Definisi saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Keuntungan saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen,
maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor
membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan
harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain
sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Risiko saham
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga
Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan
hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus
turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian
sebesar Rp 600,- per saham.
Risiko Likuidasi
Saham Preferen
Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan prioritas lebih kepada pemiliknya atas aset
dan laba perusahaan. Saham preferen merupakan gabungan gabungan antara obligasi dan saham
biasa yang bisa menghasilkan pendapatan tetap bagi pemegangnya.
Meski termasuk saham istimewa, pemegang saham preferen juga memiliki kerugian atau
kelemahan, di antaranya:
Saham preferen sulit diperjualbelikan, seperti saham biasa karena jumlahnya sedikit
Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara atau voting dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan kebijakan manajemen perusahaan atau
pemilihan direksi maupun dewan komisaris
Pemegang saham preferen tidak bisa membeli kembali saham perusahaan
Contoh saham preferen di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memiliki empat kode huruf atau
ditambahkan “P” yang artinya preferen. Di antaranya:
PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMIP)
PT Bayer Indonesia Tbk (BYSP)
PT Hanson International Tbk (MYRXP)
PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)
PT Squibb Indonesia Tbk (SQBI)
dan lainnya.
Pembagian Deviden
Definisi deviden
Pembagian dividen bervariasi besarnya tergantung dari jumlah saham yang dimiliki oleh masing-
masing investor. Umumnya, pembagian dividen dilakukan setiap akhir periode laporan keuangan
yakni sekali dalam setahun. Namun, ada beberapa perusahaan yang membagikan dividen hingga
dua kali atau lebih dalam satu tahun seperti dividen interim.
Sementara itu, dividen hanya boleh dibagikan jika perusahaan memiliki laba yang positif. Laba
positif yang dimaksud adalah laba bersih perseroan dalam tahun buku berjalan yang telah
menutup akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya.
Perusahaan juga perlu menyisihkan laba bersih tersebut untuk setiap tahun buku sebagai
cadangan atau kas hingga mencapai 20% dari jumlah modal yang ditetapkan dan disetor.
Penetapan pembagian dividen dilakukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Dalam
forum ini juga ditetapkan jumlah laba yang akan dibagikan dan besaran per sahamnya.
Dalam pembagian dividen, pihak emiten atau perusahaan akan menentukan nama-nama
pemegang atau investor saham yang berhak menerima pembagian dividen. Jika daftar nama
tersebut telah ditentukan, maka perusahaan akan menentukan distribusi dividen yang akan
dibagikan.
Penentuan distribusi dividen ini dapat melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atau
broker tempat investor saham menanamkan dana mereka.
Setelah semua daftar penerima dividen telah ditentukan berikut distribusinya, maka perusahaan
akan menentukan waktu pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya.
Setiap investor akan mendapatkan jumlah dividen yang berbeda-beda begitupun perhitungan
pajaknya.
Pembagian Dividen Saham Interim
Dividen saham interim merupakan dividen sementara yang dibayarkan sebelum ditetapkannya
laba tahunan perusahaan dalam RUPS, sepanjang hal ini ada dalam anggaran dasar perusahaan.
Biasanya dividen interim dibagikan sebelum berakhirnya tahun buku.
Pembagian dividen interim ini dilakukan berdasarkan keputusan Direksi setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Komisaris. Namun, dividen interim ini harus dikembalikan oleh para
pemegang saham ketika ternyata perusahaan mengalami kerugian setelah berakhirnya tahun
buku. Pembagian dividen interim dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Jumlah kekayaan bersih perusahaan tidak menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang
ditempatkan dan disetor serta ditambah cadangan wajib.
2. Pembagian dividen tidak boleh mengganggu kegiatan perusahaan terutama mengganggu
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada kreditor.
Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga
per lembar saham baru adalah 1/n dari harga sebelumnya (Jogiyanto, 2000). Investor akan
menerima sejumlah n yang sama dari tiap lembar saham yang dimiliki sebelumnya. Nilai
nominal saham tersebut adalah 1/n dari nilai nominal saham sebelumnya. Dengan demikian total
ekuitas yang dimiliki perusahaan sebenarnya adalah sama. Pemecahan saham menimbulkan efek
fatamorgana. Investor merasa lebih makmur karena seolah-olah memiliki jumlah lembar saham
yang lebih banyak.
Jenis jenis
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham dilakukan (Ewijaya, 1999):
1) Pemecahan naik (split-up)
Adalah penurunan nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:10
dan sebagainya.
2) Pemecahan turun (split down atau reverse split)
Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang
beredar. Misalnya pemecahan saham turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1, 10:1 dan
sebagainya.
Reverse split dilakukan karena harga saham dipasar dirasa sudah terlalu murah. Reverse split di
Indonesia sangat jarang dilakukan, reverse split pernah dilakukan sekali di Indonesia oleh PT.
BNI Tbk pada bulan Juni 2002. Dilakukan untuk memenuhi salah satu ketentuan BEI tentang
harga teoritis sebelum melakukan right issue, yaitu tidak dibawah 100. Harga saham BNII pada
tanggal 12 Juni 2002 (sehari sebelum reverse) adalah 20. BNII melakukan reverse split tersebut
dengan faktor pemecahan 10:1 (Hasna, 2010).
McGough dalam Ewijaya (1999) mengatakan bahwa pasar Amerika yang diwakili New York
Stock Exchange (NYSE) juga mengatur mengenai pemecahan saham. NYSC membedakan
pemecahan saham menjadi dua, yaitu pemecahan saham sebagian (partial stock split) dan
pemecahan saham penuh (full stock split).
Pemecahan saham sebagian adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25 persen
atau lebih tetapi kurang dari 100 persen dari jumlah saham lama yang beredar. Pemecahan saham
penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100 persen atau lebih dari jumlah
saham lama yang beredar.
Tujuan
Tujuan utama emiten melakukan pemecahan saham adalah untuk mengarahkan harga sahamnya
pada titik optimal sehingga likuiditas saham meningkat dan distribusinya menjadi lebih luas
(Fatmawati, 1999). Harapannya adalah untuk mendorong tingkat transaksi yang terjadi sehingga
penjualan saham meningkat
Stock split dipercaya dapat membangunkan “saham tidur”. Kemungkinan penyebab saham tidur
adalah (Hasna, 2010):
1) Saham tersebut cukup prospektif dalam memberikan dividen yang teratur sehingga diminati
investor jangka panjang. Pemegang saham jadi tidak tertarik melepas sahamnya.
2) Saham tidak menarik dan tidak berprospek.
Baker (1980) melakukan penelitian terhadap 100 CFO perusahaan yang sahamnya terdaftar
dalam NYSE dengan distribusi 25 persen atau lebih. Hasil survey menunjukkan bahwa 94 persen
dari sampel mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan pemecahan saham agar tingkat
perdagangan berada pada kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor
dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
Beberapa alasan manajer perusahaan melakukan stock split antara lain (Hasna, 2010):
1) Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang
saham dan meningkatkan likuiditas saham.
2) Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang
telah ditargetkan.
3) Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan
dividen kas.
Manfaat
Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa aktivitas split dapat memberikan
manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan menjadi lebih rendah
sehingga menambah daya tarik bagi investor. McGough dalam Hasna (2010), mengemukakan
bahwa manfaat yang pada umumnya diperoleh dari pemecahan saham yaitu:
1) Menurunkan harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan daya tarik investor.
2) Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
3) Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham dibawah 1 lot/500 lembar)
menjadi investor round lot (investor yang membeli saham minimal 1 lot/500 lembar).
Stock split dianggap memberikan sinyal positif bagi pasar. Pengumuman stock split
mengindikasikan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang besar sehingga
tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan berprospek baiklah yang
mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini dianggap valid. Meskipun stock split tidak memiliki
nilai ekonomis, sinyal positif yang mengiringi pengumuman stock split membuat pasar
memberikan reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.
Selain bagi perusahaan, stock split juga dipercaya beberapa pihak membawa keuntungan bagi
investor, baik itu investor lama maupun investor baru. Keuntungan stock split bagi investor
adalah:
1) Bagi investor lama
Secara tidak langsung investor lama yang jumlah sahamnya belum banyak akan
berkesempatan untuk memperoleh bonus tambahan karena untuk memperoleh bonus
tambahan diperlukan minimal 1000 saham.
Jika sebelumnya calon investor belum mampu membeli saham emiten, dengan adanya
stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih murah maka calon investor jadi
mampu membelinya.
Contoh
Emiten A stock split 1:5. Harga sebelumnya Rp 20.000 per lembar. Setelah stock split,
harganya menjadi Rp 4.000 per lembar saham
Jumlah lot saham juga bertambah menjadi 5 kali lebih besar. Misal, yang tadinya kamu
cuma punya 1 lot bisa menjadi 5 lot saham.
Daftar Pustaka
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/575/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
https://www.cermati.com/artikel/stock-split-pengertian-tujuan-contoh-dan-untung-
ruginya
https://www.idxchannel.com/market-news/bagaimana-pembagian-dividen-saham-ini-
penjelasan-lengkapnya/2
https://www.idx.co.id/produk/saham/
https://www.cermati.com/artikel/saham-preferen-arti-contoh-dan-bedanya-dengan-
saham-biasa