Anda di halaman 1dari 27

Pengantar Akuntansi II

(Pertemuan 13)
Sabtu, 29 Mei 2021
Modal Saham
Dosen :
Reny Dany Merliyana, S.Pd., M.Ak.
Email:
CPL: Mahasiswa dapat memahami mengenai modal
saham

a. Pengertian Modal Saham

b. Jenis-jenis Saham

c. Pencatatan Modal Saham


a. Pengertian Modal Saham
Untuk mendapatkan dana yang diperlukan guna membebani kegiatan
operasinya, suatu perseroan mengeluarkan sejumlah surat (sertifikat)
saham yang dijual kepada pendiri dan orang-orang lain yang berminat
(investor). Saham dikeluarkan oleh suatu perseroan yang disebut
Pemegang Saham.
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang diperoleh
dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham–saham tersebut
kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Tingkat
kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tergantung
seberapa besar bagian saham yang dikuasainya.
Saham merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut :
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan
perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen
yang dibagi oleh perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan
agar proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham
dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva dalam hal perusahaan
likuidasi.
b. Jenis-jenis Saham
PT dapat menerbitkan satu jenis saham atau lebih, bila perseroan hanya
menerbitkan satu jenis saham saja, maka saham-saham yang diterbitkan
itu adalah saham biasa. Namun, jika perseroan menerbitkan 2 macam
saham, maka jenis saham tersebut ada saham biasa dan juga saham
prioritas (saham preferen/preferred stock).
Jenis – jenis saham yang dapat diterbitkan oleh PT :
A. Dilihat dari ada tidaknya nominal saham, yaitu:
1. Saham dengan nilai nominal, yaitu saham yang padanya tercantum
adanya nilai nominal
2. Saham tanpa nilai nominal, yaitu saham yang padanya tidak
tercantum adanya nilai nominal
B. Dilihat dari hak yang melekat pada saham
1. Saham biasa (Common Stock), yaitu saham yang tidak
mempunyai hak istimewa dalam pembagian deviden dan
pembagian kekayaan perusahaan bila perusahan dilikuidasi.
Kategori saham biasa, yaitu: 1) income stocks, 2) Blue Chip Stocks,
3) Growth Stocks, 4) Cyclical Stocks, 5) Defensive Stocks, 6)
Emerging Growth Stocks, 7) Speculative Stock.
2. Saham prioritas atau saham preferen (preferred stock), yaitu
saham yang mempunyai hak istimewa untuk didahulukan dalam
hak pembagian deviden atau pembagian kekayaan perusahaan
bila likuidasi. Saham preferen merupakan gabungan dari saham
biasa dengan obligasi, karena menghasilkan pendapatan tetap.
SAHAM BIASA
 Jika saham yang dikeluarkan hanya satu jenis, maka saham tersebut
dinamakan saham biasa.
 Pemegang saham biasa merupakan pemilik pokok dalam perseroan
 Pemegang saham mempunyai hak suara, turut menentukan dalam
pembagian laba, menentukan penambahan saham baru
 Pemegang saham biasa merupakan pemilik perseroan, berhak untuk
memilih anggota-anggota dewan komisaris.
 Saham jenis ini memiliki high return dibandingkan dengan jenis saham
lainnya. Di saat perusahaan mampu memperoleh tingkat keuntungan yang
tinggi, maka pemegang saham jenis ini juga akan memperoleh tingkat
pengembalian berupa dividen yang nilainya tinggi pula.
 Selain high return, saham biasa juga high risk. Di kala perusahaan tidak
memperoleh laba, maka pemegang saham biasa tidak akan menerima
dividen. Bila perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, maka pemegang saham
biasa hanya akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir
setelah perusahaan melunasi semua utang atau kewajibannya, dan bila aset
perusahaan tidak tersisa, maka pemegang saham biasa tidak akan
memperoleh apapun (mengalami kerugian yang besar).
 pemegang saham biasa harus cermat dalam memantau perkembangan pasar
modal. Jika dirasa perusahaan tempatnya berinvestasi berisiko mengalami
kerugian, maka ia dapat melepas saham biasa yang dimilikinya dengan
menjualnya kepada pihak lain untuk mengurangi risiko kerugian.
KATEGORI SAHAM BIASA
a. Income Stocks. Saham yangmemberikan pembayaran dividen baik dalam
nilai yang relatif besar tapi tidak teratur dan dapat digunakan sebagai sarana
guna menghasilkan pendapatan tanpa melakukan penjualan saham.
b. Blue Chip Stocks, disebut sebagai saham dari perusahaan yang solid dan
terpercaya dengan kinerja dan sejarah panjang pertumbuhan. Saham blue chip
memberikan pembagian dividen kecil, tetapi tetap dalam posisi yang teratur dan
bertahan secara nominal dalam harga yang mapan sekaligus kondisi pasar
fluktuatif.
c. Growth Stocks, merupakan saham yang mengalami pertumbuhan yang lebih
cepat daripada industri yang dikelola, namun pertumbuhan saham lebih
memiliki risiko tinggi daripada beragam saham lainnya.
d. Cyclical Stocks, merupakan perusahaan yang menerbitkan saham dengan
mudah dan mempengaruhi tren ekonomi secara umum. Saham cenderung turun
saat masa resesi, dan meningkat saat boom ekonomi. Contoh: perusahaan
otomatif, alat berat, dan developer rumah.
e. Defensive Stocks, merupakan kebalikan dari jenis saham siklus atau cyclical
stocks, umumnya mampu mempertahankan nilainya selama masa resesi.
Contoh: perusahaan yang memproduksi makanan, minuman, obat-obatan,
asuransi, dan kebutuhan sehari-hari.
f. Emerging Growth Stock, merupakan saham yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan kuat meskipun
dalam kondisi ekonomi tertentu masih kurang mendukung.
g. Speculative Stock, saham yangdiperdagangkan di bursa efek bisa
digolongkan sebagai speculative stocks. Para investor umumnya tidak
mendapatkan kepastian apakah saham yang dibelinya ini akan memberikan
keuntungan (capital gain) atau justru harga sahamnya akan turun ketika saham
akan dijual.
SAHAM PREFEREN
Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengankelas
khusus yang ditetapkan sebagai “preferen” (istimewa) karena
saham ini memiliki beberapa preferensi atau kelebihan yang tidak
dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut merupakan yang
paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen yaitu:
a) Keistimewaan dalam pembagian dividen.
b) Keistimewaan dalam pembagian aset pada saat perusahaan
dilikuidasi.
c) Dapat dikonversi dengan saham biasa.
d) Dapat ditebus pada opsi perseroan.
e) Tidak mempunyai hak suara (nonvoting).
Saham preferen biasanya diterbitkan dengan nilai nominal dan
dividennya dinyatakan dalam bentuk persentase dari nilai
nominal. Dalam hal saham preferen tanpa nilai nominal,
dividennya dinyatakan dalam jumlah rupiah per lembar.
Preferensi terhadap dividen tidak berarti dividen tersebut harus
dibayar. Preferensinya terletak pada urutan pembayaran, jumlah
dividen saham preferen harus dibayar terlebih dahulu sebelum
dibayarkan kepada saham biasa.
SAHAM PREFEREN
 Ciri Saham Preferen: terdapat klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
pembagian dividen tetap selama masa berlakunya saham, dan
memiliki hak tebus atau dapat ditukar dengan saham biasa.
 Dari segi tingkat keamanan berinvestasi: jenis saham preferen lebih
aman dibandingkan dengan saham biasa. Saham preferen memiliki
hak klaim atas aset perusahaan dan pembagian dividen lebih dulu di
saat perusahaan mengalami likuiditas. Namun dalam kondisi normal,
di mana perusahaan mampu memperoleh keuntungan, maka
pembagian dividen kepada pemegang saham jenis ini dilakukan
setelah pemegang saham biasa.
 Nilai dividen untuk saham preferen lebih rendah dibandingkan dengan
saham biasa. Kelemahan lain dari saham jenis preferen adalah sulit
untuk diperjualbelikan atau dialihkan kepemilikannya kepada pihak
lain.
 Bagaimana membedakan antara saham preferen dengan saham biasa?
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal
menggunakan kode saham yang terdiri dari empat huruf, itulah saham
biasa. Jika terdapat lima huruf diakhiri dengan huruf P, maka itulah
jenis saham preferen.
JENIS SAHAM PRIORITAS (SAHAM PREFEREN)
 Saham prioritas kumulatif, adalah saham prioritas yang devidennya
setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu
tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya
deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu sebelum membagi
deviden kepada pemegang saham biasa.
 Saham prioritas tidak kumulatif. Jika deviden tahun-tahun sebelumnya
belum dibayar, maka tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya.
Jika akan membayar deviden untuk saham biasa, maka kewajibannya
hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun tsb.
 Saham prioritas berpartisipasi penuh. Jika saham prioritas berhak atas
deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa, diberikan
sesudah saham biasa mendapatkan deviden sebesar persentase deviden
saham prioritas.
 Saham prioritas berpartisipasi sebagian. Saham prioritas akan
mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang
ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama
dengan saham prioritas.
 Saham prioritas atas aktiva dan deviden pada saat dilikuidasi. Saham
dengan preferensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap menerima
deviden yang belum dibayar dan aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi.
 Saham prioritas yang dapat ditukar dengan saham biasa. Pemegang
saham jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam
keadaan deviden yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar
dari saham prioritas.
c. Pencatatan Modal Saham
Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 metode, yaitu :
1) Modal saham dicatat sebesar nominal saham yang diotoritaskan. Pada
saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai
nominal saham–saham yang diterbitkan pada perkiraan “modal saham
diotoritaskan” dan dikreditkan pada perkiraan “modal saham”.
2) Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual. Pada saat modal
saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam
bentuk memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham
telah terjual.

Istilah-istilah yang digunakan dalam pencatatan modal saham, yaitu


sbb:
1. Modal saham statuter (modal saham yang diotorisasi): jumlah saham
yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.
2. Modal saham yang beredar: jumlah saham yang sudah dijual.
3. Modal saham belum beredar: jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi
belum dijual.
4. Treasury stock: modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli
kembali oleh perusahaan.
5. Modal saham dipesan: jumlah saham yang disisihkan karena sudah
dipesan untuk dibeli.
SAHAM PREFEREN

 Pemegang saham preferen mendapatkan sejumlah


dividen tahunan tertentu sebelum ditentukan dividen
untuk pemegang saham biasa.
 Misalkan saham perseroan yang beredar terdiri atas
2.000 lembar saham biasa yang masing-masing
bernilai pari Rp100.000,00 dan 1.000 lbr saham
preferen 6% partisipatif, yang masing-masing bernilai
pari Rp100.000,00. Seandainya perseroan
memutuskan untuk membagikan dividen sejumlah
Rp27.000.000 maka pembagian labanya sebagai
berikut :
JAWABAN…
TABEL PEMBAGIAN DIVIDEN
PREFEREN BIASA JUMLAH

Saham yang beredar ………………… 100.000.000 200.000.000 300.000.000

Dividen preferen 6% dan dividen

untuk saham biasa juga 6%.... 6.000.000 12.000.000 18.000.000

Sisa sebesar 27.000.000 dibagi kpd

semua pemegang saham :

27.000.000*1/3=9.000.000 3.000.000 6.000.000 9.000.000

Jumlah Dividen yang dibagikan … 9.000.000 18.000.000 27.000.000

tarif Pembagian (dividen yg 9% 9%


dibagikan/saham yg beredar)*100%
PENGERTIAN MODAL DALAM PERSEROAN

 Modal Dasar Perseroan


Jumlah maksimum lembar saham yang bisa
dikeluarkan
 Modal Ditempatkan
Saham yang telah dicetak dan siap untuk dijual
(masih berada di tangan perseroan)
 Modal Yang Disetor
Bila saham yang ditempatkan telah dijual dan berada
di tangan pemegang saham
SAHAM BERNILAI PARI DAN TIDAK
BERNILAI PARI
 Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu
untuk tiap lembar saham yang disebut nilai pari saham
 Namun terkadang akte pendirian tidak menyebutkan
nilai tertentu karena dianggap membingungkan para
calon penanam modal.
 Namun, dewan komisaris perseroan menetapkan nilai
saham tersebut tanpa mencantumkannya secara formal
dalam akte pendirian.
 Bila saham dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai
parinya, maka selisih kelebihan harga jual diatas nilai
pari disebut Agio Saham.
 Bila saham dijual dengan harga lebih rendah dari nilai
parinya, maka selisih kekurangan harga jual dibawah
nilai pari disebut Disagio Saham
PENGELUARAN SAHAM SECARA TUNAI
 Dalam melakukan penerbitan (penjualan) saham,
perseroan bisa menggunakan jasa bank yg bertindak
sebagai penjamin (underwriter) pengeluaran saham.
 Bank membeli saham dari perseroan dan menjual
kembali kepada investor (perseroan tidak menanggung
risiko bila saham tidak laku)
 Terkadang bank bersedia menjual saham namun tidak
menanggung risiko bila tidak laku.
CONTOH SOAL:
1) Menjual 1000 lbr saham preferen 7%, nilai pari
Rp100.000,- kurs 105, maka jurnalnya:
Kas……………………105.000.000 ((105/100)*100.000*1000))
Saham Preferen 7% ……….100.000.000
Agio Saham Preferen…………..5.000.000
PENGELUARAN SAHAM SECARA TUNAI
CONTOH SOAL:
2) Menjual 1000 lbr saham preferen 6%, nilai pari
Rp100.000,-, kurs 98. maka pencatatan jurnalnya:
Kas …………………….98.000.000 ((98/100)*100.000*1000)
Disagio Saham………….2.000.000
Saham Preferen 6%...........100.000.000

3) Menjual 5000 lbr saham biasa tanpa nilai pari, harga


yang ditetapkan Rp20.000,-/lembar, dengan harga jual
Rp30.000,-/lembar, maka pencatatan jurnalnya:
Kas……………………150.000.000
Saham biasa……………….100.000.000
Agio Saham Biasa…………..50.000.000
PESANAN SAHAM
Terkadang perseroan menjual sahamnya langsung kpd investor
tanpa melalui bank. Saham dijual kepada para calon investor yg
telah menandatangani kontrak pesanan sebelum saham
dikeluarkan.

 Contoh soal pesanan saham :


Misalkan perseroan menerima pesanan 500 lembar saham
biasa yang bernilai pari Rp100.000/lbr. Harga jual yang
disepakati untuk saham tersebut adalah Rp120.000/lbr yang
akan dibayar melalui dua angsuran masing-masing sebesar
Rp40.000 & Rp80.000.
PESANAN SAHAM
JAWABAN:

1) Mencatat pesanan saham


Piutang pesanan saham biasa………60.000.000
Saham biasa dipesan ………………50.000.000
Agio saham biasa…………………...10.000.000

2) Mencatat penerimaan angsuran pertama


Kas ………………………………….20.000.000
Piutang Pesanan Saham Biasa ………20.000.000

3) Mencatat penerimaan angsuran kedua dan pengeluaran saham


Kas ………………………………….40.000.000
Piutang Pesanan Saham Biasa ……....40.000.000

Saham Biasa Dipesan………………. 50.000.000


Saham Biasa…………………….…....50.000.000
PENGELUARAN SAHAM – DITERIMA ASET
LAIN (BUKAN KAS)

 Pembayaran menggunakan aset lain (misal tanah,


gedung atau aset lainnya)
 Aset yang diterima perseroan harus dicatat sebesar
nilai wajar dari aset tersebut atau nilai wajar dari
saham, tergantung mana yang lebih mudah ditentukan.
PENGELUARAN SAHAM – DITERIMA ASET
LAIN (BUKAN KAS)

Contoh 1:
Jika harga pasar saham saat ini di bursa Rp140.000/lbr &
perseroan menerima sebidang tanah dengan menyerahkan
500 lbr saham, maka tanah ini dapat dinilai sebesar
Rp70.000.000, nilai pari Rp100.000/lbr (dgn catatan jika
tidak ada petunjuk harga lain yang lebih meyakinkan).
Jurnalnya:
Tanah ……………70.000.000
Saham Biasa ………….50.000.000
Agio Saham……………20.000.000
PENGELUARAN SAHAM – DITERIMA ASET
LAIN (BUKAN KAS)
Contoh 2:
Perseroan menerima sebidang tanah yang harganya
Rp120.000.000 dan untuk itu perseroan harus
menyerahkan saham yang bernilai pari Rp100.000
sebanyak 1000 lbr.
Jurnalnya:
Tanah ………….120.000.000
Saham biasa…….100.000.000
Agio Saham……......20.000.000
MODAL SUMBANGAN
 Modal sumbangan timbul karena adanya
sumbangan yang diberikan kepada perusahaan
berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan.
 Berikut diuraikan akuntansi untuk sumbangan

yang diterima perusahaan dalam bentuk:


1) sumbangan dari pemegang saham melalui
pengembalian saham
2) sumbangan harta dari dermawan
Sumbangan dari Pemegang Saham Melalui
Pengembalian Saham

Contoh:
Seorang pemegang saham memberi sumbangan berupa
100 lbr saham biasa. Saham tersebut dijual kembali oleh
Perseroan dan laku dengan harga Rp125.000/lbr.
Jawab:
Kas …………………12.500.000
Modal Sumbangan ……..12.500.000
(untuk mencatat hasil penjualan saham yang disumbangkan
pemegang saham)
Sumbangan Harta Dari Dermawan
Contoh:
Perseroan menerima sumbangan berupa sebidang tanah dari
seorang dermawan dengan nilai Rp26.000.000. kejadian ini
tentunya akan menambah aset perusahaan dan menambah
modal perusahaan, jurnal yang harus dibuat :
Jawab:
Tanah ……………26.000.000
Modal Sumbangan………..26.000.000
(untuk mencatat penerimaan sumbangan berupa tanah
seharga Rp26.000.000)
SOAL LATIHAN 1
Pada tanggal 1 April 2020 Tuan Atta membeli 100 lembar saham prioritas dari PT
TIGER, 6% nominal Rp.10.000 per lembar dengan kurs 105. Biaya pembelian
saham (termasuk materai dan komisi) sebesar Rp.50.000. Deviden saham PT
TIGER dibayarkan setiap tanggal 31 Desember.
Diminta:
Buatlah perhitungan pembelian saham dan pencatatannya
Jawab:
Perhitungan:
Harga beli saham = (105/100) x Rp 10.000 x 100 lbr = Rp 1.050.000
Biaya saham = Rp 50.000+
Harga beli saham = Rp 1.100.000
Deviden terutang 1 Januari s.d. 1 April 2020
= 3/12 * 6% * (Rp.10.000 x 100 lbr) = Rp 15.000+
Jumlah uang yang diterima = Rp 1.115.000
Jurnal:
Penanaman modal dalam saham Rp 1.100.000
Pendapatan deviden Rp 15.000
Kas Rp 1.115.000
SOAL LATIHAN 2
Tuan Ahmad membeli 50 blok saham dengan harga Rp 25.000 per blok.
Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa.
Diminta:
Buatlah perhitungan pembelian saham prioritas dan saham biasa tesebut
dan jurnalnya.

Jawab:
Total harga bayar = 50 x Rp 25.000 = Rp 1.250.000
Contoh kemungkinan 1 harga pasar masing-masing saham diketahui.
Misal harga pasar saham prioritas Rp 12.500 per lembar dan harga pasar
saham biasa Rp 4.500 per lembar.
Nilai saham prioritas = 50 x 12.500 = Rp 625.000
Nilai saham biasa = 50 x 3 x 4.500 = Rp 675000+
Jumlah = Rp 1.300.000
Harga pokok saham prioritas
=(625.000/1.300.000) x 1.250.000 = Rp 600.960
Harga pokok saham biasa
= (675.000/1.300.000) x 1.250.000 = Rp 649.040
Jurnal
Penanaman modal dalam saham prioritas Rp 600.960
Penanaman modal dalam saham biasa Rp 649.040
Kas Rp 1.250.000
SOAL LATIHAN
Contoh kemungkinan 2 harga pasar saham diketahui salah satu.
Diketahui harga pasar saham prioritas Rp 12.500 per lembar.
Harga pokok saham prioritas dan biasa = Rp 1.250.000
Harga pokok saham prioritas = 50 x 12.500 = (Rp 625.000)
Harga pokok saham biasa = Rp 625.000
Jurnal
Penanaman modal dalam saham prioritas Rp 625.000
Penanaman modal dalam saham biasa Rp 625.000
Kas Rp 1.250.000
Contoh kemungkinan 3 harga pasar saham prioritas dan saham
biasa tidak diketahui
Karena harga pasar tidak diketahui maka tidak ada dasar untuk
mengalokasikan harga saham.
Jurnal
Penanaman modal dalam saham prioritas dan biasa Rp 1.250.000
Kas Rp 1.250.000

Anda mungkin juga menyukai