Anda di halaman 1dari 138

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

Modal Saham
Pengertian dan Jenis-Jenis Saham serta
Istilah yang terkait dengan Modal Saham

Kelompok 1
Kelompok 1
1992140001 INDAH I. A. HARKAVRI
1992140002 RAHMAT SETIAWAN
1992140003 KURNIA PRABAWATI J.
1992140004 ANDHIKA HILMAN AKUNTANSI S1 / A
1992140005 QUR ANITA PUTRI HAFID
1992140006 NIKMATUL ATHIYAH
1992141001 AZISAH KHAIRUNNISA NURUL QOLBI
1992141002 ANDI ALIYYAH RAMADHANI SAM
1992141003 MUH. ANUGRAH ARYA PRATAMA
1992141004 AMBO UPE
1992141005 MUHAMMAD FAIZAL RAHMATULLAH
1992141006 ANNISA FITRIANDINI MULYA SARI
1992141008 REZKY AMALIA H
1992142001 APRILIANI KUSUMA WARDANI
POKOK BAHASAN
01 Pengertian Modal Saham
02 Jenis – Jenis Saham
03 Istilah Kunci
01

Pengertian Modal Saham


Modal Saham adalah modal yang
dimiliki oleh Perusahaan yang
berbentuk PT (Perseroan Terbatas)
Keuntungan Perusahaan yang berbentuk PT ini adalah :
1. Tanggung jawab terbatas pada modal yang disetor.
2. Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajemen
perusahaan.
3. Modal perusahaan dibagi dan dinyatakan dalam bentuk sertifikat saham
dalam kesatuan yang kecil jumlahnya, sehingga dimungkinkan banyak
pihak yang ikut menanamkan modalnya di dalam perusahaan.
4. Sertifikat saham adalah bukti kepemilikan perusahaan, yang merupakan
surat berharga yang mudah dipindahtangankan (dijual)
Hak
Pemegang
Saham
Hak-hak Para Pemegang Saham :
1. Hak untuk ikut berpartisipasi dalam manajemen perusahaan melalui hak

suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk deviden.

3. Hak untuk mendapatkan pembagian kekayaan perusahaan apabila

perusahaan dilikuidasi.

4. Hak untuk membeli saham baru secara proporsional dengan hak

kepemilikannya, sehingga proporsi kepemilikannya dapat tetap

dipertahankan.
• Hak-hak para pemegang saham tersebut akan sama jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu macam saham.
• Akan tetapi apabila perusahaan mengeluarkan lebih dari
satu macam saham, hak pemegang saham akan berlainan
menurut jenis / golongan sahamnya.
• Hal yang demikian ini diatur dalam Akte Pendirian dan
Anggaran Dasar Perusahaan.
02

Jenis – Jenis Saham


A. Dilihat dari nilai setiap lembar
sahamnya, saham dibedakan menjadi 2
jenis :
1. Saham dengan Nilai Nominal

2. Saham Tanpa Nilai Nominal


1. Saham dengan
Nilai Nominal
1. Saham dengan Nilai Nominal
Yaitu saham yang nilai setiap lembarnya ditetapkan dalam anggaran dasar
dan akte pendirian perusahaan. Besar kecilnya nilai nominal tiap lembar
saham tergantung dari banyaknya jumlah modal yang ditetapkan dalam akte
pendirian dan banyaknya jumlah lembar saham yang diotorisasi.

Pada dasarnya saham dengan nilai nominal dapat dikeluarkan / dijual


dengan kurs (harga jual) :
a. di atas nilai nominal Agio Saham
b. sama dengan nilai nominal
c. di bawah nilai nominal Disagio Saham
Tetapi dalam prakteknya, Saham dengan nilai nominal ini
hampir tidak pernah dikeluarkan/dijual dengan kurs di bawah
nilai nominalnya.

Arti penting nilai nominal saham :


• Jumlah minimum yang harus disetor / dibayar pada saat penjualan
untuk pertama kalinya.
• Jumlah minimum hak para pemegang saham yang harus tetap
dipertahankan selama kelangsungan hidup perusahaan.
• Untuk mendapatkan jumlah maksimum kewajiban yang harus
dipenuhi para pemegang saham dalam keadaan perusahaan harus
dilikuidasi (bangkrut).
2. Saham Tanpa
Nilai Nominal
2. Saham Tanpa Nilai Nominal
Adalah saham yang tidak dinyatakan secara tertulis nilai setiap lembarnay,
baik pada sertifikat saham itu sendiri maupun dalam anggaran dasar dan
akte pendirian perusahaan.

Untuk kepentingan penjualan saham jenis ini, pengurus / pendiri perusahaan


menetapkan nilai setiap lembar sahamnya, yang biasa disebut Nilai (Harga)
Yang Ditetapkan / Stated Value.

(Di Indonesia perusahaan – perusahaan tidak


diperkenankan memperdagangkan saham jenis ini di
Pasar Modal.)
Pada umumnya saham tanpa nilai nominal
dimaksudkan untuk :
• Menghindarkan timbulnya disagio saham.
• Memberikan kebebasan para investor untuk menentukan nilai
saham yang sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan.
• Untuk menghindarkan timbulnya modal saham yang belum
disetor penuh, dan kecenderungan untuk mencatat aktiva
yang diterima dari transaksi non kas dengan harga yang lebih
tinggi dari yang sebenarnya.
B. Dilihat dari nilai setiap lembar
sahamnya, saham dibedakan menjadi 2
jenis :
1. Saham Biasa ( Common Stock )

2. Saham Prioritas / Saham Preferen


( Preferred Stock )
Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis
saham, maka otomatis saham-saham tersebut
adalah SAHAM BIASA, sehingga setiap lembar
saham mempunyai hak-hak yang sama.
Apabila perusahaan mengeluarkan lebih dari satu
jenis saham (dinyatakan dalam Akte Pendirian),
maka jenis saham selain saham biasa itu adalah
SAHAM PRIORITAS. Dalam keadaan yang demikian,
maka Saham Biasa mempunyai kedudukan yang
lebih rendah dari Saham Prioritas.
1. Saham Biasa
(Common Stock)
Karakteristik Saham Biasa:
1. Memiliki hak suara pemegang saham, sehingga dapat memilih dewan

komisaris.

2. Hak didahulukan, bisa perusahaan menerbitkan saham baru.

3. Tanggung jawab terbatas, hanya pada jumlah yang diberikan saja.

4. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memiliki laba.

5. Hak memperoleh bagian hasil kekayaan perusahaan jika mengalami

kebangkrutan setelah perusahaan melunasi kewajibannya


2. Saham Prioritas
/ Saham Preferen
(Preferred Stock)
Karakteristik Saham Preferen:
1. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang
berbeda.
2. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi
dari saham biasa dalam hal pembagian dividen.
3. Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka
dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham
biasa.
4. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan
antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk.
Dalam kaitannya dengan
deviden, hak preferensi yang
dimiliki oleh saham prioritas
dibedakan menjadi :

1. Kumulatif dan Tidak


Kumulatif
2. Berpartisipasi dan Tidak
Berpartisipasi
Dengan demikian maka saham prioritas dapat
dibedakan menjadi 4 jenis saham, yaitu :
1. Saham Prioritas – Kumulatif, Berpartisipasi.
2. Saham Prioritas – Kumulatif, Tidak Berpartisipasi.
3. Saham Prioritas – Tidak Kumulatif, Berpartisipasi.
4. Saham Prioritas – Tidak Kumulatif, Tidak Berpartisipasi.
Saham Prioritas Kumulatif adalah Saham Prioritas yang berhak
untuk mendapatkan deviden setiap tahun. Deviden yang tidak
dibayarkan pada suatu periode tahun buku dianggap sebagai
TUNGGAKAN DEVIDEN dan akan dibayarkan kemudian pada saat
perusahaan mengumumkan pembagian deviden.

Saham Prioritas Tidak Kumulatif hanya berhak untuk memperoleh


deviden jika perusahaan mengumumkan pembagian deviden. Deviden
yang tidak dibayar pada suatu tahun buku dianggap hilang, dan tidak
akan dibayarkan pada tahun-tahun berikutnya.
Saham Prioritas Berpartisipasi adalah saham prioritas yang
mendapatkan deviden ekstra disamping presentase dari nilai
nominalnya.

Partisipasi dari saham prioritas ini bisa dibedakan menjadi :

a. Partisipasi Penuh
ekstra deviden dihitung proprosional dengan deviden saham biasa.

a. Partisipasi Sebagian (Partial)


ekstra deviden dibatasi sampai dengan prosentase tertentu yang
ditetapkan dalam sertifikat saham.
C. Dilihat dari cara peralihannya ,
saham dibedakan menjadi 2 jenis :
1. Saham atas unjuk (bearer share)

2. Saham atas nama (registered share)


1. Saham atas
Unjuk
Menurut WallStreetMojo, bearer share merupakan jenis saham
yang secara fisik tidak tertulis nama pemilik pada saham tersebut
sehingga mudah dialihkan kepemilikannya pada investor lain.

Mayoritas pemilik bearer stocks, memang bertujuan untuk


memperjualbelikan saham.

Walaupun nama pemilik saham tidak tertulis, kepemilikan saham


tetap diakui. Mengapa? Pasalnya, kepemilikan bearer stocks diakui
berdasarkan siapa investor yang memegang saham tersebut.
Bagaimana cara mengetahui kalau kita
pemilik bearer stocks dalam sebuah perusahaan?

Masing-masing pemegang saham akan mendapatkan sertifikat


saham yang dibuat khusus dengan menggunakan kertas
berkualitas tinggi seperti uang agar tidak mudah dipalsukan.

Tetapi ketika sertifikat hilang, kita tidak bisa memilikinya kembali


alias saham kita juga hilang karena tidak memiliki bukti sah atas
kepemilikan saham.
2. Saham
atas Nama
Kebalikan dari bearer share, jenis saham ini nama investornya
tertulis secara jelas pada kertas saham dan untuk peralihannya pun
memerlukan prosedur khusus.

Bagaimana prosedurnya?
Peralihan saham harus melalui pencatatan nama dari pemilik saham
yang baru ke dalam buku khusus yang memuat daftar nama pemegang
saham perusahaan.
Apabila sertifikat saham ini hilang, pemegang saham dapat
meminta penggantinya karena namanya sudah tercatat dalam
buku pemegang saham.

Dalam anggaran dasar juga dapat diatur ketentuan mengenai


pembatasan pemindahan hak atas saham. Hal ini dilakukan dengan
keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada kelompok pemegang
saham tertentu.
D. Dilihat dari kinerja perdagangan,
saham dibedakan menjadi beberapa
jenis :
1. Bluechips Stock 3. Growth Stock

2. Income Stock 4. Speculative Stock


5. Counter Cyclical Stock

6. Emerging Growth Stock

7. Devensive Stock
1. Bluechips
Stock
Menurut New York Stock Exchange, blue chips dapat
didefinisikan sebagai saham dari perusahaan yang
memiliki reputasi nasional, baik dari sisi kualitas,
kemampuan serta kehandalan untuk beroperasi yang
menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi
dengan keadaan baik maupun buruk.
Menurut para ahli di bidang ini, saham blue chips dapat dikatakan sebagai
salah satu jenis saham paling aman untuk berinvestasi dibandingkan
jenis saham lainnya.

Dikarenakan saham blue chips memiliki nilai fundamental yang sangat


kuat, bagi itu dari segi finansial maupun dari segi manajemen,
perusahaan yang tergabung secara teratur akan membagikan dividen
dengan nilai yang cukup memuaskan.
• Memiliki kapitalisasi besar
• Telah ada di bursa dalam
jangka waktu yang lama

CIRI - CIRI • Ramai diperdagangkan


• Saham Blue Chip adalah
Saham dari Perusahaan
yang Menjadi Market Leader
Saham Blue Chip Terbaik untuk Investasi Pemula
Dibandingkan jenis saham lainnya, dapat dikatakan bahwa saham blue
chip merupakan bentuk investasi paling aman, khususnya untuk
pemula.

Hal tersebut dikarenakan, perusahaan-perusahaan dengan saham


blue chip sudah pasti merupakan perusahaan-perusahaan besar yang
cukup berjaya di Indonesia.
2. Income
Stock
Income stocks adalah saham yang dalam jangka panjang tercatat
secara reguler dan terus menerus membayarkan dividen yang lebih
tinggi dari rata-rata.

Income stock adalah pilihan ideal bagi investor yang mencari tingkat
pendapatan saat ini yang tinggi dan relatif aman. “Income” itu sendiri
yang berarti pendapatan lebih memfokuskan pada perusahaan yang
telah mengalami fase mature yang sudah sulit untuk berekspansi
atau berkembang lagi (growth) sehingga perusahaan lebih sering
membagi dividen.
CIRI - CIRI

• Memiliki pembagian dividen yang tinggi dan teratur setiap tahun.


• Pergerakan harga saham memiliki volatilitas yang rendah (pengukuran
menggunakan beta) atau kestabilan harga.
• Mempunyai tingkat pertumbuhan dividen yang moderat.
• Perusahaan sudah cukup lama berdiri dan biasanya produk sudah
sangat dikenal luas sehingga ekspansi usaha cukup terbatas.
Contoh Income stock
Contoh saham jenis income stock adalah ITMG (Indo Tambangraya
Megah) Perusahaan ITMG selalu membagikan dividen tahunan yang cukup
besar dan di tahun ini ITMG telah membagikan dividen yieldnya sebesar
23.07% dengan dividen per lembarnya 2,745.

Untuk melihat jenis income stock lain, investor dapat menggunakan index
baru BEI yaitu IDX High Dividend 20 denga jumlah saham 20 saham yang
diupdate BEI secara berkala.
3. Growth
Stock
Growth Stock adalah saham-saham dalam perusahaan
apa pun yang diperkirakan akan mengalami laju
pertumbuhan lebih tinggi dibanding rata-rata pasar
atau rata-rata sektoral. Saham-saham ini tidak suka
memberikan dividen dalam jumlah besar, karena
perusahaan memprioritaskan reinvestasi laba untuk
mengembangkan bisnisnya.
CIRI - CIRI

• Memiliki rata – rata pertumbuhan laba dan pendapatan yang


stabil dari waktu ke waktu terlepas industrinya lesu maupun
tidak.
• Pembagian dividen tidak pasti tiap tahunnya.
• Memiliki banyak rencana ekspansi usaha.
Contoh Growth stock
Untuk memudahkan pencarian saham ini maka dapat dilakukan pemilihan
menggunakan indeks yang telah disaring oleh Bursa Efek Indonesia yaitu
IDX Growth 30.

IDX Growth 30 adalah Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham
yang secara historis perusahaan relatif memiliki profitabilitas tinggi,
solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi
serta kinerja keuangan yang baik.
4. Speculative
Stock
Speculative Stocks yaitu saham suatu
perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan tinggi dimasa mendatang.
CIRI - CIRI
• Speculative stock pada dasarnya biasa diperdagangkan di
bursa efek dan bisa digolongkan sebagai speculative stocks.
• Para investor umumnya tidak mendapatkan kepastian
apakah saham yang dibelinya ini akan memberikan
keuntungan (capital gain) atau justru harga sahamnya akan
turun ketika saham akan dijual.
5. Counter
Cyclical
Stock
Saham kontra-siklus (countercyclical stock) adalah jenis
saham yang cenderung bergerak berlawanan arah
dengan kecenderungan siklus ekonomi atau pasar
saham. Harga saham ini naik pada saat resesi (atau
pasar sedang bearish ) dan jatuh selama periode
ekspansi ekonomi (atau pasar saham sedang bullish) .
Saham countercyclical memiliki kinerja keuangan yang berkorelasi
negatif dengan keadaan ekonomi secara keseluruhan. Akibatnya, harga
saham akan cenderung bergerak ke arah yang berlawanan dengan siklus
bisnis atau pasar saham.
Contoh Counter Cyclical stock
Sulit untuk menemukan perusahaan-perusahaan yang dapat tumbuh besar
dalam periode di mana kebanyakan orang tidak punya uang. Meskipun tidak
100%, beberapa jenis industri memiliki catatan siklus, di antaranya:
• Produsen makanan dan obat – obatan
• Perusahaan outsourcing
• Penyedia jasa pekerja sementara
• Perusahaan outplacement
• Peritel diskon
6. Emerging
Growth
Stock
Emerging Growth Stocks, saham yang dikeluarkan oleh
emiten yang relatif kecil dan stabil meskipun dalam
kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Defensive
Stocks, saham yang tetap stabil dari suatu periode
atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.
7. Devensive
Stock
Saham defensif adalah saham yang memberikan dividen konsisten dan
pendapatan yang stabil terlepas dari keadaan pasar saham secara
keseluruhan. Biasanya, ada permintaan konstan untuk produk mereka,
sehingga saham defensif cenderung lebih stabil selama berbagai fase
siklus bisnis.
Contoh Devensive Stock
Saham defensif juga dikenal sebagai saham non-siklus karena tidak
berkorelasi tinggi dengan siklus bisnis. Di bawah ini adalah beberapa jenis
saham defensif:
• Perbankan
• Kebutuhan pokok
• Sektor utilitas
• Bidang kesehatan
• Replacement market / suku cadang
STUDI KASUS
A. Saham Biasa :
Penerbitan Nilai
Nominal
PT ABCD menerbitkan 500.000 lembar saham
biasa bernilai nominal Rp 200, dengan harga Rp
500 per lembar yang dibayar tunai oleh sejumlah
investor yang membelinya.

Perusahaan mencatat penerbitan saham tersebut


dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal
Kas Rp 250.000.000

Modal Saham Biasa Rp 100.000.000

Agio Saham Biasa Rp 150.000.000


Perhitungan
Kas = 500.000 lembar saham × Rp 500 per lembar
= Rp 250.000.000

Modal Saham Biasa = 500.000 lembar saham × Rp 200 (nilai nominal)


= Rp 100.000.000

Agio Saham Biasa = Rp 250.000.000 (Kas) – Rp 100.000.000 (Modal Saham Biasa)


= Rp 150.000.000
B. Saham Biasa :
Penerbitan Tanpa
Nilai Nominal
PT CDEF menerbitkan 1.000.000 lembar saham
tanpa nilai nominal. Harga penerbitan saham,
Rp 200 per lembar dibayar tunai oleh sejumlah
investor yang membelinya.

Perusahaan mencatat penerbitan saham tersebut


dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal
Kas Rp 200.000.000

Modal Saham Biasa Rp 200.000.000


Perhitungan
Kas & Modal Saham Biasa = 1.000.000 lembar × Rp 200 per lembar
= Rp 200.000.000
Adapun penerbitan saham biasa tanpa nilai nominal
tetapi memiliki nilai yang ditetapkan, contohnya
sebagai berikut.

PT XYZ menerbitkan 3.000.000 lembar saham biasa


tanpa nilai nominal dengan harga Rp 500 per
lembar yang dibayar tunai oleh sejumlah investor
yang membelinya. Manajemen memutuskan nilai
ditetapkan saham adalah Rp 150 per lembar.
Jurnal
Kas Rp 1.500.000.000

Modal Saham Biasa Rp 450.000.000

Agio Saham Biasa Rp 1.050.000.000


Perhitungan
Kas = 3.000.000 lembar saham × Rp 500 per lembar
= Rp 1.500.000.000

Modal Saham Biasa = 3.000.000 lembar saham × Rp 150 (nilai yang ditetapkan)
= Rp 450.000.000

Agio Saham Biasa = Rp 1.500.000.000 (Kas) – Rp 450.000.000 (Modal Saham Biasa)


= Rp 1.050.000.000
C. Penerbitan
dengan
Sekuritas Lain
PT Sunflower menerbitkan 4.000.000 lembar saham biasa
bernilai nominal Rp 200 dan 2.000.000 lembar saham
preferen bernilai nominal Rp 500. Total dana yang
diperoleh secara total adalah Rp 2.000.000.000. Saham
biasa memiliki nilai pasar sebesar Rp 400 dan saham
preferen Rp 900 per lembar.
1. Alokasi dengan Metode Proporsional
Jumlah Nilai Pasar Total Persentasi
Saham Biasa 4.000.000 Rp 400 Rp 1.600.000.000 47%
Saham Preferen 2.000.000 Rp 900 Rp 1.800.000.000 53%
Nilai Pasar Wajar Rp 3.400.000.000 100%

Alokasi Saham Biasa Saham Preferen


Harga Penerbitan Rp 2.000.000.000 Rp 2.000.000.000
Alokasi (%) 47% 53%
Jumlah Rp 940.000.000 Rp 1.060.000.000
Perhitungan Persentase
Rp 1.600.000.000
Saham Biasa = Rp 3.400.000.000
× 100%
= 47%

Rp 1.800.000.000
Saham Biasa = Rp 3.400.000.000
× 100%
= 53%
Jurnal
Kas Rp 2.000.000.000

Saham Preseren Rp 1.000.000.000

Agio Saham Preferen Rp 60.000.000

Saham Biasa Rp 800.000.000

Agio Saham Biasa Rp 140.000.000


Perhitungan
Nilai nominal saham preferen = 2.000.000 × Rp 500
= Rp 1.000.000.000

Agio saham preferen = Rp 1.060.000.000 – Rp 1.000.000.000


= Rp 60.000.000

Nilai nominal saham biasa = 4.000.000 × Rp 200


= Rp800.000.000

Agio saham biasa = Rp940.000.000 – Rp 800.000.000


= Rp140.000.000
2. Alokasi dengan Metode Inkromental
Jumlah Nilai Pasar Total
Saham Biasa 4.000.000 Rp 400 Rp 1.600.000.000
Saham Preferen 2.000.000
Nilai Pasar Wajar Rp 1.600.000.000

Alokasi
Harga Penerbitan Rp 2.000.000.000
Alokasi (%) Rp (1.600.000.000)
Jumlah Rp 1.600.000.000 Rp 400.000.000
Jurnal
Kas Rp 2.000.000.000
Disagio Saham Preferen Rp 600.000.000
Saham Preseren Rp 1.000.000.000
Saham Biasa Rp 800.000.000
Agio Saham Biasa Rp 800.000.000
Perhitungan
Nilai nominal saham preferen = 2.000.000 × Rp 500
= Rp 1.000.000.000

Disagio saham preferen = Rp 400.000.000 – Rp 1.000.000.000


= Rp (600.000.000)

Nilai nominal saham biasa = 4.000.000 × Rp 200


= Rp 800.000.000

Agio saham biasa = Rp 1.600.000.000 – Rp 800.000.000


= Rp 800.000.000
D. Penerbitan
Secara
Non – Tunai
Pada 13 April 2013 PT Sunflower membeli merek dagang
pakaian “Fashion Hijab” dari salah satu perusahaan
pakaian untuk pembelian ini. PT Sunflower tidak
melakukan pembayaran tunai, melainkan menerbitkan
1.200.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000
pada saat itu, PT Sunflower mengetahui nilai per lembar
merek dagang sebesar Rp 1.800.
Jurnal
Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 13 Merek Dagang
2013 Saham Biasa Rp 2.160.000.000 Rp 1.200.000.000
Agio Saham Biasa Rp 960.000.000
Perhitungan
Merek Dagang = Rp 800 × 1.200.000 = Rp 2.160.000.000
Nilai Nominal Saham = Rp 1.000 × 1.200.000 = Rp 1.200.000.000
Selisih Laba = Rp 960.000.000
E. Biaya
Penerbitan
Saham
Pada 7 April 2014 PT Sunflower menerbitkan 500.000
lembar saham biasa bernilai nominal Rp 700, dengan
harga pasar Rp 1.200 per lembar. Kemudian adanya biaya
jaminan emisi efek Rp 1.500.000, biaya percetakan
dokumen Rp 250.000.
Jurnal
Tanggal Keterangan Debit Kredit
April 7 Kas Rp 598.250.000
2013 Biaya Jaminan Emisi Efek Rp 1.500.000
Biaya Percetakan Dokumen Rp 250.000
Modal Saham Biasa Rp 350.000.000
Agio Saham Biasa Rp 250.000.000
Perhitungan
Kas diterima = (500.000 × Rp 1.200) – (Rp 1.500.000 + Rp 250.000)
= Rp 600.000.000 – Rp 1.750.000
= Rp 598.250.000

Modal saham = 500.000 × Rp 700


= Rp 350.000.000

Selisih laba = Rp 600.000.000 – Rp 350.000.000


= Rp 250.000.000
SAHAM TREASURY
Metode Biaya
1. Pada tanggal 1 agustus PT. Sumber maju
mengeluarkan saham biasa sebanyak 5.500
lembar dengan nilai nominal Rp 750 pada harga
pasar Rp 15.000
Jurnal
1 Agustus ;
Kas Rp 82.500.000
Modal Saham-Saham Biasa Rp 4.125.000
Agio Saham-Saham Biasa Rp 78.375.000
Perhitungan
Kas = jumlah harga saham yang dikeluarkan × harga pasar
= 5.500 × Rp 15.000
= Rp 82.500.000

Modal saham = jumlah saham yang dikeluarkan × nilai Nominal


= 5.500 × Rp 750
= Rp 4.125.000

Agio saham = kas – modal saham


= Rp 82.500.000 - Rp 4.125.000
= Rp 78.375.000
2. Pada tanggal 5 agustus PT Sumber Maju membeli
saham treasury sebanyak 1.500 lembar dengan
harga Rp 17.000.

5 Agustus ;
Saham Treasury Rp 25.000.000
Kas Rp 25.000.000
Perhitungan
Jumlah saham treasury yang dibeli × harga perolehan
1.500 × Rp 17.000 = Rp 25.000.000
3. Pada tanggal 17 agustus PT Sumber Maju menjual
saham treasury sebanyak 700 lembar dengan
harga Rp 20.000.

17 Agustus ;
Kas Rp 14.000.000
Saham Treasury Rp 11.900.000
Agio Saham-Saham Treasury Rp 2.100.000
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 700 × Rp 20.000
= Rp 14.000.000

Saham = jumlah saham yang dijual × harga beli


treasury = 700 × Rp 17.000
= Rp 11.900.000

Agio saham = kas – saham treasury


= Rp 14.000.000 – Rp 11.900.000
= Rp 2.100.000
4. Pada tanggal 25 agustus PT Sumber Maju
menjual saham treasury dibawah harga beli
sebanyak 425 lembar dengan harga Rp 16.000.

25 Agustus ;
Kas Rp 6.800.000
Agio Saham-Saham Treasury Rp 425.000
Saham Treasury Rp 7.225.000
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 425 × Rp 16.000
= Rp 6.800.000

Saham treasury = jumlah saham yang dijual × harga beli


= 425 × Rp 17.000
= Rp 7.225.000

Agio saham = saham treasury – kas


= Rp 7.225.000 - 6.800.000
= Rp 425.000
5. Pada tanggal 29 agustus PT Sumber Maju
menjual kembali saham treasury di bawah harga
beli sebanyak 300 lembar dengan harga Rp
10.000.

29 Agustus ;
Kas Rp 3.000.000
Agio Saham-Saham Treasury Rp 1.675.000
Saldo Laba Rp 425.000
Saham Treasury Rp 5.100.000
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 300 × Rp 10.000
= Rp 3.000.000

Saham treasury = jumlah saham yang dijual × harga beli


= 300 × Rp. 17.000
= Rp 5.100.000

Agio saham = agio saham treasury (D) – agio saham treasury (K)
= Rp 2.100.000 – Rp 425.000
= Rp 1.675.000

Saldo laba = saham treasury –(kas + agio saham)


= Rp 5.100.000 – (Rp 3.000.000 + Rp 1.675.000)
= Rp 3.425.000
Metode Nilai Nominal
1. Pada tanggal 1 agustus PT. Sumber Maju
mengeluarkan saham biasa sebanyak 5.500
lembar dengan nilai nominal Rp 750 pada harga
pasar Rp 15.000.
Jurnal
1 Agustus ;
Kas Rp 82.500.000
Modal Saham-Saham Biasa Rp 4.125.000
Agio Saham-Saham Biasa Rp 78.375.000
Perhitungan
Kas = jumlah harga saham yang dikeluarkan × harga pasar
= 5.500 × Rp 15.000
= Rp 82.500.000

Modal saham = jumlah saham yang dikeluarkan × nilai Nominal


= 5.500 × Rp 750
= Rp 4.125.000

Agio saham = kas – modal saham


= Rp 82.500.000 - Rp 4.125.000
= Rp 78.375.000
2. Pada tanggal 5 agustus PT Sumber Maju membeli
saham treasury sebanyak 1.500 lembar dengan
harga Rp 17.000.

5 Agustus ;
Saham Treasury Rp 1.125.000
Agio Saham-Saham Biasa Rp 3.000.000
Saldo Laba Rp 21.375.000
Kas Rp 25.500.000
Perhitungan
Saham treasury = Jumlah saham yang dibeli × nilai nominal
= 1.500 × Rp 750
= Rp 1.125.000

Kas = Jumlah saham yang dibeli × harga perolehan


= 1.500 × Rp 17.000
= Rp 25.500.000

Saldo laba = kas – modal saham biasa


= Rp 25.500.000 – Rp 4.125.000
= Rp 21.375.000

Agio saham biasa = modal saham biasa – saham treasury


= Rp 4.125.000 – Rp 1.125.000
= Rp 3.000.000
3. Pada tanggal 17 agustus PT Sumber Maju menjual
saham treasury sebanyak 700 lembar dengan
harga Rp 20.000.

17 Agustus ;
Kas Rp 14.000.000
Saham Treasury Rp 525.000
Agio Saham-Saham Treasury Rp 13.475.000
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 700 × Rp 20.000
= Rp 14.000.000

Saham treasury = jumlah saham yang dijual × nilai nominal


= 700 × 750
= Rp 525.000

Agio saham = kas – saham treasury


= Rp 14.000.000 - 525.000
= Rp 13.475.000
4. Pada tanggal 25 agustus PT Sumber Maju
menjual saham treasury dibawah harga beli
sebanyak 425 lembar dengan harga Rp 16.000.

25 Agustus ;
Kas Rp 6.800.000
Agio Saham-Saham Biasa Rp 318.750
Saham Treasury Rp 6.481.250
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 425 × Rp 16.000
= Rp 6.800.000

Saham treasury = jumlah saham yang dijual × nilai nominal


= 425 × 750
= Rp 318.750

Agio saham = saham treasury – kas


= Rp 6.800.000 – Rp 318.750
= Rp 6.481.250
5. Pada tanggal 29 agustus PT Sumber Maju
menjual kembali saham treasury di bawah harga
beli sebanyak 300 lembar dengan harga Rp
10.000.

29 Agustus ;
Kas Rp 3.000.000
Agio Saham-Saham Biasa Rp 225.000
Saham Treasury Rp 2.775.000
Perhitungan
Kas = jumlah saham yang dijual × harga jual
= 300 × Rp 10.000
= Rp 3.000.000

Saham treasury = jumlah saham yang dijual × nilai nominal


= 300 × Rp 17.000
= Rp 5.100.000

Agio saham = kas – saham treasury


= Rp 3.000.000 – Rp 225.000
= Rp 2.775.000
SAHAM PREFEREN
Penerbitan Saham
PT Sam nenerbitkan 1.000.000 lembar saham preferen
dengan nilai nominal Rp 250 per lembar. Saham ini dibeli
tunai para investor dengan harga Rp 300 per lembar.

Jurnal;
Kas Rp 300.000.000
Saham Preferen Rp 250.000.000
Agio Saham – Preferen Rp 50.000.000
Perhitungan
1.000.000 LS × Rp. 300 = Rp 300.000.000
1.000.000 LS × Rp. 250 = Rp 250.000.000
Selisih = Rp 50.000.000
Pembagian Dividen
Pada 1 november 2017 PT Sam melakukan pembagian deviden
Rp 150.000.000 kepada para pemegang saham, komposisi
pemegang saham terdiri sebagai berikut:
• Saham preferen 8% dengan total nominal Rp 250.000.000
• Saham biasa, dengan total nominal Rp 500.000.000
Selama tahun 2015 dan 2016 PT Sam tidak membagikan deviden karena
kebutuhan dana investasi yang besar. Diasumsikan komposisi pemegang
saham tidak berubah selama 2015-2017.
1) Deviden Saham Preferen Bersifat
Non-kumulatif dan Non Tartisipatif
Tabel 01 Perhitungan Non-Kumulatif dan Non-Partisipatif

Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total


8% ×
Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Rp 250.000.000
Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
Jumlah Rp 20.000.000 Rp 130.000.000 Rp 150.000.000
Pada kasus ini, pemegang saham preferen menerima deviden
sebesar 8% dari nilai nominal (yaitu Rp 20.000.000) dan sisanya
(Rp 130.000.000) di alokasikan untuk pemegang saham biasa.
2) Deviden Saham Preferen Bersifat
Kumulatif dan Non-Partisipatif
Tabel 02 Perhitungan Kumulatif dan Non-Partisipatif

Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total


Dividen In Arrears
2 tahun: 2 × 8% ×
Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Rp 250.000.000
8% ×
Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Rp 250.000.000
Sisa Rp 90.000.000 Rp 90.000.000
Jumlah Rp 60.000.000 Rp 90.000.000 Rp 150.000.000
Pada kasus ini, pemegang saham preferen menerima deviden
sebesar Rp 60.000.000, terdiri atas deviden 2 tahun sebelumnya
yang belum dibagikan (masing-masing Rp 20.000.000, total Rp
40.000.000) dan deviden tahun berjalan sebesar 8% dari nilai
nominal (Rp 20.000.000). Sisanya sebesar Rp 90.000.000
dialokasikan untuk pemegang saham biasa
3) Dividen Saham Preferen Bersifat Non-
Kumulatif dan Partisipatif Penuh
Tabel 03 Perhitungan Non-Kumulatif dan Partisipatif Penuh

Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total

Dividen tahun
Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 60.000.000
berjalan: 8%
Dividen partisipatif:
Rp 30.000.000 Rp 60.000.000 Rp 90.000.000
12%

Jumlah Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 Rp 150.000.000


Perhitungan
• Dividen tahun berjalan : 8%

Saham preferen = Rp 250.000.000 × 8% = Rp 20.000.000


Saham biasa = Rp 500.000.000 × 8% = Rp 40.000.000
= Rp 60.000.000

𝑅𝑝 90.000.000
• Dividen partisipatif : 12% (𝑅𝑝 750.000.000 × 100% = 12%)

Saham preferen = Rp 250.000.000 × 12% = Rp 30.000.000


Saham biasa = Rp 500.000.000 × 12% = Rp 60.000.000
= Rp 90.000.000
Setelah pemegang saham preferen dan
saham biasa mendapatkan dividen tahun
berjalan dengan persentase yang sama yaitu
8% dan nilai nominal, sisanya dibagikan
sebagai dividen partisipatif dengan
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 04 Perhitungan Non-Kumulatif dan Partisipatif (lanjutan)
Total dividen tahun berjalan Rp 60.000.000
Dividen tersedia untuk partisipatif Rp 90.000.000 (Rp 150.000.000 – Rp 60.000.000)
Nilai nominal saham preferen dan biasa Rp 750.000.000 (Rp 250.000.000 + Rp 500.000.000)

𝑅𝑝 90.000.000
Tingkat partisipatif × 100% = 12%
𝑅𝑝 750.000.000

Besarnya dividen partisipasi saham preferen = Rp 250.000.000 × 12% = Rp 30.000.000


Besarnya dividen partisipasi saham biasa = Rp 500.000.000 × 12% = Rp 90.000.000

Dengan demikian, pemegang saham preferen menerima total dividen sebesar Rp


50.000.000 dan pemegang saham biasa sebesar Rp 100.000.000 (Nilai didapat dari jumlah
saham preferen dan saham biasa pada tabel 03).
4) Dividen Saham Preferen Bersifat
Kumulatif dan Partisipatif penuh
Tabel 05 Perhitungan Kumulatif dan Partisipatif Penuh
Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total
Dividen In Arrears
2 tahun: 2 × 8% ×
Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Rp 250.000.000
8% × Rp 250.000.000 Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 60.000.000
Dividen Partisipatif :
Rp 16.665.000 Rp 33.335.000 Rp 50.000.000
6,67%
Jumlah Rp 76.665.000 Rp 73.335.000 Rp 150.000.000
Perhitungan
Dividen : 6,667%
50.000.000
partisipatif = 750.000.000 × 100% = 6,667%

Saham
preferen = 6,667% × Rp 250.000.000 = Rp 16.665.000

Saham
biasa = 6,667% × Rp 500.000.000 = Rp 33.335.000
= Rp 50.000.000
• Tingkat partisipasi 6,667% (Rp 50.000.000/Rp 750.000.000)
besarnya dividen partisipatif saham preferen = 6,667% ×
Rp 250.000.000 = Rp 16.665.000.

• Besarnya dividen partisipatif saham biasa = 6,667% × Rp


500.000.000 = Rp 33.335.000.

• Dengan demikian, pemegang saham preferen menerima


total dividen sebesar Rp 76.665.000 dan pemegang saham
biasa sebesar Rp 73.335.000.
03

Istilah Kunci
• Agio saham (share premium)
• Agio saham biasa (agio common stock)
• Agio saham preferen (agio preferred stock)
• Agio saham treasuri (Agio shares treasuri)
• Berpartisipasi (Participate)
• Biaya jaminan emisi efek (Securities emission
guarantee costs)
• Biaya percetakan dokumen (Document printing costs)
• Dapat dikonversikan (convertible)
• Dapat ditarik kembali (callable)
• Disagio saham (disagio stocks)
• Disagio saham biasa (Disagio common stock)
• Disagio saham preferen (Disagio preferred stock)
• Disagio saham treasuri (Disagio shares treasuri)
• Dividen dalam tunggakan (dividend in arrears)
• Dividen kumulatif (cumulative dividend)
• Dividen partisipatif (participatory dividends)
• Ekspansi ekonomi (economic expansion)
• Emerging growth stocks
• Harga pasar (market price)
• Kapitalisasi (Capitalization)
• Kumulatif (Cumulative)
• Lembar saham (stock sheet)
• Merek dagang (Trademark)
• Metode biaya (cost method)
• Metode Inkremental (incremental method)
• Metode nilai nominal (nominal value method)
• Metode proporsional (proportional method)
• Modal saham (share capital)
• Nilai nominal (par value)
• Nilai yang ditetapkan (stated value)
• Outplacement
• Outsourcing
• Partisipasi penuh (full participation)
• Partisipasi sebagian (partial participation)
• Pasar pengganti (replacement market)
• Pemegang saham (Shareholders)
• Pemegang saham biasa (Ordinary shareholders)
• Pemegang saham preferen (Preferred shareholders)
• Pemimpin pasar (market leader)
• Peritel diskon (discount retailers)
• Saham atas nama (registered share)
• Saham atas unjuk (bearer share)
• Saham biasa (ordinary share)
• Saham blue chip (Bluechips stock)
• Saham devensif (devensive stocks)
• Saham kontra-siklus (countercyclical stock)
• Saham nilai (value stock)
• Saham pendapatan (income stock)
• Saham pertumbuhan (growth stock)
• Saham prioritas / saham preferen (preferred share)
• Saham siklonik (cyclical stock)
• Saham spekulatif (speculative stocks)
• Saham treasuri (Treasuri stocks)
• Saldo laba (retained earnings)
• Selisih laba (profit difference)
• Siklus bisnis (business cycle)
• Surat berharga / Sekuritas (Securities)
• Tanpa nilai nominal (without face value)
• Tidak berpartisipasi (not participate)
• Tidak kumulatif (not cumulative)
• Tingkat partisipasi (Participation rate)
• Volatilitas (Volatility)
Kesimpulan
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang diperoleh dengan cara
menerbitkan dan menempatkan saham–saham tersebut kepada pihak tertentu
atau kepada masyarakat umum. Jenis-jenis saham terbagi atas saham
berdasarkan hak tagih atau kemampuan klaim , saham treasury, saham
berdasarkan cara peralihannya, dan saham berdasarkan kinerja perdagangan.
Adapun saham dilihat dari nilai setiap lembar sahamnya terdiri atas dua jenis
yaitu saham dengan nilai nominal dan saham tanpa nilai nominal. Saham
dengan nilai nominal Yaitu saham yang nilai setiap lembarnya ditetapkan dalam
anggaran dasar dan akte pendirian perusahaan, sedangkan saham tanpa nilai
nominal adalah saham yang tidak dinyatakan secara tertulis nilai setiap
lembarnay, baik pada sertifikat saham itu sendiri maupun dalam anggaran
dasar dan akte pendirian perusahaan.
Kesimpulan
Saham berdasarkan hak tagih atau klaim terdiri atas saham biasa, dan saham preferen.
Saham biasa terdiri lagi atas penerbitan dengan nilai nominal, penerbitan tanpa nilai
nominal, dan penerbitan dengan sekuritas lain dimana ketiga hal ini mempunyai
keuntungan masing-masing. Sedangkan saham preferen merupakan jenis saham yang
diterbitkan oleh perusahaan dengan karakteristik atau fitur tertentu. Saham treasuri
merupakan saham perusahaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan kemudian
dibeli kembali. Saham berdasarkan cara peralihannya terbagi atas dua yaitu, saham atas
unjuk dan saham atas nama. Saham atas unjuk merupakan jenis saham yang secara fisik
tidak tertulis nama pemilik pada saham tersebut sehingga mudah dialihkan. Sedangkan
saham atas nama ini investornya tertulis secara jelas pada kertas saham dan untuk
peralihannya pun memerlukan prosedur khusus. Dan saham berdasarkan kinerja
perdagangan terdiri atas : bluechip stocks, income stocks, growth stocks, speculative
stocks, counter cyclical stocks, emerging growth stock, dan defensive stocks.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai