Teori Paternalisme mengandung arti bahwa Negara memainkan peran sebagai bapak atau
orang tua dalam membimbing prilaku anak-anaknya. Secara kiasan Negara dipandang sebagai
bapak atau orang tua sedangkan warga Negara diartikan sebagai anak-anak. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk anakanaknya, seperti mengarahkan dan mendidik, sebab jika anak-anak
tidak dibimbing maka prilakunya hanya mengikuti kesukaannya (preference). Kesukaan tidak
selalu bersifat positif bahkan dapat bersifat negatif yang akhirnya dapat merusak dirinya sendiri.
Secara analogis kiasan tersebut dapat diterapkan dalam konteks hukum lingkungan, yakni warga
Negara yang peranannya sebagai anak harus mematuhi arahan dan didikan orang tua (Negara).
Jadi dalam kata lain warga Negara harus mematuhi peraturan-peraturan atau kebijakan
yang telah dibuat pemerintah, seperti peraturan mengenai pertambangan dan lingkungan hidup,
masyarakat harus mengetahui bagaimana dampak yang akan ditimbulkan dari perbuatan yang
dilakukan karena aktivitas penambangan yang merusak lingkungan pada akhirnya akan
merugikan masyarakat atau manusia. Akan tetapi, agar pendekatan paternalisme tidak melanggar
kebebasan individual maka pengaturan hukum dan kebijakan yang dibangun atas dasar teori ini