Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEUANGAN II

MODAL SAHAM

3. Saham Preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang ditetapkan
sebagai preferen (istimewa) karena saham ini memiliki beberapa preferen atau kelebihan
yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut adalah yang paling sering
berkaitan dengan penerbitan saham preferen:
1. Preferern atas dividen
2. Preferen atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan.
5. Tidak mempunyai hak suara.

Ciri-ciri penting dari saham preferen adalah:


a. Hak utama atas deviden
Pemegang saham preferen mempunyai hak lebih dulu untuk menerima
deviden. Dengan kata lain, pemegang saham preferen harus menerima deviden mereka
terlebih dahulu sebelum deviden dibagikan kepada para pemegang saham biasa.
b. Hak utama atas aktiva perusahaan
Dalam likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah kreditur biasa
tetapi sebelum pemegang saham biasa. Mereka berhak menerima pembayaran maksimum
sebesar nilai nominal saham preferen, sesudah para kreditur perusahaan termasuk pemegang
obligasi dilunasi.
c. Penghasilan tetap
Penghasilan tetap para pemegang saham preferen biasanya berupa jumlah yang
tetap. Misalnya, saham preferen 15% memberikan hak kepada pemegang saham untuk
menerima deviden sebesar 15% dari nilai nominal tiap tahun. Kadang-kadang pemegang
saham preferen juga turut mendapat pembagian laba.
d. Jangka waktu yang tidak terbatas
Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas. Akan
tetapi dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan syarat bahwa perusahaan
mempunyai hak untuk membeli kembali saham preferen tersebut dengan suatu harga
tertentu.
e. Tidak mempunyai hak suara
Umumya para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham. Kalaupun hak suara diberikan biasanya dibatasi pada hal-hal yang
ada sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan.
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa mungkin
terletak dari pada sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya;
misalnya, saham preferen tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan nonpartisipasi.
Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan preferensi dividen
dinyatakan sebagai suatu persentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen 8%,
dengan nilai pari Rp900.000 memberikan hak dividen tahunan Rp72.000 per saham. Saham
ini biasanya disebut saham preferen 8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai pari,
preferen dividen dinyatakan sebagai jumlah rupiah spesifik (specific rupiah amount) per
saham, misalnya Rp63.000 per saham. Saham ini umumnya disebut saham preferen
Rp63.000. preferen untuk dividen tidak memastikan bahwa dividen akan membayar; hal itu
hanya merupakan jaminan bahwa tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah yang dapat
ditetapkan pada saham preferen harus dibayar sebelum ada dividen yang dibayar untuk saham
biasa.
Karakteristik Saham Preferen
Sebuah perseroan dapat menyertakan preferensi atau batasan pada setiap kombinasi
yang diinginkan untuk penerbitan saham preferen sepanjang tidak bertentangan secara
spesifik dengan hukum negara, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok
saham preferen. Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen akan dibahas
berikut ini.
1. Saham Preferen Kumulatif
Dividen yang tidak dibayar dalam suatu tahun harus dibayar dalam tahun berikutnya
sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak
mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu
disebut sebagai passed (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen
kumulatif merupakan dividen tertunggak (dividen in arrears). Karena tidak ada
kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan dividen, maka dividen
tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. (Menurut common law, jika akta perusahaan tidak menyebutkan
karakteristik kumulatif, maka saham preferen dipertimbangkan sebagai kumulatif).
Saham preferen nonkumulatif jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat akan
hilang selamanya bagi pemegang saham preferen dan penerbitan saham ini tidak
dapat dipasarkan.
2. Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham biasa
setiap pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen 5%, jika
berpartisipasi penuh, akan menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada
tingkat yang sama seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang
melebihi 5% dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham biasa.
Selain itu, saham preferen partisipasi juga tidak selalu berpartisipasi penuh sebagaimana telah
diuraikan, tetapi berpartisipasi sebagian (parsial). Sebagai contoh, ketentuan dapat
diberlakukan bahwa saham preferen 5% akan berpartisipasi sampai maksimum total tingkat
10%, setelah itu saham berhenti berpartisipasi dalam pembagian laba tambahan; atau saham
preferen 5% hanya dapat berpartisipasi pada pembagian laba tambahan yang melebihi tingkat
dividen 9% atas saham biasa. Meskipun saham preferen partisipasi tidak digunakan secara
ekstensif (tidak seperti ketentuan kumulatif), namun contoh perusahaan yang telah
menggunakan saham preferen partisipasi adalah LTV Corporation, Southern California
Edison, dan Allied Products Corporation.
3. Saham Preferen Konvertibel
Pemegang saham dapat, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham
biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel
tidak hanya menikmati klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke
pemegang saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Perusahaan penerbit saham dapat menarik atau menebus, pada opsinya, saham
preferen yang beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan.
Banyak penerbit saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan
biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada satuan
yang berkaitan dengan nilai pari. Karakteristik dapat ditarik memungkinkan perusahaan
menggunakan modal yang diperoleh melalui penerbitan saham semacam itu, sampai
kebutuhan telah terpenuhi atau saham tidak menguntungkan lagi. Keberadaan harga
penarikan ini cenderung menetapkan plafon nilai pasar saham preferen kecuali jika hal itu
bersifat konvertibel untuk saham biasa. Jika saham preferen ditarik untuk ditebus, maka
setiap dividen yang tertunggak harus dibayar.
Saham preferen seringkali diterbitkan sebagai pengganti hutang karena rasio hutang
terhadap ekuitas perusahaan terlalu tinggi. Dalam contoh lainnya, penerbitan dilakukan
melalui penempatan swasta dengan perusahaan lain pada tingkat dividen yang lebih rendah
dari dividen pasar, karena perusahaan yang membeli akan menerima dividen yang sebagian
besar bebas pajak (terhutang kepada IRS 70% atau 80% dari dividen mendapatkan
pengurangan).

1. Saham Treasuri
Saham treasury adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk
sementara waktu dengan maksud untuk dijual kembali. Seperti yang kita tahu bahwa investor
yang membeli saham atau memiliki saham berhak memberikan suara dalam RUPS, menerima
dividen, dst, lain jika yang membeli sahamnya sendiri, jika perusahaan membeli sahamnya
sendiri, perusahaan tidak berhak memberikan suara, menerima dividen, dan hal-hal lain
layaknya para investor pada umumnya.
Alasan kenapa perusahaan membeli kembali sahamnya salah satunya karena sebagai berikut :
1. Untuk memperkecil pajak. Para investor akan membayar pajak yang lebih kecil dengan
menerima kas dalam pembelian kembali daripada saat para pemegang saham menerima
dividen tunai.
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas
3. Mengurangi jumlah pemegang saham. Dengan mengurangi jumlah pemegang saham maka
klaim kepemilikan atas perusahaan akan berkurang dan mengurangi pengaruh dari pihak-
pihak luar perusahaan.
4. Membentuk pasar bagi saham. Pembelian kembali saham dapat menstabilkan harga saham
dibursa efek dan juga dapat pula menaikkan harga saham karena ketika jumlah saham yang
beredar berkurang maka permintaan akan naik.
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasurystock dapat dilakukan untuk tujuan
berikut :
a. Untuk menaikkan harga pasar saham
b. Saham akan dijual kembali kepada karyawan perusahaan
c. Saham akan dibagikan sebagai deviden
d. Saham akan ditukarkan dengan surat-surat berharga lain.
Pencatatan saham treasury umumnya menggunakan metode cost dalam metode cost,
transaksi saham treasury terdiri dari dua tahap. Tahap pertama perolehan saham treasury dan
tahap kedua penjualan kembali saham treasury. Pada saat perolehan, akun saham treasury
didebit sebesar harga perolehan dan pada saat penjualan kembali dikredit dengan jumlah yang
sama. Apabila saham treasury diperoleh pada waktu dan harga yang berbeda-beda, untuk
menemukan harga perolehan saham treasury yang dijual kembali dapat menggunakan metode
indentifikasi khusu,FIFO, rata-rata dan lain-lain. Dalam metode cost hargajual penerbitan
saham mula-mula tidak mempengaruhi pencatatan dan peerbitan kembali saham treasury.
Jika saham treasury dijual kembali dengan harga diatasharga perolehan, kelebihan
tersebut dikreditkan ke rekening mosal disetor dari saham treasury. Jika sahamtreasury dijual
kembali dengan harga dibawah harga perolehan selisihnya pertama kali diperlakuka sebagai
pengurang modal disetor dari saham treasury yang timbul dari transaksi penjualan kembali
saham treasury sebelumnya. Jika saldo rekening modal disetor dari saham treasuri tisak
mencukupi, selebihnya dicatat sebagai pengurang laba ditahan.

Ø Jurnal
1.Jurnal pada saat penjualan saham
Kas (D) “sebesar harga jual”
Modal saham biasa (K) “sebesar nilai nominal”
Agio saham “sebesar selisih harga jual dan nilai nominal”

2. Jurnal pada saat pembelian kembali saham (saham treasury)


Saham Treasury (D) “sebesar harga jual saham”
Kas (K) “sebesar harga jual saham”

3. Jurnal saat penjualan saham treasury yang nilai jualnya sama dengan harga pokoknya
Kas (D) “sebesar harga saham treasury”
Saham Treasury (K) “sebesar harga jual saham treasury”

4. Jurnal saat penjualan saham treasury yang nilai jualnya lebih rendah dari harga pokoknya
Kas (D) “sebesar harga jual saham treasury”
Modal disetor dari saham treasury (D) “selisih harga jual saham dengan
saham treasury”
Saham Treasury (K) “sebesar nilai saham treasury penjualan
sebelumnya”

5. Jurnal saat penjualan saham treasury yang nilainya diatas harga pokok
Kas (D) “sebesar harga jual saham treasuri”
Modal disetor dari saham treasuri (K) “selisih harga jual saham dengan saham treasury”
Saham treasury (K) “sebesar nilai saham treasury penjualan
sebelumnya”

6. Jurnal setelah ada kelebihan modal disetor


Kas (D) “sebesar harga jual”
Modal disetor dari saham treasury( D )“ sebesar selisih antara harga pokok dan harga jual
kembali
Laba ditahan (D) “sebesar setiap kelebihan tambahan harga pokok atas
harga jual”
Saham Treasury (K) “sebesar nilai saham”

Contoh :
1. Ekuitas pemegang saham Pasific Company sebelum membeli saham treasuri
Ekuitas pemegang saham
Modal disetor
Saham biasa, nilai pari $ 1, 10.000 lembar diterbitkan & beredar $ 100.000
Tambahan modal disetor $ 900.000
Total modal disetor $1.000.000
Laba ditahan $ 300.000
Ekuitas pemegang saham $1.300.000

Pada 20 januari 2007 Pasific Compay memperoleh 10.000 lembar sahamnya pada $ 11 per
saham.
Maka Jurnalnya :
Saham Treasuri $ 110.000 ( 10.000 x $11 )
Kas Rp 110.000 ( 10.000 x $11 )
Karena ada pembelian saham treasuri maka ekuitas Pasific Company berubah menjadi :
Ekuitas pemegang saham

Modal disetor
Saham biasa, nilai pari $1, 100.000 lembar diterbtkan & 90.000 lembar beredar $ 100.000

Tambahan modal disetor 900.000


Total modal disetor 1.000.000
Laba ditahan 300.000
Total modal disetor dan laba ditahan 1.300.000
Biaya saham treasuri ( 10.000 ) 110.000
Total Ekuitas pemegang saham $ 1.190.000

2. Pasific Company menjual 1000 lembar saham treasuri dengan harga jual sebelumnya $11
per saham dijual dengan harga $15 per saham pada tanggal 10 Maret 2007. Maka jurnalnya :
Kas $ 15.000 ( 1000 x $15 )
Saham Treasuri $ 11.000 ( 1000 x $11 )
Modal disetor dari saham treasury $ 4.000 ( $15.000 - $11.000 )
3. Pada tanggal 21 Maret 2007 Pasific Company menjual 1000 lembar saham treasury dengan
harga $ 8 per lembar, dengan harga jual sebelumnya $11 per saham. Maka jurnalnya :
Kas $ 8000 ( 10000 x $8 )
Modal disetor dari saham treasuri $ 3000 ( $11000 -$8000 )
Saham Treasury $11000 ( $11 x 1000 )

4. Pasific Company menjual tambahan 1000 lembar saham sehar ga $8 per lembar pada 10
April 2007. Maka :
Perhitungan modal disetor dari saham treasury :
21 Maret $3000 10 Maret $4000
Saldo $1000
Dalam kasus ini, $1000 dari kelebihan tersebut didebet ke Modal Disetor dari saham
treasuri, dan sisanya didebet ke Laba Ditahan. Jurnalnya :
Kas $ 8000 ( 1000 x $8 )
Modal disetor dari saham treasuri $1000 ( dari perhitungan di atas )
Laba ditahan $2000 ($3000 - $1000 )
Saham Treasuri $11000
Pembatalan atau Penarikan Saham Treasuri
Perseroan dapat membatalkansaham treasuri yang telah diperolehnya. Saham yang dibatalkan
atau ditarik mempunyai status diotorisasi dan tidak diterbitkan. Jurnal untuk pembatalan atau
penarikan saham dengan metode biaya adalah :
a. Apabila harga saham treasury diatas harga pokok
Modal saham biasa “sebesar jumlah saham yang ditarik kembali”
Agio Saham “ sebesar agio saham yang ditarik kembali”
Laba ditahan “sebesar selisih modal saham, agio dan saham treasuri”
Saham Treasury “sebesar saham treasury”
b. Apabila hargasaham treasury lebbih rendah dari harga pokok
Modal saham biasa “sebesar nilai nominal/pari saham yang dibatalkan”
Agio saham biasa “sebesar agio saham yg dibatalkan”
Modal disetor dari pembatalan saham treasuri “sebesar selisih modal saham biasa”
Saham Treasury “sebesar saham treasuri yg ditarik”
Contoh :
Pada 2 januari 2000 iterbitkan 100 lembar saham biasa nominal Rp 1.000 dengan
harga Rp 1.200, lalu dibeli kembali 50 lembar saham dengan harga Rp 1.300 pada 2 februari
2014. Buat jurnal pembatalan atau penarikan saham treasuri !

Jurnal :
1. Pada saat penerbitan
Kas Rp 120.000
Modal Saham Biasa Rp 100.000( 100 x Rp 1000 )
Agio Saham Rp 20.000 ( Rp 120.000-100.000)
2. Saat pembelian kembali 50 lembar saham :
Saham Treasury Rp 65.000 ( 50 x Rp 1300 )
Kas Rp 65.000
3. Saat transaksi dibatalkan :
Modal saham biasa Rp 50.000 ( 50 x Rp 1.000 )
Agio Saham Biasa Rp 10.000 (Rp 65.000 – 50.000 )
Laba Ditahan Rp 5.000 ( Rp 65.000 – 55.000 )
Saham Treasuri Rp 65.000

2. Modal Sumbangan
Modal sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada
perusahaan berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini bisa
berasal dari pemegang saham atau dermawan lainnya. Pemegang saham mungkin ingin
memberi sumbangan kepada perseroannya dengan memberikan saham yang dimilikinya.
Pada waktu sumbangan saham diterima, perseroan tidak membuat jurnal tetapi membuat
suatu catatan atau memorandum di buklu jurnal. Bila saham sumbangan di jual, maka
perseroan akan membuat jurnal dengan mendebet rekening Kas dan mengkredit rekening
Modal Sumbangan. Apabila perseroan menerima sumbangan berupa harta kekayaan lain,
maka rekening aktiva yang bersangkutan di debet dan rekening Modal Sumbangan di kredit.

3. Penyajian Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan
Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambhan modal disetor merupakan modal
kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format sebagai berikut :
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan
4. Saldo pada akhir periode

ANALISIS
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham untuk
mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
1. Rasio Pengembalian atas ekuitas saham biasa
2. Rasio pembayaran
3. Rasio harga laba
4. Rasio nilai buku per saham

Rasio Pengembalian atas ekuitas saham biasa


Raio yang menunjukkan seberapa banyak dolar laba bersih yang diperoleh dari setiap dolar
yang diinvestasikan oleh pemiliknya.
Rasio Harga Laba

Rasio Nilai Buku per Saham

Rasio Pembayaran
DAFTAR PUSTAKA

http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-saham-biasa-preferen-dan.html
http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4313/ekma4313a/materi2_3.htm
http://www.jejakakuntansi.net/2017/09/pengertian-dan-contoh-saham-treasury.html
http://shaghoes.blogspot.co.id/2010/03/modal-saham.html
https://feelinbali.blogspot.co.id/2013/03/penyajian-dan-analisis-laporan-ekuitas.html

Anda mungkin juga menyukai