Anda di halaman 1dari 7

MODAL SAHAM

9.1 Pengertian Modal Saham

Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.

Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum
dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik
terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang di setornya. Selain itu bentuk
perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang
menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang
cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak – pihak lain yang
diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang menjalankan PT adalah
orang – orang yang diangkat oleh pemilik.

Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran
dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada pihak –
pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak – pihak yang
mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang di keluarkan oleh PT
dapat dicantumkan nama pemiliknya, disebut saham atas, dapat juga tidak dicantumkan nama
pemiliknya.

Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak yaitu:

1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.

1
Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka
yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.

9.2 Akuntansi Untuk Penerbitan Saham

a) Akuntansi Untuk Penerbitan Saham Biasa


Tujuan utama akuntansi untuk penerbitan saham adalah (1) untuk mengidentifikasi
sumber modal disetor, (2) untuk tetap membedakan antara modal disetor dan saldo
laba. Penerbitan saham biasa hanya memengaruhi akun modal disetor.
Karena adanya proses penerbitan saham maka status saham dapat bermacam-macam yaitu :
1) Saham yang sudah diotorisasi
2) Telah dipesan tetapi belum diserahkan ke pembeli
3) Beredar yaitu telah dijual diserahkan kepada para pemegang saham
4) Dibeli kembali dan disimpan oleh perusahaan
5) Dibatalkan
1. Penerbitan Saham Biasa dengan Nilai Nominal secara Tunai
Dicatat dengan : mendebet rekening Kas dan mengkredit nilai nominal (rekening Modal
Saham) ke Saham Biasa.
Apabila jumlah kas yang diterima dari penjualan saham lebih besar dari nilai nominal maka
agio saham atau tambahan modal Disetor (kredit).
Apabila jumlah kas diterima dari penjualan saham lebih kecil dari nilai nominal maka disagio
saham (debet). Situasi ini bisa terjadi namun jarang. Penjualan saham biasa di bawah nilai
nominal tidak diizinkan di beberapa bagaian karena pemegang saham akan membeli saham
tersebut secara pribadi sebesar antara harga yang dibayarkan pada saat penerbitan partama
kali dengan nilai nominalnya.
Contoh :
Diasumsikan bahwa Hydro-Slide, Inc, menerbitkan 1.000 saham dengan nilai nominal $1 per
lembar secara tunai. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas $1.000
Saham Biasa $1.000
(Mencatat penerbitan 1.000 saham dengan nilai nominal $1)

2
Jika Hydro-Slide menerbitkan tambahan 1.000 saham secara tunai seharga $5 per lembar
dengan nominal $1, maka jurnalnya adalah :
Kas $5.000
Saham Biasa $1.000
Agio Saham (Nilai Nominal) $4.000
(Mencatat penerbitan tambahan 1.000 saham biasa)

Total modal disetor dari kedua transaksi ini adalah $6.000 dan modal dasar $2.000. Jika
Hydro-Slide, Inc memiliki saldo laba sebesar $27.000, bagian ekuitas pemegang saham
sebagai berikut :

HYDRO-SLIDE, INC
Neraca (sebagian)
Ekuitas pemegang saham
Modal disetor
Saham Biasa $ 2.000
Agio saham (nilai nominal) $ 4.000+

Total modal disetor $ 6.000


Saldo Laba $ 27.000+

Total ekuitas pemegang saham $ 33.000

2. Penerbitan Saham Biasa Tanpa Nilai Nominal secara Tunai.


Merupakan saham yang dikeluarkan perusahaan yang tidak mempunyai nilai tercetak dalam
sertifikat saham. Alasan pengeluaran saham tanpa nilai nominal adalah :
1. Untuk menghindari kemungkinan timbulnya utang bersyarat jika saham dikeluarkan dengan
harga dibawah nilai nominal.
2. Untuk menghindari kerancuan hubungan antara nilai nominal dengan nilai pasar saham
Akuntansi pengeluaran saham tanpa nilai nominal seperti halnya saham dengan nilai nominal.

3
Saat saham biasa tidak memiliki nilai nominal namun memiliki nilai yang ditetapkan,
maka ayat jurnal yang dibuat sama seperti yang di ilustrasikan untuk saham dengan nilai
nominal.
Nilai yang ditetapkan itu di kreditkan ke akun Saham Biasa. Begitu juga saat harga
jual saham tanpa nilai nominal di atas nilai yang ditetapkan, maka selisihnya tersebut akan
dikreditkan dan nominalnya itu di masukkan ke akun Tambahan Modal Disetor (Agio
Saham).
Sejumlah negara bagian mewajibkan dewan direksi untuk menentukan nilai
ditetapkan atau nilai dinyatakan bagi saham tanpa nilai nominal ( yang berfungsi seperti nilai
nominal untuk tujuan laporan keuangan ).
Karena perusahaan memiliki kewajiban yang terbatas, para kreditor tidak dapat
mengklaim aktiva pribadi pemegang saham. Namun, sejumlah undang-undang negara bagian
meminta perusahaan menahan kontribusi para pemegang saham, minimal dalam jumlah
tertentu, untuk melindungi para kreditor ( artinya, pembayaran dividen tidak boleh
mengurangi modal perusahaan di bawah batas minimum tertentu ). Jumlah minimum ini
sebagai legal capital. Besarnya legal capital bervariasi dari satu negara ke negara bagian yang
lain, tetapi biasanya setara dengan nilai nominal atau nilai ditetapkan dari saham yang
diterbitkan.

Contohnya :
1.) PT. Teguh Jaya memiliki saham tanpa nilai nominal dengan nilai yang ditetapkan sebesar
$10 dan perusahaan menerbitkan 10.000 saham seharga $12 per lembar secara tunai.
Jurnal yang dibuat adalah :

Kas $120.000
Saham Biasa $ 100.000
Agio Saham (Nilai Dinyatakan) $ 20.000
(Mencatat penerbitan 10.000 saham tanpa nilai nominal dengan nilai yang ditetapkan sebesar
$10)

2.) PT. Teguh Jaya memiliki saham tanpa nilai nominal tetapi PT. Teguh Jaya tidak memiliki
nilai yang ditetapkan. Maka dengan itu seluruh uang yang diterima akan dikreditkan ke akun
Saham Biasa.

4
Jika PT. Teguh Jaya tidak menentukan nilai yang ditetapkan pada saham tanpa nilai nominal,
penerbitan saham 10.000 saham secara tunai seharga $12 per lembar akan dicatat sebagai
berikut :

Kas $120.000
Saham Biasa $120.000
(Mencatat penerbitan 10.000 saham tanpa nilai nominal)

b) Akuntansi Untuk Penerbitan Saham Preferen

Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham
biasa. Perusahaan mengalokasi proceeds antara nilai pari saham preferen dan tambahan
modal disetor.
Contohnya : Bishop Co menerbitkan 10.000 saham preferen dengan nilai pari sebesar $10
seharga $12 per saham. Bishop mencatat penerbitan ini sebagai berikut:
Kas 120.000
Saham preferen 100.000
Modal disetor sebagai kelebihan dari nilai pari 20.000

Oleh karena itu, Bishop membuat akun terpisah antara dua jenis saham yang berbeda.
Berkebalikan dengan obligasi konvertibel (dicatat sebagai kewajiban pada tanggal penerbitan,
perusahaan memasukkan saham konvertibel sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham.

9.3 Saham Preferen

Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki
beberapa preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Karakteristik berikut yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen:

1. Preferensi atas dividen.


2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi.
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan.
5. Tidak mempunyai hak suara.

5
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa terletak pada
sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya. Misalnya saham preferen
tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan non partisipasi. Saham preferen biasanya
diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan preferensi dividen dinyatakan sebagai suatu
persentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen 8%, dengan nilai pari $100
memberikan hak dividen tahunan $8 per saham. Saham ini biasanya disebut saham preferen
8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai pari, preferensi dividen dinyatakan sebagai
jumlah dolar spesifik (specific dollar amount) per saham, misalnya $7 per saham. Saham ini
umumnya disebut saham preferen $7.
Preferensi untuk dividen tidak memastikan bahwa dividen akan dibayar, hal itu hanya
merupakan jaminan bahwa tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah yang dapat
ditetapkan pada saham preferen harus dibayar sebelum ada dividen yang dibayar untuk saham
biasa.

Karakteristik Saham Preferen


Sebuah perseroan dapat menyertakan preferensi atau batasan pada setiap kombinasi
yang diinginkan untuk penerbitan saham preferen, sepanjang tidak bertentangan secara
spesifik dengan hukum negara bagian, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu
kelompok saham preferen.

1. Saham Preferen Kumulatif


Saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock) jika perseroan gagal
membayar dividen dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya
sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak
mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu
disebut passed (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif
merupakan dividen tertunggak (dividend in arrears). karena tidak ada kewajiban yang terjadi
sampai dewan direksi mengumumkan dividen, maka dividen tertunggak tidak dicatat sebagai
kewajiban tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Saham preferen non-
kumulatif jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi
pemegang saham preferen dan akibatnya penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan.

2. Saham Preferen Partisipasi

6
Pemegang saham preferen partisipasi (convertible preferred stock) membagi rata
dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan. Contoh
perusahaan yang telah menggunakan saham preferen partisifasi adalah LTC Corporation,
Southern California Edison, dan Allied Products Corporation.

3. Saham Preferen Konvertibel


Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock) mengizinkan pemegang
saham, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah
ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati klaim
preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang saham biasa dengan
partisipasi tak terbatas atas laba.

4. Saham Preferen yang Dapat Ditebus


Saham preferen yang dapat ditarik (callable preferred stock) mengizinkan perusahaan
penerbit saham untuk menarik atau menembus, pada opsinya, saham preferen yang beredar
pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Harga penarikan atau
penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan
pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari. Keberadaan harga penarikan ini cenderung
menetapkan plafon nilai pasar saham preferen kecuali jika hal itu bersifat konvertibel untuk
saham biasa. Jika saham preferen ditarik untuk ditebus, maka setiap dividen yang tertunggak
harus dibayar. Saham preferen yang dapat ditebus (reemable preferred stock) memiliki
periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan
penerbit saham.

Anda mungkin juga menyukai