Anda di halaman 1dari 12

1

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


MODAL KONTRIBUSI

BENTUK PERSEROAN.
1. Perseroan Sektor Publik – Unit-unit pemerintah atau operasi bisnis yang
dimiliki oleh unit-unit pemerintah (seperti BUMN, perusahaan daerah dsb.)

2. Perseroan Sektor Swasta:


a. Non Saham – bersifat nir laba dan tidak menerbitkan saham(seperti
gereja, Yayasan sosial, Lembaga Pendidikan dsb.)
b. Dengan Saham – perusahaan yang beroperasi untuk mencarai laba dan
menerbitkan saham.
(1) Perseroan Tertutup (perusahaan non public atau swasta) –
sahamnya dipegang oleh beberapa pemegang saham (mungkin oleh
sebuah keluarga) dan tidak tersedia untuk pembelian secara umum.
(2) Perseroan Terbuka (perusahaan public) – sahamnya diperdagangkan
secara luas dan tersedia untuk dimiliki atau dibeli oleh publik.
(a) Perseroan terdaftar – sahamnya diperdagangkan di bursa saham
yang terorganisasi.
(b) Perseroan tak terdaftar (atau over the counter corporation) –
sahamnya diperdagangkan dipasar dimana pialang sekuritas
membeli dari dan menjual nya kepada publik.

Karakteristik Khusus dari bentuk Perseroan yang mempengaruhi akuntansi :


1. Hukum Perseroan.
Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran
dasar perusahaan (articles of incorporation) pada negara, ditempat
perusahaan itu akan didirikan. Dengan mengasumsikan bahwa kewajiban
telah terpenuhi secara layak, izin perusahaan diterbitkan dan perusahaan
diakui menjadi entitas hukum yang tunduk pada hukum.
2

2. Modal Saham atau Sistem Saham.


Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari
sejumlah besar unit atau lembar saham.
Dalam satu kelompok saham, setiap lembar saham sama dengan lembar
saham lainnya.
Setiap kepentingan pemilik perusahaan diwakili oleh jumlah lembar saham
yang dimilikinya. Jika sebuah perusahaan hanya memiliki satu kelompok
saham yang dibagi dalam 1.000 saham, maka seseorang yang memiliki 500
lembar saham menguasai setengah kepemilikan perusahaan, sementara
seseorang yang hanya memiliki 10 lembar saham, ia hanya mempunyai
seperseratus bagian kepemilikan.
Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham memiliki hak-
hak sebagai berikut :
a. Mendapat bagian dari laba dan rugi secara proporsional.
b. Ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara
proporsional.
c. Mendapat bagian aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara
proporsional.
d. Ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama – disebut hak istimewa ( preemptive right).

3. Berbagai Kepentingan Kepemilikan.


Dalam setiap perseroan, satu kelompok saham harus mewakili hak
kepemilikan dasar. Kelompok saham tersebut dinamakan Saham biasa.
Saham biasa (common stock) adalah hak residu perseroan yang
menanggung resiko terbatas bila terjadi kerugian dan menerima manfaat
bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin akan menerima deviden
atau pembagian aktiva bila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Shaham preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki hak khusus
tertentu. Sebagai pengganti atas setiap preferensi khusus, pemegang sham
preferen selalu mengorbankan beberapahak yang melekat dalam modal
saham.
Jenis preferensi yang biasanya diberikan kepada pemegang saham preferen
adalah perioritas untuk mengklim laba. Mereka dijamin akan menerima
3

deviden pada tingkat yang telah ditetapkan, sebelum ada jumlah tertentu
atau deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa.
Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham.
4. Kewajiban Pemegang Saham yang terbatas.
Pemilik perseroan, yaitu para pemegang saham , menyetorkan
kekayaannya atau jasa kepada perusahaan yang ditukar dengan
kepemilikan saham. Kekayaan atau jasa yang diinvestasikan dalam
perusahaan itu merupakan batas kerugian bagi pemegang saham. Artinya
jika perseroan mengalami kerugian sehingga sisa aktiva tidak cukup untuk
membayar kreditor, maka kreditor tidak berhak untuk mengklaim aktiva
pribadi dari masing-masing pemegang saham. Mereka tidak akan
mengalami kerugian yang melebihi nilai investasinya.
Saham yang memiliki jumlah per saham tetap yang tercetak pada setiap
sertifikat saham disebut nilai pari saham (par value stock).
Jika saham diterbitkan diatas nilai parinya maka disebut sebagai diterbitkan
pada Agio . Sebailknya jika saham diterbitkan dibawah nilai parinya maka
disebut sebagai diterbitkan pada disagio.
5. Formalitas Pembagian Laba.
Pada dasarnya pemilik perusahaan dapat menentukan apa yang akan
dilakukannya terhadap laba yang diperoleh dari operasi. Laba dapat
ditanamkan Kembali pada bisnis untuk memungkinkan perluasan atau
digunakan untuk menyediakan marjin pengaman (margin of safety), atau
mereka dapat menariknya serta membagikannya diantara para pemilik.

MODAL PERSEROAN.
Ekuitas pemilik (shareholders equity), terdiri dari :
a. Modal saham
b. Tambahan Modal disetor.
c. Laba ditahan.
Modal saham dan tambahan modal disetor merupakan modal kontribusi
(modal yang disetor) yang merupakan jumlah yang disetor ke modal saham –
jumlah tersebut diberikan oleh para pemegang saham kepada perseroan untuk
4

digunakan dalam bisnisnya. Modal kontribusi meliputi pos-pos seperti nilai pari
dari semua saham yang beredar, dan agio dikurangi disagio atas penerbitan
saham itu.
Modal yang dihasilkan (earned capital) adalah modal yang dikembangkan jika
bisnis berjalan dengan menguntungkan – modal ini terdiri dari semua laba
yang tidak dibagi yang tetap diinvestasikan dalam perusahaan.

1. Penerbitan Saham.
Dalam penerbitan saham prosedur berikut harus dilakukan;
Saham harus diotorisasi oleh negara, umumnya dalam suatu sertifikat atau
akta perusahaan, kemudian saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat
kontrak untuk menjual saham tersebut. Dana dari saham tersebut
dikumpulkan dan saham diterbitkan.

a. Saham dengan Nilai Pari.


Sebagai contoh:
Colonial corporation menjual 100 lembar saham dengan nilai pari $.5
per saham pada harga $.1.100.
Maka ayat jurnalnya :
Kas $.1.100
Saham biasa $. 500
Modal disetor diatas pari (Agio saham biasa) $. 600

Jika saham dijual/diterbitkan pada $.300 maka ayat jurnalnya :


Kas $. 300
Modal disetor dibawah pari (Disagio saham biasa) $. 200
Saham biasa $. 500

b. Saham Tanpa Nilai Pari.


Sebagai contoh :
5

Video Electronics Corporation didirikan dengan 10.000 lembar saham


biasa yang diotorisasi tanpa nilai pari, saat itu tidak ada ayat jurnal yang
perlu dibuat karena tidak ada jumlah uang yang terlibat.
Jika 500 lembar saham kemudian diterbitkan, dengan harga $.10 per
lember saham, maka ayat jurnal dibuat sebagai berikut:

Kas $. 5.000
Saham biasa – Tanpa nilai pari $. 5.000

Jika 500 lembar lagi saham diterbitkan, dengan harga $. 11 per lembar
saham, maka jurnalnya adalah :
Kas $. 5.500
Saham biasa – Tanpa nilai pari $. 5.500
Saham tanpa nilai pari harus dicatat pada akun sebesar harga
penerbitannya tanpa kerumitan akibat tambahan modal disetor atau
agio dan disagio.
Jika saham tanpa nilai pari tersebut diatas diharuskan mempunyai harga
penerbitan minimum (ditetapkan) $.5 per lembar saham, dan tidak ada
ketentuan mengenai bagaimana kelebihan nilai sebesar $.5 per saham
($.10 - $.5 ) itu ditangani, maka biasanya dewan direksi mengumkan
jumlah seperti itu sebagai tambahan modal yang disetor.
Sebagai contoh :
Jika 1.000 lembar saham dengan nilai ditetapkan $.5 per lembar seperti
tersebut diatas, diterbitkan pada $.15 per saham secara tunai, maka
ayat jurnalnya adalah :
Kas $. 15.000
Saham biasa $. 15.000
Atau :
Kas $. 15.000
Saham biasa $. 5.000
Modal disetor melebihi Nilai Ditetapkan $. 10.000

c. Saham yang Dijual atas Dasar Pesanan.


Sebagai Contoh:
6

Lubradite Corp. menawarkan saham atas dasar pesanan kepada


masyarakat tertentu yang memberinya hak untuk membeli 10 lembar
saham (nilai pari $.5) pada harga $.20 per lembar saham. Sebanyak 50
orang menerima tawaran tersebut dan setuju membayar 50% uang
muka srerta membayar 50% sisanya pada akhir bulan ke enam.
Maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :
Pada tanggal penerbitan :

Piutang Pesanan (10 x $.20 X 50 orang) $. 10.000


Saham biasa yang dipesan $. 2.500
(10 x $.5 x 50 orang)
Agio saham biasa $. 7.500
(10 x $.15 x 50 orang)

Kas (50% x $.10.000) $. 5.000


Piutang Pesanan $. 5.000

Ketika pembayaran akhir diterima dan saham diterbitkan :


Enam bulan kemudian;

Kas $. 5.000
Piutang Pesanan $. 5.000

Saham biasa yang dipesan $. 2.500


Saham biasa $. 2.500
(untuk mencatat penerbitan 500 lembar saham biasa)

d. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Penjualan lump


sum).
Sebagai contoh:
Jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $.10 per saham,
yang memiliki harga pasar $.20 per saham dan 1.000 lembar saham
preferen dengan nilai pari $.10 per saham yang memiliki harga pasar
7

$.12 per saham diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $.30.000
maka berapa nilai pasar wajar kedua saham tersebut.

Ada dua metode alokasi yang tersedia yaitu :


(1) Metode Proporsional.
Nilai pasar wajar saham biasa (1.000 x $.20) = $. 20.000
Nilai pasar wajar saham preferen (1.000 x $.12) = $. 12.000
Nilai pasar wajar agregat : $. 32.000

Dialokasikan ke saham biasa :


$.20.000
$.32.000 x $.30.000 = $. 18.750
Dialokasikan ke saham preferen :
$.12.000
$.32.000 x $.30.000 = $. 11.250
Total alokasi : $. 30.000

(2) Metode Inkremental.


Penerimaan lump sum $. 30.000
Dialokasikan ke saham biasa (1.000 x $.20) = $. 20.000
Dialokasikan ke saham preferen $. 10.000

e. Saham yang Diterbitkan Dalam Transaksi Non Kas.


Sebagai contoh:
Penerbitan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari $.10 yang
ditukar dengan hak paten dalam berbagai keadaan.

(1) Nilai pasar wajar paten belum dapat ditentukan tetapi nilai pasar
wajar saham diketahui sebesar $.140.000, maka ayat jurnalnya :
Paten $.140.000
Saham biasa (10.000 x $.10 ) $.100.000
Agio saham biasa $. 40.000
8

(2) Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan, tetapi nilai pasar
paten ditetapkan sebesar $.150.000 maka ayat jurnalnya :
Paten $.150.000
Saham biasa (10.000 x $.10 ) $.100.000
Agio saham biasa $. 50.000
(3) Nilai pasar wajar saham maupun nilai pasar wajar paten belum
diketahui. Konsultan independent menetapkan nilai paten sebesar
$.125.000 dan dewan direksi menyetujuinya, maka ayat jurnalnya :
Paten $.125.000
Saham biasa (10.000 x $.10 ) $.100.000
Agio saham biasa $. 25.000

2. Penilaian Saham.
Perusahaan dapat menilai pemegang saham pada jumlah tambahan diatas
kontribusi awalnya. Perusahaan harus menentukan apakah saham semula
dijual pada disagio atau agio. Jika saham pada awalnya dijual pada agio,
maka hasil tambahannya dikredit pada akun Tambahan modal disetor -
agio. Jika saham pada awalnya dijual pada disagio maka akun Tambahan
modal disetor – disagio didebet.

3. Biaya Penerbitan Saham.


Biaya langsung yang terjadi ketika penerbitan/menjual saham, seperti biaya
penjaminan, biaya akuntansi dan hukum, biaya percetakan, dan pajak,
harus dilaporkan sebagai pengurangan jumlah yang disetor. Oleh karena itu
biaya Penerbitan saham didebet ke akun Tambahan modal disetor krena
biaya tersebut tidak berhubungan dengan oprerasi perusahaan.

4. Reakuisisi Saham.
Umum bagi perusahaan untuk membeli Kembali sham-sahamnya dengan
alasan yang cukup bervariasi, beberapa diantaranya;
- Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada
pemegang saham.
- Untuk meningkatkan laba per saha dan pengembalian atas ekuitas
(ROE).
9

- Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan


atau memenuhi kebutuhan merger yang potensial.
- Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah
pemegang saham.
- Untuk membentuk pasar bagi saham.
“Go private” adalah mengeliminasi semua kepemilikan public (di luar)
dengan membeli seluruh saham mereka yang beredar. Prosedur seperti ini
seringkali dicapai melalui “Leveraged buyout” (LBO), dimana manajemen
atau kelompok karyawan lainnya membeli saham perusahaan dan
membiayai pembelian itu dengan menggunakan aktiva perusahaan sebagai
jaminannya.
Setelah saham dibeli Kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau
disimpan dibendahara untuk diterbitkan kembali.
Jika tidak dihapuskan maka saham-saham tersebut dinamakan sebagai
saham treasuri (treasury shares).

5. Pembelian Saham Treasuri.


Saham treasuri bukan merupakan aktiva, karena ketika saham treasuri
dibeli, maka akan terjadi pengurangan baik pada aktiva maupun ekuitas
pemegang saham.
Saham treasuri dapat dijual untuk memperoleh dana, akan tetapi
kemungkinan tersebut tidak membuat saham treasuri menjadi aktiva di
neraca, karena pada saat perusahaan membeli kembali beberapa
sahamnya yang beredar, maka dia telah mengurangi kapitalisasinya
(mengurangi jumlah saham yang beredar) tetapi tidak mengakuisisi aktiva.
Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan dalam akuntasi untuk
saham treasuri, dimana akun saham treasuri didebet pada jumlah biaya
yang diperoleh dan dikredit pada jumlah yang sama ketika dijual atau
diterbitkan kembali.
Sebagai contoh:
Ho Company telah menerbitkan 100.000 lembar saham biasa dengan niali
pari $.1 pada harga $.10 per saham. Disamping itu perusahaan juga telah
menahan laba sebesar $.300.000. Ekuitas pemegang saham pada tanggal
10

31 Desember 2001, sebelum pembelian saham treasuri adalah sebagai


berikut:

Ekuitas pemegang saham :


Modal disetor ;
Saham biasa, nilai pari $.1
(100.000 lembar saham diterbitkan dan beredar) $. 100.000
Tambahan modal disetor : $. 900.000
Total Modal disetor : $.1.000.000
Laba ditahan : $. 300.000
Ekuitas pemegang saham per 31 Desember 2001: $.1.300.000
Pada tanggal 20 Januari 2002, Ho Company membeli sahamnya kembali
10.000 lembar pada $.11 per saham. Maka ayat jurnal untuk mencatat
reakuisisi ini adalah :
Saham treasuri $. 110.000
Kas $. 110.000
Maka Ekuitas pemegang saham untuk Ho Company setelah pembelian
saham treasuri adalah sebagai beriku :
Ekuitas pemegang saham:
Modal disetor:
Saham biasa nilai pari $.1
(100.000 lembar diterbitkan dan 90.000 lembar
Beredar) $. 100.000
Tambahan modal disetor : $. 900.000
Total Modal disetor : $.1.000.000
Laba ditahan : $. 300.000
Total modal disetor dan laba ditahan : $.1.300.000
Dikurang Saham Treasuri (10.000 lembar @ $.11) : $. 110.000
Total Ekuitas pemegang saham : $.1.190.000
11

6. Pernjualan Saham Treasuri.


Contoh :
Ho Company pada tanggal 10 Maret 2002, menjual saham treasurinya yang
diperoleh pada $.11 per saham, pada harga $.15 per saham. Maka ayat
jurnalnya adalah :

Kas $. 15.000
Saham treasuri $. 11.000
Modal disetor dari saham treasuri $. 4.000

Pada tanggal 21 Maret 2002, Ho Company menjual kemali 1.000 lembar


saham treasurinya pada harga $.8 per saham, maka ayat jurnalnya adalah :
Kas $. 8.000
Modal disetor dari saham treasuri $. 3.000
Saham treasuri $. 11.000

7. Penarikan Saham Treasuri.


Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang
diotorisasi dan saham yang belum diterbitkan.
Sebagai contoh :
Ho Company menarik 5.000 lembar saham treasurinya, maka ayat jurnalnya
adalah :
Saham biasa (5.000 lembar pari $.1) $. 5.000
Agio saham biasa $. 45.000
($.900.000 x 5.000/100.000 lembar)
Laba ditahan $. 5.000
Saham treasuri (5.000 X $.11) $. 55.000

Apabila Ho Company pada tanggal 20 Januari 2002 lalu membeli saham


treasurinya pada $.6 per saham, bukan pada $.11 per saham. Maka ayat
jurnal atas penarikan 5.000 lembar saham treasurinya adalah :
12

Saham biasa (5.000 lembar pari $.1) $. 5.000


Agio saham biasa $. 45.000
($.900.000 x 5.000/100.000 lembar)
Saham treasuri (5.000 lembar x $.6) $. 30.000
Modal disetor dari Penarikan saham treasuri $. 20.000

SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK).


Saham preferen (Preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang
ditetapkan sebagai preferen (istimewa) karena saham ini memiliki beberapa
preferensi atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
1. Karakteristik Saham Preferen.
a. Preferensi atas deviden.
b. Preferensi pada aktiva pada saat dilikuidasi.
c. Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
d. Dapat ditebus pada opsi perseroan.
e. Tidak mempunyai hak suara pada rapat umum pemegang saham.
Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan
preferensi deviden dinyatakan sebagai suatu prosentase dari nilai pari.

2. Pelaporan Saham Preferen.


Saham preferen biasanya dilaporkan pada nilai pari sebagai pos pertama
dalam kelompok ekuitas pemegang sham dari neraca perusahaan. Setiap
kelebihan dari nilai pari dilaporkan sebagai bagian dari tambahan modal
disetor.Deviden saham preferen diperlakukan sebagai distribusi laba dan
bukan sebagai beban persderoan.
Saham pereferen umjumnya tidak memiliki tanggal jatuh tempo, dan
karena itu tidak ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham
preferen.

Anda mungkin juga menyukai