Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Perubahan Metode Akuntansi


Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat perbandingan,
meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan. Untuk dapat memenuhi tujuan di atas,
laporan-laporan keuangan harus dapat diperbandingkan. Perbandingan-perbandingan ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu horizontal dan vertikal. Perbandingan horizontal adalah
perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang
sama. Sedangkan perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan dari suatu
perusahaan dengan laporan yang sama untuk periode-periode sebelumnya. Perbandingan antar
perusahaan harus memenuhi prinsip comparability, sedangkan perbandingan antar periode harus
memenuhi prinsip konsistensi.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat terlaksana,
perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan menjadi dua, yaitu perubahan metode-metode
akuntansi dan perubahan-perubahan yang terjadi karena koreksi kesalahan-kesalahan dalam
periode-periode yang lalu. Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi tiga:
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi.
2. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi.
3. Perubahan dalam kesatuan usaha.
Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti
kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan-kesalahan penggunaan rekening, kesalahan-
kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi dan Iain-lain. Tidak ada pedoman khusus untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan ini, karena koreksinya sangat tergantung pada jenis
kesalahannya.
2. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode sebelumnya.Istilah
prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang digunakan.Perubahan dalam
prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode
untuk penerapan suatu prinsip.
Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk :
a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru
pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena
adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke
FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
2. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance
method ke straight line method.
3. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode
kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
4. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif.Akibat kumulatif dari perubahan
prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut :
a. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di
antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan- nya dengan jumlah sesudah
dikurangi pajak penghasilan.
b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman pertama)
dengan jumlah yang sudah dikoreksi.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif, dimana laporan keuangan
periode-periode sebelumnya yang dilaporkan disusun kembali sesuai dengan prinsip yang
baru.Kalau masih terdapat sisa akibat kumulatif sesudah laporan keuangan periode-periode
sebelumnya yang dilaporkan, direvisi maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening
laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi. Perubahan prinsip akuntansi yang
memerlukan retroaktif adjustment adalah:
a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode yang lain.
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive.
3. Perubahan Taksiran
Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran di mana
taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran
umur dalam perhitungan depresiasi, taksiran jumlah garansi yang akan dibayar dan Iain-lain.
Pada periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang sudah
dibuat adalah tidak benar sehingga perlu direvisi. Dalam hal taksiran sudah dibuat dengan
sebaik-baiknya tetapi ternyata tidak tepat, maka perubahan-perubahan yang dibuat sebaiknya
dibebankan pada periode berjalan dan periode-periode yang akan datang. Periode-periode yang
lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan.
Seperti pada contoh mesin harga perolehannya Rpl.000.000,- umurnya ditaksir 8 tahun. Sesudah
dipakai selama 5 tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun. Depresiasi
yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rpl25.000,- = Rp625.000,-. Nilai buku
mesin pada awal tahun keenam sebesar Rp375.000,-. Karena taksiran umurnya berubah menjadi
10 tahun maka nilai buku sebesar Rp375.000,- akan dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu
tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur
mesin sebesar Rp375.000,- : 5 = Rp75.000,-.
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan
prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntansi.Dalam perubahan
metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksir-an-taksiran akuntansi
seperti umur, residu dan Iain-lain.Oleh karena itu perubahan metode depresiasi harus
diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan
Iain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha. Perubahan
kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti
laporan keuangan masing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak perusahaan
yang laporan-laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan
baru.Apabila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus
menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu.Di samping itu akibat-akibat perubahan
terhadap laba rugi juga harus dicantumkan dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar
biasa, begitu pula laba bersih dan jumlah pendapatan per lembar saham.Laporan keuangan tahun
berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan.Agar
laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, laporan
keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika seandainya sudah terjadi
perubahan kesatuan usaha.

Sumber : https://feelinbali.blogspot.co.id/2014/02/perubahan-akutansi-dan-analisis.html

Anda mungkin juga menyukai