0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
75 tayangan10 halaman
Dokumen ini membahas manajemen sumber daya manusia global dengan fokus pada pengelolaan karyawan internasional, termasuk ekspatriat dan lokal. Hal yang dibahas antara lain perekrutan, penyusunan staf organisasi global, dan nilai-nilai kebijakan penyusunan staf internasional dengan mempertimbangkan faktor seperti biaya, hukum, budaya, dan ekonomi di negara tujuan.
Dokumen ini membahas manajemen sumber daya manusia global dengan fokus pada pengelolaan karyawan internasional, termasuk ekspatriat dan lokal. Hal yang dibahas antara lain perekrutan, penyusunan staf organisasi global, dan nilai-nilai kebijakan penyusunan staf internasional dengan mempertimbangkan faktor seperti biaya, hukum, budaya, dan ekonomi di negara tujuan.
Dokumen ini membahas manajemen sumber daya manusia global dengan fokus pada pengelolaan karyawan internasional, termasuk ekspatriat dan lokal. Hal yang dibahas antara lain perekrutan, penyusunan staf organisasi global, dan nilai-nilai kebijakan penyusunan staf internasional dengan mempertimbangkan faktor seperti biaya, hukum, budaya, dan ekonomi di negara tujuan.
1. Ayub Abiyoso 201880095 2. Ahmad Kurniawan 201880076 3. M. Harry 201880079 4. M. Affan 201880081 5. Anggi Dwi Pratiwi 201880082 6. Arian Fajar 201880084 7. Shafira Rizki S. 201880093 8. M. Fajry 201880130
Tahun Ajaran 2019/2020
Trisakti School of Management – Bekasi BAB 17 Sumber Daya Manusia Global
Pengertian Sumber Daya Manusia Global
Pemberi kerja mengandalkan manajemen sumberdaya manusia internasional untuk menangani tantangan manajemen sumber daya manusia global seperti ini. Kita dapat mendefinisikan MSDMI sebagai konsep dan teknik manajemen sumberdaya manusia yang digunakan pemberi kerja untuk mengelola tantangan sumberdaya manusia yang digunakan pemberi kerja untuk mengelola tantangan sumber daya manusia dari operasi internasional mereka. MSDMI umumnya berfokus pada tiga topik utama yaitu : 1) Mengelola sumber daya manusia di perusahaan global (sebagai contoh, menyeleksi, melatih, dan memberikan kompensasi kepada karyawan yang bekerja di luar negeri). 2) Mengelola karyawan ekspatriat (mereka yang dikirim oleh pemberi kerja di luar negeri). 3) Membandingkan praktik manajemen sumber daya manusia di negaranegara berbeda. Sebuah perusahaan yang mengoperasikan lebih dari 1 unit di luar negeri tidak menghadapi homogenitas serupa. Sebagai contoh hari libur hari raya minimum yang diwajibkan secara hukum berkisar dari tidak ada di Inggris hingga 5 minggu di Luksemburg. Italia tidak mempunyai persyaratan formal untuk persyaratan formal untuk perwakilan karyawan di dewan direksi tetapi diharuskan di Denmark. Intinya adalah bahwa manajer harus mengadaptasikan kebijakan dan praktik sumber daya manusia mereka dengan negara tempat mereka beroperasi. Perbedaan antar negara yang mempengaruhi praktik SDM internasional antara lain adalah fakor kultural, relasi tenaga kerja, ekonomi, hukum dan politik. 1. Faktor Kultural Perusahaan-perusahaan sangat berbeda dengan kultur mereka, dengan kata lain dalam nilai-nilai dasar yang dianut oleh warga negara mereka dan bagaimana nilai-nilai ini mewujud dalam seni, program sosial, dan cara-cara untuk melakukan berbagai hal dari bangsa tersebut. Perbedaan kultural ini terwujud dalam perbedaan bagaimana orang-orang dari negara berbeda berfikir, bertindak, dan mengharapkan orang lain untuk bertindak. Perbedaan kultural/budaya dari setiap negara mengharuskan penyesuaian dan perbedaan dalam praktek manajemen antar cabangcabang sebuah perusahaan. Sebagai contoh dalam sebuah studi dari sekitar 330 manajer dari Hongkong, Republik Rakyat Cina, dan Amerika Serikat, para manajer AS cenderung untuk menjadi orang yang paling merasa khawatir terhadap menyelesaikan pekerjaan. Para manajer Cina paling merasa khawatir dalam mempertahankan keharmonisan lingkungan dan para manajer Hongkong berada diantara kedua ekstrim ini. Perbedaan kultural demikian merupakan jalan dua arah, dan karyawan dari luar negeri membutuhkan orientasi untuk menghindari perbedaan budaya saat datang dan bekerja di AS. 2. Faktor Hukum Pemberi kerja yang mengembangkan diri ke luar negeri juga harus mengenal hukum tenaga kerja yang ada di negara yang mereka datangi. Sebagai contoh di India, perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja membutuhkan izin pemerintah untuk memecat siapapun. Di Brasil, memecat seseorang tanpa alasan yang adil dapat diberlakuka sebagai denda sebesar 4% dari jumlah total yang pernah dihasilkan oleh pekerja tersebut. Dengan cara serupa praktik pekerjaan di AS yang sesuka hati tidak terdapat di Eropa, tempat pemecatan atau pemberhentian pekerja biasanya mahal. Dan banyak di negara Eropa, dewan kerja (work councils) kelompok perwakilan pekerja formal yang dipilih oleh karyawan, bertemu secara bulanan dengan manajer untuk membicarakan topik yang berkisar kebijakan pelarangan merokok hingga pemberhentian. 3. Faktor Ekonomi Secara serupa perbedaan dalam sistem ekonomi diterjemahkan menjadi perbedaan dalam praktik SDM antar negara. Dalam ekonomi pasar (seperti Amerika Serikat), pemerintah memainkan peran yang relatif tertahan dalam memutuskan apa yang akan diproduksi dan dijual dengan harga berapa. Dalam ekonomi campuran seperti Tiongkok banyak industri yang masih dimiliki negara, sementara negara-negara lain mengambil keputusan berdasarkan permintaan pasar. Perbedaan dalam sistem ekonomi cenderung menuntut perbedaan dalam kebijakan manajemen sumber daya manusia. Misalnya memecat karyawan di Tiongkok atau Eropa lebih sulit dibandingkan di Amerika Serikat. Biaya tenaga kerjanya juga sangat bervariasi. Sebagai contoh, biaya kompensasi perjam dalam dolar A untuk pekerja produksi berkisar dari $2,01 di Filipina hingga $35,53 di Amerika Serikat, $47,38 di Jerman hingga $64,15 di Norwegia. 4. Perekrutan Dibandingkan dengan negara Barat, kita relatif lebih sulit untuk merekrut, memperkerjakan, dan mempertahankan karyawan yang baik. Hukum Kontrak Pekerjaan Tiongkok mengharuskan diantaranya bahwa pemberi kerja melaporkan nama, jenis kelamin, nomor identitas dan persyaratakan kontrak untuk semua karyawan yang perusahaan pekerjakan dalam 30 hari dari karyawan tersebut mulai dipekerjakan kepada biro tenaga kerja lokal. Perusahaan seperti Siemen China, dengan program pelatihan dan pengembangan yang impresif, mempunyai kesulitan paling kecil dalam menarik kandidat yang baik. Pembajakan karyawan merupakan perkara serius di Tiongkok. Pemberi kerja harus memvirifikasi bahwa pelamar terserbut bebas untuk menandatangani kontrak perjanjian pekerjaan baru. Seleksi karyawan melibatkan analisis resume pelajar dan kemudian mewawancarainya. Cara ideal untuk melakukannya adalah dengan menerapkan proses wawancara terstuktur, seperti yang telah dilakukan oleh banyak perusahaan asing di Tiongkok Meskipun banyak manajer mendukung bayaran berbasis kinerja di Tiongkok, pemberi kerja lainnya, dengan alasan untuk menjaga keselarasan kelompok, membuat bayaran insetif sebagai bagian kecil dari paket bayaran. Dan seperti halnya dibagian lain di Asia, insetif lebih disarankan. 1. Penyusunan Staf Organisasi Global Fokus pemberi kerja sekarang ini semakin berada pada pengelolaan aktifitas sumber daya manusia secara lokal. Dengan kata lain, perhatian utama mereka adalah pada seleksi, pelatihan, penilaian dan mengelola karyawan yang berasal dari negara tempat mereka melakukan bisnis. Akan tetapi memutuskan apakah akan mengisi posisi lokal dengan karyawan lokal atau ekspatriat (impor) telah dan terus menjadi perhatian utama. a. Orang Lokal (Warga dari tuan rumah) Seorang warga negara tuan rumah adalah karyawan yang bekerja untuk sebuah organisasi perusahaan dalam operasi yang merupakan seorang warga dari negara dimana operasi perusahaan itu ditempatkan, tetapi kantor pusat perusahaan tersebut berada di negara lain. Tujuannya karena organisasi tersebut ingin memperlihatkan dengan bahwa organisasi membuat satu komitmen dengan negara tuan rumah dan bukan hanya membuka sebuah operasi luar negeri. Sebagian besar karyawan adalah orang lokal, untuk alasan yang bagus. Pertama biaya menggunakan ekspatriat biasanya jauh lebih besar dibandingkan menggunakan pekerja lokal. Beberapa perusahaan terkejut dengan biaya untuk menempatkan seorang ke luar negeri. Agilent Technologies memperkirakan dibutuhkan sekitar tiga kali lipat gaji tahunan ekspatriat tersebut untuk mempertahankan orang tersebut diluar negeri selama 1 tahun. Ketika mereka menggunakan outsourcing pada program ekspratriat mereka, mereka menemukan bahwa biayanya jauh lebih tinggi. Perusahaan tersebut kemudian secara drastis mengurangi jumlah orang yang mereka kirimkan ke luar negeri, dari sekitar 3000 manjadi 300 per tahun. b. Ekspatriat adalah seorang karyawan yang bekerja dalam sebuah operasi perusahaan yang bukan merupakan warga yang berasal dari negara dimana operasi perusahaan itu ditempatkan, akan tetapi karyawan tersebut merupakan seorang warga negara yang berasal dari negara dimana kantor pusat organisasi perusahaan tersebut. Meskipun demikian, ada juga alasan untuk menggunakan ekspatriat, baik bangsa negara asal maupun negara ketiga. Pemberi kerja acap kali tidak dapat menemukan kandidat lokal dengan kualifikasi yang diperlukan. Perusahaan multinasional juga mamandang masa kerja di luar negeri yang berhasil sebagai langkah yang diperlukan untuk mengembangkan manajer puncak. Lebih jauh, terdapat asumsi bahwa manajer negara asal telah mengenal kebijakan dan kultur perusahaan, sehingga lebih berkemungkinan untuk menerapkan cara kerja di kantor pusat. Tetapi trennya telah mengarah pada penggunaan orang lokal atau solusi yang lain (non eskpariat). Penempatan ekspariat di luar negeri berbiaya mahal, permasalahan keamanan membuat ekspariat potensi berfikir dua kali, ekspariat yang kembali acap kali pergi ke pamberi kerja lain dalam satu atau dua tahun, dan fasilitas kependidikan mengirimkan kandidat bermutu terbaik ke luar negeri. Sebagai akibatnya penempatan ekspariat baru cenderung menurun dan banyak pemberi kerja membawa mereka pulang lebih awal. c. Warga dari negara ketiga Karyawan ini adalah seorang warga dari satu negara yang bekerja di negara kedua, dan dipekerjakan oleh sebuah organisasi yang berkantor pusat di negara ketiga.
2. Nilai Nilai Kebijakan Penyusunan Staf Internasional
Para pakar terkadang menggolongkan nilai-nilai eksekutif puncak sebagai etnosentris, polisentris, atau geosentris dan nilai-nilai ini diterjemahkan ke dalam perilaku dan kebijakan perusahaan yang sesuai. Etnosentris Sikap yang berlaku adalah sikap negara asal, gaya manajemen, oengetahuan, kriteria evaluasi, dan para manajer adalah superior terhadap apapun yang mungkin ditawarkan oleh negara setempat. Perusahaan mengisis pekerjaan manajemen kunci dengan orang yang memiliki kewarganegaraan negara asal. Polisentris Terdapat keyakinan bahwa hanya para manajer negara setempat yang benarbenar dapat memahami budaya dan perilaku pasar negara setempat, karenanya cabang luar negeri harus dikelola oleh orang-orang lokal. Perusahaan yang berorientasi polisentris akan menyusun staf cabang luar negerinya dengan orang yang memliki kewarganegaraan negara setempat, dan staf kantor pusatnya dengan orang yang memiliki kewarganegaraan negara asal Geosentris Kebijakan penyusunan staf geosentris yaitu mencari orang terbaik untuk pekerjaan kunci di seluruh organisasi, dengan mengabaikan kewarganegaraannya. Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Ford Motor Company, perusahaan bisa mengijinkan perusahaan global menggunakan sumber daya manusianya secara efisien dengan memindahkan orang terbaik ke pekerjaan yang terbuka, dimanapun orang itu berada. Hal ini juga dapat membantu membangun budaya lebih kuat dan lebih konsisten dan menetapkan nilai-nilai di antara seluruh tim manajemen global. Atau dalam kesimpulan adalah mencari orang terbaik untuk pekerjaan kunci diseluruh organisasi, dengan mengabaikan kewarganegaraannya.
3. Menyeleksi Manajer Internasional
Proses yang digunakan perusahaan untuk menyeleksi para manajer bagi operasi mereka baik domestik atau luar negeri jelas memiliki banyak kesamaan. Bagi penugasan manapun, kandidatnya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaan dan kecerdasan dan keterampilan orang untuk menjadi seorang manajer yang berhasil. Menyeleksi manajer bagi penugasan ini karenanya terkadang berarti menguji mereka terhadap sifat yang memprediksikan keberhasilan dalam beradaptasi di lingkungan baru. Sebuah studi telah meminta 38 orang yang ditugaskan secara internasional dari berbagai negara dan organisasi untuk menyebutkan secara internasional dari berbagai negara dan organisasi untuk menyebutkan sifat mana yang penting keberhasilan para manajer pada penugasan luar negeri. Para periset telah mengidentifikasi lima faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan dalam penugasan, yaitu pengetahuan, motivasi pekerjaan, hubungan keterampilan, kemampuan beradaptasi/fleksibilatas, keterbukaan budaya luar, dan situasi keluarga (pendapat positif, kesediaan pasangan untuk tinggal diluar negeri, dan sebagainya. Proses yang digunakan perusahaan untuk menyeleksi para manajer bagi operasi perusahaan mereka baik yang beroperasi pada tingkat domestic maupun luar negeri, jelas memiliki banyak kesamaan. Bagi penugasan manapun, kandidatnya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaan dan kecerdasan serta keterampilan orang untuk menjadi seorang manajer yang berhasil. Menyeleksi manajer bagi penugasan ini berarti menguji mereka terhadap sifat yang memprediksikan keberhasilan dalam beradaptasi terhadap lingkungan baru. Penyaringan kemampuan adaptasi untuk penyaringan ekspatriat sering dilakukan oleh psikolog atau psikiater untuk menilai kemungkinan keberhasilan orang yang ditugaskan. Bagaimana melatih dan mempertahankan karyawan-karyawan yang sudah disaring akan membutuhkan pelatihan dari perusahaan cara melatih dan mempertahankan karyawan internasional adalah sebagai berikut: Mengorientasikan dan melatih karyawan terhadap penugasan internasional Sebagai tambahan untuk mengembangkan keterampilan para manajer ini, aktifitas pengembangan manajemen internasional juga dapat memiliki dampak yang lebih terlihay para manajer dan perusahaan mereka. Contohnya, penugasan rotasi dapat membantu para manajer membentuk ikatan dengan para kolega di seluruh dunia, dan mereka dapat menggunakan kontrak tersebut untuk membuat keputusan tepat guna. Aktifitas seperti seminar dapat menanamkan tentang nilai strategi dan kebijakan perusahaan. Terdapat beberapa tren dalam pelatihan dan pengembangan para ekspatriot. Pertama, tidak hanya memberikan pelatihan lintas budaya, melaindakn pelatihan lintas budaya yang berkelanjutan di negeri tujuan pada tahap awal. Kedua, pengusaha menggunakan manajer yang kembali sebagai sumber untuk menuai penetapan pikiran global dari staf mereka di kantor pusat. Kompensasi ekspatriat 1) Pendekatan neraca, pendekatan yang paling umum untuk membuat rumusan pembayaran ekspatriat dengan menyamakan daya beli lintas negara 2) Insentif, berdasarkan kinerja tetap tidak terlalu banyak digunakan diluar negeri. Premi pelayanan luar negeri, merupakan pembayaran keuangan bagi dan diatas pembayaran pokok. Biaya kesukaran memberikan kompensasi kepada ekspatriat dalam kondisi kehidupan dan pekerjaan yang sukar di lokasi luar negeri tertentu. Premi mobilitas merupakan pembayaran satu kalo dalam jumlah yang besar untuk memberikan penghargaan kepada karyawan karena pindahan satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya. Penilaian kinerja para manajer internasional Ada beberapa hal yang rumit dalam menilai seorang ekspatriat salah satunya siapa yang menilai ekspatriat tersebut ? tentu saja manajemen lokal yang harus mendapatkan iinput, tetapi perbedaan budaya disini dapat membuat penyimpangan penilaian, maka para atasan di negara setempat mungkin mengevaluasi seorang manajer ekspatriat dengan sedikit negatif, jika mereka merasa bahwa pembuatan keputusan partisipatif yang dibuat manajer tersebut tidak pantas secara kultural. Di satu sisi manajer di kantor pusat mungkin sangat merasa hal itu diluar jangkauan, sehingga mereka tidak dapat memberikan penilaian yang sah, karena mereka tidak sepenuhnya menyadari situasi yang dihadapi manajer secara lokal. Hubungan pekerja internasional Perusahaan yang membuat cabang diluar negeri akan menemukan perbedaan yang mencolok dalam praktek hubungan pekerja antar negara dan antar daerah Terorisme keamanan dan SDM global Meningkatnya ancaman terorisme juga mempengaruhi kegiatan SDM domestic dan luar negeri, secara domestic bukti anekdot menyarankan bahwa hukum dan prosedur federal anti teroris yang baru mempengaruhi kemampuan penguasaha mengimpor dan mengekspor tenaga kerja. Para pengusaha juga menghadap resistensi yang lebih besar dari para ekspatriat prospektif, banyak pengusaha memang membutuhkan pelayanan dari tim krisis lalu mereka menerima pengingatan abhwa elemen criminal telah menculik atau telah menyandera salah satu ekspatriat mereka, atau mengancam seseorang dengan sesuau yang membahayakan. Mempekerjakan para tim kriris dan membayar uang tebusan bisa sangat mahal bagi perusahaan kecuali perusahaan besar, maka sebagian besar pengusaha dengan banyak karyawan di luar negeri membeli asuransi dan uang tebusan.
4. Mengelola SDM secara Lokal
Dengan karyawan yang semakin mengandalkan karyawan lokal alih-alih ekspatriat, pemindahan seleksi, pelatihan, penilaian, bayaran dan praktik sumber daya manusia lainnya ke luar negeri manjadi prioritas puncak. Tetapi dengan mempertimbangkan perbedaan lintas kultural data dan yang lainnya. Seorang layak untuk bertanya ‘Apakah realistis bagi sebuah perusahaan untuk berusaha menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia terstandarisasi di fasilitasfasilitasnya di seluruh dunia?’ Mengembankan Sistem SDM Global yang Lebih Efektif Pertama, para pemberi kerja ini terlibat dalam dua praktik terbaik dalam mengembangkan kebijakan dan praktik sumber daya manusia mereka di seluruh dunia. 1) Membentuk jaringan SDM global 2) Ingat bahwa lebih penting untuk menstandarisasikan tujuan dan kompetensi dari pada metode tertentu. Membuat sistem SDM Global Lebih Dapat Diterima Berikutnya, pemberi kerja terlibat dalam tiga praktik sehingga sistem sumberdaya manusia global yang mereka kembangkan akan dapat diterima oleh manajer lokal di seluruh dunia. Praktik-praktik ini adalah: 1) Ingat bahwa organisasi global sejati merasa lebih mudah untuk memasang sistem 2) Menyelidiki tekanan untuk mendiferensiasi dan menentukan keabsahannya 3) Berusaha untuk bekerja dalam konteks kultur korporat yang kuat Membuat Sistem SDM Global Akhirnya dua praktik terbaik membantu memastikan keberhasilan dalam penerapan kebijakan dan praktik sumber daya manusia secara aktual yang konsisten secara global: 1) Anda tidak dapat cukup berkomunikasi. Terdapat kebutuhan akan kontak yang konstan dengan pengambilan keputusan di setiap negara, serta orang yang akan menerapkan dan menggunakan sistem tersebut. 2) Mendedikasikan sumber daya yang memadai. Sebagai contoh jangan mengharuskan kantor manajemen sumber daya manusi lokal untuk menerapkan prosedur analisis pekerjaan baru kecuali kantor pusatnya memberikan sumber daya yang memadai untuk aktivitas tambahan ini. Kesimpulan Internasional bisnis adalah salah satu hal penting dalam sebuah globalisasi, sehingga perusahaan harus dikelola secara global. Hal ini menghadapkan manajer dengan banyak tantangan baru, termasuk mengkoordinasikan operasi produksi, penjualan dan keuangan atas dasar seluruh dunia. Akibatnya perusahaan menekankan kebutuhan SDM internasional dengan menyeleksi, melatih, membayar dan melakukan repatriasi karyawan global.Perbedaan antara negara mempengaruhi proses MSDM sebuah perusahaan. MSDM internasional melibatkan aktivitas-aktivitas yang sama seperti MSDM domestik, seperti pengadaan tenaga kerja merujuk pada perencanaan SDM dan penyusunan staf. Dalam manajemen SDM global terdapat pengaruh penting yang harus di perhatikan antara lain budaya, ekonomi, hukum dan hubungan industrial dan serikat Uni Eropa. Berkaitan dengan MSDM internasional terdapat beberapa jenis karyawan internasional antara lain. 1. Ekspatriat 2. Warga dari Tuan Rumah 3. Warga dari Negara Ketiga Dalam meningkatkan penugasan internasional dapat melalui seksi antara lain ada lima tahap yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Penyusunan staf internasional : dari Negara asal atau lokal b. Offshoring / sub kontrak c. Nilai-nilai dan kebijakan penyusunan staf internasional d. Mengapa penugasan internasional gagal e. Melakukan seleksi manajer internasional