Oleh
Kelompok : 9
NAMA : NIM :
1. FAQIHUDDIN SHALIH 1406305136
2. I MADE AGUS PUTRA WIJAYA 1415251140
3. I GUSTI NYOMAN SINTYA ADNYANI 1607532036
4. CLARA YUNNEKE TANADI 1607532037
5. KADEK GITA AMDIKA PUTRI 1607532038
6. NI KOMANG AYU INDA RUMESA 1607532043
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Mungkin sumber daya yang paling penting dari setiap bisnis yang sukses adalah
orang-orang yang membentuknya. Jika sebuah perusahaan memberikan praktik manajemen
sumber daya manusianya yang mereka butuhkan, itu dapat memiliki dampak besar pada
kinerja. Karyawan yang sangat terlatih dan produktif yang cakap dalam tugasnya
memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya baik domestik maupun
internasional. Manajemen sumber daya manusia (HRM) adalah proses kepegawaian
perusahaan dan memastikan bahwa karyawan seproduktif mungkin. Ini membutuhkan
manajer untuk menjadi efektif dalam merekrut, memilih, melatih, mengembangkan,
mengevaluasi, dan memberi kompensasi kepada karyawan dan dalam membentuk hubungan
yang baik dengan mereka.
HRM internasional sangat berbeda dari HRM dalam pengaturan domestik karena
perbedaan dalam lingkungan bisnis nasional. Ada kekhawatiran tentang mempekerjakan
ekspatriat - warga negara dari satu negara yang tinggal dan bekerja di negara lain. Perusahaan
harus berurusan dengan banyak masalah ketika mereka memiliki karyawan ekspatriat dalam
penugasan kerja yang dapat berlangsung beberapa tahun. Beberapa masalah ini terkait dengan
ketidaknyamanan dan stres hidup dalam budaya yang asing. Dalam profil perusahaan di awal
bab ini, kami melihat bagaimana Intel mendaftarkan karyawannya dalam kursus pelatihan
khusus budaya untuk mempersiapkan mereka melakukan bisnis internasional.
Program pelatihan dan pengembangan harus sering disesuaikan dengan praktik lokal.
Beberapa negara seperti Jerman dan Jepang, memiliki sekolah pelatihan kerja yang luas yang
menghasilkan lulusan yang siap untuk melakukan pekerjaan mereka dengan mahir.
Menemukan pekerja non manajerial yang berkualitas baik di pasar tersebut relatif mudah.
Sebaliknya, mengembangkan fasilitas produksi di banyak negara berkembang membutuhkan
pelatihan pekerja yang jauh lebih mendasar. Misalnya, pekerja di China bekerja keras dan
cenderung berpendidikan tinggi. Tetapi karena Cina tidak memiliki sistem pelatihan kejuruan
lanjutan seperti di Jerman dan Jepang, pekerja Cina cenderung membutuhkan pelatihan kerja
yang lebih intensif. Praktik rekrutmen dan seleksi juga harus disesuaikan dengan undang-
undang perekrutan negara tuan rumah. Mempekerjakan praktek-praktek mengenai
nondiskriminasi di antara kandidat pekerjaan harus dipantau secara hati-hati sehingga
perusahaan tidak melanggar undang-undang tersebut. Dan perusahaan-perusahaan yang pergi
ke luar negeri untuk mengurangi biaya tenaga kerja kemudian menyesuaikan skala gaji dan
kriteria kemajuan agar sesuai dengan costum lokal.
2. Kebijakan Kepegawaian Internasional
Sesuai dengan kebiasaan yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam mengangkat
para pegawai di kantornya dinamakannya kebijakan kepegawaian. Ada tiga pendekatan utama
pada bidang kepegawaian pengerjaan bisnis Internasional yaitu etnosentris, polisentris dan
geosentris dan dalam prakteknya, perusahaan sering memadukan aspek-aspek kebijakan
kepegawaian tersebut. Hasilnya hampir tiada batas ada macam-macam kebijakan kepegawaian
Internasional diantara perusahaan – perusahaan Internasional.
Kepegawaian Etnosentris
Dalam kepegawaian etnosentris, individu dari negara asal mengelola operasi di luar
negeri. Kebijakan ini cenderung menarik bagi para perusahaan yang ingin mempertahankan
dalam pengambilan keputusan mengenai pengawasan yang ketat di kantor cabang secara
luas. Oleh karena itu, perusahaan – perusahaan tersebut bekerja untuk merumuskan model
kebijakan yang berfungsi di setiap negara yang ingin mereka kendalikan.
Keuntungan Kepegawaian Etnosentris
(1) orang lokal yang berkualitas tidak selalu tersedia. dalam upaya
mengembangkan dan mencoba industri baru, seringkali ada kekurangan personil yang
berkualitas yang menciptakan pasar tenaga kerja lokal yang sangat kompetitif ; (2)
perusahaan – perusahaan menggunakan kepegawaian etnosentris untuk menciptakan
kembali pekerjaan lokal menurut gambaran dari pekerjaan negara asal, khususnya bagi
mereka yang menaikkan tingkatan perusahaan pada kantor induk; (3) dapat
mempermudah pengalihan pegawai yang memiliki kecakapan teknik khusus yang
berakar pada keahlian dan pengalaman dari manajer negara asal yang dapat dikirim
untuk menunjukkan minat perusahaan secara sungguh-sungguh.
Kerugian Kepegawaian Etnosentris
(1) penempatan kembali para manajer dari negara asal biayanya mahal; (2)
kebijakan etnosentris dapat menciptakan hambatan-hambatan dalam kantor negara asal
sehingga memberikan kesan yang asing dalam dunia bisnis, mereka biasanya gagal
mengerti akan kebutuhan para pekerja lokal dan relasi lokal mereka tersebut.
Kepegawaian Polisentris
Dalam kepegawaian polisentris, para individu dari negara tuan rumah mengelola
operasi di luar negeri. Para perusahaan dapat mengimplementasikan pendekatan polisentris
untuk manajer tingkat atas dan menengah, untuk pegawai tingkat rendah, atau untuk para
pekerja non-manajer. Ini baik diterapkan pada perusahaan – perusahaan yang ingin
memberikan bagian–bagian nasional yang memiliki pengambilan keputusan di tingkat
otonomi, perusahaan internasional besar biasanya melakukan program pelatihan yang
ekstensif terhadap para manajer kantor negara asal yang datang ke kantor induk selama
jangka waktu yang lama.
Keuntungan dan Kerugian Kepegawaian Polisentris
Kepegawaian polisentris menempatkan tanggung jawab secara manajerial di
tangan orang-orang yang sangat akrab di lingkungan kerja bisnis lokal. Para manajer
yang memiliki budaya secara mendalam memahami akan pemasaran lokal yang dapat
dijadikan keuntungan yang besar sekali. Mereka tidak mengalami hambatan
kebudayaan yang diciptakan oleh gambaran dari pihak luar dan mereka cenderung
memiliki rasa yang lebih baik terhadap kebutuhan para pegawai, para pelanggan dan
para suplier. Selain itu, keuntungannya adalah penghapusan biaya tinggi untuk
penempatan manajer dan perpindahan keluarga. Sedangkan kelemahan utamanya yaitu
dengan kepegawaian polisentris berpotensial akan kehilangan pengawasan terhadap
pekerjaan negara asal, ketika sebuah perusahaan mempekerjakan orang pribumi dari
masing- masing negara untuk mengelola pengerjaan pekerjaan lokal yang artinya
menjalankan resiko menjadi kumpulan pembisnis yang didiskrit secara nasional.
Kepegawaian Geosentris
Dalam kepegawaian geosentris, kualitas para individual yang terbaik, tanpa
memandang kebangsaan, mengelola pekerjaan secara luas. Pengerjaan pekerjaan lokal
memungkinkan untuk memilih manajer dari negara tuan rumah, dari negeri asal atau dari
negara ketiga. Pemilihan tergantung pada kebutuhan spesifikasi pekerjaan. Kebijakan ini
merupakan tipe yang disarankan untuk manager tingkat atas dan menengah.
Keuntungan dan Kerugian Kepegawaian Geosentris
Keuntungannya membantu manajer pada perkembangan perusahaan secara
global, mengatasi hambatan secara nasional, selain itu kebijakan ini membantu mereka
mendapatkan peluang yang mungkin diabaikan. Sisi buruk dari kepegawaian geosentris
ini adalah pada biayanya diantara banyak perusahaan internasional dikarenakan adanya
perbedaan kebudayaan pada manajer tingkat atas. Penggabungan dari permintaan yang
tinggi akan keahlian mereka dan persediaan singkat mereka menaikkan gaji pegawai
bahkan dibutuhkan pengeluaran biaya terhadap penempatan para manajer dan keluarga
mereka, kadangkala setiap satu atau dua tahun.
3. Merekrut Sumber Daya Manusia
Proses mengidentifikasi dan menarik kumpulan pelamar yang memenuhi syarat untuk
posisi kosong disebut rekrutmen. Perusahaan dapat merekrut secara internal dari antara
karyawan mereka saat ini atau melihat ke sumber eksternal
Karyawan saat ini. Menemukan seorang manajer internasional di antara karyawan
saat ini paling mudah untuk perusahaan besar dengan banyak manajer internal.
Kemungkinan kandidat di dalam perusahaan adalah manajer yang terlibat dalam tahap
sebelumnya dari proyek-katakanlah internasional, dalam mengidentifikasi situs
produksi baru atau pasar potensial. Sangat mungkin bahwa orang-orang ini telah
membuat kontak penting di dalam negara tuan rumah, dan mereka telah terpapar
dengan budayanya
Lulusan perguruan tinggi baru-baru ini. Perusahaan juga merekrut dari kalangan
lulusan perguruan tinggi yang datang dari negara lain untuk menghadiri kuliah di
negara asal perusahaan. Ini adalah praktik yang sangat umum di antara perusahaan-
perusahaan di Amerika Serikat. Selama periode satu tahun, karyawan baru ini
menerima pelatihan umum dan khusus dan kemudian diberi posisi di negara asal
mereka. Sebagai aturan, mereka belajar tentang budaya organisasi dan cara
melakukan bisnis. Yang paling penting, mungkin, adalah keakraban mereka dengan
budaya pasar sasaran, termasuk adat istiadat, tradisi dan bahasanya
Bakat manajerial lokal. Perusahaan juga dapat merekrut bakat manajerial lokal.
Mempekerjakan manajer lokal adalah hal yang biasa ketika pemahaman budaya
merupakan persyaratan pekerjaan utama. Mempekerjakan manajer lokal dengan
kontak pemerintah dapat mempercepat proses mendapatkan persetujuan untuk operasi
lokal. Dalam beberapa kasus, pemerintah memaksa perusahaan untuk merekrut
manajer lokal sehingga mereka dapat mengembangkan kumpulan bakat manajerial
internal mereka sendiri. Pemerintah terkadang juga membatasi jumlah manajer
internasional yang dapat bekerja di negara tuan rumah
Pekerja nonmanajerial. Perusahaan biasanya merekrut secara lokal untuk posisi
nonmanagerial karena sering kali hanya ada sedikit kebutuhan untuk keterampilan
atau pelatihan yang sangat khusus. Namun seorang spesialis dari negara asal biasanya
dibeli untuk melatih orang yang dipilih untuk posisi yang lebih menuntut. Perusahaan
juga beralih ke pasar tenaga kerja lokal ketika pemerintah membatasi jumlah orang
yang diizinkan masuk ke negara tuan rumah untuk tujuan kerja. Upaya semacam itu
biasanya dirancang untuk mengurangi pengangguran di kalangan penduduk setempat.
Di sisi lain, negara kadang-kadang mengizinkan impor pekerja nonmanajerial.
Kuwait, negara penghasil minyak kaya di timur tengah, telah membawa sejumlah
besar pekerja non-manajerial untuk pekerjaan kerah biru dan teknisnya. Banyak dari
pekerja ini berasal dari Mesir, India, Lebanon, Pakistan, dan Filipina untuk mencari
pekerjaan atau upah yang lebih tinggi
REFRENSI:
John J. Wild & Kenneth L. Wild. 2010. International Business: The Challenges of
Globalization.Edisi 6