Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas
dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada
pemegang saham lainnya. Menurut Husnan (2005:29), saham
merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek
atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan
berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan
haknya. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang
dapat dipilih untuk berinvestasi.
Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti
investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham
tersebut. Dengan kata lain, ketika seseorang membeli saham sebuah
perusahaan, sebenarnya bukan membeli perusahaan pada masa kini
tapi pada masa yang akan datang artinya seseorang tersebut bisa
meliat prospek perusahaan yang dibelinya dimasa depan. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut
(Darmadji, 2001:5). Sifat dasar investasi saham adalah memberikan
peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan.
Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik
perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba
perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham
berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh
kewajiban perusahaan dipenuhi. Tujuan seseorang membeli dan
menjual saham adalah untuk mendapatkan capital gain yang lebih lagi,
mempertahankan dan memajukan perusahaannya, memperoleh
dividen.

2.2.Jenis-jenis Saham
Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji

(2001:6), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis


saham yaitu:
A. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau
klaim:

1. Saham Biasa (common stock)


Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim
berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Saham biasa
adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti
pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting
bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk
menerima sebagian pendapatan tetap / deviden dfari perusahaan serta
kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.
Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk
ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara
yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai.
Semakin banyak persentase saham yang dimiliki maka semakin besar
hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
Memiliki hak suara atau Hak Kontrol(one share one vote).
Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan
Hak preemptif

Contoh gambar Saham biasa:

2. Saham Preferen (Preferred Stock)


Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap
dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham
preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas
penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa.
Ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004:385) adalah:
Preferen terhadap deviden/Memiliki hak paling dahulu
memperoleh deviden.
Preferen pada waktu Likuidasi
Memiliki hak suara.
Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama
dalam pencalonan pengurus.
Macam-macam saham preferen:
Convertible Preferred Stock: saham preferen yang dapat
dikonversikan ke saham biasa.
Callable Preferred Stock: memberikan hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan untuk

membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada


tanggal yang sudah ditentukan.
Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP): saham
preferren yang tidak membayar dividen secara tetap tetapi
dibayar tergantung dari tingkat return.

Contoh Gambar saham Preferen:

3. Saham Treasuri (Treasury Stock)


Saham Treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasury.
Alasan-alasan perusahaan membeli kembali saham yang beredar
sebagai saham treasuri, sebagai berikut:

Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau


karyawan-karyawan didalam perusahaan sebagai bonus dan
kompensasi dalam bentuk saham.
Meningkatkan volume perdagangan dipasar modal dengan
harapan meningkatkan nilai pasarnya.
Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk
digunakan menguasai perusahaan lain.
Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikan
laba per lembarnya.

Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham


yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan
perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara
mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat
(hostile takeover).
Untuk memperkecil jumlah pajak.

Akuntansi saham treasuri:

Saham ini harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal


sendiri secara total.
Tidak boleh dianggap sebagai aktiva.
Pembelian saham treasuri ini akan menurunkan jumlah saham
yang beredar, semetara penerbitannya kembali akan menaikkan
jumlah saham yang beredar tapi modal resmi tidak berubah baik
dengan adanya pembelian saham sendiri maupun penerbitan
atau pengeluarannya kembali.
Tidak ada pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul
dengan adanya pembelian saham sendiri, penerbitan kembali
atau penghentian beredar saham treasuri untuk selamanya.
Tidak mempunyai hak-hak seperti yang dimiliki oleh pemegang
saham perseroaan seperti dividen atau hak suara.
Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau
penerbitan kembali saham treasuri.

Pencatatan Saham Treasuri:


Terdapat dua metode pencatatan saham treasuri yaitu:

1. Metode Nilai Nominal

Menurut metode ini, pembelian saham tresuri merupakan pelunasan


kembali saham dari pemegang-pemegang saham tertentu, sehingga
pemegang saham itu tidak lagi menjadi pemegang saham perusahaan.
Apabila saham treasuri ini dijual kembali, maka penjualnya di anggap
mencari pemegang saham baru.
Dalam metode ini, treasury stoock yang di beli dapat dicatat dengan
cara:
1. Mendebit rekening modal saham
2. Mendebit rekening treasury stock dan saldonya di laporkan
mengurangi modal saham beredar dalam neraca

2. Metode Harga Perolehan

Saldo rekening treasury stock dikurangkan pada modal perusahaan


(yaitu mengurangi jumlah modal). Metode yang berdasarkan pada
anggapan ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan hal -hal
sebagai berikut ini, yaitu:
Treasury stocjk yang di beli di anggap sebagai elemen modal yang
negatif, dan tidak perlu diidentifikaskan dengan elemen-elemen modal
yang ada seperti modal saham atau laba tidak dibagi. Apabila treasury
stock tersebut dihentikan peredarannya (tidak dijual kembali) , maka
saldo rekening ini akan dialokasikan ke elemen-elemen modal. Apabila
treasury stock ini akan dijual kembali, maka penjualan ini akan di
anggap sebagai penyelesaian terakhir dari saham-saham tersebut.
Jadi,setelah diputuskan apakah treasury stock itu akan ddi hentikan
peredarannya atau dijual kembali, barulah dapat diketahui akibat dari
transaksi treasury stock ini terhadap elemen-elemen modal yang ada.

CONTOH:

B. Ditinjau dari cara peralihan:

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa
nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.

C. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1. Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,


sebagai leader di industri sejenis,memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar


dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.

3. Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan


yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.

4. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten


memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.

5. Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun


situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

2.3.Nilai Saham
Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun
porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas
(saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.
Konsep nilai ini merupakan hal yang berguna Karena digunakan untuk
untuk mengetahui saham-saham yang tumbuh dan murah.
A.)Nilai Buku
Nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Adapun nilainilai yang berhubungan dalam menghitung nilai buku, sebagai
berikut:

1. Nilai Nominal
Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam
sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai
setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal
memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas
saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Agio Saham
Selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan niali nominal sahamnya. Misalnya nilai nominal saham
perlembar sebesar Rp. 5000.- dan saham dijual sebesar Rp.
8000.- per lembar, maka agio saham perlembar adalah
Rp.3000.- agio saham ini ditampilkan dalam neraca dengan nilai
totalnya yaitu agio perlembar dikalikan dengan jumlah lembar
yang dijual.

3. Nilai Modal di setor


Total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham
biasa.

4. Laba ditahan (Retairned Earning)


Laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba
tersebut nantinya akan di masukan kembali atau diinvestasikan
kembali kepada perusahaan sebagai sumber dana internal dan
otomatis akan menambah ekuitas pemilik saham dalam neraca.

Perhitungan nilai buku perlembar saham:

Nilai ekuitas saham preferen: Nilai ekuitas dihitung dengan


mengalikan nilai tebus (called price) atau nilai noiminal (jika
nilai tebus tidak digunakan) ditambah dengan deviden yang di
arreas dengan lembar saham preferen yang beredar.
Nilai ekuitas saham biasa: Nilai ekuitas dihitung dengan
mengurangi nilai total ekuitas dengan saham preferen.
Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas
saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

B.)Nilai pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan
di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan
penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar
sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder,
kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan

penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media
lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing
price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di bursa efek

C.)Nilai Intrinsik
Adalah nilai yang sebenarnya dari suatu saham. Ada dua macam
analisis yang digunakan dalam menentukan nilai yang sebenarnya
yaitu analisis fundamenta (analisis perusahaan) dan analisis teknis.
Analisis fundamental menggunakan data yang berasal dari perusahaan
(misalnya laba, deviden yg harus dibayar, penjualan dll) sedangkan
analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga
dan volume transaksi saham). Analisis teknis banyak digunakan oleh
praktisi sedangkan analisis fundamental banyak digunakan oleh
akademisi dalam menentukan harga saham. Dalam analisis
fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai yang
sebenarnya yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach)
dan pendekatan PER (P/E ratio approach).

2.4.Faktor-Faktor yang mempengaruhi


harga saham
Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih
besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan
turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah
penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan
naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat
berasal dari internal dan eksternal perusahaan.
faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham:

1. Perkiraan Peforma Perusahaan

Beberapa faktor perkiraan perubahan peforma perusahaab go public


yang mempengaruhi pergerakan harga saham dibursa meliputi
perkiraan tingkat laba, earning per share (EPS) dan deviden tunai yang
akan dibagikan serta tingkat rasio utang dan rasio nilai buku (PBV)

2. Kebijakan Korporasi yang dilakukan Perusahaan

Kebijakan korporasi tersebut tentunya dapat mempengaruhi harga


saham. Misalnya: PT A berencana mengakuisisi PT B dimana PT B
Fundamentalnya dianggap kurang baik, menjelang diadakannya
akuisisi Saham PT B akan cenderung meningkat.

3. Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah baik yang bersifat wacana atau pun resmi


seperti perpajakan perseroan, kebijakan ekspor-impor, kebijakan PMA,
dan lain-lain dapat mempengaruhi harga saham perusahaan go public.

4. Fluktuasi Nilai Mata Uang

Sebagai contohnya apabila niali rupiah terhadap dolar mengalami


penurunan artinya harga-harga saham yang diperdagangkan di bursa
mengalami penurunan juga. Berbeda dengan perusahaan yang
bergerak di bidang ekspor mungkin harga sahamnya akan meningkat
kerena meningkatnya laba yang disebabkan kenaikan dolar.

5. Kondisi Makro Ekonomi dan Politik Keamanan

Kondisi makro ekonomi seperti tingkat inflasi dan pengangguran yang


tinggi serta tidak stabilnya keadaan politik dan keamanan dapat
berpengaruh langsung terhadap transaksi perdagangan saham dibursa
efek. Misalnya jika politik keamanan di Indonesia memburuk, maka
IHSG pun akan cenderung turun.

6. Tingkat Suku bunga perbankan

Hubungan pergerakan tingkat suku bunga perbankan dengan


pergerakan harga saham berbanding terbalik. Artinya, jika suku bunga
perbankan meningkat, maka harga-harga saham yang diperdagangkan
dibursa efek akan cenderung menurun.

7. Rumor dan Setimen Pasar

Rumor dan sentiment dapat mempengaruhi harga-harga saham di


bursa efek. Contoh rumor CEO atau direksi suatu perusahaan go public
dapat secara langsung menurunkan harga saham perusahaan yang
bersangkutan.

Sedangkan Menurut Alwi (2003:87), faktor-faktor yang


mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:
1). Faktor Internal yaitu:
A. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

B. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti


pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
C. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
D. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.
E. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha
lainnya.
F. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
G. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan
laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning
per share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
2) Faktor Eksternal yaitu:
A. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
B. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
C. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
D. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.
E. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2.5.Keuntungan dan Resiko Investasi


Saham
Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang
diinvestasikan adalah hasil (return) dan resiko (risk). Ada timbal balik
setimbang antara hasil dan resiko, umumnya apabila hasil suatu jenis
investasi tinggi maka resikonya pun tinggi. Begitu juga dengan
investasi saham yang pada umumnya memiliki resiko dan hasil yang
tinggi. Dalam investasi saham, selain memperoleh kesempatan

mendapatkan dividen dan capital gain, investor memiliki keuntungan


dari sifat saham yang fleksibel dan liquid. Berikut deskripsinya yaitu:
A. Dividen, yaitu bagian keuntungan dari perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham pada saat Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Oleh karena saham adalah tanda bukti kepemilikian atas
emiten (perusahaan penerbit saham) maka investor/pemegang saham
berhak mendapat bagian dari laba perusahaan berupa:
1. Dividen tunai (cash dividend), yaitu kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
tertentu untuk setiap saham,
2. Dividen saham (stock dividend), yaitu kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham
sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham
tersebut
3. Dividen properti, yaitu dibayarkan dalam bentuk aset.
Pembagian dividen dengan cara ini carang dilakukan.
4. Dividen interim, yaitu dibagikan sebelum tahun buku
perseroan berakhir.
B. Capital Gain, yaitu keuntungan yang berasal dari jual-beli saham
berupa selisih antara harga jual yang lebih tinggi dari harga beli.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek
mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja
membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya kembali pada siang
hari jika saham mengalami kenaikan harga.
C. Fleksibel, berarti pemegang saham dapat menjual sebagian
sahamnya apabila tiba-tiba membutuhkan dana. Berbeda dengan
investasi tanah, properti, emas dan sebagainya yang harus dijual
secara keseluruhan.
D. Liquid, berarti prinsip good delivery dan good fund dalam pasar
modal menjamin investor mendapatkan saham dan dananya.

yang dapat terjadi dalam investasi saham, antara lain:


1. Capital Loss,
yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara
harga jual yang lebih rendah dari harga beli.
2. Tidak mendapat deviden,
berarti perusahaan akan membagikan deviden jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian,
perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika perusahaan
tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi

keuntungan pemodal untuk mendapatkan deviden ditentukan


oleh kinerja perusahaan tersebut.
3. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting), Resiko
berarti saham perusahaan di delist dari bursa umumnya karena
kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu
tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturutturut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan peraturan pencatatan di bursa.

4. Saham suspend,
berarti suatu saham diberhentikan (suspend) perdagangannya
oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat
menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut
dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung
dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari
perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu
beberapa hari perdagangan. Hal yang menyebabkan saham di
suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar
biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau
berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa
menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk
kemudian diminta konfirmasi lainnya. Jika telah didapatkan suatu
informasi yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut
dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi
seperti semula.
5. Resiko Likuidasi,
berarti apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan
bangkut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan.
Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapatkan

prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat


dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih
terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh
pemengang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh
apa-apa. Ini merupakan resiko terberat dari seorang pemegang
saham.

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah Kami panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya
Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
tentang Saham. Selain sebagai tugas, makalah yang
kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para
pembaca tentang Saham, baik bentuk-bentuk nya, hakhak kepemilikan saham, dan cakupan tentang Saham
lainnya.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu, selesainya makalah ini
bukan semata karena kemampuan Kami, banyak

sumber-sumber yang mendukung dan menunjang kami


dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.
Palembang, 09 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR....................................................................................
................
DAFTAR
ISI....................................................................................................
............

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................
...............
1.1.Latar
Belakang.........................................................................................
...........
1.2.Rumusan
Pembahasan...................................................................................
....
1.3.Tujuan
Pembahasan...................................................................................
........
1.4.Manfaat
Pembahasan...................................................................................
.....

BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................
..............
2.1. Pengertian
Saham.............................................................................................
.
2.2. Jenis-jenis
saham.............................................................................................
..
2.3. Nilai
Saham.............................................................................................
...........
2.4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga atau nilai
saham..............................
2.5. Keuntungan dan Resiko dari Investasi
Saham...................................................

BAB III
PENUTUP.........................................................................................
.............

3.1.
Kesimpulan.....................................................................................
..................
3.2.
Saran..............................................................................................
...................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara berkembang merupakan salah
satu Negara yang menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam
negeri maupun luar negeri untuk menambah kekayaan dengan
membeli saham dalam bentuk investasi.
Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum
dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan public yang
memperdagangan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan
keuntungan yang menarik. Dalam aktivitas perdagangan saham
sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi
karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.
Indeks harga saham merupakan suatu indicator yang
menunjukan pergerakan harga saham. Dengan adanya indeks,
kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini.
Pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu
saat dan menjadi indicator bagi para investor untuk menentukan

apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau


beberapa saham.
Saham dijual dipasar modal (primer atau sekunder),
dimana didalamnya juga melibatkan para broker yang menjadi
perantara antara penjual dengan pembeli. Salah satu pasar
modal yang cukup terkenal adalah bursa saham. Selain saham
bursa saham juga menyediakan sarana untuk perdagangan
sekuritas dan instrumen finansial lainnya, seperti obligasi,
reksadana, mata uang, ORI, dll. Untuk dapat memperjual-belikan
saham perusahaan harus mendaftarkan terlebih dahulu dibursa
saham.
Berinvestasi saham, disarankan untuk melakukan teknik
evaluasi terlebih dahulu dan uang yang hendak di investasikan
disebar didalam beberapa saham, agar resiko bisa dibagi. Selain
itu, banyak ahli menyarankan agar berinvestasi didalam saham
dilakukan dalam jangka panjang dengan rentang waktu 10-20
tahun untuk bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam
berinvestasi saham.

1.2.Rumusan Pembahasan
1.

Apa yang dimaksud dengan Saham?

2.

Apa sajakah Jenis-Jenis saham?

3.

Apa sajakah Harga atau nilai saham?

4.
Apa sajakah Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga
atau nilai
saham?
5.
Apa sajakah Keuntungan dan Resiko dari Investasi
Saham?
6.

Penilaian Saham

1.3.Tujuan Pembahasan
1.

Mendeskripsikan Mengenai pengertian saham.

2.

Mendeskripsikan Mengenai jenis-jenis saham.

3.

Mendeskripsikan Harga atau Nilai Saham.

4.
Mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Harga atau Nilai saham.
5.
Mendeskripsikan Keuntungan dan resiko dari Investasi
Saham.

1.4.Manfaat Pembahasan
Memberikan penjelasan tentang Saham.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum
dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan public
yang memperdagangan sahamnya. Investasi dalam bentuk
saham banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan keuntungan yang menarik. Didalam saham
sendiri mempunyai beberapa jenis tersendiri Ditinjau dari
segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, cara
peralihan, perdagangan. Selembar saham mempunyai nilai
atau harga. Konsep nilai ini merupakan hal yang berguna
Karena digunakan untuk untuk mengetahui saham-saham
yang tumbuh dan murah. Nilai saham bisa dibagi atas nilai
buku, nilai pasar, dan nilai intrinsic. Harga saham yang

terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke


waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari
internal dan eksternal perusahaan. Oleh karena itu
berinvestasi saham merupakan salah satu alternative dalam
mengamankan dan meningkatkan kekayaan yang kita
miliki. Ada timbal balik setimbang antara hasil dan resiko,
umumnya apabila hasil suatu jenis investasi tinggi maka
resikonya pun tinggi. Begitu juga dengan investasi saham
yang pada umumnya memiliki resiko dan hasil yang tinggi.

3.2.Saran

Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh


dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan masih
terbatasnya kemaampuan kami. Dalam makalah ini tidak
dijelaskan secara rinci perhitungan dalam menentukan nilai
saham, serta kurangnya penjelasan yang secara detail dari
setiap point-pointnya.
Selain mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
kami juga berharap makalah ini bermanfaat untuk kami dan
juga tentunya bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Jugianto, 2000. Teori portofolio dan analisis investasi.


BPEE UGM: Yogyakarta.
Wahid, Ridho; 22 Agustus 2012; Makalah saham;
wahidridho.blogspot.co.id/2013/08/makalahsaham3618.html?m=1;
Saidi, ikhsan; 13 juli 2013; Makalah Saham;
ihsansaidi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-saham.htm
Nafisahvisah.blogspot.ca/2016/01/treasury-syock.html
Fahmyzone.blogspot .ca/2012/09/nilai-saham.html

MAKALAH TEORI PORTOFOLIO &


ANALISIS INVESTASI
SAHAM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7
NAMA
/ NPM
(14220008)

1. Nazila

2. Desi Puspita Sari


(14220016)
3. Teddy Ramadhan
(14220032)
4. I Gusti Kade Aristika
(14220050)
FAKULTAS/JURUSAN
SEMESTER
DOSEN
,SE.,M.Si.,AK.,CA

: EKONOMI/AKUNTANSI
: V (LIMA)
: Aries Veronica

UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG TAHUN


AJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai