• Pasal 18 ayat (1) menentukan beberapa jenis sanksi , selain pidana tambahan
dalam KUHP, yaitu : perampasan barang bergerak yang berwujud tidak
berwujud yang berhubungan dengan korupsi, pembayaran uang pengganti
yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang
diperoleh dari tindak pidana korupsi,penutupan perusahaan untuk jangka
waktu tertentu, pencabutan ijin usaha korporasi.
• Pasal 18 Ayat (2)Jika terpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta
bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti
tersebut.
• Ayat (3).Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk
membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, maka
dipidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman maksimum
dari pidana pokoknya sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan
lamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.
Ada persoalan dalam pidana pengganti dari pidana ganti kerugian yang berupa
pidana penjara. (Korporasi bukan manusia)
KESIMPULAN
1. Ada tiga sistem pertanggung jawaban pidana korporasi dilihat dari perkembangan teori pertanggung
jawabannya, yaitu : liability based on fault (universal delinquere non potes) , korporasi yang berbuat
pengurus yang bertanggung jawab (corporation are nothing more than collectivities individuals),
korporasi yang berbuat korporasi yang bertanggung jawab (korporasi adalah korporasi itu sendiri,
bukan kumpulan individu-individu yang ada di dalamnya /they are “living” system in themselves).
2. Sistem Pertanggung jawaban korporasi dalam tindak pidana korupsi bersandar pada Identification
theory (berada pada tahap perkembangan ke dua, yaitu corporation are nothing more than
collectivities individuals). Hal ini membuat ruang untuk mempertanggung jawabkan korporasi
sangat sempit.
3. Sistem pertanggung jawaban korporasi ke depan hendaknya mengarah pada pendekatan realistic,
bahwa korporasi adalah korporasi itu sendiri.
4. Kesimpulan tambahan perlu dilakukan perubahan berkaitan dengan pidana pengganti dari ganti
kerugian untuk korporasi
REKOMENDASI
• Perlu dilakukan revisi (pembaharuan) tentang pertanggung jawaban
korporasi dan pemidanaan dalam ketentuan tindak pidana korupsi
TERIMAKASIH