Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

“MASALAH PHILIP MORRIS”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis

Dosen : Pradita Nindya Aryandha, S.E., M.B.A

Nama Kelompok 4:

1. Arista Yesi Saputri (18133200143)


2. Mustafa Nur Ahmadi (18133200147)

MANAJEMEN A4

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2019/2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Philip Morris merupakan perusahaan rokok, makanan, dan perusahaan bir terbesar di
dunia dengan tenaga kerja lebih dari 144.000 orang, dimana dalam menjalankan
usahanya dia mendapatkan keuntungan terbesarnya dari penjualan rokok sebesar $5,4
miliar tahun 1998 dari pendapatan sebesar $74,4 miliar. Namun ketika perusahaan ini
dikembangkan, para manajer menyadari bahwa mereka harus menghadapi masalah etika.
Philip Morris mendapatkan kritik dari berbagai pihak akibat dari industri
tembakaunya tersebut. Dimana orang yang merokok, akan mengalami masalah kesehatan
seperti kanker paru – paru, kanker payudara, penyakit jantung, dan cacat lahir serta
kematian. Bukan cuma pecandu rokok saja yang mengalami hal tersebut. Orang – orang
yang bukan perokok akan mengalami hal yang sama apabila menghirup asap rokok.
Akan tetapi, meskipun terdapat kontroversi seperti itu. Tidak mengurangi pendapatan
yang diterima oleh Philip Morris. Industi tersebut terus memperoleh kenaikan
pendapatan sebesar 2 sampai 3 persen per tahun, dan keuntungan yang didapat juga terus
naik, berbanding terbalik dengan kematian sekitar 1000 orang Amerika setiap hari akibat
penyakit yang disebabkan oleh rokok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah moral yang muncul dari kegiatan Philip Morris dalam industri
tembakau, bir, dan makanan jika dikaitkan dengan pandangan utilitarian, hak,
keadilan, dan perhatian?
2. Apa saja yang bisa diberikan oleh teori kebaikan atas aktivitas perusahaan –
perusahaan dalam industri tersebut?
3. Apakah tepat bila lembaga pemerintah mengambil tindakan dalam kasus tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah moral yang muncul dari kegiatan Philip Morris dalam
industri tembakau, bir, dan makanan jika dikaitkan dengan pandangan utilitarian,
hak, keadilan, dan perhatian.
2. Untuk mengetahui kegunaan teori kebaikan atas aktivitas perusahaan – perusahaan
dalam industri tersebut.
3. Untuk mengetahui lembaga pemerintah mengambil tindakan dalam kasus tersebut.
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori
1. Utilitarianisme
Utilitarianisme merupakan sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang
menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungan
dan biaya yang dibebankan pada masyarakat. Dalam situasi apapun tindakan yang
paling benar adalah tindakan yang memberikan keuntungan paling besar dan biaya
paling kecil. Jadi tindakan utilitarianisme digunakan untuk semua teori yang
mendukung pemilihan tindakan atau kebajikan yang memaksimalkan keuntungan
dengan menekan biaya.
Prinsip Utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi
adalah tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan
tindakan lainnya, namun timdakan yang benar bukan berarti tindakan yang
menghasilkan utilitas paling besar bagi orang yang melakukan tindakan tersebut.
Tetapi suatu tindakan dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi
semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut.
Pandangan – pandangan utilitarian sangat berpengaruh dalam bidang ekonomi
dimana manusia selalu berusaha memaksimalkan utilitas mereka dan utilitas dari
berbagai komoditas yang dapat diukur dengan harga yang bersedia dibayar oleh
orang – orang tersebut. Kemudian utilitarianisme juga menjadi dasar teknik analisis
biaya keuntungan ekonomi. Jenis analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat
kelayakan investasi dalam suatu proyek dengan mencari keuntungan ekonomi untuk
saat ini dan masa mendatang dan membandingkannya.
2. Konsep Hak
Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan untuk
memungkinkan individu memilih dengan bebas apapun kepentingan dan aktivitas
mereka dengan bebas serta melindungi pilihan – pilihan mereka. Hak ini
menunjukkan tidak adanya larangan dalam melakukan sesuatu dan digunakan untuk
menunjukkan adanya larangan atau kewajiban pada orang lain yang memungkinkan
seseorang untuk melakukan tindakan tersebut.
Hak berhubungan langsung dengan manusia, salah satunya adalah hak moral yang
mengidentifikasi aktivitas atau kepentingan yang boleh dilaksanakan oleh seseorang,
atau bebas dilaksanakan, atau harus dibantu dalam pelaksanaannya oleh orang lain,
dan hak inijuga melindungi usaha yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan
aktivitas tersebut dalam batas – batas yang telah ditetapkan oleh hak – hak tertentu.
Hak selalu berhubungan dengan kewajiban dimana orang lain memiliki
kewajiban-kewajiban tertentu terhadap pemilik hak tersebut. Hal ini didefinisikan
dengan kewajiban moral orang lain untuk tidak ikut campur atau mengganggu hak
orang lain selama yang dilakukannya adalah sesuatu hal yang positif.
3. Keadilan
Norma keadilan berkaitan dengan hak moral untuk diperlakukan sebagai individu
yang sederajat dan bebas yang menyatakan bahwa keuntungan dan beban harus
dibagi merata dimana usaha untuk meraih kepentingan – kepentingan tersebut tidak
boleh dikesampingkan demi kepentingan orang lain kecuali dengan alasan – alasan
yang sangat khusus. Seperti hak orang lain tidak boleh dikorbankan demi
keuntungan yang lebih baik bagi pihak lain.
Masalah – masalah yang berkaitan dengan keadilan terdiri dari tiga kategori yaitu
keadilan distributif yang berkaitan dengan distribusi yang adil atas keuntungan dan
beban dalam masyarakat. Keadilan retributif yaitu pemberlakuan hukuman yang adil
pada pihak – pihak yang melakukan kesalahan. Dan terakhir, keadilan kompensatif
yang berkaitan dengan cara yang adil dalam memberikan kompensasi pada
seseorang atas kerugian yang mereka alami akibat perbuatan orang lain.
4. Etika Memberi Perhatian
Perhatian merupakan pandangan dimana individu memiliki kewajiban untuk
memberi perhatian khusus kepada individu – individu tertentu yang menjalin
hubungan baik dengannya. Perhatian ini dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu
perhatian pada sesuatu, perhatian pada seseorang, dan perhatian dalam arti menjaga
dan merawat. Namun tidak semua hal diwajibkan untuk diberi perhatian, karena
terkadang memberi perhatian berkonflik dengan keadilan.
Maka dari itu etika perhatian bisa berubah menjadi favoritisme yang tidak adil,
bersifat parsial (berat sebelah) kepada golongan tertentu sehingga mungkin
berkonflik dengan aspek moralitas lain. Akan tetapi konflik tersebut tidak membuat
etika perhatian menjadi lebih rendah dibandingkan pendekatan – pendekatan etika
lainnya.
Selain hambatan tersebut, etika perhatian juga memberi keuntungan yaitu,
mendorong individu untuk fokus pada nilai moral dari sikap parsial terhadap orang-
orang terdekatnya. Etika perhatian juga merupakan pengingat atas sebuah aspek
moralitas yang tidak dapat diabaikan.
B. Masalah moral yang muncul dari kegiatan Philip Morris dalam industri tembakau, bir,
dan makanan jika dikaitkan dengan pandangan utilitarian, hak, keadilan, dan perhatian.
1. Masalah Moral jika dikaitkan dengan Utilitarian
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, Philip Morris mendapatkan keuntungan
terbesarnya dari produksi rokok, akan tetapi keuntungan yang didapatnya
berbanding terbalik dengan kerugian yang dialami konsumen dan negaranya. Rokok
yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya sehingga menimbulkan kematian
sangat merugikan bagi orang – orang yang mengonsumsinya. Bahkan orang – orang
yang bukan konsumennya juga mengalami kerugian yang sama akibat menghirup
asap rokok. Bukan hanya manusia, negara pun mengalami kerugian ekonomi akibat
menurunnya produktivitas dan pendapatan.
Kemudian usaha birnya juga mengalami kecaman akibat hal yang ditimbulkan
seperti mengemudi sambil mabuk, alkohol yang ditujukan untuk kaum minoritas,
serta gangguan kesehatan yang ditimbulkannya. Alkohol yang dikonsumsi jangka
panjang bisa menyebabkan gangguan pada organ – organ internal yang pastinya
merugikan orang yang mengonsumsinya.
Jadi dalam pandangan utilitarian ini, bisnis rokok dan bir yang dijalankan oleh
Philip Morris sangat tidak etis karena sangat merugikan masyarakat dan juga negara,
Kegiatan bisnis Philip Morris ini sangat menguntungkan dirinya sendiri dengan
mengorbankan kesejahteraan khalayak umum sehingga berbanding terbalik dengan
prinsip utilitarian yaitu tindakan yang dilakukan untuk keuntungan masyarakat
bukan keuntungan pribadi.
2. Masalah Moral dikaitkan dengan hak
Philip Morris mempunyai hak untuk menjalankan bisnisnya meskipun
menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan negara. Maka dari itu masyarakat
mempunyai hak untuk mengonsumsi atau meninggalkan produk yang dihasilkan
oleh Philip Morris tersebut. Negara pun juga mempunyai hak untuk mengijinkan
atau menghentikan peredaran produk tersebut jika tidak ingin mengalami kerugian.
Namun kenyataannya banyak yang tetap memilih menggunakan produk tersebut
meskipun mereka tahu akibat yang ditimbulkannya. Jadi tindakan yang diambil oleh
Philip Morris, masyarakat, dan negara atas kemauannya sendiri dan tidak ada yang
bisa mencampurinya.
3. Masalah moral dikaitkan dengan keadilan
Dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan bisnisnya, Philip Morris, adil dalam
memberikan ganti rugi pada seorang perempuan yang mengidap kanker paru – paru
yang tidak bisa dioperasi, juga seorang pria yang meninggal akibat kanker paru –
paru. Philip Morris juga mau menandatangani perjanjian dengan 46 negara bagian,
dimana ia harus membayar ganti rugi atas biaya pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Jadi Philip Morris menjalankan keadilan kompensatif,
dimana dia memberikan ganti rugi / kompensasi atas kerugian yang ditimbulkannya
dengan adil sesuai proporsi dan nilai kerugian yang diderita.
4. Masalah moral dikaitkan dengan perhatian
Dalam menjalankan kegiatannya Philip Morris tidak peduli atas kerugian yang
disebabkan oleh produknya. Walaupun dia mengetahui masalah tersebut, dia tetap
tidak mau menghentikan usahanya. Kemudian masyarakat yang mengonsumsi
produk buatan Philip Morris seharusnya tidak membelinya, karena bukan hanya dia
yang dirugikan namun orang – orang disekitarnya juga mengalami kerugian.
Seharusnya konsumen produk tersebut harus peduli terhadap kesehatan diri sendiri
dan orang lain. Lalu negara juga harus peduli terhadap masyarakatnya dengan cara
tidak mengijinkan produk Philip Morris beredar di pasaran. Jadi dikaitkan dengan
etika perhatian, Philip Morris, masyarakat dan negara sama sekali tidak peduli
terhadap sekitarnya, hal ini dilihat dari usaha yang merugikan namun terus berjalan,
fakta bahwa rokok berbahaya bahkan sudah tertera peringatan di kemasannya tetapi
diabaikan, dan negara yang masih mengijinkan beredarnya produk Philip Morris.

Kurang pembahasan no 2 dan 3

Kurang kesimpulan

Kuran saran

semangattttt
DAFTAR PUSTAKA
Velasquez Manuel G. 2017. Etika Bisnis : Konsep dan Kasus. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai