0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan4 halaman
1. Mengelola sumber daya manusia secara internasional membutuhkan penyesuaian praktik SDM untuk memperhitungkan perbedaan budaya, ekonomi, dan hukum antar negara.
2. Ada berbagai pendekatan dalam menyusun staf internasional, seperti menggunakan karyawan lokal, ekspatriat, atau tim virtual transnasional.
1. Mengelola sumber daya manusia secara internasional membutuhkan penyesuaian praktik SDM untuk memperhitungkan perbedaan budaya, ekonomi, dan hukum antar negara.
2. Ada berbagai pendekatan dalam menyusun staf internasional, seperti menggunakan karyawan lokal, ekspatriat, atau tim virtual transnasional.
1. Mengelola sumber daya manusia secara internasional membutuhkan penyesuaian praktik SDM untuk memperhitungkan perbedaan budaya, ekonomi, dan hukum antar negara.
2. Ada berbagai pendekatan dalam menyusun staf internasional, seperti menggunakan karyawan lokal, ekspatriat, atau tim virtual transnasional.
Mengelola sumber daya manusia secara internasional menciptakan tantangan. Untuk
satu hal, perbedaan dalam budaya dan ekonomi dan sistem hukum mempengaruhi praktek SDM majikan dari satu negara ke negara. Misalnya, Bagaimana seharusnya kita menilai dan membayar karyawan lokal kita? Bagaimana seharusnya kita berurusan dengan serikat pekerja di kantor kita di luar negeri? Bagaimana kita mengidentifikasi dan mendapatkan bakat dan keterampilan yang tepat di mana kita membutuhkannya? dan Bagaimana kita menyebarkan pengetahuan canggih ke operasi kita di luar negeri? MENGADAPTASI KEGIATAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PERBEDAAN ANTAR NEGARA. Perusahaan yang beroperasi dalam lingkup Negara Amerika Serikat umumnya memilih kelebihan dalam hal kemudahan karena relative terbatasnya variable ekonomi, budaya dan hukum. Walaupun negara bagian dan pemerintah yang berbeda tentunya memiliki undang-undang sendiri yang mempengaruhi SDM, sebuah kerangka kerja federal yang mendasar membantu menghasilkan kumpulan pedoman hukum yang cukup dapat diprediksi mengenai hal-hal seperti diskriminasi pekerjaan, hubungan pekerjaan, serta keamanan dan kesehatan. 1. Faktor budaya : Negara-negara sangat berbeda dalam hal budaya, dengan kata lain dalam nilai dasar yang dianut oleh warga negaranya, dan bagaimana nilai-nilai ini dimanifestasikan dalam seni, program sosial, politik, dan cara-cara melakukan berbagai hal di negara tersebut. 2. Sistem ekonomi : Perbedaan dalam sistem ekonomi juga termasuk ke dalam perbedaan dalam praktek SDM. Salah satunya, beberapa Negara lebih terpadu dengan ide perusahaan bebas daripada Negara lainnya. 3. Faktor hukum dan hubungan industrial : Sebagai contoh, praktek pekerjaan sesukanya d AS tidaklah ada di Eropa, seperti memberhentikan dan memecat pekerja biasanya memakan waktu dan mahal. 4. Etika dan Kode Etik: Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka yang berada di luar negeri mematuhi kode etik perusahaan mereka. Melakukan hal tersebut tidaklah mudah. Karena untuk menerapkan etika perusahaan kepada karyawan global perlu SDM Asing: Serikat Uni Eropa Tahun 1990-an, Negara-negara terpisah dari bekas Komunitas Eropa (EC) disatukan menjadi sebuah pasar bersama untuk barang, jasa, modal, dan bahkan tenaga kerja yang disebut Uni Eropa (EU). Euro telah menggantikan mata uang lokal dan banyak Negara anggotanya pada tahun 2002. Sebagai tambahan bagi proses partisipatif (seperti codetermination) yang ditemukan beberapa EU, hukum Uni Eropa saat ini meminta perusahaan multinasional untuk berkonsultasi dengan pekerja mengenai beberapa tindakan perusahaan seperti pemberhentian misal. SDM Asing : Cina Selama bertahun-tahun, perusahaan di dalam dan di luar Cina bergantung pada tenaga kerja besar negara itu untuk menyediakan produk dan jasa dengan biaya yang sangat rendah. Sebagian alasan untuk biaya tenaga kerja yang rendah adalah relatif kurangnya undang- undang ketenagakerjaan yang mengatur hal-hal seperti uang pesangon, upah minimum, dan tunjangan. Beberapa tahun yang lalu, Republik Rakyat Tiongkok menerapkan undang-undang kontrak kerja barunya. Undang-undang ini menambahkan banyak perlindungan kerja baru untuk karyawan dan membuatnya lebih mahal bagi pengusaha di China untuk menerapkan tindakan personel seperti PHK. Semua perusahaan di Cina menangani masalah termasuk masalah mempertahankan karyawan yang baik dan gerakan serikat yang semakin aktif. Namun, bagaimana mereka menangani masalah-masalah ini tergantung pada kepemilikan perusahaan. Perusahaan milik negara menggunakan lebih sedikit alat manajemen sumber daya manusia modern seperti yang dilakukan oleh raksasa multinasional Cina seperti Lenova, misalnya. Oleh karena itu ada variasi yang luas dalam praktek manajemen sumber daya manusia di antara perusahaan di Cina, dan antara perusahaan Cina dan Barat. PEREKRUTAN. Karena keterbatasan pemerintah dalam migrasi dan kendala hukum lainnya, relatif sulit untuk merekrut, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan yang baik. Setidaknya hingga saat ini, kekurangan tenaga kerja secara sporadis tersebar luas dan kemungkinan akan kembali. Di Cina, efektivitas perekrutan sangat bergantung pada masalah manajemen sumber daya manusia non-rekrutmen. Karyawan sangat berorientasi pada karir dan tertarik pada majikan yang memberikan pelatihan dan peluang pengembangan karir terbaik PENYELEKSIAN. Metode seleksi karyawan yang dominan melibatkan analisis resume pelamar dan kemudian mewawancarai dia. PENILAIAN. Penilaian karyawan sangat sensitif terhadap realitas budaya di Tiongkok. Oleh karena itu, penilaian perlu mengikuti formalitas budaya dan menghindari situasi-situasi yang menimbulkan ketegangan dan konfrontatif. KOMPENSASI. Meskipun banyak manajer mendukung pembayaran berbasis kinerja di Tiongkok, banyak perusahaan, untuk menjaga kerukunan kelompok, membuat insentif membayar sebagian kecil dari paket pembayaran. PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI GLOBAL Perusahaan saat ini semakin fokus pada mengelola sumber daya manusia lokal mereka. Dengan kata lain, perhatian utama mereka adalah memilih, melatih, menilai, dan mengelola karyawan di negara tempat mereka melakukan bisnis. Namun, memutuskan untuk menggunakan karyawan lokal atau menggunakan karyawan ekspatriat juga menjadi fokus utama perusahaan. Proses ini melibatkan mengidentifikasi dan memilih orang-orang yang akan mengisi posisi dan kemudian menempatkan mereka di posisi tersebut. Penyusunan Staf Internasional : Dari Negara Asal atau Lokal ? Perusahaan yang melakukan bisnis internasional mempekerjakan beberapa jenis karyawan internasional. Warga setempat adalah warga negara dari negara tempat mereka bekerja. Ekspatriat ("asing") adalah bukan merupakan warga negara di mana mereka bekerja (seorang pekerja Amerika di Perancis adalah seorang expat). Warga negara asal adalah warga negara di mana perusahaan multinasional memiliki kantor pusatnya. Warga negara ketiga adalah warga negara dari negara selain kantor pusat perusahaan atau negara tempat cabang perusahaan itu berdiri. MENGGUNAKAN WARGA SETEMPAT. Ada banyak alasan pengusaha lebih mengandalkan penduduk setempat. Untuk satu hal, biaya menggunakan ekspatriat biasanya jauh lebih besar daripada biaya menggunakan pekerja lokal. Penduduk lokal dapat melihat multinasional sebagai "warga negara yang lebih baik" jika menggunakan bakat manajemen lokal; beberapa pemerintah bahkan menekan staf dengan manajemen lokal. MENGGUNAKAN KARYAWAN ASING. Ada alasan mengapa perusahaan menggunakan pekerja asing baik warga negara asal atau warga negara ketika untuk bekerja di anak perusahaan mereka. Alasan utamanya yaitu perusahaan biasanya tidak dapat menemukan kandidat lokal dengan kualifikasi teknis yang diperlukan. Perusahaan multinasional juga telah melihat tugas yang sukses di luar negeri sebagai langkah yang diperlukan dalam mengembangkan manajer puncak. Kontrol adalah alasan lain untuk menggunakan ekspatriat. Asumsinya adalah bahwa para manajer di negara asal sudah mendalami kebijakan dan budaya perusahaan, dan dengan demikian lebih mungkin menerapkan cara-cara markas dalam melakukan sesuatu. SOLUSI LAIN. Pilihannya bukan hanya antara karyawan asing dan lokal. Misalnya, ada solusi jangka pendek atau komuter lainnya. Ini melibatkan seringnya perjalanan internasional tetapi tidak ada relokasi formal. Salah satu survei menemukan bahwa sekitar 78% perusahaan memiliki kebijakan pelokalan karyawan. Artinya perusahaan memiliki kebijakan untuk mentransfer karyawan asal negara perusahaan ke anak perusahaan sebagai orang yang diserahi secara permanen. Di sini perusahaan tidak memperlakukan karyawan asing tersebut (karyawan asal negara perusahaan) sebagai karyawan asing, tetapi sebagai karyawan lokal. MENGGUNAKAN TIM VIRTUAL TRANSNASIONAL. Mengelola secara internasional mungkin memerlukan layanan dari tim transnasional, yang terdiri dari karyawan yang berlokasi dan memiliki kegiatan yang menjangkau banyak negara. Sering kali, tim seperti itu tidak bertemu muka tetapi bekerja di lingkungan virtual. Tim virtual adalah kelompok kolega yang secara geografis terdispersi yang berinteraksi menggunakan kombinasi teknologi telekomunikasi dan informasi untuk menyelesaikan tugas organisasi.