Anda di halaman 1dari 12

Nama:GabrielYehezkiel

Nim :2019031007 CHAPTER 15

EKUITAS

A. Corporate Capital

1. Corporate Law

a. Corporate law

Setiap orang atau sekelompok orang yang ingin mendirikan perusahaan, mereka harus
memenuhi persyaratan yang diadakan oleh pemerintah melalui peraturan perundang –
undangan tertentu. Setelah terpenuhinya persyaratan ini, pemerintah melalui lembaganya
akan mengeluarkan sebuah surat izin sebagai pertanda legalitas berdirinya suatu perusahaan.

b. Share system

Equity dari sebuah perusahaan menurut peraturan yang berlaku terdiri dari saham yang relatif
berjumlah besar. Kepemilikan saham dalam sebuah perusahaan mencerminkan seberapa
besar kontrol dan pengaruh pemegang saham terhadap perusahaan yang bersangkutan. Misal,
Dika Gustiana mimiliki 48% saham Pertamina, maka 48% ini mencerminkan porsi
kepemilikan dika terhadap Pertamina.

Dengan tidak adanya pemisahan proporsi, setiap saham memiliki hak sebagai berikut :

 Pembagian secara proporsonal dalam laba dan rugi


 Hak suara dalam Rapat umum pemegang saham (RUPS), kecuali saham preference
 Mendapatkan pembagian yang sama jika perusahaan dilikuidasi
 Mendapatkan hak yang sama atas penawaran pertama dari saham baru yang
diterbitkan

c. Variety of ownership

Secara umum, terdapat 2 jenis saham yang biasanya terdapat pada perusahaan, yaitu ordinary
share dan preference share. Ordinary share adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau
sertifikat yang memberikan bukti atas hak dan kewajiban menyangkut andi kepemilikan
dalam perusahaan. pemegang ordinary share mungkin saja tidak mendapatkan dividen pada
tiap akhir tahun, tetapi pemegang saham ini memiliki hak suara dalam RUPS.

Tipe yang lainya adalah Preference share, yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham, karena memungkinkan pemegangnya untuk mendapatkan
penghasilan yang tetap. Mereka dijamin akan memperoleh laba pada tingkat yang sudah
ditentukan sebelumnya dan pembayaranya ini dilakukan sebelum pemberian dividen kepada
para pemegang saham biasa. Namun para pemegang saham preference ini tidak memiliki
suara dalam RUPS.88

2. Component of equity
Equity adalah residual harta perusahaan setelah dikurangi dengan utang perusahaan. Equity
sering disebut sebagai shareholders equity, stockholders equity, atau modal perusahaan.
dalam pelaporan keuangan, equity diklasifikasikan sebagai berikut :

 Share capital
 Share premium
 Retained earnings
 Accumulated other comperhansive income
 Treasury share
 Non – controling interest

Perusahaan sering membedakan antara contributed capital (paid – in) dan earning capital.
Contributed capital adalah jumlah yang dibayarkan untuk saham atau jumlah dana/modal
yang disediakan oleh para share holders perusahaan untuk digunakan alam operasi bisnis
perusahaan. Sedangkan earning capital berasal dari profit yang terajadi/diterima dalam
operasi perusahaan. Total modal ini mencerminkan akumulasi profit yang tidak
didistribusikan kepada para pemegang saham. Retained earning mencerminkan earning
capital yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Issuance of share

Dalam penerbitan saham, perusahaan harus mengikuti peraturan yang sudah ada.

pertama, lembaga pemerintah yang terkait harus mengizinkan perusahaan untukmenerbitkan


saham, dimana secara umum tercermin dalam serfitikat. Selanjutnya,perusahaan melakukan
penawaran untuk penjualan saham ini, dimana biasanya terdapat perjanjian untuk menjual
saham ini. lalu perusahaan akan menerima jumlah saham yang diizinkan untuk diterbitkan,
selanjutnya perusahaan akan menerbitka saham. saat perusahaan menerima izin untuk
menerbitkan saham, perusahaan tidak harus membuat jurnal apapun.

a. Par value share

Par value dari saham tidak berhubungan dengan fair value dari saham. nilai par valueyang
rendahdari sebuah perusahaan dimaksudkan untuk menghindari contingentliability yang
terkaitdengan saham yang dijual dibawah par.Untuk memperlihatkan informasi tentang
penerbitansaham dengan nilai par, akunharus dipertahankan dalam masing – masing
kelompok sebagai berikut :

 Saham preferen atau saham biasa, kedua akun ini mencerminkan nilai par saham
persereoan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan.
Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini, kecuali ada saham tambahan yang
diterbitkan atau ada saham yang ditarik.
 Share premium, yaitu saham yang dibayar lebih tinggi dari nilai parnya dari
shareholders saat penerbitan kembali saham untuk mereka.

b. Saham tanpa nilai par


Banyak negara yang mengizinkan perusahaan untuk menerbitkan saham tanpa nilaipar. Jika
saham tidak memiliki nilai par, maka perlakuan terhadap saham yang memiliki nilai par tidak
akan muncul, yaitu mencatat apakah ada share premium atau tidak.

Terdapat dua alasan kenapa perusahaan mengeluarkan saham tanpa nilai par. Alasan pertama
adalah untuk menghindarkan perusahaan dari contingent liability yang muncul akibat
penjualan saham perusahaan dengan nilai dibawah par. Alasan kedua adalah untuk
menghindari terjadinya kebingungan antara nilai par dan fair value.

Sebagai contoh, misalnya perusahaan X menjual saham tanpa nilai Parsebanyak


10.000 lembar saham. 500 lembar saham biasa terjual seharga $10/saham.maka jurnal yang
harus disusun adalah :

Cash
$5.000

Ordinary share $5.000

Lalu perusahaan kembali menjual 500 lembar saham lainya. kali ini perusahaan mampu
menjual saham dengan harga $11/lembar. Maka jurnalnya adalah :

Cash $5.500

Ordinary share $5.500

Beberapa negara mengharuskan saham yang tidak memiliki par value harus memiliki stated
value. Stated value adalah harga minimal dimana jika saham ditawar padaharga dibawah
stated value maka perusahaan tidak akan menerbitkan saham tersebut. jika saham terjual
diatas stated value, maka selisih ini akan ditampung pada akun share premium. Misal, sebuah
perusahaan menjual 1.000 lembar saham biasa dengan stated value $50 dan terjual pada harga
$100. Maka jurnal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Cash $100.000

Share Capital – ordinary share


$50.000

Share premium – ordinary share $50.000

c. Share issued with other securities (Lump – sum sales)

Masalah akuntansi dalam penjualan saham adalah mengalokasikan hasil diantarabeberapa


kelompok sekuritas. Perusahaan dapat menggunakan dua metode alokasiyang tersedia, yaitu
(1) metode proporsional, dan (2) metode incremental.

1) Metode proporsional, yaitu metode yang digunakan jika fair value atau dasarlainya
yang dapat digunakan untuk menentukan nilai relative untuk setiapkelompok
sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang dialokasikan antarkelompok sekuritas
dapat dilakukan secara proporsional. Sebagai contoh,asumsikan perusahaan A
menerbitkan 1000 lembar saham dengan stated value$100 dan fair value $150 dan
1000 lembar saham preference dengan statedvalue $100 dan terjual $200. Kedua
saham ini terjual seharga $300.000. Maka alokasinya adalah sebagai berikut:

Fair value ordinary saham ($150 x 1000)


$150.000

Fair value preference saham ($200 x 1000) $200.000

Agregat fair value $350.000

Allocated to ordinary share $150.000/$350.000 x $300.000 $128.571

Allocated to preference share $200.000/$350.000 x $300.000


$171.429

Total allocation $300.000

2). Metode incremental, yaitu metode yang jika nilai pasar salah satu kelompo
ksekuritas tidak tersedia. Nilai pasar yang tersedi auntuk kelompok sekuritas tertentu
maka akan digunakan sebagai dasar untuk kelompok yang diketahui,dan sisa nilai
lump sum akan dialokasikan kepada sekuritas yang tidakdiketahui nilai pasarnya.
Sebagai contoh, asumsikan perusahaan A menjual1000 ordinary share dengan stated
value $100 dan fair value $120 serta 1000 saham dengan stated value $100 dan tidak
diketahui fair valuenya. Kedu asekuritas ini terjual secara bersamaan dengan harga
$300.000. Maka pengalokasian dilakukan sebagai berikut:

Lump sum allocated $300.000

Allocated to ordinaryshare (1000 x $120)


($120.000)

Allocated to preference share


$180.000

Jika perusahaan tidak dapat memperhitungkan nilai fair valu dari setiap kelas
saham,maka perusahaan dapat menggunakan pendekatan yang lain. Dalam situasi
ini,perusahaan dapat menggunakan appraisal untuk menilai saham.

d. Share issued in non – cash transaction

Akuntasin untuk penerbitan sahamatas properti atas jasa kadang – kadang


menimbulkan masalah dalam penilainya. Aturan umumnya adalah saham yang
diterbitkan untuk service or property selain dari cash, dicatatsebesar fair value
dariservice or property yang diterima. jika fair value dari barang dan jasa tidak
dapatdiukur secara andal, maka nilai yang digunakan adalah fair value dari saham
yang diterbitkan.

ika perusahaan dapat memperhitungkan keduanya dari transaksi hasil dari pertukaran,
maka memungkinkan akan terdapat sedikit perbedaan nilai wajar. Dalam kasus
ini,maka basis untuk penilaian tidak akan menjadi masalah.

Jika perusahaan tidak dapat memperhitungkan salah satu diantara nilai fair value
share atau fair value dari goods and service, maka harus menggunakan teknik valuasi.

Berdasarkan data yang tersedia, valuasi dapat menggunakan fair value dari shares
ataufair value dari barang dan jasa. Perusahaan harus menghindari penggunaan
bookvalue, par value atau stated value sebagai basis transaksi.

Untuk ilustrasi kasus diatas, asumsikan perusahaan X menerbitkan 10.000


sahamdengan par value $10 untuk pertukaran dengan patent. Misalkan :

 Perusahaan tidak dapat menentukan fair value patent dengan andal. Diketahui
fair value dari saham adalah $140.000 , maka :

Patent $140.000

Share capital – Ordinary $100.000

Share premium – ordinary $40.000

 Perusahaan tidak dapat menghitung fair value dari saham, tetapi diketahui fair
value dari patent adalah sebesar $150.000. Maka :

Patent $150.000

Share capital – ordinary


$100.000

Share Premium – ordinary $50.000

 Perusahaan tidak dapat menghitung fair value dari patentn dan saham. pihak
eksternal menilai fairvalue patent sebesar $125.000. Maka :

Patent $125.000

Share capital – ordinary $25.000

Share premium – ordinary $100.000

e. Biaya penerbitan saham

Saat perusahaan menerbitkan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatat biaya yang
dikeluarkan untuk menjual saham. biaya – biaya tersebut seperti biaya penjaminan, biaya
akuntansi dan huku, biaya percetakan dan pajak. Biaya – biaya ini dicatat sebagai
pengurangan jumlah yang diterima. oleh karena itu, biaya – biaya ini akan didebet dan akan
bersifat mengurangi modal yang disetor.

4. Preference share

Preference share adalah tipe special dimana pemegang saham jenis ini akan menerim
pendapatan yang tetap setiap tahunya. Tidak seperti ordinary share, beberapa features yang
dimiliki oleh preference share diantaranya adalah :

 Pengistimewaan dalam pembagian dividen


 Pengistimewaan dalam pembagian aset jika perusahaan dilikuidasi
 Dapat diubah kedalam bentuk saham biasa
 Tidak memiliki hak suara dalam RUPS

Perusahaan yang menerbitkan preference share dengan par value menampilkan besaran
dividend yang akan diterima dari par value. Misal 8% dengan par value $100.Maka besaran
dividen yang akan diterima adalah sebesar $8/ lembar.

a. Features of preferenace share

1) Acumulative preference share. hal ini mengharuskan jika perusahaan tidak mampu
membayar besaran dividen yang telah ditentukan sebelumnya pada tahun berjalan,
maka besaran dividen ini harus dibayarkan pada tahun selanjutnya dan besaran
dividend yang belum mampu dibayar ini akan dianggap sebagai utang dividend.
2) Participating preference share
3) Convertible preference share. fitur ini memungkinkan para pemegang saham
preference untuk mengubah saham preferenya menjadi saham biasa.
4) Callable preferences shares. Fitur ini mengizinkan perusahaan untuk membeli kembali
preference share pada tanggal dan jumlah yang telah ditetapkan.
5) Redeemable preference shares. Kebanyakan preferen share memiliki fitur ini yang
menjadi preferen share seperti obligasi.

b. Accounting for and reporting preference share

Perlakuan akuntasi untuk saham preferen sama dengan ordinary share. sebagai

contoh, asumsikan perusahaan X menerbitkan saham preferen sebanyak 10.000

lembar dengan nilai par $100 dan memiliki fair value $150/lembar. Maka :

Cash $150.000

Share capital – preference $100.000

Share premium – Preference $50.000

B. Reacquition of shares

Perusahaan sering membeli kembali saham milik mereka. Perusahaan membeli


kembali saham yang telah dikeluarkan atas beberapa alasan, diantaranya adalah :

 Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang
saham
 Untuk meningkatkan laba per saham dan meningkatkan pengembalian atas ekuitas.
Dengan mengurangi jumlah sama yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang
saham, rasio kinerja tertentu sering kali meningkat
 Untuk memenuhi kebutuhan saham dalam kontrak kompensasi karyawan atau
memenuhi kebutuhan merger yang potensial
 Untuk mengurangi upaya pengambilalihan dan mengurangi pemegang saham
 Membentuk pasar bagi saham

1. Pembelian treasury shares

Perusahaan pada umumnya menggunakan dua metode yanag ada untuk kasus

pembelian treasury, yaitu :

 Metode biaya. Metode ini menghasilkan pendebetan akun saham treasury

untuk biaya reakuisisi, serta dalam metode ini dalam pelaporan keuangan

sebagai pengurang dari modal yang disetor atau laba yang ditahan.

 Metode nilai par atau stated value. Dalam metode ini, dilakukan pencatatan

semua transaksi pada nilai parnya dan melaporkan treasury hanya sebagai

pengurang atas modal saham.

Kebanyakan perusahaan menggunakan metode biaya. Sebagai ilustrasi, asumsikan


perusahaan X menerbitkan 100.000 saham dengan nilai par $30/saham dan market valuenya
adalah $51/lembar. Diketahui retained earning memiliki saldo $1.000.000. Maka :

Equity

Share capital – ordinary, $30 par

100.000 share issued and outstanding


$3.000.000

Share permium ordinary


$2.100.000

Retained earning $1.000.000

Total equity $6.100.000

Diawal tahun, perusahaan X memutuskan untuk membeli kembali 10.000 saham


dengan harga $45/lembar. Maka :

Treasury shares $450.000

Cash $450.000

Maka, sesi ekuitas pada laporan posisi keuangan setelah terjadinya transaksi pembelian
10.000 lembar saham treasury adalah sebagai berikut :

Equity

Share capital – ordinary, $30 Par

100.000 shares issued and outstanding


$3.000.000

Share premium – ordinary $2.100.000

Retained earnings $1.000.000

Less : Treasury share (10.000 shares) ($450.000)

Total equity $5.650.000

2. Sale of treasury shares

Perusahaan sering kali menjual kembali treasury shares. Saat penjualan saham, pencatatan
akuntansi bergantung pada harga jual. Jika perusahaan menjual treasury shares sebanding
dengan cost, maka perusahaan akan mendebet cash dan mengkredi ttreasury shares. Namun
jika tidak sebanding, maka hanya ada dua kemungkinan, yaitu above atau below.

a. Sale of treasury share above cost

Saat menjual saham diatas biaya perolehan, maka perusahaan mengkredit selisih ini ke akun
share premium. Sebagai ilustrasi, perusahaan X menjual kembali 10.000 saham dengan harga
$51/lembar dengan cost $45/lembar. Maka :

Cash $510.000

Treasury shares

$450.000

Share premium – treasury shares

$60.000

b. Sale of treasruy share below cost


Saat menjual saham dibawah biaya perolehan, maka perusahaan mendebit selisihnya ke akun
share premium. Misalnya perusahaan X menjual 10.000 lembar saham dengan harga
$42/lembar dan cost per lembar $45. Maka :

Cash $420.000

Share premium – treasury shares $30.000

Treasury shares
$450.000

C. Dividend policy

Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan saldo
laba ditahan yang tersedia secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut:

 Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau
sebagian laba dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian
 Beberapa hukum yang berkaitan dengan perseroan mensyaratkan bahwa laba yang
ekuivalen dengan saham treasury yang dibeli dilarang untuk dibagikan sebagai
dividen
 Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dari tahun – ketahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi itu sebagai dasar untuk membayar dividen tahun –tahun berikutnya
 Keinginan untuk membentuk perlindungan atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

1. Kondisi keuangan dan pembagian dividen

Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan
untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Selain itu,kebutuhan akan uang tunai
untuk kebutuhan sehari – hari untuk penggajian dan pengeluaran kas lainya yang tidak
dimasukan kewajiban lancar juga membutuhkankas.

Jadi sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana


untuk membayar dividend. Suatu dividend sebagiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi
keuagan yang sekarang atau mendatang tampak menjamin pembagian dividen.

2. Type of dividend

a. Cash dividend

Pengumuman pembagian dividend tunai akan menimbulkan kewajiban dan karena


pembayaranya biasanya dilakukan dengan segera, dividend payable pada umumnya
diklasifikasikan sebagai current liabilities. Ada tiga tahapan dalam pembagian dividend, yaitu
(1) declare, (2) recorded, and (3) pembayaran. Sebagai contoh, perusahaan X pada 10 juni
2019 mendeklarasikan akan membayar dividend sebesar $0,5/lembar saham untuk 1.800.000
lembar saham yang akan dibayar pada 16 july dan dicatat pada tanggal 24 juni. Maka :

At date of declaration (10 juni 2019)

Dividend $900.000

Dividend payable $900.000

At date of recording (24 juni 2019)

No entry

At date of payment (16 juli 2019


Dividend payable $900.000

Cash $900.000

b. Property dividend

Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas, dapat berupa barangdagang, real
estate atau investasi yang dirancang oleh dewa direksi. Ketika dividen dproperty diumumkan,
maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajarproperty yang akan dibagikan dengan
mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan dari fair value dengan book
value pada saat tanggal pengumuman.

Sebagai contoh, Tsen mendistribusikan sejumlah surat berharga dengan nilai buku
$1.250.000 kepada para pemegang saham yang dideklarasikan pada tanggal 28 desember
2018. Dividen ini akan didistribusikan pada january 30 januri 2019 dengan nilai fair value
investasi adalah sebesar $2.000.000. Maka :

At date of declaration (28 desember 2018)

Equity investment $750.000

Unrealized holding gain – income $750.000

Dividend $2.000.000

Property dividend payable $2.000.000

At date of distributions (30 january

2019) Property dividend payable $2.000.000

Equity investment $2.000.000

c. Liquidating dividends
Dividend jenis ini adalah dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan, yang menyiratkan
bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari
laba. Dengan kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan
pengurangan modal yang disetor perusahaan dan sejauh itu merupakan dividend likuidasi.
Sebagai contoh, McChensy menerbitkan “dividend”untuk para pemegang saham sebesar
$1.200.000. dividend berasal dari earning sebesar $900.000 dan sisanya berasal dari saham.
maka :

At date of declaration

Retained earning $900.000

Share capital – ordinary $300.000

Dividen payable
$1.200.000

At date of distribution

Dividenpayable
$1.200.000

Cash
$1.200.000

3. Share dividend and shares splits

a. Shares dividends

Penerbitan saham oleh suatu perusaaan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham
atas dasar pro rata. Dalam pencatatan share dividend, beberapa pihak percaya bahwa
perusahaan harus mentransfer par value dan shares issued sebagai dividend dan retained
earning kepada share capital.

Sebagai contoh, Vinc menerbitkan 100.000 saham dengan par value $10/lembar dandiketahui
saldo retained earning perusahaan adalah sebesar $5.000.000. vinc memutuskan untuk
mengeluarkan dividen sebanyak 10% atau mengeluarkan dividen ddalam bentuk saham
sebanyak 10.000 lembar. Maka :

At date of declaration

Retained earnings $100.000

Ordinary share dividend distributible


$100.000

At date of payment

Ordinary share dividend distributable $100.000


Share capital – ordinary
$100.000

b. Shares splits

Manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin

hubungan dengan masyarakat yang lebih baik. Kepemilikan yang lebih luas sangat

diperlukan karena itu. mereka ingin memiliki saham dengan harga yang cukup rendah

sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas calon investor. Untuk

mengurangi nilai saham, cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan

pemecahan saham.

Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal untuk mencatat pemecahan.

Namun suatu catatan memorendum dibuat untuk menunjukan bahwa nilai par saham

telah berubah dan jumlah saham telah bertambah.

c. Perbedaan pemecahan saham dan dividen saham

Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penuruna nilai par
atau ditetapkan persaham. Sementara dividend saham, meskipun menghasilkan kenaikan
jumlah yang beredar, namun tidak mengurangi nilai par value. Jadi dividend ini menambah
jumlah nilai par dari saham yang beredar. Ketika tambahan saham diterbitkan dengan tujuan
mengurangi harga pasar, maka pembagian itu lebih kepada pemecahan saham, bukan
dividend saham.

Anda mungkin juga menyukai