Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Saham
Makalah Ini Dibuat Guna untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pasar Modal
Dosen: Latifah Putranti, S.E., M.Sc

Oleh :

1. Legowo Setiawan (18133200119)

2. Erika Lady N.A (18133200139)

3. Fery Candra W (18133200161)

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

FAKULTAS BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Para
pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima
sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan
kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari
sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak
untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.
Untuk memulai investasi, investor akan melihatkinerja perusahaan, kemudian harga saham
dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh
bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak
cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti resiko dan return. Tetapi kunci
utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai aset tersebut
dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan masalah dalam
pembahasan ini adalah :
1. Bagaimanakah saham preferen?
2. Bagaimanakah saham biasa?
3. Bagaimanakah saham treasury?
4. Bagaimanakah nilai saham (nilai buku, nilai pasar, nilai intrinsik)?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberpa tujuan pembahasan, yakni :
1. Untuk mengetahui bagaimana saham preferen.
2. Untuk mengetahui bagaimana saham biasa.
3. Untuk mengetahui bagaimana saham treasury.
4. Untuk mengetahui bagaimana nilai saham (nilai buku, nilai pasar, nilai intrinsik).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Saham Preferen
Saham preferen adalah skelas modal saham yang membayar dividen pada tingkat
tertentu dan yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan saham biasa dalam hal
pembayaran aset dividen dan likuiditas aset (jika perusahaan dilikuidasi) terlebih dahulu.
Meskipun lebih senior dibandingkan saham biasa, namun saham preferen lebih junior
dibandingkan dengan utang dalam hal klaim atas aset ketika dilikuidasi. Saham preferen
biasanya tidak membawa hak voting. Beberapa fitur lainnya dari kelas saham ini adalah
konversi ke saham biasa dan fitur callability (kemampuan untuk ditebus sebelum jatuh
tempo). Terdapat dua jenis saham preferen, antara lain:
1. Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan deviden kepada
pememgangnya; pemilik saham ini setelah menerima dividen tetap mempunyai hak
untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham
biasa.
2. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk
mendapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara
kumulatif.
B. Saham Biasa (Common Stock)
Saham Biasa adalah sebuah sertifikat atau piagam yang mempunyai fungsi sebagai
bukti atas kepemilikan suatu perusahaan termasuk aspek-aspek penting dalam perusahaan.
Pemilik saham akan memperoleh hak untuk mendapatkan sebagaian keuntungan tetap atau
disebut deviden dari perusahaan tersebut dan juga memiliki kewajiban menanggung resiko
atas kerugian yang kemungkinan akan dialami perusahaan tersebut. Saham biasa dapat
mewakili atas klaim kepemilikan suatu perusahaan pada pendapatan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan tersebut. Seseorang yang mempunyai saham atas suatu perusahaan
memiliki hak berpendapat atau hak suara dalam mengelola perusahaan. Hak suara yang
dimilikinya dapat dinilai berdasarkan besar kecil saham yang dimilikinya. Semakin banyak
persentase saham yang dimilikinya maka semakin besar hak suara yang dimilikinya untuk
ikut campur dalam mengontrol atas operasional perusahaan.
Namun seseorang yang memegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Hal
ini berarti apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham
menanggung kerugian maksimum perusahaan tersebut sebesar investasi pada saham
tersebut. Biasanya pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan
dengan saham preferen, namun pemegang saham biasa juga dapat memperoleh
pengembalian keuntungan yang lebih tinggi pula dari yang telah diinvestasikan. Diluar
batasan yang ada terhadap anggaran dasar perusahaan terdapat hak-hak dasar tertentu yang
dimiliki setiap pemegang saham biasa. Hak-hak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hak dalam memberikan suara saat pemilihan direksi dan menentukan kebijakan
tertentu suatu perusahaan.
2. Hak dalam memelihara proporsi kepemilikan atas saham dalam perusahaan tersebut
melalui pembelian saham tambahan apabila saham tambahan tersebut sudah
diterbitkan. Hak tersebut disebut dengan hak memesan terlebih dahulu (preemptive
right).
3. Hak suara pemegang saham dalam pemilihan dewan komisaris
4. Hak pemegang saham akan didahulukan, jika organisasi penerbit menerbitkan saham
baru
5. Tanggung jawab yang dimiliki terbatas yaitu pada jumlah yang diberikan saja.

C. Saham Treasuri (Treasury Stock)


Stock Treasury atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Saham treasuri adalah
saham perusahaan yang diperoleh kembali oleh perusahaan. Dengan kata lain, Treasury
Stock adalah saham biasa yang dikeluarkan untuk investor dan kemudian dibeli kembali
oleh perusahaan atas nama perusahaan itu sendiri. Saham Treasuri ini akan mengurangi
jumlah saham yang beredar di pasar terbuka. Perlu diketahui bahwa saham treasuri yang
dimiliki oleh perusahaan tidak akan menerima dividen dan tidak akan memiliki hak suara
serta tidak dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi. Saham
Treasuri ini dapat dijual atau dapat terus disimpan sebagai Saham Treasuri. Setiap
perusahaan memiliki jumlah modal ekuitas yang dikeluarkan secara resmi. Jumlah modal
ekuitas ini pada dasarnya terdiri dari jumlah total saham yang dimiliki oleh investor,
termasuk Manajemen perusahaan dan karyawan internal pada perusahaan tersebut, saham
jenis ini biasanya disebut dengan saham beredar. Sedangkan Jumlah ekuitas yang tersedia
untuk umum dan diperjualbelikan di pasar saham biasanya dikenal sebagai saham float
yaitu saham yang beredar dan dapat ditransaksikan di pasar regular.
Saham Treasuri adalah saham yang merupakan bagian dari saham mengambang (float)
dan beredar, tetapi kemudian dibeli kembali oleh perusahaan itu sendiri.Saham Treasuri
seharusnya tidak dimasukkan dalam perhitungan saham beredar. Jumlah saham treasuri
pada dasarnya tidak dapat melebihi proporsi maksimum dari total kapitalisasi yang
ditentukan oleh undang-undang dan peraturan. Intinya, saham treasuri sama dengan modal
ekuitas yang tidak diterbitkan. Mereka tidak diklasifikasikan sebagai aset di neraca, karena
aset harus memiliki kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan. Saham-saham ini
hanya mengurangi modal saham biasa. Mereka biasanya disajikan di bawah modal ekuitas
di neraca sebagai angka negatif. Ketika saham dibeli kembali, saham treasuri memiliki efek
positif pada Rasio Laba per Saham (EPS atau Earning per Share) dan Rasio Harga terhadap
Pendapatan (PER atau Price to Earning Ratio). Pembelian kembali saham adalah cara yang
baik untuk mendistribusikan uang tunai kepada pemegang saham karena efisiensi pajak
apabila dibandingkan dengan pembagian dividen. Saham-saham yang dibeli kembali ini
juga untuk melindungi perusahaan dari pengambilalihan oleh pihak atau pesaing yang
bermusuhan. Jika saham dinilai undervalued, beberapa perusahaan membeli kembali
saham mereka untuk menguntungkan pemegang saham.

D. PENILAIAN SAHAM
1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar
Dalam penilaian saham dikenal tiga jenis nilai:
a. Nilai Buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham (emiten).
b. Nilai Pasar merupakan nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersbut
di pasar.
c. Nilai Intrinsik Saham merupakan nilai saham yang seharusnya terjadi ( nilai
sebenarnya).
Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham, ketiga jenis tersebut ditambah nilai
nominal umumnya adalah tidak sama besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari di dalam
atau ditentukan berdasarkan laporan perusahaan keuangan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga
saham di bursa efek.

Bab ini menjelaskan dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis
fundamental.

1) Pendekatan Nilai Sekarang


Pendekatan ini dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima
pemegang saham dari suatu saham di masa datang, dan kemudian didiskontokan dengan
tingkat bunga diskonto ( biasanya sebesar tingkat return yang disyaratkan). Dengan
demikian, proses penilaian suatu saham akan meliputi sebagai berikut.
a. Estimasi aliran kas saham di masa depan, hal ini dilakukan dengan menentukan jumlah
dan waktu aliran kas yang diharapkan.
b. Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan
mempertimbangkan risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari alternative
investasi lain akibat pemilihan investasi pada saham, atau disebut sebagai biaya
kesempatan. Tingkat return yang diharaokan dari setiap aliran kas bisa bersifat konstan
sepanjang waktu atau berubah-ubah.
c. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang
disyaratkan.
d. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai intrinsik
saham bersangkutan.

Proses tersebut bisa ditunjukkan dalam rumus sebagai berikut:

𝐶𝐹 𝐶𝐹2 𝐶𝐹𝑡 𝐶𝐹𝑛


𝑉𝑜 = 1
+ 2
+ ……+ 𝑡
…….+
(1 + 𝑘1 ) (1 + 𝑘2 ) (1 + 𝑘𝑡 ) (1 + 𝑘𝑛 )𝑛

Vo = nilai sekarang dari suatu saham


CPt = aliran kas yang diharapkan pada periode t
kt = return yang disyaratkan pada periode t
n = jumlah periode aliran kas
Dalam penentuan nilai teoritis suatu saham, investor perlu menentukan berapa besaran
tingkat return yang disyaratkan atas saham tersebut sebagai kompensasi atas risiko yang
ditanggung. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimum yang
diharapkan atas pembelian suatu saham. Artinya, jika investor mempunyai tingkat return
yang disyaratkan 25% atas saham yang akan dibeli, maka return minimum yang
diharapkan dari saham tersebut adalah 25%. Tingkat return minimum ini juga
menggambarkan besarnya biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu hilangnya
kesempatan memperoleh return dari alternatif investasi keputusan untuk mengambil pada
saham.
Komponen lainnya dalam penentuan nilai saham dengan pende katan nilai sekarang
adalah aliran kas (cash flow). Dalam komponen ini, permasalahannya kemudian adalah:
(1) aliran kas dalam bentuk apa yang akan digunakan dalam penilaian saham, (2) berapa
jumlah aliran kas yang diharapkan, dan (3) kapan aliran kas tersebut diperoleh.
Aliran kas yang bisa dipakai dalam pemasok saham adalah earning perusahaan. Dari
sudut pandang investor yang membeli saham, aliran akan diterima investor adalah earning
yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian, kita bisa menggunakan
komponen dividen sebagai dasar pemasok saham. Penentuan nilai saham (pendapatan nilai
sekarang) dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan dengan menggunakan
berbagai model berikut ini.

Model Diskonto Dividen


Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang. Secara
matematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

𝐷1 𝐷2 𝐷3 𝐷00
𝑃𝑜 = + + … … . +
(1 + 𝑘) (1 + k)2 (1 + k)3 (1 + k)00

P0 = nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen


D1, D2,…D00 = dividen yang akan diterima di masa dating
k = tingkat return yang disyaratkan

Model Pertumbuhan Nol

Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan
mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akantetap
sama dari waktu ke waktu.

𝐷0
𝑃𝑜 =
𝑘

Do , dividen saham diterima dalam jumlah konstan periode pembayaran masa datang,
P0 = Nilai saham, k = tingkat return yang disyaratkan investor.

Contoh soal: Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp800. Tingkat return
yang disyaratkan investor adalah 20%. Dari data di atas, nilai saham A sebesar Rp 4000.

800
𝑃𝑜 = = 𝑅𝑝4000
0,20

Model Pertumbuhan Konstan

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham
yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak
terbatas.

𝐷1
𝑃𝑜 =
𝑘−𝑔

g, tingkat pertumbuhan perusahaan, k = tingkat return yang disyaratkan investor

Contoh: sebuah saham saat ini membayar dividen Rp150 per lembar dan diharapkan
tumbuh 5 persen per tahun. Investor mensyaratkan tingkat return 15% untuk berinvestasi
pada saham tersebut. Berapa nilai instrinsik saham?

P0= Rp150/(0,15-0,05) = Rp. 1500 → harga saham seharusnya


Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik
pertumbuhan yang 'fantastis' di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan


mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun
setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan
mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.

Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:

a. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian:


- bagian awal yang meliputi aliran dividen yang 'fantastis',
- aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.
b. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis.
c. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan
konstan.
d. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran
dividen.

Menentukan Return yang Disyaratkan

Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimal yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi. Salah satu peluang
investasi adalah aset bebas risiko. Untuk berinvestasi pada aset lainnya yang berisiko, maka
investor akan mensyaratkan adanya tambahan return sebagai premi risiko. Formulanya
seperti berikut:

k = tingkat return bebas risiko + premi risiko

contoh : Ibu Niken menetapkan 4 persen sebagai premi risiko berinvestasi pada saham
Indofood Sukses Makmur. Jika tingkat return bebas risiko adalah 10 persen, berapakah
tingkat return yang disyaratkan Ibu Niken untuk saham ini?

k = 10%+4% = 14% → tingkat return yang disyaratkan Ibu Niken


Menentukan Tingkat Pertumbuhan

Untuk menggunakan model pertumbuhan, tingkat pertumbuhan, g harus diperkirakan.


Tingkat pertumbuhan di masa datang tidak mudah diprediksi. Analisis sekuritas dan
investor memang tidak dapat dengan mudahnya menggunakan túngkat pertumbuhan saat
ini atau masa lalu untuk memprediksi tingkat pertumbuhan masa mendatang. Namun
dengan melihat tingkat pertumbuhan masa lalu dan saat ini baik pertumbuhan pertumbuhan
perusahaan, industri, atau perekonomian, analis sekuritas dan investor akan memiliki
kelebihan dalam memprediksi pertumbuhan pertumbuhan masa depan.

Salah satu cara untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan dividen adalah menggunakan
laba perusahaan. Tingkat pertumbuhan dividen yang dihitung dengan cara ini dikenal
sebagai tingkat pertumbuhan berkelanjutan (tingkat pertumbuhan berkelanjutan).

Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x rasio tingkat laba perusahaan (retention


ratio).

Atau = ROE x (1- payout ratio)

Contoh: pada tahun 2003, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai ROE = 14,74 %
dan dividen payout ratio = 43,81 %. Berapa tingkat pertumbuhan berkelanjutan?

Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = 0,1474 x (1- 0,4381) = 0,0828 / 8,28 persen.

2. Pendekatan yang Digunakan dalam Penilaian Saham


a) Pendekatan Price Earning Ratio
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan
menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu saham.
Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiah kah yang harus
dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑃𝐸𝑅 =
𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Contoh : Misalnya harga saham DX saat ini adalah Rp10.000 per lembat, dan tahun ini
perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini
adalah 900 ribu lembar saham.

a. Menghitung earning per lembar saham DX

𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝑅𝑝900.000.000
= Rp1.000 per lembar saham
900.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

b. Menghitung PER = Rp10.000/Rp1.000 = 10 kali


Artinya untuk memperoleh Rp1 dari earning perusahaan DX, investor harus membayar
Rp10.

Variabel-variabel yang memengaruhi PER :

a. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio/DPR),yaitu D1/E1.


b. Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan (k)
c. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut (g).

b) Pendekatan Nilai Saham Lainnya


Pendekatan diskonto dividen dan pendekatan PER merupakan pendekatan yang sangat
populer untuk menentukan nilai suatu saham. Kedua pendekatan tersebut didasarkan pada
model pertumbuhan dividen. Pendekatan tersebut adalah rasio harga terhadap nilai buku,
rasio harga terhadap aliran kas, dan economic value added ( EVA)
Rasio Harga / Nilai Buku. Hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku
perlembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk mentukan nilai
suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan
bukunya.
Rasio Harga / Aliran Kas pendekatan ini pada dasarnya merupakan pelengkap bagi
pendekatan PER. Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya
earning perusahaan. Hal ini disebabkan oleh aliran kas perusahaan lebih relevan
dibandingkan data earning menurut laporan secara akuntansi.
Economic Value Added(EVA) EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen
perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa
kinerja manajemen baik / efektif, maka akan tercermin pada peningkatan harga saham
perusahaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak dan
rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
Suatu perusahaan atau perseroan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham
biasa dan saham preferen. Didalam suatu saham, memberikan hak kepada pemiliknya
untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, berlaku setelah saham dicatat
dalam daftar pemegang saham atas nama pemiliknya, menerima pembayaran dividen dan
sisa kekayaan hasil likuidasi;

B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya
kemaampuan kami. Dalam makalah ini tidak dijelaskan secara rinci perhitungan dalam
menentukan nilai saham, serta kurangnya penjelasan yang secara detail dari setiap point-
pointnya. Selain mengharapkan kritik dan saran yang membangun, kami juga berharap
makalah ini bermanfaat untuk kami dan juga tentunya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Sleman : PT
Kanisius.
Tanjung, Mustafa. 2016. Makalah Tentang Saham. Diakses melalui
https://mustafatanjong.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-saham.html
pada tanggal 12 Oktober 2020
Yaksaprawira, Dibyo. 2017. Model-model Penilaian saham yang Populer dewasa ini. Diakses
melalui https://www.kompasiana.com/dibyoyaksa/5a2766bbd14aeb7428319182/model-
model-penilaian-saham-yang-populer-dewasa-ini?page=all# . pada tanggal 12 Oktober
2020
Wikipedia.Saham Preferen. Diakses melalui
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Saham_preferen#:~:text=Saham%20preferen%20
pada tanggal 12 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai