Anda di halaman 1dari 8

Perlakuan Akuntansi atas Modal Saham

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan II


Kode Mata Kuliah : EKA 328
Kelas : B1

Oleh :
1.Made Arindra Riswana 1907531272
2.Ni Putu Febriyani 1907531267
3.Ida ayu adinda prabawati 1907531271
4.Elsa Donita Aritonang 1907531279
5.Putu Gede Harya Pradnya Maha Arsa 1907531264

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS UDAYANA
2020
I. PENGERTIAN MODAL SAHAM
Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah
besar unit atau lembar saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaaan tertentu
yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang
harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum
Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan
keitimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham
memiliki hak-hak berikut :
1. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional
2. Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara proporsional
3. Untuk membagi aktiva perusahaan apabila terjadi likuidasi secara roporsional
4. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama disebut hak istimewa.
Hak Istimewa untuk melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan
kepentingan kepemilikan di luar kemauannya. Tanpa hak ini, pemegang saham yang
memiliki persentase kepentingan tertentu akan merasa dirugikan akibat penerbitan
saham tambahan tanpa sepengetahuannya pada tingkat harga yang tidak
menguntungkan mereka. Namun banyak perseroan yang menghapus hak istimewa ini.

II. PENERBITAN SAHAM


Dalam penerbitan saham, prosedur berikut harus dilakukan. Pertama, saham harus
diotorisasi oleh Negara bagian, umumnya dalam suatu sertifikat atau akta perusahaan.
Kemudian, saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk menjual saham itu;
lalu, dana dari saham dikumpulkan dan saham diterbitkan.
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik
berikut :
1. Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
2. Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
3. Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya
(penjualan lump sum)
4. Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
5. Akuntansi untuk biaya penerbitan saham

Saham dengan Nilai Pari


Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar wajarnya. Saat ini, nilai
pari yang berkaitan dengan penerbitan sebagian besar modal saham sangat rendah
sebagai contoh, nilai pari PepsiCo $0,01, Kellog $0,25, dan Hersey $1, yang sangat
kontras dengan situasi pada awal tahun 1990-an ketika secara praktis semua saham
yang diterbitkan memiliki nilai pari $100. Nilai pari yang rendah membantu perusahaan
menghindari kewajiban kontinjen yang berkaitan dengan saham yang dijual di bawah
nilai pari.
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun
harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut :
1. Saham Preferen atau Saham Biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari
saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali
diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini kecuali saham tambahan
yang diterbitkan atau saham yang ditarik.
2. Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal (Additional
Paidin Capital). Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor oleh pemegang saham
sebagai pengganti saham yang diterbitkan untuk mereka.

Saham Tanpa Nilai Pari


Banyak Negara bagian mengizinkan penerbitan modal saham tanpa nilai pari. Jika
saham tidak memiliki nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam
menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul. Situasi ini
memiliki keunggulan tertentu jika saham yang diterbitkan untuk pos-pos property
seperti aktiva tetap berwujud atau tidak berwujud.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa Negara bagian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan
sebagai modal dasar yang akan mengurangi fleksibilitas dalam pembayaran dividen.
Saham tanpa nilai pari, seperti saham dengan nilai pari, dijual untuk berapapun
harganya yang akan diperoleh. Tetapi tidak seperti saham dengan niali pari, saham itu
diterbitkan tanpa agio atau disagio. Jumlah yang diterima merepresentasikan kredit
pada saham preferen atau biasa. Sebagai contoh, Video Electronics Corporation
didirikan dengan 10.000 lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai pari. Jika 500
lembar saham kemudian diterbitkan dengan harga $10 per saham, maka ayat jurnalnya
adalah:
Kas 5.000
Saham Biasa—Tanpa Nilai Pari 5.000
Jika 500 lembar lagi diterbitkan dengan harga $11 per saham, maka ayat jurnalnya:
Kas 5.500
Saham Biasa—Tanpa Nilai Pari 5.500
Jika 1.000 lembar dengan nilai ditetapkan $5 diterbitkan pada $15 per saham secara
tunai, maka jurnalnya adalah:
Kas 15.000
Saham Biasa 5.000
Modal Disetor yang Melebihi Nilai Ditetapkan 10.000
Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Penjualan Lump Sum)
Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil di
antara beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan menggunakan dua metode alokasi
yang tersedia yaitu : (1) metode proporsional, (2) metode inkremental
Metode Proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik
untuk menentukan nilai relative setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump
sum yang diterima dialokasikan antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar
proporsional. Contoh, sebuah perusahaan menerbitkan 1.000 lembar saham biasa
dengan nilai ditetapkan $10 yang memiliki harga pasar $20 per saham, dan 1.000
lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang memiliki harga pasar $12 per saham
diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000.

Metode Inkremental adalah jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak
dapat ditentukan, maka metode incremental dapat digunakam. Nilai pasar sekuritas itu
digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari
nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui. Contoh,
jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 memiliki nilai pasar $20 dan
1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang tidak memiliki harga pasar
ditetapkan diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka alokasi dari
$30.000 itu untuk kedua kelompok adalah:

Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas


Akuntansi untuk penerbitan saham atas priperti atau jasa kadang-kadang
menimbulkan maslaah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah ; Saham yang
diterbitkan untuk jasa atau property selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar wajar
saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan non kas yang
dterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara jelas.
Jika keduanya telah dapat ditentukan, dan transaksi itu merupaan hasil pertukaran
jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya perbedaan nilai pasar wajar sangatlah kecil.
Dalam kasus seperti itu, tidak menjadi masalah mana yang akan digunakan sebagai
dasar untuk penilaian pertukaran.
Serangkaian transaksi berikut menggambarkan prosedur pencatatan penerbitan
10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari $10 yang ditukar dengan paten pada
Marlowe Company, dalam berbagai keadaan.
1. Nilai pasar wajar paten belum dapat ditentukan oleh Marlowe, tetapi nilai pasar
wajar saham diketahui sebesar $140.000

Paten 140.000
Saham Biasa (10.000 lembar x $10 per saham) 100.000
Agio Saham Biasa 40.000

2. Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan oleh Marlowe, tetapi nilai pasar
wajar paten ditetapkan sebesar $150.000

Paten 150.000
Saham Biasa (10.000 lembar x $10 per saham) 100.000
Agio Saham Biasa 50.000

3. Nilai pasar wajar saham maupun nilai pasar wajar paten belum diketahui oleh
Marlowe. Konsultan independen menetapkan nilai paten sebesar $125.000
berdasarkan pada aliran kas diskonto yang diharapkan.

Paten 125.000
Saham Biasa (10.000 lembar x $10 per saham) 100.000
Agio Saham Biasa 25.000

Biaya Penerbitan Saham


Ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham, ,maka seharusnya melaporkan biaya
yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya penjaminan,biaya akuntansi dan
hukum, biaya percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah yang disetor. Oleh
karena itu, biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut
tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak
langsung lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada
saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan hubungan antara biaya-biaya tersebut
yang diterima dari hasil penjualan.

III. SAHAM PREFEREN


Saham preferen adalah Saham dengan kelas khusus yang memiliki kelebihan
atau fitur yang tidak dimiliki saham biasa. Karakteristik yang paling sering berkaitan
dengan penerbitan saham preferen:
1. Preferensi atas dividen
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan
5. Tidak mempunyai hak suara

Karakteristik Saham Preferen

Saham Preferen Kumulatif


Dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar dividen dalam satu tahun,
maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dbagikan
kepada pemegang saham biasa.

Saham Preferen Partisipasi


Pemegang saham ini membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap
pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan.

Saham Preferen Konvertibel


Mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya, menukar saham preferen
menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.

Saham Preferen yang Dapat Ditarik


Mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menebus, pada
opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada
harga yang telah ditentukan.

Saham Preferen yang Dapat Ditebus


Terbitan saham preferen yang mempunyai karakter yang membuat sekuritas itu
bersifat seperti hutang (mempunyai kewajiban hukum untuk membayar) dan bukan
seperti instrument ekuitas. Misalnya pada saham preferen yang dapat ditebus ini
mempunyai periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan penerbit saham.

Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen


Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi
saham biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen
dan tambahan modal disetor. Misalkan Bishop. Co. menerbitkan 10.000 saham
preferen dengan nilai pari sebesar $10 seharga $12 per saham.

Kas 120.000
Saham preferen 100.000
Modal Disetor sebagai Kelebihan dari Nilai Pari 20.000
Berkebalikan dengan obligasi konvertibel (dicatat sebagai kewajiban saat
tanggal penerbitan), perusahaan memasukkan saham preferen konvertibel sebagai
ekuitas pemegang saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham preferen
konvertibel, tidak ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian.
Perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian ketika berurusan dengan
pemegang saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan. Namun
perusahaan memakai metode nilai buku : mendebit saham preferen dan tambahan
modal disetor yang terkait dan mengkredit saham biasa dan tambahan modal disetor
(apabila ada kelebihan).

Study Kasus

a.
Tanggal Nama Akun Debet Kredit

10/01 Kas 480.000


Saham preferen 400.000
modal disetor sebagai 80.0000
kelebihan nilai dari pari
01/03 Hutang/ beban jasa pengacara 35.000
saham preferen 25.000
modal disetor sebagai 10.000
kelebihan nilai dari pari
01/07 Kas 240.000
saham preferen 150.000
modal disetor sebagai 90.000
kelebihan nilai dari pari
01/09 Kas 600.000
saham preferen 300.000
modal disetor sebagai 300.000
kelebihan nilai dari pari

b.

Tanggal Nama Akun Debet Kredit

10/01 Kas 480.000


saham biasa 240.000
modal disetor yang 240.000
melebihi nilai di tetapkan
01/03 beban jasa pengacara 35.000
saham biasa 15.000
modal disetor yang 20.000
melebihi nilai di tetapkan
01/07 Kas 240.000
saham biasa 90.000
modal disetor yang 150.000
melebihi nilai di tetapkan
01/09 Kas 600.000
saham biasa 180.000
modal disetor yang 420.000
melebihi nilai di tetapkan

Anda mungkin juga menyukai