LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Pendahuluan
Tujuan pembelajaran dari pokok bahasan ini adalah agar mahasiswa dapat (1)
menjelaskan prosedur likuidasi dari suatu persekutuan, (2) mencatat semua transaksi
yang berkaitan dengan proses likuidasi dari suatu persekutuan, dan (3) menyusun
laporan likuidasi persekutuan.
PERSEKUTUAN MEMBRAMO
NERACA (31 DESEMBER 2010)
Aktiva (dalam Rupiah) Kewajiban dan Ekuitas (dalam Rupiah)
Kas 10.000.000 Utang Usaha 40.000.000
Piutang Usaha – bersih 30.000.000 Pinjaman dari Abimanyu 10.000.000
Persediaan 30.000.000 Modal Sekutu Abimanyu 25.000.000
Aktiva Tetap – bersih 40.000.000 Modal Sekutu Anggito 35.000.000
110.000.00
0 110.000.000
PERSEKUTUAN MEMBRAMO
NERACA (5 Januari 2010 - Setelah Penjualan Aktiva)
Aktiva (dalam Rupiah) Kewajiban dan Ekuitas (dalam Rupiah)
87.000.00
Kas 0 Utang Usaha 40.000.000
Pinjaman dari Abimanyu 10.000.000
Modal Sekutu Abimanyu 8.900.000
Modal Sekutu Anggito 28.100.000
87.000.00
0 87.000.000
Proses terakhir dari likuidasi persekutuan adalah distribusi kas kepada para sekutu
sesuai dengan proporsi pembagian laba yang telah mereka sepakati sebelumnya.
Dengan selesainya pendistribusian kas, maka selesailah proses likuidasi di
Persekutuan Membramo. Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi
pendistribusian ka situ adalah sebagai berikut:
Ayat Jurnal untuk Mencatat Pendistribusian Kas
Modal Abimanyu (-E) Rp8.900.000
Modal Anggito (-E) Rp28.100.000
Kas (-A) Rp37.000.000
Mencatat pendistribusian kas kepada para sekutu
Selain jurnal, berikut adalah laporan likuidasi persekutuan yang menunjukan mutasi
dari aktiva dan kewajiban serta pelunasan kewajiban dan distribusi kas ke sekutu.
Laporan likuidasi itu adalah:
PERSEKUTUAN MEMBRAMO
Laporan Likuidasi Persekutuan (dalam Rupiah)
Periode: 1 Januari - 31 Januari 2010
Aktiva Non Prioritas Pinjaman Modal Modal
Kas
Kas Kewajiban Abimanyu Abimanyu Anggito
Saldo 1
Januari
2010 10.000.000 100.000.000 40.000.000 10.000.000 25.000.000 35.000.000
Penjualan
Persediaa (30.000.000 (3.500.000
n 25.000.000 ) ) (1.500.000)
Asumsikan bahwa persekutuan Jamal, Jihan, dan Joenafri (porsi pembagian laba =
40%, 40%, dan 20%) sedang berada dalam proses likuidasi dan berikut adalah saldo
akun persekutuan setelah seluruh aktiva telah dikonversikan menjadi kas dan seluruh
kewajiban telah dilunasi:
Jika Jamal mampu membayar dari harta pribadinya, dia harus membayar
Rp.3.000.000,- kepada persekutuan untuk menghapuskan saldo debit pada akun
modalnya. Pembayaran Rp.3.000.000,- tersebut akan meningkatkan kas persekutuan
menjadi Rp.28.000.000,- yang kemudian dapat didistribusikan kepada Jihan dan
Joenafri dalam likuidasi akhir persekutuan.
Jika Jamal tidak mampu menutup saldo debit pada akun modalnya, saldo debitnya itu
menunjukkan kerugian sebesar Rp.3.000.000,- yang akan dibayarkan kepada Jihan
dan Joenafri menurut rasio pembagian laba rugi mereka. Bagian Jihan atas kerugian
tersebut adalah Rp.2.000.000,- Rp.3.000.000,- x 0,4/0,6), dan bagian Joenafri adalah
Rp.1.000.000,- (Rp.3.000.000,- x 0,2/0,6). Dalam keadaan demikian, Rp.25.000.000,-
akan didistribusikan sebesar Rp.14.000.000,- kepada Jihan dan Rp.11.000.000,-
kepada Joenafri, dan bisnis persekutuan tersebut diakhiri.
Misalkan Persekutuan Jamal, Jihan, dan Joenafri (porsi pembagian laba = 40%, 40%,
dan 20%) mempunyai saldo akun sebagai berikut:
Menurut aturan saling hapus, pinjaman dari Jamal tersebut tidak akan dibayar
walaupun prioritasnya lebih tinggi dalam likuidasi dibandingkan bagian modal Jihan
dan Joenafri. Sebaliknya, pinjaman tersebut akan dihapuskan terhadap saldo debit
pada akun modal Jamal, sehingga Jamal memiliki kewajiban Rp.3.000.000,- kepada
Jihan dan Joenafri. Jika Jamal mampu membayar dari harta pribadinya, dia membayar
$3.000 ke persekutuan sehingga Jihan dan Joenafri dapat menerima jumlah sesuai
dengan akun modal mereka dalam likuidasi akhir.
Namun, jika Jamal tidak mampu, situasi akan berubah. Dalam kondisi demikian,
kreditor pribadi Jamal memiliki klaim terlebih dahulu terhadap uang yang dibayarkan
kepada Jamal karena kreditor pribadi mempunyai klaim terlebih dulu terhadap harta
pribadi. Dengan aturan saling hapus. Kas Rp.25.000.000,- akan dibayarkan sebesar
Rp.14.000.000,- kepada Jihan dan Rp.11.000.000,- kepada Joenafri.
Jika aturan saling hapus tidak diterapkan dan saldo pinjaman sebesar Rp.5.000.000,-
tersebut dibayarkan langsung kepada Jamal, maka kreditor pribadinya akan dibayar
sejumlah klaim mereka hingga sebatas jumlah Rp.5.000.000,- sehingga kas akan
tersisa kurang dari Rp.25.000.000,- untuk didistribusikan kepada Jihan dan Joenafri.
Jika seluruh Rp.5.000.000,- tersebut dibayarkan kepada kreditor Jamal, maka akan
tersisa Rp.20.000.000,- saja untuk didistribusikan kepada Jihan dan Joenafri.
Karena kurangnya bakti bahwa aturan saling hapus demikian diterima secara umum
oleh pengadilan, direkomendasikan agar aturan tersebut tidak diterapkan tanpa adanya
kesepakatan dari para sekutu apabila seorang sekutu-kreditor secara pribadi tidak
sanggup melakukan pembayaran. Setelah pembubaran dan kewajiban memenuhi hak
kreditor, sekutu bisa menyepakati distribusi aset dalam bentuk yang berbeda dengan
yang diatur dalam undang–undang.
Pada umumnya, proses likuidasi suatu usaha membutuhkan waktu yang tidak
sebentar, dan dana akan tersedia untuk distribusi kepada sekutu setelah seluruh
kewajiban dibayar, namun sebelum aktiva bukan kas dikonversi menjadi kas. Jika
para sekutu memutuskan untuk mendistribusikan dana yang tersedia sebelum seluruh
aktiva bukan kas terjual (dan sebelum seluruh keuangan dan kerugian diakui), timbul
pertanyaan berapakah dana yang dapat didistribusikan dengan aman kepada masing–
masing sekutu.
Pembayaran terjamin (safe payment) adalah distribusi dana yang dapat dilakukan
kepada sekutu dengan jaminan bahwa jumlah yang didistribusikan tidak akan diminta
untuk dikembalikan kepada persekutuan beberapa lama kemudian untuk menanggung
kewajiban yang ada atau untuk penyesuaian terhadap saldo modal sekutu.
Perhitungan pembayaran terjamin didasarkan pada asumsi berikut: (1) semua sekutu
dalam kondisi tidak sanggup melakukan pembayaran (artinya, para sekutu tidak
mampu membayar kepada persekutuan), dan (2) aktiva bukan kas mencerminkan
kemungkinan kerugian (artinya, aktiva bukan kas sepatutnya dianggap kerugian
dalam rangka menentukan pembayaran terjamin). Lagi pula, saat menghitung
pembayaran terjamin, persekutuan mungkin menahan sejumlah dana tertentu untuk
membayar biaya likuidasi, kewajiban yang tidak tercatat, dan kontijensi umum.
Jumlah dana yang ditahan merupakan kerugian kontijen bagi para sekutu dan
dianggap sebagai kerugian dalam rangka menentukan pembayaran terjamin.
PERSEKUTUAN MANORIAN
NERACA (Dalam Proses Likuidasi)
Aktiva (dalam Rupiah) Kewajiban dan Ekuitas (dalam Rupiah)
Kas 80.000.000 Pinjaman dari Naila 20.000.000
Pinjaman pada Maryam 10.000.000 Modal Burhan (50%) 50.000.000
Tanah 20.000.000 Modal Maryam (30%) 70.000.000
Bangunan – bersih 140.000.000 Modal Naila (20%) 110.000.000
250.000.000 250.000.000
Informasi tambahan bahwa seluruh kewajiban selain yang untuk sekutu telah dilunasi,
dan sekutu memperkirakan penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu
beberapa bulan. Karena itu, mereka sepakat bahwa seluruh kas yang telah tersedia
selain Rp.10.000.000,- untuk membayar biaya–biaya dan kontijensi harus segera
didistribusikan. Berdasarkan informasi tersebut, daftar pembayaran terjamin perlu
dibuat untuk menentukan jumlah uang yang dapat didistribusikan dengan aman
kepada masing–masing sekutu.
Kemungkinan kerugian termasuk nilai buku tanah dan bangunan (satu –satunya aktiva
bukan kas) sebesar Rp.160.000.000,- dan kas yang disisihkan sebesar Rp.10.000.000,-
untuk kontinjensi. Setelah kemungkinan kerugian dikurangkan dari ekuitas masing–
masing sekutu untuk tujuan perhitungan pembayaran terjamin, beberapa sekutu
mungkin menunjukan saldo ekuitas yang negatif. Jika demikian, saldo negatif tersebut
harus dialokasikan kepada sekutu yang memiliki saldo ekuitas positif menurut rasio
pembagian laba rugi mereka. Alokasi dalam daftar tersebut berlanjut hingga tidak ada
sekutu yang menunjukan saldo ekuitas negatif. Pada titik ini, saldo yang ditunjukkan
sekutu yang memiliki saldo ekuitas akan sama dengan kas yang tersedia untuk
distribusi.
Dari ilustrasi yang ditsajikan dalam Daftar Pembayaran Terjamin, alokasi berlanjut
hingga ekuitas Naila menunjukan saldo sebesar Rp.70.000.000,- dan ekuitas Burhan
dan Maryam sebesar nol. Jadi angka Rp.70.000.000,- tersebut dapat didistribusikan
kepada Naila dengan aman, namun tidak ada yang dapat didistribusikan kepada
Burhan dan Maryam dengan jaminan tidak akan diminta kembali.
PERSEKUTUAN MANORIAN
Daftar Pembayaran Terjamin (dalam Rupiah)
Kemungkinan Modal
Modal Maryam Modal Naila
Kerugian Burhan
Ekuitas Sekutu 50.000.000 60.000.000 130.000.000
Kemungkinan
Rugi: Nilai buku
160.000.000 (80.000.000) (48.000.000) (32.000.000)
tanah dan
bangunan
(30.000.000) 12.000.000 98.000.000
Kemungkinan
Rugi: Dana 10.000.000 (5.000.000) (3.000.000) (2.000.000)
Kontinjensi
(35.000.000) 9.000.000 96.000.000
Kemungkinan
Rugi: Sekutu 35.000.000 (21.000.000) (14.000.000)
Burhan
- (12.000.000) 82.000.000
Kemungkinan
12.000.000 (12.000.000)
Rugi: Sekutu
Maryam
- 70.000.000
Setelah jurnal tersebut dicatat, saldo akun modal dari Persekutuan Manorian adalah
sebagai berikut:
PERSEKUTUAN MANORIAN
NERACA
Aktiva (dalam Rupiah) Kewajiban dan Ekuitas (dalam Rupiah)
Kas 10.000.000 Modal Burhan (50%) 50.000.000
Pinjaman pada Maryam 10.000.000 Modal Maryam (30%) 70.000.000
Tanah 20.000.000 Modal Naila (20%) 60.000.000
Bangunan - bersih 140.000.000
180.000.000 180.000.000
Likuidasi bertahap meliputi distribusi dana kepada sekutu saat tersebut dana tersebut
tersedia selama masa likuidasi dan sebelum seluruh keuntungan dan kerugian
likuidasi direalisasikan. Alternatif lain adalah likuidasi sederhana, di mana tidak ada
dana yang didistribusikan kepada sekutu hingga seluruh keuntungan dan kerugian
likuidasi direalisasi dan dicerminkan dalam saldo modal sekutu.
Likuidasi yang tertib pada persekutuan yang memiliki kesanggupan membayar dapat
dilakukan dengan pendistribusian dana yang tersedia secara teratur hingga seluruh
aktiva bukan kas dikonversi menjadi kas. Tentunya kewajiban selain yang terutang
kepada sekutu harus dibayar sebelum dilakukan distribusi kepada sekutu.
Begitu dana tersedia untuk distribusi kepada sekutu, jumlah yang akan didistribusikan
kepada tiap sekutu dapat ditentukan melalui persiapan daftar pembayaran terjamin
untuk tiap distribusi bertahap. Namun, daftar pembayaran terjamin tidak diperlukan,
apabila akun modal pada awal proses likuidasi berada pada posisi rasio pembagian
laba rugi sekutu yang terkait dan tidak ada saldo pinjaman atau uang muka dengan
para sekutu. Jika demikian, seluruh distribusi kepada sekutu akan dilakukan dengan
menggunakan rasio bagi laba rugi tersebut.
Saat pembayaran bertahap kepada sekutu ditentukan menurut acuan pada daftar
pembayaran terjamin. Urutan distribusi akan dibuat sedemikian rupa sehingga saldo
modal yang tersisa (saldo ekuitas jika ada pinjaman dengan sekutu) setelah tiap–tiap
distribusi akan ditutup untuk disesuaikan dengan rasio pembagian laba rugi para
sekutu. Begitu seluruh sekutu telah termasuk dalam distribusi bertahap, saldo modal
yang tersisa (ekuitas) akan disesuaikan dan pembayaran bertahap selanjutnya akan
berdasarkan rasio bagi hasil. Jadi, walaupun saldo modal (ekuitas) tidak disesuaikan
pada awal proses likuidasi, jika seluruh sekutu termasuk dalam tahap pertama,
pembayaran bertahap selanjutnya akan termasuk dalam rasio bagi hasil, dan daftar
tambahan untuk pembayaran terjamin tidak diperlukan.
Selain dicatat dalam akun, tiap–tiap ayat jurnal harus tercermin dalam laporan
likuidasi persekutuan. Laporan likuidasi merupakan catatan berkesinambungan yang
merangkum seluruh transaksi dan peristiwa selama masa likuidasi, dan tidak akan
selesai hingga likuidasi mencapai tahap akhir. Laporan likuidasi untuk peristiwa
Januari merupakan laporan interim. Namun, laporan likuidasi interim bisa jadi lebih
penting dari pada laporan likuidasi akhir karena laporan interim menunjukkan
perkembangan yang telah dilakukan dalam likuidasi hingga tanggal terakhir dan dapat
memberikan dasar untuk telah lengkap hanya memungkinkan pihak–pihak yang
berkepentingan untuk memeriksa apa saja yang telah dilakukan. Laporan likuidasi
persekutuan bisa jadi merupakan dokumen resmi yang dapat diterima untuk
persekutuan yang dilikuidasi melalui keputusan pailit dari pengadilan.
Dalam distribusi dana pada 31 Januari 2010, persekutuan memiliki kas sebesar
Rp.140.000.000,- yang tersisa setelah seluruh utang kepada pihak bukan sekutu
dilunasi. Dari jumlah ini, Rp.20.000.000,- ditahan persekutuan untuk keperluan
darurat (kontinjensi), dan Rp.120.000.000,- tersedia untuk distribusi kepada para
sekutu. Selain itu, berdasarkan pada Daftar Pembayaran Terjamin yang dibuat
menunjukkan bahwa Rp.120.000.000,- tersebut sepenuhnya harus didistribusikan
kepada Kevin karena persekutuan memiliki pinjaman terutang kepada Kevin sebesar
Rp.20.000.000,- dan sisanya Rp.100.000.000,- digunakan untuk melunasi sebagian
modal Kevin.
PERSEKUTUAN ALABAMA
Daftar Pembayaran Terjamin Bulan Januari 2010 (dalam Rupiah)
Kemungkinan
Modal Daud Modal Kevin Modal Ratna
Kerugian
Peristiwa Likuidasi pada Bulan Februari. Ayat jurnal untuk mencatat peristiwa
likuidasi persekutuan Daud, Kevin, dan Ratna selama Februari 2010 adalah sebagai
berikut: