Ditahan 2.000.000,00
Selisih lebih Harga Perolehan di
atas Nilai Buku saham

Kredit : 2.000.000,00

Modal saham PT Dian 75.000.000,00


Elim, 80% 60.000.000,00
Hak pemegang saham
Minoritas 20% 15.000.000,00
Laba yang Ditahan PT Dian
Elim 80%, seperti di atas 2.000.000.00
Hak pemegang saham
Minoritas 20% 3.000.000,00
Kenaikan saldo laba yang
Ditahan untuk PT Wijaya (80%
x Rp 12.500.000,00) 10.000.000,00

Metode equity
Apabila metode equity dipakai, maka rekening investasi saham perusahaan anak harus
didebit sebesar Rp 10.000.000,00 = (80% x Rp 12.500.000,00)sebagai pengakuan terhadap
bagian atas laba yang diperileh PT dian dalam tahun 1977, dengan rekening lawan kredit pada
Rugi-Laba. PT Dian (Laba yang Ditahan)
Penerimaan 200 lembar saham bonus hanya dicatat dalam bentuk memo. Dan dengan demikian
sekarang memiliki 600 lembar dari 750 lembar saham-saham PT Dian yang sudah beredar.
Dalam hal ini juga berlaku argumentasi yang sama pada metode harga perolehan untuk tidak
menaikkan nilai investasi saham bagi PT Wijaya berhubungan dengan bonus saham yang
diterima.
Adapun bentuk daftar lajur dari data contoh nomer 5 adalah sebagai berikut :
Rekening Neraca PT PI PT PA Eliminasi Neraca
Konsolidasi
D K D K
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
Debit :
Investasi saham-saham, PT
Dian 80.000.000,00
Elim, 80% modal saham
Elim, 80% saldo laba yang
Ditahan
Selisih lebih harga perolehan
diatas Nilai Buku Saham

Kredit :
Laba yang Ditahan PT Wijaya 10.000.000,00
Modal saham 75.000.000,00
Elim, 80% 60.000.000,00
Hak pemegang saham minoritas
20% 15.000.000,00
Laba yabg Ditahan 15.000.000,00
Elim, 80% 15.000.000.00
Hak pemegang saham minoritas
20% 3.000.000,00

3. Laba (Rugi) dari transaksi antar perusahaan yang berafiliasi (inter company
profit)
Selama diantara perusahaan yang berafiliasi sebagai unit usaha masih tetap melanjutkan
usahanya maing-masing, maka tidak meruypakan suatu hal yang mustahil jika di antara unit-
unit usaha tersebut melakukan jual-beli baik berupa barang (dagangan) / jasa yang dihasilkan
maupun harga yang tak bergerak (aktiva tetap) untuk fasilitas pabriknya.
Di dalam laporan keuangan yang dikonsolidasikan, laba (rugi) serta kenaikkan
(penurunan) nilai barang, jasa maupun harga yang tak bergerak yang telah diakui oleh masing-
masing pihak harus di hapuskan (dieliminasi)
4. Laba (Rugi)dari transaksi jual-beli Barang Dagangan antar Perusahaan afiliasi
Apabila barang dagangan yang dibeli dari pihak yang ada hubungan afiliasi, dan barang
tersebut masih termasuk di dalam persediaan di pihak pembeli pada saat laporan keuangan
konsolidasi disusun, berarti bahwa laba (rugi) dan kenaikkan (penurunan) nilai barang
dagangan yang telah diakui,( dalam laporan keuangan individual) pihak penjual belum (tidak)
seluruhnya direalisasikan. Sebab hal ini hanya merupakan perpindahan (tempat) pengelolaan
saja apabila dilihat dari segi ekonomi untuk perusahaan induk dan anaknya.
Akan tetapi apabila barang dagangan tersebut oleh pihak pemebeli kemudian telah dijual
kepada pihak lain diluar hubungan afiliasinya, berarti laba (rugi) baik yang telah diakui oleh
pihak penjual sebelumnya, maupun laba (rugi) yang diakui kemudian oleh pembeli (pertama)
telah sama-sama direalisasikan. Dalam keadaan ini apabila kemudian neraca dikonsolidasikan
disusun oleh perusahaan-perusahaan yang berafiliasi tidak perlu adanya penghapusan terhadap
laba (rugi) yang telah diakui oleh kedua pihak tersebut.
Masalah eliminasi ini berhubungan dengan jumlah laba yang harus dieliminasi, mdngingat
kemungkinan masih adanya pihak lain diantara perusahaan yang berafiliasi tersebut, dimana
jumlah itu di pengaruhi oleh :
a) Prosentase pemilikan oleh perusahaan induk atas saham-saham perusahaan anaknya.
b) Pihak yang melakukan penjualan atau pihak yang telah mengakui terjadinya laba(rugi)
dan kenaikan (penurunan) aktiva, perusahaan indukkah atau perusahaan anak.
dalam hubungannya dengan masalah tersebur, berlaku ketentuan yang berikut :
1) Apabila penjualan barang dagangan dilakukan oleh prusahaan induk, berarti pula
petusahaan induk yang telah mengakui laba (rugi) dan kenaikan (penurunan) nilai
barang tersebut
2) Apabila pihak yang menjual barang adalah perusahaan anak, berarti perusahaan anak
yang telah menakui timbulnua laba (rugi) atas barang dagangan tersebut.
dalam hal ini ada dua pendapatan yang saling bertentangan. Pendapatan pertama mengatakan,
oleh karena para pemegang saham minoritas mempunyai hak pembagian atas laba rugi maka
baginya tidak perlu dibedakan tentang pemveli barang dagangan tersebut apakah kelompok
anggota perusahaan afiliasi atau pihak ketiga (di luar afiliasi).
Contoh 6 : Penjualan barang dagangan oleh Perusahaan Induk kepada Perusahaan
Anaknya
PT Dani memiliki 100% saham-saham (yang beredar dari) PT Wijaya. Pada tanggal 31
Desember 1977, PT Wijaya melaporkan persediaan barang dagangan sebesar Rp 2.500.000,00
dimana termasuk diantaranya barang-baranf yang dibeli dari PT Dani sebesar Rp 1.000.000,00
. Harga pokok barang dagangan tersebut menurut catatan PT Dani adalah sebesar Rp
750.000,00.
Adapun jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:
Jurnal
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 250.000
Persediaan Barang Dagangan, PT Wijaya Rp 250.000

Sedangkan kedua rekening tersebut dalam hubungannya dengan transaksi antar perusahaan
yang berafiliasi ini, akan nampak dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi sebagai
berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT Dani PT Wijaya
D K D K
Debit :
Persediaan Barang
- 2.500.000 - 250.000 2.250.000 -
Dagangan

Kredit
Laba Yang
250.000 - 250.000 - - -
Ditahan, PT Dani

Contoh 7 : Penjualan barang dagangan oleh Perusahaan Anak, kepada Pwrusahaan


Induk, apabila Perusahaan Induk memiliki 100% saham-saham Perusahaan Anak.
PT Dani memiliki 100% saham-saham PT wijaya. Persediaan barang dagangan PT Dani pada
tanggal 31 Desember 1977 menunjukkan saldo sebesar Rp 5.000.000,00 termasuk diantaranya
barang dagangan sebesar Rp 3.000.000,00 dibeli dari PT wijaya. Atas barang dagangan
tersebut PT wijaya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 20% dari harga pokoknya.
1) Metode Harga Perolehan (Cost Method)
Apabila metode harga perolehan dipakai berarti bahwa laba atas barang dagangan baru diakui
pada buku-buku perusahaan anak sedang perusahaan induk belum mengakui bagian atas laba
yang terjadi.
Adapun jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut :
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Rp 500.000
Persediaan Barang Dagangan, PT Dani Rp 500.000

Sedang rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan transaksi tersebut, akan
nampak di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
Metode Harga Perolehan
PT Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT Dani
Wijaya D K D K
Debit :
Persediaan Barang Dagangan 5.000.000 - - 500.000 4.500.000 -
Investasi Saham-saham PT Wijaya 125.000.000 - - - -
Elim. 100% Modal Saham - - - 100.000 - -
Elim. 100% Saldo Laba Yang
Ditahan Pada Tanggal Pembelian - - - 15.000.000 - -
Saham*1
Selisih Lebih Harga Perolehan Di
- - - - 10.000.000 -
Atas Nilai Buku Saham

Kredit
Modal Saham PT Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Laba Yang Ditahan, PT Dani 30.000.000 - - - - 50.000.000
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000 - - - -
Elim. 100% - - 100.000.000 - - -
Laba Yang Ditahan Pt Wijaya - 23.000.000 500.000 - - -
Elim. 100% Seperti Di Atas - - 15.000.000 - - -
Kenaikan Saldo Laba Untuk PT Dani - - - - - 7.500.000
*1
Catatan : Diasumsikan pada saat terjadi pembelian saham-saham oleh PT Dani, Saldo
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Sebesar Rp 15.000.000

2) Metode Equity
Apabila metode equity dipakai berarti bahwa pengakuan terhadap laba atas barang dagangan
tidak saja pada buku-buku PT Wijaya melainkan juga PT Dani telah mengakui seluruh jumlah
laba tersebut. Oleh karena ity eliminasi terhadap laba atas barang dagangan tersebut dan
penurunan nilai persediaan barang dagangan dilakukan sebagai berikut :
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 500.000
Persediaan Barang Dagangan, PT Dani Rp 500.000

Dengan demikian rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan laba yang
terjadi atas transaksi penjualan barang antara PT wijaya dengan PT Dani didalam daftar lajur
neraca konsolidasi menurut konsep/metode equity nampak sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
Metode Equity
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT Dani PT Wijaya
D K D K
Debit :
Persediaan Barang
5.000.000 - - 500.000 4.500.000 -
Dagangan
Investasi Saham-saham PT 133.000.0
- - - -
Wijaya 00
Elim. 100% Modal
- - - 100.000.000 - -
Saham
Elim. 100% Saldo Laba
- - - 23.000.000 - -
Yang Ditahan
Selisih Lebih Harga
Perolehan Di Atas Nilai - - - - 10.000.000 -
Buku Saham

Kredit
Modal Saham PT Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Laba Yang Ditahan, PT Dani 58.000.000 - 500.000 - - 57.500.000
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000.000 - - - -
Elim. 100% - - 100.000.000 - - -
Laba Yang Ditahan PT
- 23.000.000 - - - -
Wijaya
Elim. 100% Seperti Di
- - 23.000.000 - - -
Atas

Dari contoh ini baik pada metode harga perolehan maupun metode equity kedua-
keduanya di dalam neraca konsolidasi perusahaan induk mengakui laba yang diperoleg
perusahaan anak sebesar Rp 7.500.000,00 yaitu sebesar kenaikan saldo laba yang ditahan pada
perusahaan anak selama pemilikan saham-saham perusahaan anak dikurangi dengan laba atas
transaksi jual beli barang dagangan atau [Rp 23.000.000,00 - (Rp 15.000.000,00 + Rp
500.000,00)]
Contoh 8 : Penjualan barang dagangan oleh Perusahaan Anak kepada Perusahaan Induk,
apabila Perusahaan Induk memiliki kurang dari 100% saham-saham Perusahaan Anak.
PT Dani sebagai perusahaan induk mempunyai hak atas laba sebesar Rp 400.000,00
(80% x Rp 500.000,00) sedang Rp 100.000,00 selebihnya dibebankan kepada para pemegang
saham minoritas pada PT wijaya.
Adapun prosedur eliminasinya apabila disusun neraca konsolidasi pada tanggal 31 desember
1977, tergantung pada metode pencatatan terhadap investasi saham yang bersangkutan, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Metode Harta Perolehan (Cost Menthod)
Pada metode harga perolehan dipakai berarti bahwa bagian laba atas barang dagangan sebesar
Rp 400.000,00 (80% x Rp 500.000,00) tersebut belum dakui/dicatat pada buku-buku PT Dani,
melaikan baru seluruhnya pada buku-buku PT wijaya. Oleh sebab itu seluruh jumlah laba yang
timbul harud dikurangkan dari saldo laba yang ditahan PT wijaya pada tanggal 31 desember
1977, sebagai rekening kawan dari penurunan nilai barang dagangan yang ada pada PT Dani
menjadi harga pokoknya semula.
Baru kemudian saldo laba yang ditahan setelah dikurangi dengan Rp 500.000,00 tersebut
eliminansi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk itu dilakikan, namun demikian
sebagai konsekuiensi dari alokasi laba atas barang dagangan tersebut kepada masing-masing
kelompik pemegang saham. Dalam hal ini hak pemegang saham minoritas terhadap saldo laba
yang ditahan dari PT Wijaya pada tanggal 31 desember 1977 harus besar Rp 4.500.000,00
(20% x ( Rp 23.000.000,00 - Rp 500.000,00) atau hasil perhitungan dari :
Saldo Laba Yang Ditahan Pada Tanggal:
31 Desember 1977 Rp 23.000.000
Bagian Pemilikan Pemegang Saham Minoritas 20%
Hak Atas Saldo Laba Yang Ditahan, Dalam
Rp 4.600.000
Neraca Individual
Dikurangi :
Alokasi Jumlah Laba Atas Barang Dagangan
= (Rp 100.000)
20% x Rp 500.000 yang dihapuskan
Hak Atas Saldo Laba Yang Ditahan Dalam
Rp 4.500.000
Neraca Yang Dikonsolidasikan
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
Metode Harga Perolehan
PT Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT Dani
Wijaya D K D K
Debit :
Persediaan Barang Dagangan 5.000.000 - - 500.000 4.500.000 -
Investasi Saham-saham PT
125.000.000 - - - -
Wijaya
Elim. 80% Modal Saham - - - 80.000.000 - -
Elim. 80% Saldo Laba
Yang Ditahan (Rp - - - 12.000.000 - -
15.000.000)
Selisih Lebih Harga Perolehan
- - - - 33.000.000 -
Di Atas Nilai Buku Saham

Kredit
Modal Saham PT Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Laba Yang Ditahan, PT Dani 50.000.000 - - - - 50.000.000
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000.000 - - - -
Elim. 80%, Modal Saham - - 80.000.000 - - -
Hak Pemegang Saham
- - - - 20.000.000
Minoritas 20%
Laba Yang Ditahan PT
- 23.000.000 500.000 - - -
Wijaya
Elim. 80% Seperti Di Atas - - 12.000.000 - - -
Hak Pemegang Saham
Minortas - - - - - 4.500.000
(20% x Rp 22.500.000)
Kenaikan Saldo Laba Untuk
- - - - - 6.000.000
PT Dani
2) Metode Equity
Pada metode equity berarti bahwa pada buku-buku PT Dani telah pula diakui bagiaj atas
laba dari barang dagangan tersebut sebesar Rp 400.000,00 (80% x Rp 500.000,00). Oleh sebab
itu pada metode equity sebagai rekening lawan dar pengurangan nilai persediaan barang
dagangan Rp 500.000,00 adalah debit masing-masing saldo laba yang ditahan, PT Dani Rp
400.000,00 dan saldo laba yang ditahan PT wijaya sebesar Rp 100.000,00 yang merupakan hak
atas bagian laba para pemegang saham minoritas. Sebagai perusahaan afiliasi pada metode
equity adalah sebagai berikut :
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 400.000
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Rp 100.000
Persediaan Barang Dagangan Rp 500.000

Menurut metode equity bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31
desember 1977 adalah sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
Metode Equity
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT Dani PT Wijaya
D K D K
Debit :
Persediaan Barang Dagangan 5.000.000 - - 500.000 4.500.000 -
Investasi Saham-saham PT
131.400.000 - - - -
Wijaya
Elim. 80% Modal Saham - - - 80.000.000 - -
Elim. 80% Saldo Laba
- - - 18.400.000 - -
Yang Ditahan
Selisih Lebih Harga Perolehan
- - - - 33.000.000 -
Di Atas Nilai Buku Saham

Kredit
Modal Saham PT Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Laba Yang Ditahan, PT
56.400.000 - 400.000 - - 56.000.000
Dani
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000.000 - - - -
Elim. 80% - - 80.000.000 - - -
Hak Pemegang Saham
- - - - - 20.000.000
Minoritas 20%
Laba Yang Ditahan Pt
- 23.000.000 100.000 - - -
Wijaya
Elim. 80% Seperti Di
- - 18.400.000 - - -
Atas
Hak Pemeng Saham
Minoritas
- - - - - 4.500.000
(20% x Rp 23.000.000) –
Rp 100.000
Contoh 9 : Penjualan barang dagangan antar (transaksi) Perusahaan Anak
PT Dani memiliki 80 % saham-saham PT Wijaya dan 75 % saham Anon. Pada tanggal
31 Desmber 1977 yaitu pada saat disusun neraca konsolidasi diketahui bahwa di dalam
persediaan Barang Dagangan PT Anom termasuk sebesar Rp 3.000.000,00, diantaranya
barang-barang yang semula dibeli dari PT Wijaya. Untuk setiap penjualannya dalam tahun
buku 1977 PT Wijaya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 20 % dari harga pokoknya.
Ddalam hal ini PT Dani mempunyai ha katas laba dari barang dagangan tersebut sebesar
Rp 400.000,00, (80% x Rp 500.000,00) sedang Rp 100.000,00 selebihnya adalah hak para
pemegang saham minoritas pada PT Wijaya.
Di dalam neraca konsolidasi seluruh jumlah laba tersebut harus dieliminasi sebagai
imbangan dari penurunan nilai persediaan barang yang ada pada PT Anon. adapun jurnal
eliminasinya, dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi adalah sebagai berikut :
Metode Harga Perolehan :
Laba yang Ditahan, PT Wijaya (80% untuk
PT Dani 20 % Pemegang Saham Minoritas) . . . Rp 500.000,00
Persediaan Barang Dagangan (PT Anon) Rp 500.000,00
Metode Equity :
Laba Yang Ditahan PT Dani .. . . . . . . Rp 400.000,00
Laba Yang Ditahan PT Wijaya, (Untuk Pemegang
Saham Minoritas) .. . . . . . . .. . . . . . . Rp 100.000,00
Persediaan Barang Dagangan (PT Anom) .. . . Rp 500.000,00

Contoh 10 : Transfer barang dagangan dua kali atau lebih, di dalam lingkungan
perusahaan afiliasi.
Sangat dimungkinkan bahwa masalah penentuan jumah laba (rugi) transaksi yang harus
dialokasikan kepada masing-masing pihak menjadi lebih kompleks. ini terjadi apabila sejumlah
atau sebagian dan jumlah barang yang sama diperjual-belikan Iebih dan satu kali di antara
perusahaan-perusahaan afiliasi. Misalnya pada contoh nomor 9 di muka, PT Anon kemudian
menjual semua barang dagangan yang dibeli semula dari PT Wijaya kepada PT Dani, dengan
harga Rp 3.250.000,00 dan sampai dengan tanggal penyusnan neraca konsolidasi barang
tersebut masih termasuk dalam persediaan PT Dani.
Dalam hal ini terhadap barang dagangan yang untuk terakhir kalinya berada di dalam
pengurusannya PT Dani telah diakui laba oleh perusahaan induk sebesar Rp 587.500,00 degan
perincian sebagai berikut :
- Bagian laba atas penjualan barang, oleh PT Wijaya
kepada PT Anon (80°lo x Rp 500.000,00) = Rp 400.000,00
- Bagian laba alas penjualan barang, oleh PT Anon
kepada PT Dani (75% x Rp250.000,00) = Rp 187.500,00
Jumlah Rp 587.500,00

Oleh karena dalam neraca konsolidasi barang dagangan tersebut harus tetap disajikan sebesar
harga pokoknya semula (yaitu Rp 2.500.000,00), maka bagian atas laba yang timbul dan barang
dagangan tersebut harus dihilangkan/dihapuskan. Karena laba total yang diakui berjumlah Rp
750.000,00 sedang dan jumlah tersebut baru Rp 587.500,00 yang dibebankan kepada PT Dani
sebagai perusahaan induk, maka selebihnya harus dibebankan kepada para pemegang saham
minoritas masing-masing Rp 100000,00 pada PT Wijaya dan Rp 62.500,00 pada PT Anon.
Dengan demikian ayat jurnal eliminasi terhadap laba atas barang dagangan pada masing-
masing metode pencatatan (investasi saham) untuk penyusunan neraca konsolidasi pada
tanggal 31 Desember 1977 adalah sebagai berikut :
1) Metode Harga Perolehan (Cost Method)
 Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (80% PT Dani,
20% Pemegang Saham Minoritas) Rp 500.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Anon (75% PT
Dani, 25% Pemegang Saham Minoritas) Rp 250.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp
750.000,00
2) Metode Equity
 Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 587.500,00
Laba Yang Ditahan,PT Wijaya (Pemegang Saham
Minoritas) Rp 100.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Anon (Pemegang Saham
Minoritas) Rp 62.500,00
Persediaan Barang Dagangan Rp
750.000,00
5. Laba (rugi) yang terjadi dan transaksi Penjualan Aktiva Tetap antar Penisahaan
Afiliasi
Apabi1a dalam barang dagangan seluruh jumlah laba yang terjadi itu direalisasikan
pada saat barang tersebut dijual kepada pihak ketiga di luar perusahaan afihiasi, maka tidak
demikian halnya pada aktiva tetap. Aktiva tetap dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan
aktiva tetap ini mempunyai manfaat potensial. Oleh karena itu sebagian atau seluruh jumlah
laba yang terjadi dalam hubungannya dengan aktiva tetap, akan direalisasikan apabila manfaat
itu sudah dikonsumsi oleh pihak pembeli. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
realisasi atas laba yang terjadi akan berlangsung secara peniodik sampai dengan manfaat
potensialnya habis dikonsumsikan.

Contoh 11: Aktiva Tetap yang dibual oleh Perusahaan Induk, dijual kepada dan untuk
digunakan oleh Perusahaan Anak, Perusahaun induk memiliki 100% saham-saham
Perusahaan Anak.
PT Dani memiliki 100% saham-saham PT Wijaya. Untuk memenuhi kebutuhan akan
mesin-mesin pabriknya agar terdapat kesesuaian produk yang dihasilkan oleh perusahaan anak,
PT Dani membuat sendiri mesin-mesin tersebut dan dijual kepada perusahaan-perusahaa
anaknya. Sebuab mesin seharga Rp 2.500.000,00 telah dijual kepada PT Wijaya pada awal
tahun 1977. Biava yang telah diperlukanuntuk membuat mesin tersebut termasuk biaya
pemasangannya oleh PT Dani telah dikeluarkan sebesar Rp 2.000.000,00. Mesin ditaksir akan
dapat dipakai selama 5 tahun.
Apabila sesaat setelah terjadinya penjualan mesin tersebut disusun. neraca konsolidasi,
maka seluruh jumlah laba yang telah diakui oleh PT Dani harus dieliminasi, berhubung dan
mesin yang bersangkutan belum ada manfaat yang dikonsumsi. Demikian pula (rekening)
mesin harus dilaporkan sesuai dengan harga perolehannya, sehingga jurnal eliminasinya adalah
sebagai benikut
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 500.000,00
Mesin dan Alat Pabrik Rp 500.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya, khususnya yang
menyangkut rekening-rekening yang terlibat dalam transaksi mi akan nampak sebagai berikut:

Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial


Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
- 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Mesin dan Alat-alat
Pabrik

Kredit :
Laba Yang Ditahan, - - 500.000,00 - 500.000,00
PT Dani

Apabila neraca konsolidasi disusun pada setiap akhir periode setelah terjadinya transaksi,
jumlah laba yang harus dieliminasi menjadi berkurang sebesar laba yang sudah direalisasi
sampai dengan akhir periode akuntansi yang bersangkutan, sejalan dengan kenaikan
saldoAkumulasi Penyusutannya.
Didalam neraca konsolidasi aktiva tetap harus disajikan sesuai dengan nilai bukunya (Original
Cost atau Cost menurut perusahaan yang menjual), maka eliminasi terhadap rekening aktiva
tetap selalu tetap jumlahnya yaitu, sebesar selisih antara harga perolehan dengan harga jualnya.
Sebagai rekening lawan kredit pada aktiva tetap tersebut adalah saldo Laba Yang Ditahan pihak
penjual, sedang kekurangannya merupakan selisih lebih antara saldo rekening Akumulasi
Penyusutan menurut buku-buku perusahaan yang menggunakan aktiva tetap dengan akumulasi
penyusutan yang dihitung menurut harga perolehannya. Oleh sebab itu, rekening Akumulasi
Penyusutan harus di debit pula dengan selisih akumulasi penyusutan menurut rekening
pembukuan pemakai aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan berdasar harga perolehan
(orginal cost) dari pihak penjual.
Dengan demikian dari data pada contoh nomor 11 tersebut diatas, jurnaleliminasi yang
harus dilakukan dalam hubungannya dengan transaksi penjualan aktiva tetap oleh PT Dani
kepada PT Wijaya untuk penyusunan neraca konsolidasi pada setiap akhir periode akuntansi
selama umur pemakainnya dapat diikhtisarkan seperti tabel yang berikut :
Akumulasi
Saldo Laba Yang Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Penyusutan Mesin
Ditahan, PT DANI Pabrik
Neraca Konsolidasi & Alat Pabrik
(Debit) (Kredit)
(Debit)
1) Pada saat ierjadi Pen
jualan Rp 500.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 400.000,00 Rp 100.000,00 *1) Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 300.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 *2) Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

1) Dihitung dan 11/5 x (p 2.500.000,00 - Rp 2.000.000,00))


2) Dihitung dan 3/5 x (Rp2.500.000,00- Rp 2.000.000,00))
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disususn pada akhir tahun
ketiga akan Nampak sebagai berikut :
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Mesin dan Alat-alat - 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Pabrik

Kredit :
Laba Yang Ditahan, - 1.500.000,00 300.000,00 - - 1.200.000,00
PT Dani - - 200.00,00 - 200.000,00 -

Jurnal eliminasi setiap akhir tahun (periode) seperti tersebut di atas berlaku pula apabila
misalnya : pemilikan saham-saham PT Wijaya oleh PT Dani itu hanya meliputi 75% dan
jumlah saham yang beredar (kurang dan 100%). Selama pengakuan laba atas transaksi tersebut
hanya pada buku-buku PT Dani (sebagai Perusahaan Induk) maka tidak akan melibatkan
kepentingan para pemegang saham minonitas pada PT Wijaya (perusahaan anak). Oleh sebab
itu eliminasi laba (yang belum direalisasi) atas aktiva tetap tersebut harus seluruhnya
dibebankan pada saldo Laha Yang Ditahan, PT Dani (Perusahaan Induk) apabila neraca
konsohdasi disusun.
Contoh 12: Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan Anak dijual kepada dan untuk
dipakai Perusahaan Induk. Apabila Perusahaan Induk memiliki 100% saham-saham
Perusahaan Anak.
Di dalam transaksi ini laba yang timbul itu dicatat pada buku-buku perusahaan anak,
akan tetapi selama perusahaan induk memiliki seluruh saham-saham perusahaan anak, pada
akhirnya seluruh jumlah laba yang terjadi juga menjadi haknya perusahaan induk. OIeh sebab
itu di dalarn neraca konsolidasi harus dieliminasi semua (sisa) laba dan dibebankan seluruhnya
kepada saldo Laba Yang Ditahan pada buku-buku perusahaan induk. Dengan demikian apabila
pada contoh nomor 11 tersebut mesin dibuat oleh PT Wijaya dan kemudian dijual kepada PT
Dani, jurnal eliminasi yang dibuat untuk penyusunan neraca konsolidasi pada saat terjadinya
transaksi jual beli, dan berturut-turut pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya akan sama
pada Contoh Nomor 11 sebagai berikut :

Saldo Laba Yang Akumulasi


Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Ditahan, PT Penyusutan Mesin &
Pabrik
Neraca Konsolidasi DANI Alat Pabrik
(Kredit)
(Debit) (Debit)
1) Pada saat terjadi
jual-beli Rp 500.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 400.000,00 Rp 100.000,00 Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 300.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

Adapun bentuk neraca lajur penyusunan neraca konsolidasi pada kahir tahun ke-4 akan
Nampak sebagai berikut :
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening- PT Dani PT Wijaya
D K D K
rekening Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Mesin dan Alat - 2.500.000,00 - 500.000,00 2.000.000,00
Pabrik

Kredit :
Laba Yang 2.000.000,00 - 400.000,00 - - 1.600.000,00
Ditahan, PT Dani - - 100.000,00 - 100.000,00 -

Contoh 13: Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan ,Anak dijual kepada dan dipakai oleh
Perusahaan Induk. 14pabila Perusahaan Induk memiliki saham-saham Perusahaan anak
kurang dari 100%
Dalam hal Aktiva Tetap yang dibuat oleh perusahaan anak kemudian dijual kepada
perusahaan induk, dan pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk kurang dan 100%, maka
eliminasi terhadap laba yang timbul dan transaksi antar perusahaan itu harus dialokasikan dan
dibebankan kepada perusahaan induk dan para pemegang saham minoritas pada perusahaan
anak. Jika pada contoh nomor 12 di muka, pemilikan saham oleh PT Dani atas saham-saham
PT Wijaya hanya berjumlah 75% dan seluruh saham yang beredar, maka dalam neraca
konsolidasi (yang disusun sesaat setelah terjadinya transaksi jual beli) Mesin & Alat-alat Pabrik
harus dilaporkan sebesar harga perolehan mula-mula (dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000,00).
Laba antar transaksi dihapuskan dengan mengurangkannya dan saldo Laba Yang Ditahan PT
Dani sebesar Rp 375.000,00 (75%x Rp 500.000,00) dan dan saldo Laba Yang Ditahan PT
Wijaya yang menjadi hak para pemegang saham minoritas sebesai Rp 125.000,00 (25% x Rp
500.000,00).
Oleh sebab itu sebagai rekening lawan kredit dan rekening Mesin & Alat-alat Pabrik
sebesar Rp 500.000,00 adalah debit pada rekening Akumulasi Penyusutan sebesar selisih antara
jumlah menurut rekening pembukuan PT Dani dengan jumlah yang dihitung menurut harga
perolehan semula. Laba dan transaksi antar perusahaan itu secara berturut-turut menjadi
berkurang sebesar Rp 100.000,00 (1/5 x Rp 500.000,00). yaitu hasil alokasi dan jumlah laba
antar transaksi selama umur pemakaian mesin. Dengan demikian secara berturut-turut jumlah
yang harus didebit pada rekening saldo Laba Yang Ditahan PT Dani (Perusahaan Induk) dan
PT Wijaya (Perusahaan Anak) masing-masing akan semakin berkurang dengan Rp 75.000,00
(75% x Rp 100.000,00) untuk PT Dani dan Rp 25.000,00 (25% x Rp 100.000,00) untuk PT
Wijaya, seperti ternyata pada tabel yang berikut :

Saldo Laba Yang


Saldo Laba
Ditahan, PT Akumulasi Mesin & Alat-alat
Neraca Penyusunan Yang Ditahan,
Wijaya Penyusutan Pabrik
Neraca Konsolidasi PT DANI
(Perusahaan Anak) (Debit) (Kredit)
(Debit)
(Debit)
1) Pada saat terjadi
jual-beli Rp 375.000,00 Rp 125.000,00 - Rp 500.000,00
2) Akhir tahun ke I Rp 300.000,00 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 500.000,00
3) Akhir tahun ke 2 Rp 225.000,00 Rp 70.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00
4) Akhir tahun ke 3 Rp 150.000,00 Rp 50.000,00 Rp 300.000,00 Rp 500.000,00
5) Akhir tahun ke 4 Rp 75.000,00 Rp 25.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,00
6) Akhir tahun ke 5 - - Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada akhir tahun (periode) ke 1
setelah terjadinya transaksi penjualan mesin dan peralatan oleh PT Wijaya sebagai perusahaan
anak kepaa PT Dani sebagai perusahaan induk tergantung dari metode pencatatan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak yang digunakan oleh PT Dani. Agar memperoleh
gambaran yang konkrit berikut ini akan diberikan serangkaian contoh sebagai berikut :
Metode Equity :
Pada metode equity, PT Dani akan melakukan pencatatan atas bagian keuntungan yang
dilaporkan PT Wijaya yang timbul dari transaksi antar perusahaan tersebut sebagai berikut :
Inestasi saham-saham, PT Wijaya Rp 375.000,00
Laba/Rugi, PT Wijaya
(Saldo Laba Yang Ditahan,
75% x Rp 500.000,00) Rp 375.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusutan neraca konsolidasi pada akhir tahun (periode) ke 1
setelah terjadi transaksi tersebut ialah : (lihat halaman 40)

Penjelasan daftar lajur


1. Dalam neraca konsolidasi pada akhirnya kenaikan saldo rekening investasi saham-saham,
PT Wijaya (perusahaan anak) dieliminasi seluruhnya.
2. Saldo kredit Laba Yang Ditahan, PT Dani pada akhir tahun ke 1 sebesar Rp 75.000,00,
merupakan koreksi atas pembebanan biaya penyusutan mesin yang terlalu besar dalam
tahun ke 1 tersebut.
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi, Partial
Metode Equity

Eliminasi Neraca Konsolidasi


Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :
Investasi Saham-
saham, PT Wijaya 375.000,00 - - a)375.000,00 - -
Mesin dan Peralatan 2.500.00,00 - - 500.000,00 2.000.000,00 -

Kredit :
Akumulasi
Penyusutan 500.000,00 - 100.000,00 - - 400.000,00
Laba Yang Ditahan, 375.000,00 - 300.000,00 - - 75.000,00
PT Dani
Laba Yang Ditahan,
Pt Wijaya - 500.000,00 100.000,00 - - 25.000,00
Eliminasi 75 % - - a)375.000,00 - - -

Dalam contoh ini untuk masa lima tahun PT Dani telah membebankan biaya penyusutan mesin
pada pendapatannya yang bersangkutan sebesar Rp 500.000,00 sedang seharusnya hanya
sebesar Rp 400.000,00 (1/5 x Rp 2.000.000,00) atau terlalu besar Rp 100.000,00 per tahun.
Dengan demikian dalam tahun ke 1 begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya masih harus
diakui biaya sebesar Rp 25.000,00 (Rp 100.000,00 – Rp 75.000,00) oleh PT Dani sebagai
akibat pembelian mesin dari PT Wjaya. Di lain pihak jumlah yang sama (Rp 25.000,00)
tersebut merupakan bagian laba para pemegang saam minoritas pada PT Wijaya, sebagai
nampak dalam daftar lajur di atas.
Metode Harga Perolehan
Pada metode harga perolehan laba antar transaksi yang dilaporkan PT Wijaya belum/tidak
diakui oleh PT Dani didalam laporan keuangan individual sampai dengan realisasi melalui
pembagian deviden. Oleh sebab itu, eliminasi terhadap laba antar transaksi pada akhir tahun ke
1 setelah terjadinya transaksi akan nampak seperti pada daftar lajur yang berikut:

Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial


Metode Harga Perolehan

Eliminasi Neraca Konsolidasi


Rekening-rekening PT Dani PT Wijaya
D K D K
Neraca (Rp) (Rp)
(RP) (Rp) (RP) (Rp)
Debit :

Mesin dan Peralatan 2.500.00,00 - - 500.000,00 2.000.000,00 -

Kredit :
Akumulasi
Penyusutan 500.000,00 - 100.000,00 - - 400.000,00
Laba Yang Ditahan,
PT Dani - - 300.000,00 - 300.000,00 -
Laba Yang Ditahan,
PT Wijaya - 500.000,00 100.000,00 - - -
Pemegang Saham
Minoritas 25% - - - - - 25.000,00
Kenaikan saldo
Laba untuk PT Dani - - - - - 375.000,00

6. Pemilikan Obligasi Antar Perusahaan-Perusahaan Berafiliasi (Inter Company


Bond Holding)
Apabila timbul hutang-piutang antar perusahaan-perusahaan berafiliansi. Didalam neraca
konsolidasi hutang-piutang tersebut harus dieliminasi (dihapuskan), sehingga hanya obligasi-
obligasi yang dimiliki oleh pihak-pihak diluar perusahaan-perusahaan yang berafiliansi
dilaporkan sebagai “Hutang Obligasi”.
Pada mulanya Obligasi dapat dijual/dikeluarkan dengan kurs diatas maupun
dibawahnya. Oleh karenanya nilaibuku hutang obligasi sebelumjatuh temponya, kemungkinan
berbeda dengan jumlah yang harus dibayar pada saaat pelunasan hutang yang bersangkutan.
Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya, disebabkan oleh karena
tingkat bunga nominal (Obligasi) tidak sama dengan tingkat bunga efektifnya. Akan tetapi pada
saat jatuh temponya (hutang) obligasi akan dibayar sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu
nilai buku (hutang) obligasi harus disesuaikan secara periodik sehingga pada saat jatuh
temponya nilai buku hutang obligasi persis sama dengan nilai nominalnya. Proses penyesuaian
nilai buku (hutang) obligasi ini dilakukan sejalan dengan proses penyesuaian nilai bunga
menurut tingkat bunga nominal dengan biaya bunga efektif yang berlaku (biaya bunga yang
sesungguhnya terjadi dalam hubungannya dengan hutang obigasi) sebagaimana dikenal dengan
akumulasidiskonto atau amortisasi premium (hutang) obligasi. Dengan demikian apabila
hutang obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo dapat dimungkinkan terjadinya laba atau rigi
pelunasan obligasi.
Obligasi yang dikeluarkan salah satu perusahaan afiliansi dapat dimiliki(dibeli) oleh
perusahaan lain dalam lingkungan afiliansi tersebut dari para pemegang saham sebelumnya,
dengan harga yang berbeda dari kurs pada saat mula-mula obligasi dikeluarkan (berbeda
dengan nilai bukunya pada saat itu). Apabila hal ini terjadi maka proses eliminasi hutang-
piutang di dalam neraca konsolidasikan akan menjadi lebih komplek dan oleh sebab itu harus
dilakukan dengan lebih teliti.
Dalam hal ini harus diperhatikan adanya perbedaan nilai buku hutang obligasi pada
buku-buku perusahaan yang mengeluarkannya dengan saldo rekening “Investasi Obligasi”
pada buku-buku perusahaan yang membeli terakhir/pemegang obligasi yang
bersangkutan.Proses eliminasi hutang-piutang diatursebagai berikut:
“Disamping mengurangkan (nilai) nominal obligasi yang dimiliki oleh anggota lain dalam
perusahaan afiliansi dengan disrta pengurangan terhadap saldo rekening Diskonto/Premium
Hutang Obligasi yang belum diakumulasi/diamortisasi, apabila terjadi selisih antara nilai buku
hutang obligasi dengan saldo rekening Investasi Obligasi harus diakui pula adanya laba/rugi
pelunasan obligasi. Dalam hal ini harga perolehan obligasi menurut catatan pembukuan
perusahaan invstordianggap sebagai kurs pelunasan obligasi yang bersangkutan”.
Adapun kepada pihak (perusahaan induk atau perusahaan anak), laba/rugi pelunasan
obligasi harus diakui tergantung dari keadaan masing-masing.
Contoh 14 : pemilikan Obligasi oleh Perusahaan Anak atas Obligasi yang dikeluarkan
Perusahaan Induk
PT Dani mengeluarkan 10 lembar 6% Obligasi nominal @ Rp 1.000.000,00 pada tanggal 1
Januari 1975. Onligasi tertanggal 1 Januari 1975, dijual seluruhnya dengan kurs 110. Bunga
dibayar tiap-tiap setengah tahun masing-masing tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Obligasi
tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 1 Jnuari 2979 PT Wijjaya yang merupakansalah satu
peerusahaan anak dari PT Dani membeli 5 lembar Obligasi PT Dani dari pemegang
sebelumnya Rp 5.450.000,00
Nominal, 10 lembar Obligasi Rp 10.000.000,00
Premium (10% x Rp 10.000.000,00) Rp 1.000.000,00
Amortisasi, 1 Januari 1975 sampai
Dengan 1 Januari 1979
(4/10 x Rp 1.000.000,00) Rp 400.000,00
Rp 600.000,00
Nilai buku, 1 Januari 1979 Rp 10.000.000,00
Nilai buku untuk 5 lembar (Rp 10.600.000,00 : 2) = Rp 5.300.000,00
Dilunasi dengan harga Rp 5.450.000,00
Rugi pelunasan obligasi Rp 150.000,00

Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 1 Januari 1979, apabila
transaksi ini dianggap pelunasan/penarikan kembali hutang obligasi nampak sebagai berikut:
Rekening-rekening Neraca PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Debit
Investasi 6% Obligasi PT Dani
(nominal Rp 5.000.000,00) - 5.450.000,00 - 5.450.000,00 5.450.000,00

Kredit
Hutang Obligasi 10.000.000,00 - 5.000.000,00 - - 5.000.000,00

Premium Obligasi 600.000,00 - 300.000,00 - - 300.000,00


Laba Yang Ditahan, PT Dani - - 150.000,00 - 150.000,00 -

7. Prosedur Alternatif
Apabila suatu perusahaan menarik kembbali (membeli kembali) obligasinya sendiri
tidak pada saat jatuh temponya mungkin sekali tidak bertujuan untuk pelunasan, melainkan
semata-mata sebagai investasi sementara (market able security) dengan harapan setiap saat
dapat dijual kembali jika diperlukan uang tunai.
Transaksi pemilikan obligasi demikian disebut “Obligasi yang ditarik dari peredaran (Treasury
Bond). Jika hal ini terjadi pada perusahaan yang berafiliasi, maka didalam neraca yang
dikonsolidasi baik rekening Hutang Obligasi maupun rekening Investasi Obligasi masih tetap
dipertahankan, meskipun Hutang Obligaasi harus disajikan jumlah neto yang dipegang oleh
pihak-pihak lain diluar afiliasi dengan cara mengurangkan saldo rekening investasi Obligasi
dari saldo Hutang Obligasi. Sehingga penyajian obligasi yang dimiliki oleh salah satu atau
lebih anggota dalam lingkungan perusahaan-perusahaan yang berafiliasi didalam neraca
konsolidasi adalah sebagai berikut:
Hutang Obligasi Rp 10.000.000,00
Dikurangi :
Obligasi yang dimiliki oleh per-
Usahaan dalam limgkungan afili-
asi Rp 5.000.000,00
obligasi yang beredar Rp 5.000.000,00

atas dasar data pada contoh nomor 14 diatas, benttuk daftar lajur pada tanggal 1 Januari 1979,
dimana obligasi yang dimiliki PT Wijaya diperlakukan sebagai obligasi yang ditarik dari
peredaran akaan nampak sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial

Rekening-rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi


PT Dani PT Wijaya
Neraca D K D K
Debit :
Investasi 6% Obligasi,
PT Dani
(Nominal Rp
5.000.000,00) 5.450.000,00 450.000,00 5.000.000,00

Kredit :
Hutang Obligasi 10.000.000,00 10.000.000,00
Premium Obligasi 600.000,00 300.000,00 300.000,00
Laba Yang Ditahan, PT
Dani 150.000,00 150.000,00

Apabila obligasi PT Dani yang dimiliki PT Wijaya (sebagai perusahaan anak)


diperlakukan sebagai Obligasi Yang Ditarik dari peredaran, maka jumlah premium/diskonto
obligasi diamortisasi/diakumulasi sepanjang umur obligasinya. Selisih premium/diskonto
obligasi menurut buku0buku PT Dani Dani dan menurut buku-buku PT Wijaya, perupakan
laba (rugi) yang terjadi dari transaksi pembelian obligasi tersebut. Oleh karena amortisasi
premium secara periodik menurut buku-buku PT Dani berbeda dengan amortisasi premium
pada buku-bku PT Wijaya, maka secara periodik laba (rugi) tersebut akan semakin berkurang
sebesar selisih amortisasi premium obligasi menurut buku0buku PT Dani dengan amortisasi
menurut buku-buku PT Wijaya.
Dengan demikian eliminasi secara periodik terhadap premium obligasi yang belum
diamortisasi dan laba (rugi) yang harus diakui sejak tanggal pembelian sampai dengan tanggal
jatuh tempo obligasinya di dalam neraca yang dikonsolidasi, akan nampak seperti tabel yang
berikut:
tanggal Penyusunan Laba Yang Ditahan
Neraca Konsolidasi Premium Obligasi PT Dani Investasi Obligasi
(Debit) (Debit) (Kredit)
1 Jaruari 1979 Rp 300.000,00 Rp 150.000,00 Rp 450.000,00
31 Desember 1979 Rp 250.000,00 Rp 125.000,00 Rp 375.000,00
31 Desember 1980 Rp 200.000,00 Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
31 Desember 1981 Rp 150.000,00 Rp 75.000,00 Rp 225.000,00
31 Desember 1982 Rp 100.000,00 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
31 Desember 1983 Rp 50.000,00 Rp 25.000,00 Rp 75.000,00
31 Desember 1984 - - -

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa amortisasi premium secara periodik akan
mengurangi nilai buku hutang obligasi pada buku-buku PT Dani sebesar rp 100.000,00
(Premium Rp 1.000.000,00 diamortisasi dlam waktu 10 tahun). Sehingga untuk hutang obligasi
sebesar nominal Rp 5.000.000,00 nilai bukunya akan berkurang secara periodik sebesar Rp
50.000,00 (1/2 x Rp 100.000,00) dilain pihak armotisasi premium investasi obligasi pada buku-
buku PT Wijaya scara periodik akan mengakibatkan penurunan nilai bukunya sebesar Rp
75.000,00 (Premium sebesar Rp 450.000,00 diamortisasi dalam waktu 6 tahun).
Laba (rugi) yang terjadi sebagai akibat transaksi tersebut adalah perbedaan nilai buku
hutang obligasi (menurut buku PT Dani) dengan harga perolehan (nilai buku) obligasi pada
buku-buku PT Wijaya. Oleh sebab itu eliminasi laba (rugi) yang terjadi secara periodik akan
berkurang sebesar selisih amortisasi premium peeriodik menurut PT Wijaya dengan amortisasi
periodik PT Dani yaitu : Rp 25.000,00 (atau 1/6 x Rp 150.000,00).
Dengan demikian apabila sampai dengan akhir periode tahun buku 1982 obligasi PT Dani yang
dimiliki oleh PT Wijaya tidak dijual kembali dan neraca konsolidasi disusun pada tanggal 31
Desember 1982, maka bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya akan nampak
sebagai berikut :
Rekening-rekening Neraca PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit :
Investasi 6% obligasi, PT Dani
(Nominal Rp 5.000.000,00) - 5.150.000,00 - 150.000,00 5.000.000,00 -

Kredit :
Hutang obligasi 10.000.000,00 - - - - 10.000.000,00
Premium obligasi 200.000,00 - 100.000,00 - - 100.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Dani - - 50.000,00 - 50.000,00 -

8. Pemilikian Obligasi oleh Perusahaan Induk atas Obligasi yang dikeluarkan oleh
Perusahaan Anak
Pada dasarnya apabila pemilikan saham-saham perusahaan anak meliputi seluruh jumlah
saham yang beredar, laba (rugi) sebagai akibat pemilikan obligasi (penarikan kembali obligasi)
didalam neraca konsolidasi. Seluruhnya dibebankan kepada saldo Laba Yang Ditahan
perusahaan induk. Akan tetapi apabila pemilikan saham-saham perusahaan anak tidak seluruh
saham-saham yang beredar, laba (rugi) yang terjadi harus dialokasikan kepada perusahaan
induk (sebagai Controlling Interest) dan perusahaan anak (sebagai bagian Pemegang Saham
Minoritasnya) sesuai dengan bagian pemilikan masing-masing. Untuk lebih jelasnya, diberikan
contoh sebagai beikut :
Contoh 15 :
PT Dani memiliki 75% saham-saham PT Wijaya sejak beberapa tahun yag lalu. Untuk
memenuhi kebutuhan akan modal keerja didalam rangka perluasan usahanya, pada tanggal 1
Januari 1975 PT Wijaya mengeluarkan 10 lembar 6% obligasi nominal @ Rp 1.000.000,00
dengan kurs 110. Obligasi tertanggal 1 Jaanuuari 1975 dan akan jatuh tempo pada tanggal 1
Januari 1985. Bungan Obligasi dibayar tiap-tiap setengah tahun masing-masing pada tanggal
1 Januari dan 1 Juli.
Empat tahun kemudian yaitu oada tanggal 1 Januari 1979 PT Dani membeli 5 lembar
Obligasi PT Wijaya dari para pemegang sebelumnya denga harga seluruhnya sebesar Rp
5.450.000,00.
Dilihat sebagai satu kesatuan ekonomis transaksi pembelian obligasi oleh PT Dani
mengakibatkan terjadinya kerugian yang harus diakuii sebesar Rp 150.000,00 yaitu merupakan
selisih antara nilai buku hutang obligasi dengan jumlah yang dibayar untuk menarik kembali
obligasi tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :
Nominal Obligasi (5 lembar @ Rp 1.000.000,00) Rp 5.000.000,00
Premium obligasi :
10% x Rp 5.000.000,00 Rp 500.000,00
Amortisasi premium (1 Januari 1975 sam-
Pai dengan 1 Januari 1979 = 4/10 x
500.000) Rp 200.000,00
Rp 300.000,00
Nilai buku, 1 Januari 1979 Rp 5.300.000,00
Dilunasi dengan harga Rp 5.400.000,00
Rugi pelunasan obligasi R 150.000,00

Oleh sebab itu apabila setelah terjadi transaksi tersebut disusun neraca konsolidasi,
maka hubungan hutang-piutang antara PT Wijaya dengan PT Dani harus ditiadakan. Sejalan
dengan itu pula laba (rugi) yang terjadi harus segera diakui. Dalam hal ini rugi yang terjadi
sebesar Rp 150.000,00 harus dialokasikan masing-masing Rp 112.500,00 untuk PT Dani
sebagai perusahaan induk dan Rp 37.500,00 untuk PT Wijaya sebagai kerugian yang
dibebankan kepada pemegang saham Minoritas. Prosedur ini dilakukan apabila pemilikakan
obligasi tersebut oleh PT Dani merupakan pelunasan terhadap hutang obligasi PT Wijaya, yang
sudah barang tentu ditandai dengan penyerahan obligasi kepada PT Wijaya yang kemudian
membayarnya dengan jumlah yang sama. Apabila hal ini terjadi berarti rugi pelunasan obligasi
seluruhnya sudah direalisasikan, dan hubungan hutang-piutang tidak lagi dilanjutkan.
Apabila hal terakhir ini terjadi, maka hal atas dasr data pada contoh nomor 15 tersebut
diatas eliminasi terhadap premium obligasi serta pengakuan rugi didalam neraca yang
dikonsolidasikan sejak saat pemilikan obligasi oleh PT Dni sampai dengan tanggal jatuh tempo
obligasi akan tampak seperti tabel yang berikut:
Tanggal Penyusunan Premium Obli- Laba Yang Di- Laba Yang Di- Investasi Obli-
Neraca Konsolidasi Gasi Tahan PT Dani Tahan Gasi
PT Wijaya
(Debit) (Debit) (Debit) (Kredit)
1 Januari 1979 Rp 300.000,00 Rp 112.500,00 Rp 37.500,00 Rp 450.000,00
31 Desember 1979 Rp 250.000,00 Rp 93.750,00 Rp 31.250,00 Rp 375.000,00
31 Desember 1980 Rp 200.000,00 Rp 75.000,00 Rp 25.000,00 Rp 300.000,00
31 Desember 1981 Rp 150.000,00 Rp 56.250,00 Rp 18.750,00 Rp 225.000,00
31 Desember 1982 Rp 100.000,00 Rp 37.500,00 Rp 12.500,00 Rp 150.000,00
31 Desember 1983 Rp 50.000,00 Rp 18.000,00 Rp 6.250,00 Rp 75.000,00
31 Desember 1984 - - - -

Apabila misalnya pada tanggal 1 Januari 1979 disusun neraca konsolidasi, maka bentuk daftar
lajur penyusunan neraca konsolidasinya tergantung pada metode pencatatan atas investasi
Saham pada perusahaan anak.
Metode Harga Perolehan
Pada dasarnya laba (rugi) yang terjadi sebagai akibat pemilikan obligasi oleh
perusahaan induk atas obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan anak sepenuhnya menjadi
beban perusahaan anak. Akan tetapi oleh karena perusahaan induk mempunyai bagian atas laba
(rugi) pada perusahaan anak, maka laba (rugi) yang terjadi juga harus dialokasikan. Apabila
metode harga perolehan (Cost Method) dipakai didalam pencatatan atas investasi saham-saham
perusahaan anak, maka bagian laba (rugi) yang terjadi pada perusahaan anak tidak diakui oleh
perusahaan induk sampai dengan laba (rugi) yang bersangkutan direalisasi sebagai dividen
yang dibagikan. Dengan demikian pada contoh ini bagian rugi sebesar Rp 112.500,00 pada
tanggal 1 Januari 1979 belum nampak diakui dalam buku-buku PT Dani. Oleh sebab itu pada
cost method seluruh jumlah kerugian yang terjadi (Rp 150.00,00) harus didebit (dikurangkan)
dari saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya, dengan perincian = Rp 112.500,00 harus ditanggung
PT Dani sebagai Controlling Interest dan Rp 37.500,00 ditanggung para Pemegang Saham
Minoritas pada PT Wijaya. Adapun bentuk daftar lajurnya akan nampak sebagai berikut:
Rekening-rekening Neraca PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Debit
Investasi 6% Obliga PT Wi Jaya
(nominal @ Rp 5.000.000,00 5.450.000,00 - - 450.000,00 5.000.000,00 -

Kredit
Hutang Obligasi - 10.000.000,0 - - - 10.000.000,00
0
Premium Obligasi - 300.000,00 - - 300.000,00
600.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Dani 4.525.000,00 - - - - 4.525.000,00
*
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya - 2.500.000,00 150.000,00 - - -
*
Eliminasi 75 % sepeti diatas - - 1.650.000,00 - - -
Hak pemegang Saham Minoritas
(25% x Rp 2.350.000,00) - - - - - 587.500,00
Kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan
untuk PT Dani {[75% x Rp
300.000,00) – Rp 112.500,00)] - - - - - 112.500,00

Metode Equity :
Apabila metode equity dipakai di dalam pencatatan investasi saham-saham pada
perusahaan anak berarti bahwa PT Dani telah mengakui bagian atas laba yang diperoleh atau
bagian rugi yang diderita oleh PT Wijaya, akan tetap belum termasuk rugi yang terjadi sebagai
akibat pemilikan obligasi yang hanya diakui apabila laporan keuangan dikonsolidasi. Oleh
sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun pada tanggal 1 Januari 1979, maka eliminasi
terhadap premium obligasi harus dissertai dengan pengakuan rugi masing-masing sebesar Rp
112.500,00 debebankan pada saldo Laba Yang Ditahan PT Dai sebagai Controlling Interest
dan Rp 37.500,00 debebankan pada saldo Laba Yng Ditahan PT Wijaya sebagai bagian rugi
yang harus dibebankan kepada para pemegang saham minoritas perusahaan anak.
Dengan demikian apabila metode equit dipakai, bentuk daftar lajur penyusunan neraca
konsolidasi pada tanggal 1 Januari 1979 akan nampak sebagai berikut:
Rekening-rekening Neraca PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Debit
Investasi 6% Obliga PT Wi Jaya
(nominal @ Rp 5.000.000,00 5.450.000,00 - - 450.000,00 5.000.000,00 -

Kredit
Hutang Obligasi - 10.000.000,0 - - - 10.000.000,00
0
Premium Obligasi - 300.000,00 - - 300.000,00
600.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Dani 4.525.000,00 - 112.500,00 - - 4.637.500,00
*
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya - 2.500.000,00 37.500,00 - - -
*
Eliminasi 75 % - - 1.875.000,00 - - -
Hak pemegang Saham Minoritas
(25% x Rp 2.500.000,00Rp - - - - - 587.500,00
37.500,00 - )

Catatan :
1. Saldo Laba Yang Ditahan PT Dani diumpamakan sebesar Rp 4.525.000,00 tidak
termasuk bagian atas laba yang diperoleh PT Wijaya sejak terjadi pemilikan saham
yaitu sebesar 75% x (Rp 2.500.000,00 – Rp 2.200.000,00) atau sebesar Rp 225.000,00.
2. Kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya sejak pemilikan saham-sahamnya oleh
PT Dani sampai dengan tanggal 1 Januari 1979 adalah sebesar Rp 300.000,00

Anda mungkin juga menyukai