Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 8

Penilaian Saham

AKHMAD SUBARI 1810313610034


BAGAS ISWARA 1810313610001
M. ADRIAN RAHMAN 1810313610006
SAHAM

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan


dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah
perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan
yang membutuhkan pendanaan jangka
panjang untuk “menjual” kepentingan
dalam bisnis – saham (efek ekuitas) –
dengan imbalan uang tunai.
SAHAM PREFEREN (PREFERRED
STOCK)

Saham Preferen (Preferred Stock)


adalah suatu surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dolar, yen, dsb) dimana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap
dalam bentuk dividen yang akan
diterima setiap kuartal (3 bulanan).
KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN
 Preferen terhadap  Prefere terhadap
Deviden Waktu Likuidasi

1. Pemegang saham preferen 1. Saham preferen mempunyai


mempunyai hak untuk
hak terlebih dahulu atas
menerima deviden terlebih
dahulu dibanding dengan
aktiva perusahaan
pemegang saham biasa dibandingkan dengan hak
yang dimiliki oleh saham
biasa pada saat terjadi
2. Saham preferen juga umumnya
likuidasi
memberikan hak kepada
deviden komulatif, yaitu
memberikan hak kepada 2. Karena karakteristik ini,
pemegangnya untuk menerima investor pada umumnya
deviden tahun-tahun menganggap saham preferen
sebelumnya yang belum lebih kecil resikonya
dibayarkan sebelum pemegang dibandingkan dengan saham
saham biasa menerima
biasa
devidennya
MACAM-MACAM SAHAM PREFEREN

• Convertible Preferred Stock yaitu saham preferen yang dapat


dikonversikan ke saham biasa. Untuk menarik investor yang meyukai saham
biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham
biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan

• Callable preferred stock yaitu saham preferen yang dapat ditebus.


Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang
saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu

• Floating / Adjustable Rate Preferred Stock (ARP) Saham


preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang
dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar deviden
secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat
return dari sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen tipe baru ini cukup
populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai
kelebihan kas
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM SAHAM PREFEREN

1. Harga Nominal. Dividen Saham preferen biasanya dinyatakan dalam


persentase atas harga nominal
2. Prioritas Pembayaran. Pemegang saham Preferen memiliki hak
didahulukan dalam hal Pembayaran dividen
3. Dividen Tetap. Selain prioritas pembayaran, Saham preferen yang populer
adalah yang membayar dividen dengan jumlah yang tetap, seperti
pembayaran bunga obligasi
4. Dividen Kumulatif. Biasanya pembayaran dividen kumulatif ini tercantum
dalam perjanjian penerbitan saham preferen
5. Dividen Non Kumulatif. Pemegang saham preferen dengan dividen non
kumulatif tidak berhak mengklaim pembayaran dividen yang
ditangguhkan oleh emiten, apabila emiten mengumumkan akan
membayarkan dividen saham biasa. Namun demikian, pemegang saham
preferen non kumulatif tetap berhak mendapat pembayaran dividen pada
saat pembayaran dividen saham biasa
6. Adjustable Dividend. Dividen Saham preferen tidak selamanya dibayarkan
dengan jumlah yang tetap. Ada juga saham yang jumlah pembayaran
dividennya menyesuaikan dengan saham biasa
 
SAHAM BIASA (COMMON STOCK)

Saham Biasa (Common Stock) adalah suatu


surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan
yang menjelaskan nilai nominal rupiah, dolar, yen,
dsb dimana pemegangnya diberi hak untuk
mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa), serta berhak untuk menentukan membeli
right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak,
yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk deviden
HAK PEMEGANG SAHAM
sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa
mempunyai beberapa hak. Beberapa anak dimiliki oleh
pemegang saham biasa adalah saat menerima pembagian
keuntungan preventif dan hak klaim sita.

 Hak kontrol
pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan
direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak
untuk mengontrol siapa yang akan memimpin
perusahaannya.pemegang saham dapat melakukan hak
kontrol nya dalam bentuk kompetisi dalam pemilihan direksi
dan pemegang saham atau membentuk pada tindakan-
tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
 Hak menerima pembagian keuntungan
sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa berhak
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. tidak
semua iba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali
ke dalam perusahaan.  laba yang ditahan ini (returned earning)
merupakan sumber dana intern perusahaan. laba yang tidak
ditahan dibagikan dalam bentuk deviden. tidak semua
perusahaan membayar deviden. keputusan perusahaan
membayar deviden atau tidak dicerminkan dalam
kebijaksanaan deviden nya (devidend policy). jika perusahaan
memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk
deviden, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya
yang sama. Pembagian dividen untuk saham preferen.
 Hak Preemtif
Hak Preemtif (preemtive right) merupakan hak untuk
mendapatkan presentasi pemilikan yang sama jika perusahaan
mengeluarkan tambahan lembar saham. jika perusahaan
mengeluarkan  tambahan lembar saham, maka jumlah saham
yang yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya
persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan
turun. Hak preemtif pembeli prioritas kepada pemegang saham
lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga
presentase pemiliknya tidak berubah. Hak ini mempunyai dua
tujuan, tujuan pertama adalah untuk melindungi hak kontrol
dari pemegang saham lama. Tujuan yang kedua adalah untuk
melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.
JENIS-JENIS SAHAM BIASA
 Blue Chip-Stock (Saham Unggulan), saham dari perusahaan yang dikenal secara
nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.
 Growth Stock adalah saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang
lebih tinggi dari rata-rata saham lain dan karenanya mempunyai PER yang tinggi.
 Defensive Stock (Saham-saham defensif) adalah saham yang cenderung lebih stabil
dalam masa Resesi atau perekonomian yang tinggi tentu berkaitan dengan dividen,
pendapatan, dan kinerja pasar.
 Cyclical Stock adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara tepat saat
ekonomi Semarang dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
 Treasury Stock adalah mencakup saham-saham perusahaan yang memproduksi
barang-barang kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi
misalnya makanan dan obat-obatan.
 Seasonal Stock  adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
 Speculative Stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang
tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif.
ISTILAH-ISTILAH PENING DALAM SAHAM BIASA

 Emiten, perusahaan yang menerbitkan saham.


 Investor, setiap orang yang melakukan pembelian atau penjualan saham
atau surat berharga lainnya di pasar modal dapat disebut investor.
 Hari bursa, perdagangan saham dipasar sekunder kan terjadi setiap
hari.
 Harga Nominal, bunga ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
 Harga Perdana, harga ini merupakan harga sebelum saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek.
 Agio Saham, adalah selisih antara harga nominal dengan harga perdana.
 Harga Pasar, kalau harga perdana adalah harga jual dari pinjaman emisi
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang
satu kepada investor yang lain.
SAHAM TREASURY
Saham treasury (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang 
sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk tidak depensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.
Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri
dengan alasan sebagai berikut:
 Akan digunakan untuk diberikan kepada manajer manajer karyawan

karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam


bentuk saham.
 Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan

meningkatkan nilai pasarnya.


 Memberikan sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah

sehingga perusahaan mau membelinya kembali.


 Mengurangi saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembar nya.

 Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang

beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk


menguasai jumlah tahap secara mayoritas dalam rangka pengambilan.
 NILAI SAHAM
Nilai saham ditentukan oleh perkembangan penerbitnya. Jika
perusahaan penerbit mampu menghasilkan keuntungan yang
tinggi, perusahaan tersebut dapat menyisihkan sebagian
keuntungan sebagai dividen dalam jumlah yang tinggi pula
dengan adanya pemberian dividen yang tinggi dapat menarik
investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

 NILAI BUKU 
Nilai buku ialah nilai aset yang tersisa setelah dikurangi
kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya
mencerminkan berapa besar jaminan atau juga seberapa besar
aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor. Ada beberapa
nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai buku.
 NILAI NOMINAL
Nilai nominal yaitu nilai yang ditetapkan oleh emiten. Nilai
nominal dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap tiap lembar saham. kepentingan dari
nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan hukum. Nilai ini
merupakan modal per lembar yang secara hukum harus
ditahan di perusahaan untuk proteksi.

 AGIO SAHAM 
Agio saham ialah harga yang diperoleh yang dibayarkan
investor kepada emiten dikurangi harga normalnya atau
selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.
NILAI MODAL DISETOR
Nilai modal disetor ialah total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten yaitu jumlah nominal ditambah agio saham.

 LABA DITAHAN
Laba merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.
Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber dana internal.

 NILAI BUKU 
Nilai Buku adalah dimana per lembar saham menunjukkan nilai aktiva
bersih yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki per lembar
saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang
saham, maka nilai buku per lembar saham adalah ekuitas dibagi dengan
jumlah saham yang beredar.
Hitung Nilai Ekuitas Saham Preferen
 Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus ditambah

dengan deviden yang areans dengan lembar saham preferen


yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal
yang digunakan, Di dalam perhitungan ini, agio saham untuk
saham preferen tidak dimasukkan, karena pemegang saham
preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini, walaupun berasal
dari saham preferen sehingga nilai agio ini dimasukkan Sebagai
tambahan nilai ekuitas saham biasa.
 Hitung nilai ekuitas saham biasa

 Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total

ekuitas saham preferen.


 Nilai saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham

biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar


Suatu perusahaan mengotorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar
dengan nilai nominal Rp 5000,-  pada tanggal 18 Februari tahun ini perusahaan mengeluarkan
sebanyak 800.000 lembar saham biasa dengan harga Rp 8000,- Per Lembar. Dari  penjualan
saham biasa ini perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp 6.400.000.000,- (800.000xRp
8.000,-) yang terdiri dari: 
Modal Saham Biasa  800.000x5.000 = Rp 4.000.000.000
Agio Saham Biasa 800.000x3.000 = Rp 2.400.000.000
Total Kas Diterima = Rp 6.400.000.000
Pada tanggal 17 November tahun ini, perusahaan membeli balik saham biasa yang beredar
sebagai saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga pasar sebesar Rp 15.000,-
Nilai total saham treasuri adalah:
Saham Treasuri = 100.000X15.000
= 1.500.000.000
Selanjutnya pada tanggal 5 Desember tahun ini, sebanyak 20.000 lembar saham treasuri
dijual kembali dengan harga Rp. 17.500 per lembarnya. Dari penjualan saham treasuri ini
perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp 350.000.000 (20.000x17.500) yang terdiri dari:

Modal Saham Treasuri  20.000x15.000 = Rp 300.000.000


Agio Saham Treasuri 20.000x15.000 = Rp 50.000.000
Total Kas Diterima = Rp 350.000.000 
Pada tanggal neraca, yaitu 31 desember tahun ini,Posisi saham treasury perusahaan adalah
sebanyak 80.000 lembar (100000 lembar pada tanggal 17 November dan dijual 20.000
lembar pada tanggal 5 Desember). Nilai dari saham treasuri ini adalah sebesar
Rp.1.200.000.000 (Rp.1.500.000.000-Rp300.000.000).
PENILAIAN SAHAM
  Pendekatan Nilai Sekarang
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan pendekatan metode
kapitalisasi laba (capitalization off income method) karena melibatkan proses
kapitaslisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai
sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai perusahaan tergantung dari
prosepek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini
meruipakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas di masa
mendatang, maka nlai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan
mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) dimasa depan menjadi nilai
sekarang sebagai berikut:
Nilai Masa Depan = FVn = PV(1 + I)n
Nilai Sekarang = PFVn = FVn/1 + I)n
Sebagai contoh Pak Rahmad menjanjikan akan memberikan uang kepada anaknya
 
Andi sebesar Rp. 10.000.000,- yang baru akan diterima pada akhir ke-5 tahun yang
akan datang. Sementara itu tingkat bunga adalah 15% per tahun dengan bunga
majemuk. Timbul pertanyaan berapakah pak Rahmad harus menyimpan uangnya
di bank agar lima tahun kemudian menjadi Rp. 10.000.000,- kalua tingkat bunga
yang berlaku 15 persen per tahun?
Maka besarnya adalah:
 
P = Fn / 1 + I)n
=
10.000.000 / (1 + 0,15)5
=
10.000.000 / 2,011
= Rp. 4.972.650,00
Atau
 
P = Fn(1 + I)-n
= Rp. 10.000.000 x (1 + 0,15)-5
= Rp. 10.000.000 x 0,497
= Rp. 4.970.000,00
 Pembayaran Deviden Tidak Teratur
 Kenyataannya beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur,
yaitu dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk
periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali.
 Dividen Konstan Tidak Bertumbuh
 Untuk perusahaan enggan memotong dividen karean pengurangan dividen
akan dianggap sinyal jelek kesulitan likuiditas sehingga perlu mendapatkan
tambahan dana dengan memotong dividen;
 Pertumbuhan Dividen Yang Konstan
 Bentuk lain model diskonto dividen adalah untuk kasus dividen yang
bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g;
 Harga Jual Akhir
 Model diskonto dividen dirumus mengasumsikan bahwa arus kas dividen
sifatnya adalah Infiti, yaitu dividen dibayar arus sampai periode ke tak
terhingga. Investor yang menyukai dividen tidak akan menjual sahamnya
akan menerima arus dividen seperti yang diasumsikan diatas.
 Pendekatan Price Earning Ratio
 Alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalan
menghitung nilai dividen atau nilai instrinsik saham adalah dengan
menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Salah satu pendekatan
yang popular yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai
instrinsik adalah pendekatan PER (Price Earnings Ratio) atau disebut juga
pendekatan earnings multiplier.

 PER(Price Earnings Ratio) menunjukkan rasio dari harga saham dari


harga saham terhadap earnings ratio ini menujukkan berapa besar
investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari eranings.
Misalnya nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham
merupakan kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings
yang digunakan adalah earnings tahunan dan semua earnings dibagikan
dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesae 5 juga menunjukkan
harga investasi pembelian saham akan kembali selama 5 tahun.
Harga pasar dari suatu saham adalah sebesar Rp. 20.000,- Laba bersih yang
diperoleh perusahaan diperkirakan konstan dari tahun ke tahun sebesar Rp.
5.000,- per lembarnya per tahun. Besarnya PER adalah:
 
PER = Rp. 20.000,- / Rp. 5.000,-
= 4x
 
Contoh:
Laba bersoh per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanmjuitnya
adalah sebesar Rp. 2.500,- Harga pasar saham perusahaan ini adalah Rp. 20.000,-
Investor memperkirakan PER untuk saham ini adalah 10. Nilai instrinsik saham ini
dapat dihitung sebesar:
 
PER = 10 x Rp. 2.500,-
= Rp. 25.000,-
 
Karena harga saham pasar ini adalah Rp.20.000,- sedang nilai instrinsik adalah
sebesar Rp. 25.000,- maka saham ini dijual dengan harga yang murah
(undervalued).
 Tehnik Penilaian Lainnya
 Tehnik penilaian lainnya terhadap saham adalah analisis cross sectional.
Analisis cross sectional berarti analisis dilakukan terhadap banyal saham untuk
periode waktu yang sama. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
bagaimana posisi suatu saham relating terhadap saham-saham lain, dengan
menggunakan variabel tertentu. Analisis cross sectional untuk penilaian saham
dilakukan dengan cara membandingkan kewajaran harga suatu saham relatif
terhadap saham-saham lain karena itu diperlukan informasi dari banyak saham
sebagai pembanding.

 Analisis Cross Sectional Menggunakan Pendekatan Dividen Arus Kas


 Langkah pertama untuk analisis cross sectional model wells-Fargo adalah
menakar tingkat keutungan implicit dari saham yang diperdagangkan. Cara
yang dilakukan adalah mencari tingkat bunga yang menyamakan present valye
dividen-dividen yang akan diterima kemudian hari dengan harga saham saat
itu. Mereka menggunakan model pertumbuhan (growth model) yang mirip
dengan model pertumbuhan tiga periode.
Analisis Cross Sectional Dengan Menggunakan PER
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui bagaiman posisi suatu saham relative
terhadap saham-saham lain, dengam menggunakan variabel PER. Salah satu faktor
yang mempengaruhi PER adalah pertumbuhan dividen (yang berarti juga laba).
Semakin tinggi pertumbuhan dividen semakin tinggi PER apabila faktor-faktor yang lain
sama. Salah satu model yang menghubungkan PER dengan tingkat keuntungan yang
diperkirakan, dicantumkan dengan Elthon dan Gruber (1999). Tentu saja kita bisa
menggunakan lebih dari satu faktor dalam pembuatan model. Salah satu awal yang
menggunakan pendekatan ini model yang dikembangkan oleh Whitbeck-Kisor (1963).
Mereka menggunakan tiga variabel yang mempengaruhi PER, yaitu:
1. Tingkat Pertumbuhan Laba
2. Dividend Payout Rate
3. Deviasi Standar tingkat Pertumbuhan.

Variabel (a) dan (b) diharapkan mempunyai hubungan positif terhadap PER, artinya
semakin tinggi variabel-variabel tersebut semakin tinggi PER, sedangkan variabel (c)
diharapkan mempunyai hubungan yang negative, artinya semakin tinggi variabel ini,
semakin rendah PER
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai