Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI KEUANGAN II

EKA328 – Kelas B2
“Modal Saham dan Saham Treasuri”

Dosen Pengampu:
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si

Disusun oleh Kelompok 1:


Mafira Salsabil Oktivilia 2207531206 (13)
Dewa Ayu Dwi Chandra Putri 2207531207 (14)
Gusti Ayu Putu Shinta Maharani 2207531208 (15)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
1.1 Modal Saham
A. Pengertian Modal Saham
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum
dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik
terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang disetornya. Selain itu,
bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap
orang yang menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri
dari jumlah yang kup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada
pihak-pihak lain yang dangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain, yang
menjalankan PT adalah rang-orang yang diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti
setoran Skeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan
kepada pihak- phak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak-
pihak yang mempunyal ham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang
dikeluarkan oleh PT dapat Stantumkan nama pemiliknya, disebut saham atas nama,
dapat juga tidak dicantumkan na pemiliknya.
Seham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut:
- Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu
melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
- Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
- Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi
pemilikan saham dapat tidak berubah saham masing-masing pemegang
- Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan
dilikuidasi.am mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu
lebih dari satu Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh
pemegang maka yang diberikan kepada masing-masing jenis berbeda, tergantung
pada kontrak geluaran saham yang disetujui.
B. Jenis-Jenis Saham
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham, maka saham-saham itu
disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam,
yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock).
Berikut ini diuraikan mengenai masing-masing jenis saham.
1
- Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling
akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar.
Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka
dividen saham biasa akan lebih besar daripada saham prioritas. Hak yang diberikan
kepada pemegang saham biasa adalah seperti yang sudah diuraikan di muka.
Dibandingkan dengan saham prioritas, saham biasa tidak mempunyai preferensi,
karena saham prioritas juga mempunyal hak yang sama dengan saham biasa seperti
yang telah disebutkan di muka. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang saham
hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham prioritas mempunyai hak
suara. Jika saham perusahaan yang dikeluarkan cuma satu macam maka saham itu
selalu saham biasa.
- Saham Prioritas (Preferen)
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya
kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva pada saat
likuldasi. Kelebihan dalam hal pembagian dividen adalah bahwa dividen yang dibagi
pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan, baru
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dividen saham prioritas tidak terutang atas
dasar waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal
pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam satu periode
maka dividen tadi hilang. Biasanya saham prioritas mempunyai nilai nominal dan
dividennya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas itu
tidak mempunyai nilai nominal, maka dividennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan
bukan dalam bentuk persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu
macam saham prioritas yang disebut saham prioritas kesatu, saham prioritas kedua dan
seterusnya, di mana saham prioritas kesatu mempunyal klaim yang pertama terhadap
laba dan saham prioritas kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Ada beberapa
kelebihan yang dimiliki saham prioritas yaitu:
1. Saham Prioritas Kumulatif dan Tidak Kumulatif
Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang dividennya
setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam suatu
tahun dividen tidak dapat dibayarkan, maka pada tahun-tahun berikutnya
dividen yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu sehingga dapat
mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa. Kumulatif ini tidak berlaku
2
pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo laba tidak dibagi. Jika
saham prioritas itu tidak kumulatif, dividen tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jadi jika akan
membagi dividen untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar
dividen saham prioritas untuk tahun tersebut
2. Saham Prioritas Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi
Saham priotas mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Yang
dimaksud dengan partisipasi penuh adalah jika saham prioritas berhak atas
dividen dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham
biasa mendapat dividen sebesar persentase dividen saham prioritas. Partisipasi
sebagian berarti saham prioritas akan mendapat dividen ampai jumlah tertentu
yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat dividen dengan tarif yang sama
dengan saham prioritas. Jumlah tertentu yang akan diterima oleh saham
prioritas biasanya dinyatakan dalam persentase.
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai saham yang beredar sebagai
berikut: saham prioritas, nominal Rp1.000.000,00. 10% berpartisipasi penuh,
saham biasa, nominal Rp2.000.000,00. Pada akhir tahun 2020, dibagi dividen
sebesar Rp540.000,00. Dividen ini dibagikan kepada saham prioritas dan biasa
dengan perhitungan sebagai berikut:
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas = Rp 100.000,00
10% x Rp 1.000.000,00
Untuk saham biasa = Rp 200.000,00
10% x Rp 2.000.000,00
Untuk saham prioritas dan biasa =
Rp 240.000,00 80.000,00 160.000,00
Rp 3.000.000,00 Rp 180.000,00 Rp 360.000,00
Dengan cara perhitungan di atas, masing-masing saham memperoleh dividen
denngan tarif yang sama besar (18%) yaitu :
Rp 180.000,00
Saham prioritas = x 100% = 18%
Rp 1.000.000,00
Saham biasa = Rp 360.000,00 x 100% = 18%
Rp 1.000.000,00

3
C. Pencatatan Modal Saham

Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah-
istilah berikut ini :
a. Modal saham statuter atau modal saham yang ditorisasi, yaitu jumlah saham yang
dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendiran perusahaan
b. Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar)
c. Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dotorisasi tetapi
belum dijual.
d. Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibel kembali
oleh perusahaan
e. Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang dissihkan karena sudah dipesan
untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila harga jualnya
sudah dilunasi
PSAK No. 21 paragraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual dicatat
dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang tercantum
dalam lembaran saham. Jika harga jualnya tidak sama dengan nilai nominal selitinya
dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham Rekening agic saham
menunjukkan selisih di nilal nominal dan rekening disagio saham menunjukkan selish
bawah nila nominal.

Penjualan Secara Tunai


Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebs akun (rekening) kas dan
mengkredit rekening (akun) modal saham. Seisin harga jual saham (perdana) dengan
nilai nominalnya akan dicatat dengan mengkredit rekening ago saham amu mendebit
rekening disagio saham. Jurnal untuk mencatat penjualan saham perdana adalah :
Kas Rpxx
Disagio saham xx
Modal saham Rpxx
Atau
Kas Rpxx
Modal saham Rpxx
Agio saham xx

4
D. Pembatalan Pesanan Saham
Saham yang sudah dipesan, jumlah lembamya disikan tersendiri dan akan
diserahkan kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi
pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat
mengambil salah satu jalan sebagai berikut :
a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan
b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (dak dikembalikan
d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima
Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi adanya pemesan yang tidak dapat
melunasi kekurangannya tergantung dan tindakan yang diambil perusahaan Contoh
pencatatan pembatalan pesanan saham dambikan dari contoh di muka yaitu pesanan
sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dan pesanan
tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar dak dapat
melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat
dijual kembali dengan kurs 105.
Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila dalam masing-masing keadaan adalah
sebagai berikut :
a) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan
Modal saham dipesan Rp 100.000,00
Agio saham 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Kas Rp 77.000,00
Kas Rp 105.000,00
Modal saham Rp 100.000,00
Agio saham 5.000,00

b) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya
atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
Modal saham dipesan Rp
100.000,00
Agio saham 10.000,00

5
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Utang pada pemesan Rp 77.000,00
Kas Rp
105.000,00
Utang pada pemesan 5.000,00
Modal saham Rp
100.000,00
Agio saham 10.000,00
Utang pada pemesan Rp 72.000,00
Kas Rp 72.000,00

E. Penjualan Saham Secara Lumpsum


Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit
saham ini terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara
seperti ini, maka penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham.
Dalam penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut.
Ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu metode incremental (apabila hanya harga
salah satu jenis saham yang diketahui) dan metode proporsional (apabila harga pasar
kedua jenis saham tersebut diketahui).
Misalnya: 1 unit saham terdiri dari: 1 lembar saham prioritas nominal Rp10.000,00
1 lembar saham biasa nominal Rp1.000,00
Harga jual per unit Rp10.500,00. Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa
= Rp1.250,00. Karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka harga setiap
saham dihitung dengan menggunakan metode incremental sebagai berikut:
Harga 1 unit saham Rp10.500,00
Harga pasar saham biasa 1.250,00
Nilai saham prioritas Rp 9.20,00
Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat
diketahui bahwa dari penjualan diatas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp250,00
dan saham prioritas mendapat disagio Rp750,00. Penjualan satu unit saham dengan
harga seperti di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut.

Kas Rp10.500,00
Disagio saham prioritas 750,00
6
Modal saham prioritas Rp10.000,00
Modal saham biasa 1.000,00
Agio saham biasa 250,00
Dari contoh di atas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9.500,00 maka
perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode
proporsional sebagai berikut:
Harga pasar saham biasa Rp10.500,00
Harga pasar saham prioritas 1.250,00
Harga pasar keseluruhan saham Rp 9.20,00

Dengan demikian maka harga saham biasa adalah:


𝑅𝑃1.250,00
x Rp10.500,00 = Rp1.220,00
𝑅𝑝10.750,00

Harga saham Prioritas adalah:


𝑅𝑃9.500,00
x Rp10.500,00 = Rp9.280,00
𝑅𝑝10.750,00

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa disagio saham sebesar Rp30,00 dan disagio
saham prioritas sebesar Rp500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan satu
saham sebagai berikut:
Kas Rp10.500,00
Disagio saham biasa 30,00
Disagio saham prioritas 720,00
Modal saham biasa Rp1.250,00
Modal saham prioritas 10.000,00

F. Pertukaran Saham Dengan Aktiva Selain Kas


Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain kas).
Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal
dan rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari:
 Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau
 Nilai wajar aktiva yang diterima.
PSAK No. 21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat berdasarkan nilai
wajar aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kedua dasar penilaian di atas
tidak dapat ditentukan, biasanya dilakukan penilaian terhadap aktiva yang diterima.
Penilaian ini bisa dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Kecenderungan yang sering

7
terjadi jika penilaian dilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah menghindari adanya
disagio saham, sehingga aktiva dan modal saham akan dicatat terlalu besar. Apabila
modal saham dan aktiva yang diterima dicatat terlalu besar maka modal saham itu
disebut “watered”. Tetapi jika dicatat terlalu kecil maka neraca yang disusun
mengandung “cadangan rahasia”.
Contoh:
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1.000,00 per lembar dan
ditukar dengan sebuah gedung.
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar Gedung diketahui
sebesar Rp15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp15.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 5.000.000,00

2. Apabila harga pasar gedung tidak diketahui, tetapi harga pasar saham diketahui
sebesar Rp14.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp14.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 5.000.000,00

3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui, dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar
Rp12.500.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp12.500.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 2.500.000,00

G. Bonus Yang Berupa Saham


Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang-
kadang diberikan saham biasa sebagai bonus. Misalnya dalam penjualan 10 lembar
saham prioritas nominal @Rp1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham biasa, nominal
Rp1.000,00. Harga pasar saham prioritas tanpa bonus = Rp950,00 per lembar.
Jurnalnya sebagai berikut:

8
Kas Rp10.000,00
Disagio saham biasa 500,00
Disagio saham prioritas 500,00
Modal saham biasa Rp10.000,00
Modal saham prioritas 1.000,00
Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:
Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp10.000,00
Harga pasar saham prioritas (10 lembar) 9.500,00
Disagio saham prioritas Rp 500,00

Harga jual saham prioritas plus bonus Rp10.000,00


Harga pasar saham prioritas tanpa bonus 9.500,00
Nilai saham biasa Rp 500,00
Nilai nominal saham biasa 1.000,00
Disagio saham biasa Rp 500,00

H. Perlakuan Terhadap Agio Atau Disagio Saham Yang Dijual


Dalam hal penjualan saham dengan harga di atas atau di bawah nilai nominal,
maka selisih itu akan dicatat dalam rekening agio atau disagio saham. Rekening (akun)
agio saham dipakai untuk mencatat kelebihan harga di atas nilai nominalnya sedangkan
rekening disagio saham dipakai untuk mencatat kekurangan harga dari nilai nominal
saham. Rekening-rekening agio atau disagio saham adalah rekening yang menunjukkan
modal yang disetor dari pemegang saham, oleh karena itu selama saham-saham tersebut
masih beredar maka rekening itu juga akan nampak dalam neraca. Di dalam neraca
rekening agio saham merupakan tambahan terhadap rekening modal saham, dan
rekening disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening modal saham.
I. Pungutan Tambahan Atas Saham (Assessments)
Dalam suatu keadaan tertentu perusahaan bisa mengadakan pungutan tambahan
kepada para pemegang saham. Pencatatan terhadap pungutan tambahan ini tergantung
pada harga jual saham tersebut. Apabila saham tersebt di jual dibawah nominal (dengan
disagio), maka pungutan tambahan yang dikenakan kepada para pemegang saham di
catat sebagai berikut:
Kas Rpxx
9
Disagio saham Rpxx
Rekening disagio saham akan dikredit maksimum sebesar disagio yang timbul
dari penjualan saham. Jika pungutan lebih besar daripada disagio, maka selisihnya akan
dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan. Tetapi bila penjualan saham
dulunya tidak dibawah nominal, maka pungutan tadi semuanya akan dikreditkan ke
rekening modal pungutan tambahan.
J. Pengeluaran Saham Untuk Membeli (Akusisi) Perusahaan
Sebuah PT bisa membeli (akusisi) perusahaan lain dan digabungkan (merger)
menjadisatu. Pembelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT tersebut. Jumlah
saham yang akan dipakai untuk pembayaran tergantung pada harga pasar saham
tersebut dan juga harga pasar dari aktiva perusahaan yang dibeli.
Kadang-kadang perusahaan yang diakusisi dinilai lebih tinggi daripada harga
pasar aktivanya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Selisih harga pasar aktiva
yang diakusisi dengan jumlah harga pembelian yang disetujui dicatat sebagai goodwill.
Kadang perusahaan-perusahaan perseorangan bergabung untuk membentuk
suatu PT. Masing-masing perusahaan akan menerima saham dari PT tersebut. Sebagai
ganti aktiva yang diserahkan ke PT baru. Dalam keadaan ini ada 2 cara pencatatan yang
dapat dilakukan:
1. Buku-buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru.
2. Buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuatkan buku baru untuk perusahaan
baru.

Berikut ini merupakan contoh untuk menjelaskan penggunaan cara-cara tersebut.


Misalnya, Firma A&Z yang beranggotakan A dan Z, membagi laba dengan
perbandingan 2:3. Pada tanggal 5 Oktober 2020, mereka berubah bentuk perusahaannya
menjadi PT. Neraca Firma A&Z pada tanggal 5 Oktober sebagai berikut:

10
PT yang baru diberi nama PT Risa Fadila dengan modal saham biasa sebanyak
3.000 lembar dengan nilai nominal @Rp1.000,00. Semua aktiva Firma A&Z (kecuali
kas) diserahkan kepada PT Risa Fadila dari semua utang Firma A&Z akan dilunasi oleh
PT Risa Fadila. Firma A&Z menerima 1.500 lembar saham dari PT Risa Fadila untuk
penukaran perusahaannya. Sisa saham yang ada dijual dengan harga Rp1.000,00 per
lembar.
Dalam perubahan bentuk perusahaan ini, oleh PT Risa Fadila diadakan beberappa
penyesuaian terhadap catatan Firma A&Z sebagai berikut:
1. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi Rp20.000,00.
2. Barang dagangan dinilai sebesar Rp255.000,00 (berdasarkan harga beli pada
tanggal 5 Oktober 2020).
3. Aktiva tetap dinilai kembali menjadi RP1.500.000,00 dan akumulasi depresiasi
sebesar Rp400.000,00.
Saham yang diterima oleh Firma A&Z dibagikan untuk A sebanyak 500 lembar dan
untuk Z 1.000 lembar. Sisa uang dari Firma dibagi kepada A&Z sesuai dengan sisa
modal masing-masing.
1. Jika buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru
Perubahan terhadap nilai aktiva dicatat langsung ke rekening
modal anggota, kemudian rekening modal anggota ditutup dan rekening
modal saham dikredit. Sesudah itu transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan PT Risa Fadila akan dicatat dalam buku-buku
tersebut. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

11
Sesudah jurnal diatas diposting, dapat disusun neraca PT Risa Fadila per
5 Oktober 2020 sebagai berikut:

2. Jika buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk
perusahaan baru
Jika dibuat buku-buku baru untuk PT, maka semua rekening dalam buku
firma ditutup dan aktiva serta utang firma dicatat dalam buku PT. Pada
waktu mengadakan penutupan buku-buku firma dibuat jurnal untuk
mencatat perpindahan aktiva dan utang-utang firma ke PT, penerimaan

12
saham dan pembagian saham serta uang kepada anggota firma. Jurnal
untuk menutup buku-buku firma sebagai berikut:

Dalam jurnal-jurnal di atas, penilaian kembali aktiva dan pengakuan


goodwill tidak dicatat dalam buku firma, tetapi jika diinginkan makan
penilaian kembali dan goodwill dapat dicatat dalam buku-buku firma,
kemudian baru dipindahkan ke PT.
Ada cara lain yang dapat digunakan dalam menutup buku-buku firma,
yaitu dengan menutup langsung semua rekening-rekening aktiva, utang
dan modal. Dalam cara ini laba penjualan perusahaan dan pembagian
saham serta kas, untuk anggota firma tidak dicatat dalam pembukuan.
Jurnal untuk menutup langsung rekeing-rekening aktiva, utang dan
modal Firma A&z sebagai berikut:
Utang lancar Rp150.000,00
Cadangan kerugian piutang 15.000,00
Akumulasi depresiasi 200.000,00
Modal A 310.000,00
Modal Z 600.000,00

13
Kas Rp95.000,00
Piutang 180.000,00
Persediaan barang 200.000,00
Aktiva tetap 800.000,00
Sedangkan jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila sebagai berikut:

Dalam jurnal diatas aktiva yang diterima oleh PT Risa Fadila dicatat
dengan jumlah penilaian kembali dan cadangan kerugian piutang serta
akumulasi depresiasi di kredit. Alternatif lain yang dapat dilakukan
adalah aktiva dicatat dengan jumlah nilai sehat sesudah penilaian
kembali. Sehingga dalam cara ini tidak ada pencatatan untuk cadangan
kerugian piutang dan akumulasi depresiasi.

2.1 Saham Treasuri


Saham treasury adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran
untuk sementara waktu dengan maksud untuk dijual kembali. Pembelian kembali
saham yang beredar sebagai treasury stock dapat dilakukan untuk tujuan berikut :
a. Untuk menaikkan harga pasar saham
b. Saham akan dijual kembali kepada karyawan perusahaan
c. Saham akan dibagikan sebagai dividen
d. Saham akan ditukarkan dengan surat-surat berharga lain.
Pencatatan saham treasury umumnya menggunakan metode cost. Dalam
metode cost, transaksi saham treasury terdiri dari dua tahap. Tahap pertama perolehan
saham treasury dan tahap kedua penjualan kembali saham treasury. Pada saat
perolehan, akun saham treasury didebit sebesar harga perolehan dan pada saat
penjualan kembali dikredit dengan jumlah yang sama. Apabila saham treasury
diperoleh pada waktu dan harga yang berbeda-beda, untuk menemukan harga

14
perolehan saham treasury yang dijual kembali dapat menggunakan metode identifikasi
khusus rata-rata dan lain-lain. Dalam metode cost, harga jual penerbitan saham mula-
mula tidak mempengaruhi pencatatan dan penerbitan kembali saham treasury. Jika
saham treasury dijual kembali dengan harga di atas harga perolehan, kelebihan tersebut
dikreditkan ke rekening modal disetor dari saham treasury. Jika saham treasury dijual
kembali dengan harga dibawah harga perolehan selisihnya pertama kali diperlakukan
sebagai pengurang modal disetor dari saham treasury yang timbul dari transaksi
penjualan kembali saham treasury sebelumnya. Jika saldo rekening modal disetor dari
saham treasuri tidak mencukupi, selebihnya dicatat sebagai pengurang laba ditahan.

2.2 Pencatatan Transaksi Saham Treasuri


Berikut merupakan contoh terkait dengan pencatatan saham treasuri atau
treasury stock.
1) Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham
yang beredar (metode nilai nominal)

15
2) Pembelian treasury stock dianggap sebagai tambahan terhadap elemen modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya (metode harga perolehan)

Keterangan:
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock
sebesar harga beli atau harga perolehannya. Jika sebelumnya ada penjualan treasury
stock dibuat neraca, maka trasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai
berikut:
Modal saham Rp1.000.000
Agio saham 200.000
Laba tidak dibagi 150.000
Rp1.350.000
Treasury Stock 130.000

16
Rp1.220.000
Jika treasury stock dijual, maka terdapat 2 kemungkinan:
a) Harga jual lebih tinggi dari harga perolehan. Selidihnya dicatat dalam rekening agio
saham atau rekening sendiri yang akan dilaporkan menambah modal yang disetor.
b) Harga jual lebih rendah dari harga perolehan. Selidihnya didebitkan ke rekening laba
tidak dibagi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z. (2021). Intermediate Accounting (Kesembilan). UPP STIM YKPN.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2007). Akuntansi Intermediate (edisi kedua).
Penerbit Erlangga.
(Baridwan, 2021) (Kieso et al., 2007)

18

Anda mungkin juga menyukai