Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AUDITING I

KASUS PELANGGARAN ETIKA PROFESI YANG MENYERET SALAH SATU AUDITOR


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Auditinng I
Dosen Pengampu: Rabiyatul Jasiyah SE,. M. Ak

DI SUSUN OLEH:

• CHINTIA BERLIANA RIZKY (102101087)

• WD. FITRIA SALSA BILA SADIN (102101096)

• WA ODE INTAN YULIA M. (102101015)

• RUFIANA (102101016)

• ASRUN (102101075)

• LA ODE SYARIFUDIN (102101067)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

2023
Kasus Pelangganran Etika Auditor
Etika profesi biasanya melekat pada diri seseorang yang bekerja secara professional.
Dalam akuntansi di tiap-tiap anggota harus memiliki etika. Seorang akuntan harus memiliki
sikap profesionalisme dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab serta tidak
lepas dari pemahaman mengenai kode etik profesi. Prinsip-prinsip etika profesi akuntansi
terdiri dari tanggung jawab profesi, kepentingan publik. integritas, obyektivitas,
kompentensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku professional. dan sesuai
dengan standar teknis. Dalam prinsip etika profesi akuntansi, kasus yang bertentangan
dengan kode etik merupakan masalah yang dapat berdampak besar. Meskipun memiliki etika
yang harus dipatuhi. beberapa pelanggaran etika dilakukan oleh seorang akuntan, baik
akuntan publik, akuntan intern yang perusahaan maupun akuntan pemerintah tetap terjadi.
Contohnya salah satu kasus yang akan kelompok kami bahas pada kasus pelanggaran
(Skandal kasus pelanggaran etika profesi yang menyeret salah satu Auditor Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Tomi Triono.

❖ Riwiew Kasus
Skandal kasus pelanggaran etika profesi yang menyeret salah satu Auditor Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Tomi Triono la mengaku telah menerima
sejumlah uang yang berasal dari anggaran kegiatan Joint Audit pengawasan dan pemeriksaan
di Kemendikbud. Tomi kembali mengaku bahwa ia telah mengembalikan sejumlah uang
tersebut kepada KPK dan bersaksi untuk terdakwa mantar Irjen Kemendikbud Mohammad
Sofyan yang mengaku bersalah atas penerimaan sejumlah uang dalam kegiatan Wasrik
Sertifikasi Guru (SERGU). Nominal uang yang dikembalikan oleh Tomi senilai
Rp48.000.000. Menurutnya ada 10 auditor BPKP yang ikut dalam Joint Audit. Mereka
bertugas untuk 6 program yang di antaranya: Penyusunan SOP Wasrik dan Penyusunan
Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi Guru. Tomi juga mengaku bersalah saat ditanyai oleh
penuntut umum KPK terkait adanya penyimpangan penggunaan angaran dalam Joint Audit
Kemendikbud-BPKP. Adanya aliran uang ke Auditos BPKP terungkap dulum Persidangan
dengan saksi Bendahara Pengeluaran Pembantu Inspektorat 1 Kemendikbud, Tini Suhartini
pada 11 Juli 2013. Sofyan ukimya di dakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan
memerintahkan pemotongan sebesar 5% atas biaya perjalanan dinas yang diterima para
peserta pada program kegiatan Joint Audit Inspektor I, II, III, IV din Investigasi Itjen
Depdiknas tahun anggaran 2009. Dari kasus suap itu, Tomi memperoleh uang senilai
Rp1.103.000.000.000, serta total kerugian kewangan negara dalam kasus ini mencapai
Rp36.484.000.000.

❖ Pihak-pihak Yang Ikut Terseret Dalam Kasus Ini


1. Tomi Triono dan 10 Auditor selaku Auditor Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
2. Mohammad Sofyan selaku Irjen Kemendikbud.
3. Tini Suhartini selaku Bendahara Pengeluaran Pembantu Inspektorat I Kemendikbud.

❖ Pelanggaran Yang Dilakukan


Kasus suap yang menimpa beberapa auditor BPKP menunjukan adanya pelanggaran
terhadap prinsip etika profesi. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Auditor
bersangkutan berdasarkan Prinsip Etika Ikatan Akuntan Indonesia, sebagai berikut:
➢ Tanggungjawab Profesi. Dalam kasus suap auditor BPKP, jelas beberapa auditor
tidak mempertimbangkan aspek moral dan professional dengan menerima sesuatu
yang bukan haknya serta febih mengedepankan kepentingan pribadi diatas
kepentingan public
➢ Kepentingan Publik. Dalam kasus ini, auditor BPKP seharusnya berkewajiban
untuk berperilaku sesuai dengan normanya, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen dan profesionalisme. Kasus ini juga sangat merugikan
Masyarakat karena uang negara adalah uang rakyat, dan auditor BPKP adalah
pegawai negeri yang secara tidak langsung mengemban amanah dari rakyat, tapi 11
auditor ini malah merugikan rakyat.
➢ Integritas, memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Tidak menerima suap adalah cerimanan auditor yang berintegritas.
➢ Objektivitas. Seharusnya auditor menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan
objektifitas dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang profesional. Tidak
diperkenankan auditor menerima sejumlah uang untuk menutup-nutupi suatu
kecurangan yang melanggar hukum. Perilaku Profesional. Setiap auditor BPKP
harus berperilaku konsisten sesuai aturan yang telah ditetapakan dan menjauhi
tindakan seperti menerima suap yang dapat mendiskreditkan profess
➢ Standar Teknis. Dalam kasus ini 11 auditor tersebut melakukan penyimpangan
secara hukum dengan telah melanggar Pasal 12 huruf a UU No. Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Korupsi.

❖ Pihak Yang Dirugikan


1) Masyarakat, masyarakat merasa dirugikan karena tindakan tidak jujur yang dilakukan
oleh para auditor.
2) Negara, tentu saja hal ini sangat merugikan negara karena kasus ini negara
mendapatkan kerugiaan sebesar Rp36.484.000.000.

❖ Sanksi Bagi Tomi Triono & 10 Auditor


Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain melakukan
tindakan yang dapat merusak nama baik Akuntan (Melanggar Hukum). Pimpinan Aparat
Pengawas Internal Pemerintah (APIP), harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor
kepada pimpinanan organisasi Pemeriksaan serta investigasi akan dilakukan terkait dengan
pelanggaran kode etik yang akan ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi. Auditor Apip
yang terbukti melanggar kode etik anakan dikenakan sanksi oleh pimpinan APIP atas
rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk Bentuk sanksi yang direkomendasikan
oleh Badan Kehormatan Profesi yaitu:
1. Teguran Tertulis.
2. Usulan pemberhentian dari tim audit.
3. Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.
4. Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran kode etik oleh pimpinan APIP dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
❖ Solusi Yang Dilakukan
1) Membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai baik di instansi pemerintah
maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan tajam antara milik pribadi dan milik
perusahaan atau milik negara.
2) Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri sesuai
dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta, agar pejabat
dan pegawai salingmenegakan wibawa dan integritas jabatannya dan tidak terbawa
oleh godaan dan kesempatan yang diberikan oleh wewenangnya.
3) Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan
pekerjaan. Kebijakan pejabat dan pegawai bukanlah bahwa mereka kaya dan
melimpah, akan tetapi mereka terhormat karena jasa pelayanannya kepada masyarakat
dan negara.
4) Perlu penayangan wajah para Auditor maupun para Koruptor yang bermasalah di
televisi dan media elektronik serta cetak lainnya agar bisa dijadikan sebagai bahars
pelajaran untuk kedepannya.
5) Heregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan pejabat terkhususnya para auditor
di pemerintahan

❖ Sumber Kasus
News.detik.com.2013. Auditor BPKP Akui Terima Duit dari Kemendikbud.
Edwin Firdaus (2013) BPKP Auditor Splattered With Illegal Money Inspector General of
the Ministry of National Educatio. (Auditor BPKP Kecipratan Uang Haram Itjen
Kemendiknas).

Anda mungkin juga menyukai