EKA328 – Kelas B2
“Modal Saham dan Saham Treasuri”
Dosen Pengampu:
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si
3
C. Pencatatan Modal Saham
Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah-
istilah berikut ini :
a. Modal saham statuter atau modal saham yang ditorisasi, yaitu jumlah saham yang
dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendiran perusahaan
b. Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar)
c. Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dotorisasi tetapi
belum dijual.
d. Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibel kembali
oleh perusahaan
e. Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang dissihkan karena sudah dipesan
untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila harga jualnya
sudah dilunasi
PSAK No. 21 paragraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual dicatat
dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang tercantum
dalam lembaran saham. Jika harga jualnya tidak sama dengan nilai nominal selitinya
dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham Rekening agic saham
menunjukkan selisih di nilal nominal dan rekening disagio saham menunjukkan selish
bawah nila nominal.
4
D. Pembatalan Pesanan Saham
Saham yang sudah dipesan, jumlah lembamya disikan tersendiri dan akan
diserahkan kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi
pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat
mengambil salah satu jalan sebagai berikut :
a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan
b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (dak dikembalikan
d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima
Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi adanya pemesan yang tidak dapat
melunasi kekurangannya tergantung dan tindakan yang diambil perusahaan Contoh
pencatatan pembatalan pesanan saham dambikan dari contoh di muka yaitu pesanan
sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dan pesanan
tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar dak dapat
melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat
dijual kembali dengan kurs 105.
Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila dalam masing-masing keadaan adalah
sebagai berikut :
a) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan
Modal saham dipesan Rp 100.000,00
Agio saham 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Kas Rp 77.000,00
Kas Rp 105.000,00
Modal saham Rp 100.000,00
Agio saham 5.000,00
b) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya
atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
Modal saham dipesan Rp
100.000,00
Agio saham 10.000,00
5
Piutang pesanan saham Rp 33.000,00
Utang pada pemesan Rp 77.000,00
Kas Rp
105.000,00
Utang pada pemesan 5.000,00
Modal saham Rp
100.000,00
Agio saham 10.000,00
Utang pada pemesan Rp 72.000,00
Kas Rp 72.000,00
Kas Rp10.500,00
Disagio saham prioritas 750,00
6
Modal saham prioritas Rp10.000,00
Modal saham biasa 1.000,00
Agio saham biasa 250,00
Dari contoh di atas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9.500,00 maka
perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode
proporsional sebagai berikut:
Harga pasar saham biasa Rp10.500,00
Harga pasar saham prioritas 1.250,00
Harga pasar keseluruhan saham Rp 9.20,00
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa disagio saham sebesar Rp30,00 dan disagio
saham prioritas sebesar Rp500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan satu
saham sebagai berikut:
Kas Rp10.500,00
Disagio saham biasa 30,00
Disagio saham prioritas 720,00
Modal saham biasa Rp1.250,00
Modal saham prioritas 10.000,00
7
terjadi jika penilaian dilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah menghindari adanya
disagio saham, sehingga aktiva dan modal saham akan dicatat terlalu besar. Apabila
modal saham dan aktiva yang diterima dicatat terlalu besar maka modal saham itu
disebut “watered”. Tetapi jika dicatat terlalu kecil maka neraca yang disusun
mengandung “cadangan rahasia”.
Contoh:
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1.000,00 per lembar dan
ditukar dengan sebuah gedung.
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar Gedung diketahui
sebesar Rp15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp15.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 5.000.000,00
2. Apabila harga pasar gedung tidak diketahui, tetapi harga pasar saham diketahui
sebesar Rp14.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp14.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 5.000.000,00
3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui, dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar
Rp12.500.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp12.500.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham 2.500.000,00
8
Kas Rp10.000,00
Disagio saham biasa 500,00
Disagio saham prioritas 500,00
Modal saham biasa Rp10.000,00
Modal saham prioritas 1.000,00
Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:
Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp10.000,00
Harga pasar saham prioritas (10 lembar) 9.500,00
Disagio saham prioritas Rp 500,00
10
PT yang baru diberi nama PT Risa Fadila dengan modal saham biasa sebanyak
3.000 lembar dengan nilai nominal @Rp1.000,00. Semua aktiva Firma A&Z (kecuali
kas) diserahkan kepada PT Risa Fadila dari semua utang Firma A&Z akan dilunasi oleh
PT Risa Fadila. Firma A&Z menerima 1.500 lembar saham dari PT Risa Fadila untuk
penukaran perusahaannya. Sisa saham yang ada dijual dengan harga Rp1.000,00 per
lembar.
Dalam perubahan bentuk perusahaan ini, oleh PT Risa Fadila diadakan beberappa
penyesuaian terhadap catatan Firma A&Z sebagai berikut:
1. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi Rp20.000,00.
2. Barang dagangan dinilai sebesar Rp255.000,00 (berdasarkan harga beli pada
tanggal 5 Oktober 2020).
3. Aktiva tetap dinilai kembali menjadi RP1.500.000,00 dan akumulasi depresiasi
sebesar Rp400.000,00.
Saham yang diterima oleh Firma A&Z dibagikan untuk A sebanyak 500 lembar dan
untuk Z 1.000 lembar. Sisa uang dari Firma dibagi kepada A&Z sesuai dengan sisa
modal masing-masing.
1. Jika buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru
Perubahan terhadap nilai aktiva dicatat langsung ke rekening
modal anggota, kemudian rekening modal anggota ditutup dan rekening
modal saham dikredit. Sesudah itu transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan PT Risa Fadila akan dicatat dalam buku-buku
tersebut. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:
11
Sesudah jurnal diatas diposting, dapat disusun neraca PT Risa Fadila per
5 Oktober 2020 sebagai berikut:
2. Jika buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk
perusahaan baru
Jika dibuat buku-buku baru untuk PT, maka semua rekening dalam buku
firma ditutup dan aktiva serta utang firma dicatat dalam buku PT. Pada
waktu mengadakan penutupan buku-buku firma dibuat jurnal untuk
mencatat perpindahan aktiva dan utang-utang firma ke PT, penerimaan
12
saham dan pembagian saham serta uang kepada anggota firma. Jurnal
untuk menutup buku-buku firma sebagai berikut:
13
Kas Rp95.000,00
Piutang 180.000,00
Persediaan barang 200.000,00
Aktiva tetap 800.000,00
Sedangkan jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila sebagai berikut:
Dalam jurnal diatas aktiva yang diterima oleh PT Risa Fadila dicatat
dengan jumlah penilaian kembali dan cadangan kerugian piutang serta
akumulasi depresiasi di kredit. Alternatif lain yang dapat dilakukan
adalah aktiva dicatat dengan jumlah nilai sehat sesudah penilaian
kembali. Sehingga dalam cara ini tidak ada pencatatan untuk cadangan
kerugian piutang dan akumulasi depresiasi.
14
perolehan saham treasury yang dijual kembali dapat menggunakan metode identifikasi
khusus rata-rata dan lain-lain. Dalam metode cost, harga jual penerbitan saham mula-
mula tidak mempengaruhi pencatatan dan penerbitan kembali saham treasury. Jika
saham treasury dijual kembali dengan harga di atas harga perolehan, kelebihan tersebut
dikreditkan ke rekening modal disetor dari saham treasury. Jika saham treasury dijual
kembali dengan harga dibawah harga perolehan selisihnya pertama kali diperlakukan
sebagai pengurang modal disetor dari saham treasury yang timbul dari transaksi
penjualan kembali saham treasury sebelumnya. Jika saldo rekening modal disetor dari
saham treasuri tidak mencukupi, selebihnya dicatat sebagai pengurang laba ditahan.
15
2) Pembelian treasury stock dianggap sebagai tambahan terhadap elemen modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya (metode harga perolehan)
Keterangan:
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock
sebesar harga beli atau harga perolehannya. Jika sebelumnya ada penjualan treasury
stock dibuat neraca, maka trasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai
berikut:
Modal saham Rp1.000.000
Agio saham 200.000
Laba tidak dibagi 150.000
Rp1.350.000
Treasury Stock 130.000
16
Rp1.220.000
Jika treasury stock dijual, maka terdapat 2 kemungkinan:
a) Harga jual lebih tinggi dari harga perolehan. Selidihnya dicatat dalam rekening agio
saham atau rekening sendiri yang akan dilaporkan menambah modal yang disetor.
b) Harga jual lebih rendah dari harga perolehan. Selidihnya didebitkan ke rekening laba
tidak dibagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z. (2021). Intermediate Accounting (Kesembilan). UPP STIM YKPN.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2007). Akuntansi Intermediate (edisi kedua).
Penerbit Erlangga.
(Baridwan, 2021) (Kieso et al., 2007)
18