Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASIKAN

( METODE EQUITY)

METODE EQUITY
Yaitu merupakan suatu metode pencatatan investasi sahan pada
perusahaan anak, dimana perusahaan induk beranggapan bahwa perusahaan anak
mempunyai posisi yang sejajar dengan perusahaan induk. Alasan lain dari
diterapkannya metode ini adalah didasarkan atas suatu fakta bahwa perusahaan
induk dan perusahaan anak merupakan bagian-bagian dari satu kesatuan usaha.
Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hak-hak pemegang
sahan pada perusahaan anak harus diakui dan dicatat oleh perusahaan induk,
untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan
usahanya secara lengkap.
Adapun beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
prosedur pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak denga
menggunakan metode equity adalah:
1. Rugi Laba bersih dari perusahaan anak
Laba atau keuntungan bersih, akan menaikkan kekayaan dan laba yang
ditahan dari perusahaan anak. Sedangkan rugi usaha mengakibatkan
berkurangnya kekeyaan di satu pihak dan laba yang ditahan dipihak lain.
Terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan anak, perusahaan induk
mengakui bagian keuntungan tersebut dengan prosedur pncatatan sebagai
berikut:
Investasi Sahan Pada perusahaan anak xxx
Pendapatan dari perusahaan anak xxx
Pengakuan terhadap rugi yang diderita oleh perusahaan anak dicatat dalam
rekening:
Kerugian dari perusahaan anak xxx
Investasi sahan pada perusahaan anak xxx
2. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak
Dilihat dari segi pembagian dividen ini akan berakibat berkurangnya
saldo laba yang ditahan di satu pihak dan meneikkan jumlah hutang lancer
(dalam hal pembayarannya tidak dilakukan bersamaan dengan pengumuman
pembagian dividen) atau mengurangi jumlah uang kas (dalam hal
pembayarannya dilakukan tunai) di pihak lain.
Dari segi perusahaan induk, oleh karena pencatan dan pengakuan
terhadap laba perusahaan anak terjadi pada saat perusahaan anak melaporkan
adanya laba tersebut, maka dengan dibagikannya seluruh atau sebagian
keuntungan itu tidak berakibat bertambah atau berkurangnya hak-hak
perusahaan induk atas kepemilikannya pada perusahaan anak.
Perubahan yang terjadi pada perusahaan induk ialah perubahan bentuk
dari kekayaan (aktiva) yang semula berupa hak atas laba pada perusahaan
anak (yang tercermin dalam rekening ‘Investasi Sahan Perusahaan Anak’) ke
dalam bentuk kekayaan (aktiva) lain (‘Piutang Dividen Atau Kas’).
Secara diagramatik hubungan antara Perusahaan Induk Dengan
Perusahaan Anak akan nampak sebagai berikut:
Investasi sahan Perusahaan Anak Laba Yang Ditahan
1. Investasi 3. Bagian atas 3. Bagian atas 1. Laba
sahan pada rugi rugi Operasioanal
perusahaan perusahaan perushaan induk
anak anak anak
2. Bagian atas 4. Pembagian 2. Bagian atas
laba dividen dari laba
perusahaan perusahaan perushaan
anak anak anak

Contoh 1.
Pada tanggal 1 Januari 2019, PT I membeli 80% sahan-sahan PT A
dengan harga Rp 1.000.000,-. Pada saat itu modal sahan PT A yang telah
beredar adalah sebesar nominal Rp 1.000.000,- sedangkan rekening laba yang
ditahan mempunyai saldo kredit sebesar Rp 200.000,-.
Untuk semester pertama dalam tahun buku 2019 PT A memperoleh kuntungan
sebesar Rp 200.000,-. Sedangkan untu semester kedua PT A melaporkan rugi
sebesar Rp 50.000,-. Pada tanggal 10 Desember 2019 PT A mengumumkan
pembagian dividen sebesar Rp 100.000,- sedangkan pembayaran baru
dilakukan pada tanggal 20 Desember. Dari operasinya selama tahun 2019 PT I
memperoleh keuntungan Rp 250.000,-.
Dari data diatas, berikut ini akan disusun neraca konsolidasi per 1 Januari
2019 (pada saat kepemilikan saham-saham PT A), prosedur pencatatan dan
pengakuan terhadap keuntungan dan kerugian serta pembagian dividen oleh
PT A. dan neraca konsolidasi per 31 Desember 2019 yang dibuat oleh PT I.
Jawab!
a. Daftar lajur yang dibuat oleh PT I untuk menyusun neraca konsolidasi per
1 Januari 2019, adalah sebagai berikut:
PT I dan Perusahaan Anak PT A
Daftar Lajur untuk Neraca Konsolidasi
Per 1 Januari 2019
Rekening-rekening PT I PT A Eliminasi Neraca Konsolidasi
neraca
(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
Debit:
Investasi saham-saham 1000000 - - - -
PT A
Eliminasi 80% modal - - - 800000 - -
saham
Eliminasi 80% laba - - - 160000 - -
ditahan
Selisih Harga - - - - 40000 -
Perolehan diatas NB
saham
Macam-macam aktiva 2500000 2000000 - - 4500000 -
3500000 2000000

Kredit:
Macam-macam hutang 2000000 800000 - - - 2800000
Modal saham PT I 1000000 - - - - 1800000
Laba yang ditahan PT I 500000 - - - - 500000
Modal saham PT A - 1000000 - - - -
Elim 80% - - 800000 - - -
Pemegang saham - - - - - 200000
minoritas 20%
Laba ditahan PT A - 200000 - - - -
Elim 80% - - 160000 - - -
Pemegang saham - - - - - 40000
minoritas 20%
3500000 2000000 960000 960000 4540000 4540000

b. Pencatatan, dan pengakuan terhadap keuntungan, kerugian dan pembagian


dividen oleh PT A

Transaksi Pencatatan pada buku-buku Perusahaan Induk


(PT I)
30 Juni 2019: Investasi Saham-saham PT A 160.000,-
PT A melaporkan laba untuk Pendapatan dari PT A
semester pertama tahun 2019 (80 % x 200.000) 160.000,-
sebesar Rp 200000,-
10 Desember 2019: Piutang dividen PT A 80.000
Pengumuman pembagian Investasi saham-saham PT A
dividen sebesar Rp 100.000,- (80 % x 100.000) 80.000
20 Desember 2019: Kas 80.000
Pembayaran dividen oleh PT A Piutang dividen PT A 80.000
31 Desember 2019: Rugi dari PT A 40.000
PT A melaporkan rugi untuk Investasi saham-saham PT A
semester kedua sebesar Rp (80% x 50.000) 40.000
50.000,-
c. Daftar lajur yang dibuat oleh PT I untuk menyusun neraca konsolidasi per
31 Desember 2019, adalah sebagai berikut:

PT I dan Perusahaan Anak PT A


Daftar Lajur untuk Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2019

Rekening-rekening PT I PT A Eliminasi Neraca Konsolidasi


neraca
(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
Debit:
Investasi saham-saham 1.040.000 - - - - -
PT A (1)
Eliminasi 80% modal - - - 800.000 - -
saham
Eliminasi 80% laba - - - 200.000 - -
ditahan
Selisih Harga - - - - 40.000 -
Perolehan diatas NB
saham
Macam-macam aktiva 2.830.000 2.050.000 - - 4.880.000 -
(2) (3)
3.870.000 2.050.000

Kredit:
Macam-macam hutang 2.000.000 800.000 - - - 2.800.000
Modal saham PT I 1.000.000 - - - - 1.000.000
Laba yang ditahan PT I 870.000 - - - - 870.000
(4)
Modal saham PT A - 1.000.000 - - - -
Elim 80% - - 800.000 - - -
Pemegang saham - - - - - 200.000
minoritas 20%
Laba ditahan PT A - 250.000 - - - -
(5)
Elim 80% - - 200.000 - - -
Pemegang saham - - - - - 50.000
minoritas 20%
3.870.000 2.050.000 1.000.000 1.000.000 4.920.000 4.920.000

Penjelasan :
1. Investasi mula-mula 1.000.000
Bagian keuntungan dari PT A (80%*(200.000-50.000)) 120.000
Dividen yang dibagikan (80%*100.000) (80.000)
Investasi saham PT A 1.040.000

2. Aktiva lain pada awal tahun 2.500.000


Laba usaha PT I 250.000
Penghasilan dividen 80.000
Macam-macam aktiva 2.830.000

3. Aktiva pada awal tahun 2.000.000


Laba usaha th 2019 (200.000-50.000) 150.000
Dividen yang dibagikan (100.000)
Macam-macam aktiva PT A 2.050.000
4. Saldo pada awal tahun 500.000
Laba usah sendiri th 2019 250.000
Bagian laba PT A (80%*(200.000-50.000)) 120.000
Laba ditahan PT I 870.000

5. Saldo pada awal tahun 200.000


Laba usahan th 2019 (200.000-50.000) 150.000
Dividen yang dibagikan (100.000)
Laba ditahan PT A 250.000

Modifikasi Dari Metode Equity


Pada Metode Konvensional, perusahaan induk melakukan pencatatan atas
laba ataupun rugi yang diderita perusahaan anak yang nantinya masuk dalam
rekening Investasi Saham dan juga mengakui pembagian dividen dari perusahaan
anak sebagai realisasi dari investasi atau penanaman modal pada perusahaan anak.
Sehingga, rekening Investasi Saham meliputi jumlah investasi mula-mula
ditambah atau dikurangi bagian atas pemilikan perusahaan induk terhadap
perubahan yang terjadi pada kekayaan bersih perusahaan anak sejak pemilikan
terjadi. Metode tersebut didasarkan pada pandangan dari segi ekonomis.
Namun pada kenyataannya dilihat dari segi yuridis, posisi financial dari
perusahaan induk tidak dipengaruhi oleh laba rugi perusahaan anak sampai saat
perusahaan anak membagikannya dalam bentuk dividen. Sehingga untuk
mendapatkan suatu bentuk metode pencatatan yang lebih memuaskan terhadap
modal dalam hubungannya dengan perubahan pemilikan atas perusahaan anak
serta hubungan antara modal perusahaan induk dengan laba rugi perusahaan anak
yang direalisasikan dan tersedia untuk dibagikan sebagai dividen, muncul
prosedur yang merupakan suatu modifikasi dari Metode Konvensional. Prosedur
ini disebut sebagai Prosedur Penilaian.

Contoh 2
PT. H membeli 90% saham-saham PT. A pada 1 Januari 2019. Dalam
tahun 2019, PT. A memperoleh laba Rp 500.000,00 dan juga membagikan dividen
kepada para pemegang saham sebesar Rp 100.000,00.
Dilihat dari sei ekonomis PT. H mengakui bagian atas laba PT.A sebesar
Rp 450.000,00 (90% x Rp 500.000,00). Namun dari segi yuridis kepada para
pemegang sahamnya, perusahaan induk hanya berkewajiban untuk membagikan
dividen Rp 90.000,00 (90% x laba perusahaan anak yang sudah direalisasi)

Metode Konvensional Metode yang Dimodifikasi (Laba


Transaksi (Laba PT.A diakui sebagai Laba PT.A diakui sebagai modal
yang Ditahan) penilaian)

PT.A mealporkan Investasi Saham- Investasi saham-


laba sebesar Rp saham PT.A Rp450.000,00 Saham PT.A Rp450.000,00
500.000,00 Pendapatan Modal Peni-
Dari PT.A Rp450.000,00 Laian (Laba
PT.A belum
Dibagikan Rp450.000,00

PT.A Kas Rp 90.000,00 Kas Rp90.000,00


membagikan Investasi saham- Investasi saham-
dividen Rp saham PT.A Rp90.000,00 SahamPT.A Rp90.000,00
100.000,00
Modal Peni
Laian (Laba PT.A
Belum dibagikan) Rp90.000,00
Penghasilan Dividen Rp90.000,00

Kesimpulan dari Metode Penilaian yaitu :


 Bagian laba atas perusahaan anak diakui sebagai kenaikan dari Investasi
saham-saham Perusahaan Anak dengan prosedur :
1. Jika terjadi laba, maka didebit rekening Investasi Saham dan dikredit
rekening Modal Penilaian, begitupun sebaliknya bila terjadi rugi.
Rekening Modal Penilaian dan Laba yang Ditahan digunakan untuk
mengikhtisarkan hasil usaha perusahaan anak, selain itu perusahaan induk
mengakui kenaikan Modal Penilaian terhadap keuntungan perusahaan
anak yang belum dibagikan sebagai dividen.
2. Keuntungan yang telah dibagikan sebagai dividen diakui sebagai bagian
Saldo Laba yang Ditahan. Pada Metode Penilaian, dijelaskan perbedaan
antara pengakuan pendapatan yang sudah direalisasi sebagai Laba yang
ditahan dan pendapatan yang belum direalisasi diperlakukan sebagai
kenaikan di dalam Modal Penilaian.

Contoh 3
Jika Perusahaan Anak menderita kerugian, maka contoh soalnya sebagai
berikut :
PT.H membeli 80% saham-saham PT.A tanggal 1 Januari 2019. Selama tahun
2019, PT.A melaporkan rugi usaha Rp300.000,00 dan membagikan dividen
Rp100.000,00.
PT.H akan mencatat dan mengakui bagian atas rugi perusahaan anak
selama tahun 2019 sebesar Rp 240.000,00 (80% x Rp300.000,00), namun PT.H
juga akan menerima dividen sebesar Rp 80.000,00 (80% x Rp100.000,00) yang
tersedia untuk dibagikan kembali kepada pemegang sahamnya sendiri.
Metode Konvensional
Metode yang Dimodifikasi (Rugi
(Rugi PT.A diakui sebagai
Transaksi PT.A diakui sebagai pengurangan
pengurangan saldo Laba yang
saldo modal penilaian)
Ditahan)
PT.A melaporkan Modal Penilaian-
rugi sebesar Rp Rugi PT.A Rp 240.000,00 Rugi PT.A Rp240.000,00
300.000,00 Investasi Saham- Investasi saham-
saham PT.A Rp450.000,00 Saham PT.A Rp240.000,00

PT.A Kas Rp 80.000,00 Kas Rp80.000,00


membagikan Investasi saham- Investasi saham-
dividen Rp saham PT.A Rp80.000,00 SahamPT.A Rp80.000,00
100.000,00
Modal PeniLaian
Pembagian
Dividen PT.A Rp80.000,00
Penghasilan Dividen
(Laba yang Ditahan) Rp80.000,00

Saldo debit (negative) rekening Modal Penilaian terjadi karena kerugian yan
diderita perusahaan. Sedangkan saldo rekening Laba yang Ditahan merupakan
akumulasi laba yang dapat dan tersedia untuk dibagikan sebagai dividen.

Hutang Piutang antar Perusahaan afiliasi


Di dalam neraca konsolidasi yang merupakan neraca gabungan dari
perusahaan-perusahaan afiliasi harus dihapuskan adanya rekening-rekening timbal
balik, antara lain hak-hak dari perusahaan yang satu atas perusahaan yang lain
yang berafiliasi ataupun juga kewajiban-kewajiban dari suatu perusahaan kepada
perusahaan lain yang berafiliasi. Transaksi dalam perusahaan yang berafiliasi
sering mengakibatkan munculnya piutang dari satu pihak dan hutang bagi pihak
lain dan rekening tersebut harus dieliminasi dalam neraca konsolidasi.

Contoh 4
Pada neraca PT.H (perusahaan induk yang memiliki 80% saham
perusahaan anak) pada tanggal 31 Desember 2019 terdapat saldo debit rekening
Uang Muka Rp1.000.000,00 kepada PT.A (perusahaan anak).
Pada neraca PT.A dengan tanggal yang sama terdapat saldo kredit
rekening Uang Muka Dari PT.H Rp1.000.000,00.
Eliminasi pada pos-pos tersebut yang dilakukan PT.H untuk menyusun
neraca konsolidasi yaitu :
Rekening- Neraca
Eliminasi
rekening PT. H PT.A Konsolidasi
neraca Debit Kredit Debit Kredit
Debit
- Uang Muka 1.000.000 - - 1.000.000 - -
kepada PT.A

Kredit
- Uang Muka - 1.000.000 1.000.000 - - -
dari PT.H

Eliminasi pada hutang-piutang antar perusahaan anak dan perusahaan


induk tidak didasarkan atas prosentase pemilikan saham, namun didasarkan pada
anggapan bahwa perusahaan afiliasi merupakan satu kesatuan usaha dan bukan
perusahaan yang berdiri sendiri.

Contoh 5
PT.H memiliki 80% saham PT.A yang dibeli beberapa tahun lalu. Tanggal
20 Desember 2019, PT.A mengumumkan pembagian dividen Rp500.000,00 yang
akan dibayar tanggal 20 Januari 2020.
PT.A akan melaporkan dalam neracanya tanggal 31 Desember 2019 semua
jumlah Hutang Dividen sebesar Rp500.000,00. Dan PT.H akan melaporkan
sebesar haknya atas dividen tersebut sebesar Rp400.000,00 (80% x Rp
500.000,00), jumlah tersebut merupakan jumlah yang timbale balik yang harus
dieliminasi untuk menyusun neraca konsolidasi.

Neraca
Rekening-rekening Eliminasi
PT. H PT.A Konsolidasi
neraca
Debit Kredit Debit Kredit
Debit
-Piutang Dividen 400.000 - - 400.000 - -

Kredit
-Hutang Dividen - 500.000 400.000 - - 100.000

Pada neraca konslidasi tetap muncul rekening Hutang Dividen


Rp100.000,00, yang merupakan kewajiban perusahaan afiliasi kepada pemegang
saham minoritas pada perusahaan anak. Sehingga jumlah hak dan kewajiban antar
perusahaan afiliasi merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses
eliminasi hutang-piutang antar perusahaan afiliasi.

Masalah eliminasi terhadap wesel tagih dan atau wesel bayar yang telah
didiskontakan
Jika hutang-piutang antar perusahaan yang berafiliasi berupa wesel tagih
atau wesel bayar, maka selama wesel tagih atau wesel bayar masih tetap berada
ditangan perudahaan yang berafiliasi tidak menimbulkan masalah didalam
prosedur eliminasi atau penyeleseian dalam rangka penyunsunan neraca
konsolidasi. Akan tetapi akan menjadi lain halnya apabila wesel tagih dan atau
wesel bayar tersebut telah didiskontokan oleh salah satu pihak perusahaan yang
berafiliasi kepada pihak lain di luar perusahaan afiliasi.
Dengan didiskontokannya wesel tagih oleh pihak kreditur, berarti
hapusnya tagiahn atas wesel kepada si pembuat dan timbulnya kemungkinan
kewajiabn untuk membayar wesel tersebut jika pembuat wesel tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh temponya kelak. Untuk ini oleh
perusahaan yang mendiskontokan akan dicatat dengan cara mengkredit rekening
wesel tagih dengan rekening lawan debit pada “wesel tagih yang didiskontokan.
Dilihat sebagai satu kesatuan usaha bagi perusahaan-perusahaan ang
berafiliasi , dengan didiskontokannya wesel tersebut berarti timbulnya kewajiban
untuk membayar wesel tersbut pada sat jatuh tempo kepada pihak di luar
perusahaan afiliasi. Oleh karena itu proses penyunsunan neraca konsolidasi
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. langkah pertama adalah menghapuskan rekening-rekening wesel bayar pada
perusahaan afiliasi
2. ;angkah kedua menghapuskan rekening wesel tagih yang didiskontokan
dengan rekening lawan “wesel bayar” yang berarti timbulnya kewajiban
kepada pihak luar.
Untuk lebih mudahnya, akan diberikan contoh dibawah ini:PT. A (perusahaan
anak) membuat wesel bayar kepada PT.H (perusahaan induk yang memiliki 80%
saham-saham PT.A) atas hutang dagangnya sebesar nominal Rp1000.000 yang
akan jatuh Tempo 3 bulan kemudian, oleh karena suatu hal perusahaan induk
mendiskontokan wesel tagih oleh PT.A kepada bank stempat, sebelum tanggal
jatuh temponya. Terlepas dari beberapa kurs penjualan wesel itu, jika setelah
peristiwa tersebut disusun neraca konsolidasi, maka daftar lajur untuk
penyunsunan neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:

Neraca
Eliminasi
Rekening - Rekening Neraca PT H PT A konsolidasi
D K D K
Debit
Wesel Tagih (kepada PT A) 1.000.000 - - 1) - -
1.000.000

Kredit
Wesel Bayar (kepada PT H) - 1.000.000 1) - - -
1.000.000
Wesel Tagih Yang 1.000.000 - 2) - - -
Didiskontokan 1.000.000
Wesel Bayar - - - 2) - 1.000.000
1.000.000

Dengan cara demikian di dalam neraca konsolidasi, nampak bahwa PT.H


dan PT.A yang berafiliasi mempunyai kewajiaban kepada bank untuk membayar
wesel tersebut kelak pada jatuh temponya, sama sekali terlepas dari PT.H atau
PT.A yang harus menyeleseikannya. Prosedur tersebut secara sederhana, dapat
pula dilakukan dengan cara menghapus rekening wesel tagih (pada buku PT.H)
dan rekening wesel tagih yang didiskontokan, serta tetap melaporkan rekening
wesel bayar pada buku PT.A.
Dilihat dari segi kesatuan usaha hak atas tagihan wesel kepada langganan
tetap saja jumlahnya. Oleh karena itu di dalam penyunsunannya neraca
konsolidasi, eliminasi dilakukan hanya dengan menghapuskan rekening wesel
tagih pada pihak yang mendiskonto dan rekening wesel tagih yang didiskontokan
pada pihak yang mendiskontokan. Demikian selanjutnya apabila oleh pihak yang
mendiskonto kemudian didiskontokan lagi kepada bank atau pihak afiliasi, maka
tidak mempengaruhi jumlah hak tagiahan kepada wesel langganan. Tetapi perlu
diingat jika terdapat kemungkinan pelanggan tidak dapat melunasi kewajibannya
masih harus diakui adanya jumlah kemungkinan kewajiaban untuk membayar.
Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:

Contoh 6:
Jika pada contoh No.6 PT.A memegang 2 lebar wesel tagih dari
lengganannya sebesar nominal @ Rp1.000.000. sebelum jatuh tempo wesel-wesel
tersbut dijual kepada PT.H, dan oleh karena suatu hal oleh PT.H dijual kembali
kepada bank setempat. Terlepas dari besarnya kurs penjualan, maka proses
eliminasi dalam rangka penyunsunan neraca konsolidasi setelah transaksi tersebut:

Rekening - Rekening Eliminasi Neraca konsolidasi


PT H PT A
Neraca D K D K
Debit
Wesel Tagih 2.000.000 2.000.000 - 2.000.000 2.000.000 -

Kredit
Wesel Tagih Yang 1.000.000 2.000.000 2.000.000 - - 1.000.000
Didiskontokan

Dari kolom neraca konsolidasi dapat dilihat bahwa jumlah (hak) tagihan
aras wesel kepada langganan tetap sebesar Rp 2.000.000. tetapi dilain pihak
diakui pula kemungkinan timbulnya kewajiban untuk membayar kepada bank jika
pada saat jatuh tempo kelak langganan yang bersangkutan tidak dapat memnuhi
kewajibannya.
Dengan demikian (hak) atas tagihan wesel kepad langganan adalah 1
lembar sebesar nilai nominal Rp1.000.000, akan tetapi sesuai dengan azas
konservatif akan disajiakan sebagai berikut:
Wesel tagih (debit) Rp2.000.000
Wesel tagih yang didiskontokan (kredit) (Rp1.000.000)
Hak atas tagihan wesel yang sebenarnya Rp1.000.000

Masalah penyesuaian dan koreksi sebelum penyusunan neraca konsolidasi


Pada hal-hal tertentu didalam perusahaan terdapat rekening timbal balik
(reciprocal account) pada perusahaan yang berafiliasi pada tanggal atau saat
tertentu tidak menunjukkan hasil yang sama. Perbedaan-perbedaan ini dapat
dikelompokkan menjadi 2 hal,yaitu:
1. tidak dicatatnya oleh salah satu pihak dari perusahaan-perusahaan
yang berafiliasi terhadap informasi keuangan tertentu.
2. adanya pos-pos yang masih dalam proses, sehingga suatu informasi
telah dicatat oleh satu pihak akan tetapi belum dicatat oleh pihak
yang lain berhubung dengan faktor waktu.
Oleh sebab itu jika terdapat perbedaan jumlah/saldo dalam rekening –
rekening yang bersifat timbal-balik, sebelum eliminasi terhadap rekening –
rekening tersebut dilakukan dalam rangka penyunsunan neraca konsolidasi,
terlebih dahulu harus dilakukan beberapa koreksi dan penyesuaian daripadanya,
seperti:
1. Tidak Dicatatnya Oleh Salah Satu Pihak Dari Perusahaan-
Perusahaan Yang Berafiliasi Terhadap Informasi Keuangan
Tertentu
Apabila salah satu pihak diantara perusahaan yang berafiliasi
berhubung sesuatu belum mencatat suatu informasi keuangan
dalam hubungannya antara transaksi antara kedua pihak, maka
informasi tersebut harus dicatat dulu dan disajikan didalam laporan
keuangannya, sebelum dibuat neraca konsolidasi.

2. Adanya Transaksi Yang Masih Dalam Proses


transaksi yang masih dalam proses adalah, apabila sa;ah satu pihak
telah mencatat didalam rekening timbal balik suatu informasi
keuangan tertentu, sedang pihak lain belum mencatatnya sampai
dengan informasi tersebut diterima, hal ini akan menunjukkan
rekening timbal balik tidak menunjukkan saldo yang sama. Apbila
hal ini terjadi pada akhir periode tahun buku, maka penyesuaian
yang dibuat harus berbeda pada jenis penyesuaian tahun pertama.

Contoh 7:
Pada tanggal 31 Desember 2019 PT A sebagai perusahaan induk
mengirimkan uang kepada PT B sebagai perusahaan anak sebesar Rp
1.000.000,00. Oleh PT A pengiriman uang tersebut dicatat sebagai berikut:

Uang Muka Pembelian………….. 1.000.000,00


Kas…………………………… 1.000.000,00

Transaksi tersebut tidak catat oleh PT B hingga tanggal 10 Januari 2020,


yaitu pada saat uang tersebut diterima. Jika Neraca Konsolidasi disusun pada
tanggal 31 Januari 2019, maka terhadap transaksi itu dibuat penyesuaian seperti
nampak dalam daftar lajur berikut:

Rekening - Penyesuaian Neraca


PT Eliminasi
Rekening PT A konsolidasi
B
Neraca D K D K D K
Debit
Uang Muka
Pembelian 1.000.000 - - - - 1.000.000 - -
(PT B)
Kas Dalam
- - 1.000.000 - - - 1.000.000 -
Perjalanan
Kredit
Uang Muka
dari
- - - 1.000.000 1.000.000 - - -
langganan
(PT A)

Dengan demikian dalam penyusunan Neraca Konsolidasi pada tanggal 31


Desember 2019, mula-mula harus dilakukan penyesuaian di dalam daftar lajur
dengan jurnal sebagai berikut:

Kas Dalam Perjalanan…………… 1.000.000,00


Uang Muka dari Langganan………… 1.000.000,00

Langkah berikutnya mengeliminasi saldo rekening-rekening timbal balik,


dalam hal ini rekening Uang Muka Pembelian (PT B) dan rekening Uang Muka
Langganan (PT A) dengan jurnal sebagai berikut:

Uang Muka dari Langganan (PT A)…………… 1.000.000,00


Uang Muka Pembelian (PT B)……………. 1.000.000,00

Jadi pengaruh dari transaksi tersebut satu-satunya yang ada pada neraca
konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2019, ialah terdapatnya “Kas Dalam
Perjalanan” sebesar Rp1.000.000,00. Agar lebih mendapatkan gambaran yang
konkrit tentang cara-cara dan pelaksanaan serta penyelenggaraan pencatatan
investasi dengan metode equity tersebut untuk lebih jelasnya akan diberikan
contoh,seperti dibawah ini:

Contoh 8:

PT Dani memiliki masing-masing 90% saham-saham yang beredar dari PT Dina


dan 80% saham-saham yang beredar dari PT Dona yang semuanya dibeli dari
pemegang saham sebelumnya pada tanggal dan dengan harga sebagai berikut:

- 1 Oktober 2019, membeli 900 lembar saham-saham PT Dina dengan


harga @ Rp 15.000,00 per lembar = Rp 13.500.000,00.
- 1 Juli 2019 membeli 800 lembar saham-saham PT Dona dengan harga @
Rp 7.500,00 per lembar = Rp 6.000.000,00.

Adapun posisi modal dari masing-masing perusahaan pada tanggal 31


Desember 2018, serta laba (rugi)dan dividen yang dibagikan selama periode tahun
buku 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut:

Keterangan PT Dani PT Dian PT Dona


(Rp) (Rp) (Rp)
- Modal saham, nominal @ 25.000.000 10.000.000 10.000.000
Rp10.000
- Laba yang ditahan (defisit) 5.000.000 2.500.000 (10.000.000)
31 desember 2018
- Pembagian dividen, 30 1.000.000 - 500.000
desember 2019, dibayar 10
januari 2020 2.500.000 (1.000.000) 1.500.000
- Laba bersih (rugi) tahun 1.000.000 - 500.000
2019
- Pembagian dividen 30 (1.250.000) (500.000) 3.000.000
desember 2020, dibayar
bulan januari 2008
- Laba (rugi) bersih tahun
2020

Neraca pada tanggal 31 Desember 2020, dari masing-masing perusahaan


Rekening-rekening Neraca PT Dani PT Dian PT Dona
(Rp) (Rp (Rp
AKTIVA
Kas 500.000 250.000 500.000
Bank 2.500.000 4.250.000 2.500.000
Piutang Wesel (PT Dina) 3.000.000 - -
Piutang dagang 5.000.000 3.000000 4.500.000
Cadangan kerugian piutang (1.250.000) (75.000) (625.500)
Pendapatan yang masih harus
diterima (Bunga wesel tagih PT 37.500 - -
Dina) 400.000 - -
Piutang Dividen (PT Dona) 2.000.000 - -
Uang muka pembelian (PT Dina) 3.500.000 1.325.000 3.312.500
Persediaan barang dagangan 20.000.000 12.500.000 7.500.000
Mesin dan peralatan
Akumulasi penyusutan mesin dan (2.500.000) (1.250.000) (750.000)
Peralatan 10.000.000 - -
Tanah 12.825.000 - -
Investasi Saham-saham PT Dina 8.200.000 - -
Investasi Saham-saham PT Dona
Jumlah Aktiva 65.337.500 20.000.000 17.500.000
HUTANG DAN MODAL
Hutang wesel *1) 5.000.000 3.00.000 -
Hutang dagang 12.700.000 5.962.500 2500.000
Biaya bunga yang masih harus
dibayar*2) 212.500 37.500 -
Uang muka dari langganan - - 2.000.000
(PT.Dani) 1.000.000 - 500.000
Hutang dividen 15.000.000 - -
Hutang jangka panjang (150.000) - -
Diskonto hutang jangka panjang 25.000.000 10.000.000 10.000.000
Modal saham 6.575.000 1.000.000 2.500.000
Laba yang ditahan

Jumlah hutang dan Modal 65.337.500 20.000.000 17.500.000


Oleh karena pada metode equity perubahan dan perkembangan yang
terjadi pada perusahaan anak selalu diikuti oleh perusahaan induk, melalui
rekening investasinya dan rekening laba yang ditahan, maka sejak pemilikanya
sampai dengan akhir periode tahun buku 2020, perubahan dalam rekening-
rekening tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Investasi
Saham- laba Yang
Perubahan dalam hak-hak Saham-saham saham PT. Ditahan
pemegang saham PT. Dina Dona PT. Dani

31 Desember 2018
Saldo Laba Yang Ditahan - - 5,000,000
I Juli 2019
membeli 800 lembar saham-
saham
PT. Dona @ Rp 7,500 perlembar - 6,000,000 -
1 Oktober 2019
Membeli 900 saham-saham
PT. Dina @ Rp 15,000 13,500,000 - -
30 Desember 2019
Pembagian Dividen
PT. Dani Rp 1,000,000 - - (1,000,000)
PT. Dona Rp 500,000 - (400,000) -
13,500,000 5,000,000 4,000,000
31 Desember 2019
Laba (rugi) tahun 2019:
PT. Dina Rp 1,000,000 (225,000) - (225,000)
PT. Dona Rp 1,500,000 - 600,000 600,000
PT. Dani Rp 2,500,000 - - 2,500,000
13,275,000 6,200,000 6,875,000
30 Desember 2020
Pembagian Dividen :
PT. Dani Rp 1,000,000 - - (1,000,000)
PT. Dona Rp 500,000 - (400,000) -

31 Desember 2020
Laba (rugi) bersih tahun 2020
PT. Dina Rp 500,000 (450,000) - (450,000)
PT. Dona Rp 3,000,000 - 2,400,000 2,400,000
PT. Dani Rp 1,250,000 - - (1,250,000)
Saldo 31 Desember 2020 12,825,000 8,200,000 6,575,000

Pada metode equity, pada dasarnya hanya sebagian atas laba (rugi) sejak
terjadinya kepemilikan saham-saham perusahaan yang bersangkutan yang dapat
diakui.
Masalah Selisih Harga Perolehan Dari Nilai Buku Saham
Selisih lebih dan atau selisih kurang harga perolehan dari nilai buku saham-saha
perusahaan anak timbul atau terjadi pada saat pemilikan saham-saha tersebut.
Jumlah selisih lebih atau selisih kurang tetrsebut tetap tidak akan berubah selama
saham-saham perusahaan anak masih tetap dimiliki dan tidak ada kebijaksanaan
untuk menghapuskan atau diamortisasi secara periodic.
Pada metode equity eliminasi terhadap saldo reeking investasi saham-saham
perusahaan anak (dimana jumlahnya selalu berubah-ubah). Selisih antara hak-hak
pemegang saham yang dieliminasi dengan saldo debit rekening “Investasi Saham
Perusahaan nak” merupakan “Selisih Lebih atau Kurang Harga Perolehan dari
Nilai Buku saham”.
Untuk menguji kebenaran jumlah selisih (lebih atau kurang) harga perolehan dari
nilai buku saham pada prinsipnya harus dibandingkan dengan penentuan jumlah
“selisih” itu apabila bertitik tolak pada posisi keuangan pada saat terjadinya
pemilikan saham-saham perusahaan anak.
Pada contoh sebelumnya “selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham-
saham PT. Dina sebesar Rp 2.925.000 dan “selisih lebih nilai buku diatas harga
perolehan saham-saham PT. Dona sebesar Rp 1.800.000 dapat dibuktikan sebagai
berikut :

Keterangan PT. Dina (Rp) PT. Dona (Rp)


Harga perolehan saham-
saham
- 900 lembar @ Rp 15.000 13.500.000 -
- 800 lembar @ Rp 7.500 l - 6.000.000

Nilai buku saham-saham


pada saat terjadinya
pemilikan saham:
- Modal saham 10.000.000 10.000.000
- Laba Yang Ditahan 1.750.000 ( 250.000)
(Defisit)
11.750.000 9.750.000
Saldo hak pemegang saham
Nilai buku saham yang
dibeli:
- PT. Dina = 10.575.000
90% x Rp 11.750.000
- PT. Dona 7.800.000
80% x Rp 9.750.000

Selisih harga perolehan dari 2.925.000 (1.800.000)


nilai bukunya

Anda mungkin juga menyukai