HUKUM BISNIS
BANJARMASIN
2021
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hubungan
Bisnis :Pengertian,Bentuk-bentuk Hubungan Bisnis” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis.
Terimakasih kepada Ibu Mahmudah Hasanah,M.Pd selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis
dan dosen pengampu.Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh kama itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
i
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan ................................................................................................................8
B. Saran ..........................................................................................................................8
ii
Bab I
Pendahuluan
A Latar Belakang
Hubungan hubungan bisnis dilakukan karena mempunyai kepentingan dan tujuan untuk
saling mencari keuntungan satu sama lain. Tujuan lain seperti untuk mempercepat proses
pemasaran produknya ke masyarakat luas. Ada juga yang bertujuan membantu pihak lain
karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya di suatu negara. Namun ada pula
yang melakukannya karena ketidakmampuannya untuk berbisnis, ataupun masalah
permodalannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Memahami tentang hubungan bisnis yang berupa kerjasama ekonomi antara pihak domestik
sendiri atau pihak domestik dengan pihak asing
1
Bab II
Pembahasan
Hubungan bisnis adalah kegiatan yang di lakukan karena mempunyai keuntungan dan
tujuan untuk saling mencari keuntungan satu sama lain.Tujuan lain seperti untuk mempercepat
proses pemasaran produknya ke masyarakat luas dan ada pula melakukannya karena
ketidakmampuan untuk berbisnis ataupun masalah permodalan.
Dalam kegiatan bisnis keagenan biasanya diartikan sebagai hubungan hokum dimana
seseorang atau pihak agen diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang atau pihak
prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Jadi keagenan adalah adanya
wewenang yang dipunyai oleh agen yang bertindak untuk dan atas nama prinsipal. Prinsipal
akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan oleh seorang agen, sepanjang hal tersebut
dilakukan dalam batas-batas wewenang yang diberikan kepadanya. Dengan perkataan lain bila
seorang agen ternyata bertindak melampaui batas wewenangnya, maka agen itu sendiri
bertanggungjawab atas tindakan-tindakannya tadi.
Sedangkan distributor tidak bertindak untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya
sebagai distributor ( supplier) atau manufacture. Distributor bertindak hanya untuk dan atas
nama sendiri.
Dalam perjanjian bisnis yang diadakan antara agen atau distributor dengan prinsipalnya,
biasanya dilakukan dengan membuat suatu kontrak keluargayang isinya ditentukan oleh para
pihak sesuai dengan kepentingan para pihak tersebut, supaya tidak bertentangan dengan hokum
dan kesusilaan sesuai pasal 1388 KUH Perdata. Apabila agen atau distributor ingin
mengalihkan haknya kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya, tentu dibolehkan
sesuai dengan isi pasal 1338 KUH Perdata mengenai hk kebebasan berkontrak. Dalam praktik
perjanjian yang diadakan antar para pihak terdapat tiga kemungkinan variasi yang terjadi yaitu :
2
1. Dinyatakan bahwa masing-masing pihak baik prinsipal maupun agen tidak berhak untuk
mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya, tanpa adanya persetujuan dari pihak
lain.
2. Prinsipal boleh mengalihkan apa yang menjadi hak dan kewajibannya kepada pihak ketiga
tetapi agen tidak.
3. Prinsipal boleh mengalihkan apa yang menjadi hak dan kewajibannya kepada pihak ketiga,
akan tetapi agen hanya diperbolehkan untuk mengalihkan hak dan kewajibannya apabila
diperoleh persetujuan untuk itu dari pihak prinsipal.
Dalam perjanjian juga para pihak biasanya akan merumuskan secara jelas peristiwa apa-apa
saja yang menjadi perselisihan (events of defaults) yang memberikan dasar bagi masing-
masing pihak untuk mengutus perjanjian atau distributor. Yang dikategorikan sebagai events
of de faults antara lain :
2. Apabila agen atau distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh di lakukan
4. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan apa yang
menjadi kewajiban.
Francise pada mulanya dipandang bukan sebagai suatu usaha (bisnis), melainkan
sebagai suatu konsep atau metode system pemasaran yg dapat digunakan sebagai suatu
perusahaan (Francisor) untuk mengembangkan pemasarannya tanpa melakukan investasi
langsung pada outlet atau tempat penjualan, melainkan dengan melibatkan kerja sama dengan
pihak lain (Francisee) selaku pemilik outlet.
Kata Francisee berasal dari Bahasa Prancis yang berarti bebas atau lebih lengkap lagi
bebas dari perhambaan (free from servitude) dalam bidang bisnis francisee berarti kebebasan
3
yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri suatu usaha tertentu di wilayah
tertentu.
Francisee merupakan suatu metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk
memasarkan suatu produk atau jasa kemasyarakat. Yang lebih spesifiknya lagi franchising
adalah suatu konsep pemasaran.
Ada empat hal yang menonjol dalam hal pemasaran konsep francise yaitu :
1. Product
2. Price
3. Place (Distribution)
4. Promotion
Francise dapat didefinisikan sebagai suatu system pemasaran dan distributor barang dan
jasa, dimana sebuah perusahaan induk atau franchisor memberikan kepada individu atau
perusahaan lain yang berskala kecil dan menengah ( francise) hak-hak istimewa untuk
melaksanakan suatu system usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu
tertentu, disuatu tempat tertentu.
b. Franchisor berhak untuk menjalankan control yang berlanjut selama eriode franchisor.
4
d. Membayar kepada franchisor suatu jumlah tertentu (biasanya sebagai suatu honorarium
dalam perusahaan yang tetap).
e. Membangun atau bila tidak, menyediakan suatu fasilitas perusahaan seperti yang disetujui
lhe franchisor.
f. Membeli persediaan dan material standar lainnya dari franchisor atau dari leveransir yang
telah disetujui.
1. Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis, yang mewakili kepentingan yang seimbang
antara franchisor dengan franchisee. Isi kontrak pada dasarnya dapat dinegosiasi. Isi kontrak
hendaknya didasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak.
2. Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan dimasukinya.
Juga memelihara kelangsungan usaha franchise dengan memberikan dukungan dalam berbagai
aspek bisnis (misalnya periklanan, supervise, dan sebgainya).
4. Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dan sumber dananya sendiri atau
dengan dukungan sumber dana lain (misalnya kredit perbankan). Pada outlet (tempat penjualan)
yang dikelola franchisee, tidak ada inventasi langsung dari franchisor. Yang lazim adalah
pengadaan peraltan dengan fasilitas leasing atau barang degangan secara cicilan oleh franchosir,
atau pengadaan gedung oleh franchisor yang disewakan kepada franchisor ke dalam unit usaha
yang dikelola franchisee.
6. Franchisee membayar fee dan atau royalty kepada franchisor atas hak yang didapatnya dan
atas bantuan yang terus-menerus diberikan oleh franchisor.
Royalti umumnya hanya dikenakan oleh franchisor tertentu yng sudah memiliki merek dagang
yang terkenal. Sendngkan fee merupakan bentuk beban (charge) yang umum dikenakan oleh
franchisor.
5
7. Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah satu-satunya
pihak yang berhak memasarkan barang atau jasa yang dihasilkannya.
8. Transaksi yang terjadi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan transaksi yang
terjadi antara cabang dari perusahaan induk yang sama, atau antara individu dengan perusahaan
yang dikontrolnya.
Setiap hubungan bisnis yang ada selalu saja ada factor kerugian dan keuntungannya.
Demikian juga dengan bisnis franchise ada keuntungan dan kerugian yang terjadi di dalamnya.
Keuntungan dari bisnis franchise dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Diberikannya latihan dan pengarahan yang diberikan oleh franchisor. Latihan awal ini diikuti
oleh pengawasan yang berlanjut.
2. Diberikannya bantuan financial dari franchisor. Biaya permulaan tinggi, dan sumber modal
dari pengusaha sering terbatas. Bila prospek usaha dianggap suatu risiko yang baik, franchisor
sering memberikan dukungan finansial kepada franchisee.
3. Diberikannya penggunaan nama perdagangan, produk atau merek yang telah dikenal. Nama-
nama seperti Wendy’s, Perwakilan Walgreen, Dairy Queen, Holiday Inn, Mc Donald’s dan
NAPA tentu telah dikenal secara luas.
1. Adanya program latihan yang dijanjikan oleh franchisor kadangkala jauh dari apa yang
diinginkan oleh franchisee.
3. Hanya sedikit sekali kebebasan yang diberikan kepada franchisee untuk menjalankan akal
budi mereka sendiri. Mereka mendapatkan diri mereka terikat pada suatu kontrak yang
melarang untuk membeli baik perlatan maupun perbekalan dari tempat lain.
4. Pada bisnis franchise jarang mempunyai hak untuk menjual perusahaan kepada pihaketiga
tanpa terlebih dahulu menawarkannya kepada franchisor dengan harga yang sama.
6
Kata joint-venture kalau diterjemahkan dapat berarti berusaha secara bersama-sama.
Usaha bersama tersebut dapat mencakup semua jenis kerja sama. Seorang ahli bernama
friedman membedakan adanya dua macam joint-venture yaitu :
a. Joint-venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal, sehingga kerja sama tersebut
hanya terbata pada know-how yang dibwa ke dalam joint venture. Know-how disini mencakup
“technical service agreements, franchise and brand use agreement, construction and other job
performance contracts, management contracts and rental agreements”. Menurut Friedman,
penggabungan know-how ke dalam joint venture biasanya merupakan babak pertama menuju
kerja sama berdasarkan penggabungan modal.
b. Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh partisipasi modal. Untuk membedakan
jenis pertama dengan jenis kedua, friedman menggunakan istilah joint venture untuk yang
pertama, dan equity joint venture untuk jenis yang kedua.
Lembaga BOT sebagai bentuk hubungan bisnis yang terakhir ini tampaknya masih
jarang dikenal oleh masyarakat luas. Namun dalam praktik bisnis sehari-hari bentuk lembaga
BOT sudah mulai berjalan dan menjadi perhatian yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh.
7
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas bahwa mengenai hubungan bisnis yang berupa kerjasama
ekonomi antara pihak domestik dengan pihak yang asing dalam bisnis internasional di gunakan
untuk beragam macam perjanjian kerjasama ekonomi antara pihak asing dengan pihak
domestik antara lain:
B. Saran
Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Tetapi makalah ini
bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil keputusan dalam menghadapi suatu
permasalahan yang sedang dihadapi bagi seorang menejer ataupun bagi orang awam yang
sedang menghadapi suatu permasalahan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://marioandi.blogspot.com/2018/02/hubungan-bisnis
https://xyz.blogspot.com/2017/10/hubungan-hubungan-dalam-bisnis
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bisnis