Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK 3

TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO


“SAHAM”

Disusun Oleh:

Dhewi Putura Nafsintomi 05 / F0318035


Primadya Tirtasari 16 / F0318089
Tsabita Adilla R H A 19 / F0318110

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB 4 “SAHAM”
4.1 PENDAHULUAN
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial
lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham,
yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferen
mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham
preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi
likuidasi. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto
seperti yang dimiliki oleh saham biasa.

4.2 SAHAM PREFEREN


Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond)
dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti
saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klain
pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Saham preferen mempunyai karakteristik
ditengah-tengah antara bond dan saham biasa.

4.2.1. KARAKTERISTIK SAHAM PRFEREN


1. Preferen terhadap Dividen
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih
dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen di saham preferen
biasanya dinyatakan dalam nilai presentase dari nilai nominalnya.
b. Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan hak dividen kumulatif,
maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan
dividends in arrears. Nilai dari dividends in arrears ini harus diungkapkan
(disclose) di catatan dalam laporan keuangan, sehingga investor dan calon
investor saham biasa dapat mengetahui dan dapat menilai pengaruh dari
kewajiban ini terhadap harga dari saham biasa.
2. Preferen pada Waktu Likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likudasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal
saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat
kumulatif.

4.2.2. Macam Saham Preferen


1. Convertible Preferred Stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa
saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan
pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio
penukaran yang sudah ditentukan. Saham preferen semacam ini disebut dengan
Convertible Preferred Stock.
Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan
keuntungan atau kerugian di perusahaan emiten. Di perusahaan emiten, nilai
yang dicatat untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih
yang diterima yang berbeda dengan nilai nominalnya dicatat sebagai rekening
Agio Saham (Paid-in Capital in Excess of Par Value).
2. Callable Preferred Stock
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang
saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu.
Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
3. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di AS yang dikenalkan
pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi
tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill
(treasury bill). Saham preferen tipe baru ini cukup populer sebagai investasi
jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.
4.3. SAHAM BIASA
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan
operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa
mempunyai beberapa hak.

4.3.1. Hak Pemegang Saham biasa


Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol,
hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa.
1. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini
berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang
akan memimpin perusahaannya.
2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat
bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba
akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan.Keputusan perusahaan
membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan dividennya
(dividend policy). Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika
perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.
3. Hak Preemptif
Hak preemptif (Preemptif right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah
saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan
pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptif memberi prioritas kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga
persentase pemilikannya tidak berubah.
Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan kedua dari hak ini
adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.
4.4. SAHAM TREASURI
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan
untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten
membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan-alasan
sebagai berikut ini.
1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-
karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk
saham.
2. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya.
3. Memberikan sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah, sehingga
perusahaan mau membelinya kembali.
4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya.
5. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai
jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat
(hostile takeover).
BAB 5 “NILAI SAHAM”
5.1 PENDAHULUAN
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan
emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Memahami ketiga konsep nilai ini merupakan hal yang perlu dan berguna,
karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang bertumbuh
dan yang murah. Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar pertumbuhan
perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan investment
opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa datang. 
Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui
saham-saham yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai
intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah
(undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang
seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya
menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal
(overvalued).

5.2. NILAI BUKU DAN NILAI-NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN


Untuk mengetahui nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang
berhubungan dengannya perlu diketahui. Nilai-nilai ini adalah nilai nominal
saham, agio saham, nilai modal yang disetor, dan laba yang ditahan.

5.2.1. Nilai Nominal


Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal merupakan lembar yang
secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang
tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Kadangkala suatu saham tidak
mempunyai nilai nominal. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal,
dewan  direksi umumnya menetapkan nilai sendiri (stated value) per lembarnya.
Jika tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara
hukum adalah semua penerimaan bersih (proceed) yang diterima oleh emiten
pada waktu mengeluarkan saham bersangkutan. 

5.2.2. Agio Saham


Agio saham merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Agio saham ditampilkan di neraca
dalam nilai totalnya yaitu agio per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang
dijual.

5.2.3. Nilai Modal Disetor


Nilai modal disetor merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau
dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total nilai
nominal ditambah dengan agio saham. Jika perusahaan mengeluarkan 2 kelas
saham, yaitu saham preferen dan saham biasa,saham preferen disajikan terlebih
dahulu diikuti oleh saham biasa di neraca untuk menunjukkan urutan haknya.

5.2.4. Laba Ditahan


Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber  dana internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah
total laba yang disetor. Karena laba ditahan ini pemilik pemegang saham yang
berupa keuntungan tidak dibagikan, maka nilai ini juga akan menambah ekuitas
pemilik saham di neraca.

5.2.5. Nilai Buku


Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh
pemegang saham dengan memiliki suatu lembar saham. Karena aktiva bersih
adalah  sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar
saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Nilai Buku per Lembar = Total Ekuitas / Jumlah Saham Beredar
Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham yaitu saham preferen
dan saham biasa maka perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing
kelas saham ini lebih rumit dibandingkan jika hanya mempunyai saham biasa.
Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah
sebagai berikut:
1. Hitung Nilai Ekuitas Saham Preferen
Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus ditambah dengan
deviden yang di arrers dengan lembar saham preferen yang beredar. Jika nilai
tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang digunakan. Dalam perhitungan
ini, agio saham untuk saham preferen tidak dimasukkan karena pemegang saham
preferen tidak mempunyai hak untuk agio walaupun berasal dari saham preferen,
sehingga nilai agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa.
2. Hitung Nilai Ekuitas Saham Biasa
Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas
dengan nilai ekuitas saham preferen.
3. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa
dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. 

5.3. Nilai Pasar


Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku
merupakan nilai yang dicatat pada suatu saham dijual oleh perusahaan, maka
nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. 

5.4. NILAI INTRINSIK


Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value)
adalah nilai seharusnya dari suatu saham
Analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham :
1. Analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis
perusahaan (company analysis)
Analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data yang
berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar,
penjualan, dll). Analisis ini banyak digunakan oleh akademisi. Dalam analisis ini,
ada 2 pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham :
a. Pendekatan Nilai Sekarang (present value approach)
Pendekatan ini juga disebut sebagai metode kapitalisasi laba karena melibatkan
proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai
sekarang. Nilai suatu perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-
nilai arus kas (cash flow) dimasa depan menjadi nilai sekarang :

P0   ArusKas
 t
(1 k ) t
t 1
P0* = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)
t = periode waktu ke t dari t=1 sampai dengan ꝏ
k = suku bunga diskonto

Bisa juga ditentukan dengan cara mendiskontokan arus dividen masa depan ke
nilai sekarang :

P0   (1Dkt )t

t 1
Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke-t

Perusahaan dalam membayar dividen menggunakan kebijakan yang berbeda-


beda, seperti :
§ Pembayaran Dividen Tidak Teratur
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham adalah :

P0   (1Dkt )t

t 1
§ Dividen Konstan Tidak Bertumbuh
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham adalah :
 D
P0 
k
§ Pertumbuhan Dividen yang Konstan
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham adalah :
 D1
P0 
(k  g )

§ Harga Jual Akhir


Biasanya digunakan oleh investor yang lebih mementingkan capital gain daripada
dividen. Capital gain adalah selisih antara harga jual saham dengan harga belinya.
Investor seperti ini perlu mempertimbangkan harga jual akhir yang diterima
sebagai arus kas yang harus dimasukkan ke dalam model dividen diskonto,
sebagai berikut :
n
P0   (1Dk0 )t  (1Pkn ) n

t 1
Pn = harga jual saham pada periode ke-n (nilai terminal)

b. Pendekatan PER (P/E ratio approach)


Pendekatan PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini
menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan
dari earnings. Nilai intrinsik saham menggunan pendekatan PER dapat ditentukan
sebagai berikut :

P0  PER  E1
P
PER 
E
P0* = nilai intrinsik saham
E1 = laba bersih per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya
Rumus PER dapat dikembangkan dengan menderivasinya menggunakan model
diskonto dividen, dengan menggunakan model pertumbuhan dividen yang
konstan, yaitu sebagai berikut :
D1 / E1
PER 
kg
D1/E1 = rasio pembayaran dividen terhadap earnings
k = tingkat pengembalian yang diinginkan
g = tingkat pertumbuhan dividen

2. Analisis Teknis (technical analysis)


Analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data
pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk
menentukan nilai dari saham. Analisis ini banyak digunakan oleh praktisi.

Anda mungkin juga menyukai