Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

TEORI PASAR MODAL EKA 331 A1


JENIS JENIS SAHAM DAN NILAI SAHAM

OLEH :

I MADE ARYA PARTAYADNYA

1406305017

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

JENIS SAHAM DAN NILAI SAHAM


1. JENIS SAHAM
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut
dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya,
suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan saham lain yang disebut saham
preferen (preferred stock). Saham preferen mempunyai hak prioritas yang lebih
besar dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas
deviden yang tetap dah hak terhadap aktiva jika terjadi likuiditas, namun saham
preferen tidak memiliki hak veto seperti yang dimiliki saham biasa.
1.1 SAHAM PREFEREN
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan
saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti
saham biasa, dalam hal likuiditas, klaim pemegang saham preferen di bawah
klaim pemegang obligasi (bond). Saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu
hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuiditas
dan dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan saham
biasa.
Karakteristik Saham Preferen
a.

Preferen terhadap Deviden

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih


dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
Saham preferen juga umumnya memberikan hak deviden kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden tahuntahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham
biasa menerima devidennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan
hak deviden kumulatif, maka deviden-deviden tahuun sebelumnya yang
belum dibayarkan disebut dengan dividends in arrears. Jika saham
preferen tidak mempunyau bentuk deviden kumulatif, maka suatu
deviden yang tidak dibayar di periode lalu akan hilang selamanya.
b.

Preferen pada Waktu Likuiditas


Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuiditas. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuiditas adalah sebesar nilai
nominal saham preferennya termasuk semua deviden yang belum dibayar
jika bersifat kumulatif. Karena karakteristik ini, investor umumnya
menganggap saham preferen lebih kecil risikonya dibandingkan dengan
saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond, saham preferen

dianggap lebih berisiko, karena klaim dari pemegang saham preferen di


bawah klaim dari pemegang bond.

Macam-macam Saham Preferen


Untuk menarik pihak investor saham preferen mempunyai beberapa alternatif
yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi perusahaan yang mengeluarkan
saham preferen, beberapa macam saham preferen telah dibentuk. Antara lain
adalah saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa (convertible
preferred stock), saham preferen yang dapat ditebus (callable preferred stock),
saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang (floating atau
adjustable-rate preferred stock).
a. Convertible Preferred Stock
Penukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan
keuntungan (gain) atau kerugian (loss) di perusahaan emiten. Nilai yang
dicatat untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih
yang diterima yang berbeda dengan nilai nominalnya dicatat sebagai rekening
Agio Saham (Paid-in Capital in Excess of Par Value). Nilai pasar saat
penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah pertukaran saham
tersebut dilakukan langsung dengan perusahaan.
b. Callable Preferred Stock
Bentuk saham lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari
pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang
tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
c. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang
dikenalkan pada tahunn 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen
secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return
dari sekuritas t-bill (treasury bill).
1.2 SAHAM BIASA
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya
dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai
beberapa hak.
Hak Pemegang Saham Biasa
a. Hak kontrol

Pemegang saham biasanya mempunyai hak untuk memilik dewan direksi. Ini
berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang
akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melalukan kontrol
dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang
saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan
pemegang saham.
b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan
kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings)
merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang ditahan dibagikan
dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen atau viden.
Keputusan perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam
kebijaksanaan dividennya (dividend policy). Jika perusahaan memutuskan
untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang sahanm
biasa mendapatkan haknya yang samaa. Pembagian dividen untuk saham biasa
dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham
preferen.
c. Hak Premptif
Merupakan hak untuk mendapatkan presentasi pemilikan yang samaa jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan
mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar
akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham
yang lama akan turun. Hak preemptif memberi prioritas kepada pemegang
saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase
pemiliknya tidak berubah.
1.3 SAHAM TREASURI
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.
Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri
dengan alasan-alasan sebagai berikut ini:
a. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawankaryawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam
bentuk saham.
b. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya.
c. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan
menguasai perusahaan lain.
d. Mengurangi jumlah lembar saham yana beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya.

e. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang


beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk
menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih
tidak bersahabat (hostile takeover).
2. NILAI SAHAM
Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham adalah nilai buku (book value),
nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku
merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai pasar merupakan
nilai saham di pasar pada waktu tertentu dan nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham.
Tujuan mengetahui nilai-nilai tersebut adalah untuk mengetahui saham-saham
mana yang sedang tumbuh (growth), yang murah (undervalued) dan yang mahal
(overvalued). Pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkan investment
opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa datang. Undervalued
dapat diketahui dengan cara melihat nilai pasar yang lebuh kecil dari nilai
intrinsiknya, sebaliknya untuk mengetahui overvalued apabila nilai pasar lebih
besar dari nilai intrinsiknya.
Nilai Buku Dan Nilai-Nilai Lain
a.

b.

c.

d.

e.

Nilai nominal (par value), dari suatu saham merupakan nilai kewajiban
yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal merupakan
modal per lembar yang secara hukum harus ditahan diperusahaan. Untuk
saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya
menetapkan nilai sendiri perlembarnya. Jika tidak ada nilai yang
ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hukum adalah
semua penerimaan bersih yang diterima oleh emiten ketika mengeluarkan
saham.
Agio saham, merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Di neraca ditampilkan
dalam nilai totalnya.
Nilai modal disetor, merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau
dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total
nilai nominal ditambah dengan agio saham.
Laba ditahan, merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham. Lasba tersebut diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber dana internal. Dalam neraca menambah total laba yang disetor.
Nilai buku, nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Maka
nilai buku per lembar saham dapat dilihat dengan total ekuitas dibagi
dengan jumlah saham yang beredar.

Daftar Pustaka
Jogiyanto H.M. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisis ketujuh, BPFE
Yogyakarta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai