HAKEKAT BUKTI
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk mencapai
kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam
rangka memberikan opini atas laporan keuangan teridiri dari usaha untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti audit. Butir-butir penting tentang hakekat bukti audit (International
Auditing Standard 200 Para. A28):
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah instruksi detil yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit berlangsung. Sebagai contoh, berikut ini adalah suatu prosedur audit untuk
melakukan verifikasi atas pengeluaran kas:
Periksalah jurnal pengeluaran kas dalam sistem akuntansi dan bandingkan dengan nama
penerima, jumlah rupiah, dan tanggal dengan informasi online yang disediakan bank
tentang check-check yang diproses untuk akun kas yang bersangkutan.
UKURAN SAMPEL
Dalam penerapan prosedur audit untuk melakukan verifikasi atas pengeluaran kas di atas,
misalkan dalam jurnal pengeluaran kas telat dicatat 6.000 check. Auditor memutuskan untuk
menetapkan ukuran sampel berupa 50 check yang akan dibandingkan dengan ayat-ayat jurnal
yang tercantum dalam jurnal pengeluaran kas tersebut.
Sebagai contoh, apabila auditor memutuskan untuk memilih 50 check yang sudah dibayar
bank dari populasi sebesar 6.000 check sebagaimana tercantum dalam jurnal pengeluaran kas,
auditor masih harus menentukan metode apa yang akan digunakan untuk secara spesifik memilih
check yang akan diuji. Alternatif pemilihan 50 lembar check yang dapat dilakukan auditor adalah
memilih (1) memilih suatu minggu tertentu dan memeriksa 50 lembar check pertama dari
minggu tersebut, (2) memilih 50 lembar check secara acak, atau (4) memilih check-check yang
menurut dugaan auditor mengandung kekeliruan. Bisa juga auditor memilih dengan
menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut.
Berikut ini adalah contoh modofikasi prosedur audit di atas dengan memasukkan keempat
keputusan auditor tentang bukti audit (catatan: yang ditulis miring menunjukkan keputusan
tentang saat, unsur yang dipilih, dan ukuran sampel):
Dapatkan jurnal pengeluaran kas bulan Oktober dan bandingkanlah nama penerima,
jumlah rupiah, dan tanggal yang tercantum pada check dengan jurnal pengeluaran kas
tersebut untuk 50 lembar check yang dipilih secara acak.
PROGRAM AUDIT
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit untuk satu bagian atau keseluruhan
audit. Program audit selalu berisi daftar prosedur audit, dan juga biasanya mencakup ukuran
sampel, unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaanya pengujian.
KETEPATAN BUKTI
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya dalam
memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi saldo- saldo akun dan pengungkapan yang
bersangkutan. Apabila bukti dipandang sangat tepat, maka akan sangat membantu auditor dalam
mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
1. Relevansi bukti
Bukti harus relevan dengan tujuan audit yang harus diuji terlebih dahulu oleh auditor
sebelum dapat dikatakan sebagai bukti yang tepat. Relavansi menjadi masalah dalam kaitannya
dengan tujuan audit. Karena terkadang ada bukti yang relevan dengan suatu tujuan audit dan ada
juga yang tidak relevan dengan tujuan lainnya.
2. Reabilitas bukti
Reliabilitas berkaitan dengan seberapa jauh bukti ini dapat dipercaya. Sama seperti
relevansi, apabila tingkat reliabiliasnya tinggi, maka bukti ini akan sangat membantu auditor
dalam meyakini bahwa laporan keuangan telah di sajikan secara wajar. Reliabilitas tergantung
pada apakah bukti telah memenuhi karakteristik – karakteristik berikut:
a. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya daripada bukti
audit yang diperoleh dari dalam entitas.informasi yang diperoleh dari bank, penesehat
hukum atau pelanggan, biasa dipandang lebih bisa dipercaya daripada jawaban atas
pertanyaan yang diperoleh dari klien. Seperti misalnya polis asuransi, dipandang lebihbisa
dipercaya daripada dokumen dokumen yang dihasilkan oleh organisasi klien dan tidak
keluar dari organisasi klien seperti misalnya dokumen permintaan pembelian.
b. Efektivitas Pengendalian Intern Klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan
dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu tidak efektif. Contohnya apabila
pengendalian internal atas penjualan dan pembuatan fakur pada perusahaan klien berjalan
dengan efektif, maka auditor akan memperoleh bukti yang lebih bisa dipercaya dari faktur
penjualan dan dokumen pengiriman barang, daripada jika pengendalian internalnya tidak
efektif.
c. Pengetahuan Langsung Auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi,
perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara
tidak langsung. Contohnya, apabila auditor menghitung sendiri besarnya laba kotor tahun ini
dan membandingkannya dengan laba kotor tahun lalu, maka hasil perhitungan tersebut akan
lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan perbandingan laba kotor yang dilakukan oleh
kontroler perusahaan klien.
d. Kualifikasi Individu Pemberi Informasi.
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat
dipercaya kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi
untuk melakukan hal itu.
e. Tingkat obyektivitas.
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan
pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar. Berbagai
contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan saldo-saldo bank,
perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan ulang saldo dalam daftar utang
dagang untuk menentukan apakah data-data tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar.
Sedangkan contoh-contoh dari bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang
ditulis oleh pengacara klien yang membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh
dari berbagai gugatan hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan
yang usang selama dilakukannya pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari
menejer kredit tentang kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar oleh
pelanggan.
f. Ketepatan waktu.
Ketepatan waktu atas bukti audit, berhubungan dengan kapan bukti tersebut diperoleh atau
dengan periode yang diaudit. Bukti biasanya akan lebih dipercaya untuk saldo saldo akun
neraca apabila bukti tersebut diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca
KECUKUPAN BUKTI
Kecukupan ini berkaitan dengan kuantitas atau seberapa banyak bukti audit yang harus
diperoleh. Kuantitas bukti audit ini dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko kesalahan
penyajian material dan juga oleh kualitas bukti audit itu sendiri. Ada dua faktor yang
menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit yaitu ekspektasi auditor tentang kesalahan
penyajian dan efektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien.
Diingat bahwa tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat
dancukup. Ketepatan dipengaruhi oleh relevansi dan reliabilitas bukti Kecukupan
berkaitandengan pertanyaan "berapa banyak" bukti yang harus dikumpulkan. Baik ketepatan
maupunkecukupan dipengaruhi oleh risiko yang ada pada klien (yaitu profil risiko inheren dan
risikopengen-dalian). Dalam keadaan bagaimanapun, auditor harus mengumpulkan bukti
yangtepat dengan kualitas yang tinggi.
Hal ini dapat dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan (a)
pengetahuan tentang klien (perusahaannya maupun bidang usahanya) yang bisa diperolehdari
audit tahun lalu, analisis risiko klien, dan analisis penerimaan menjadi klien; (b) informasi dari
luar klien yang bisa diperoleh oleh tim audit sendiri dengan menggunakan datapasar atau melalui
analisis independen oleh spesialis; (c) sistem akuntansi diperoleh melaluipengujian langsung atas
saldo-saldo akun dan transaksi-transaksi; dan (d) kualitas pengendalian internal yang dapat
diperoleh melalui evaluasi atas rancangan danpengoperasian pengendalian internal.
Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih
daridelapan kategori bukti yang disebut tipe bukti. Setiap prosedur audit bisa mendapatkansatu
atau lebih tipe bukti berikut:
1) Inspeksi, mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik iternal maupun
eksternal dalam bentuk kertas, elektronik atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas suatu asset,
2) Observasi, terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang
lain, contohnya, observasi oleh auditor atas perhitungan persediaan yang dilakukan oleh personel
entitas, atau melihat langsung pelaksanaan aktivitas pengendalian, 3) Konfirmasi Eksternal,
merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai respons langsungtertulis dari pihak ketiga
(pihak yang mengonfirmasi) dalam bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain, 4)
Penghitungan Ulang, meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang telah
dilakukan klien, 5) Pelaksanaan Kembali (Reperformance), pengujian auditor secara
independen atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya sudah dilakukan
sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem pengendalian internal, 6) Prosedur Analitis,
terdiri dari pengevaluasikan atas informai keuangan yang dilakukan dengan menelaah hubungan
yang dapat diterima antara data keuangan dengan data non keuangan, 7) Permintaan
Keterangan, terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki pengetahuan, baik
keuangan maupun non keuangan, di dalam atau diluar entitas.
Dua bukti yang paling mahal untuk mendapatkannya adalah pemeriksaan fisik
dankonfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena biasanya membutuhkan
kehadiranauditor pada saat klien melakukan penghitungan aset yang seringkali dilakukan pada
akhir tahun buku. Konfirmasi menjadi mahal karena auditor harus mengikuti prosedur dengan
teliti sejak dari penyiapan konfirmasi, pengiriman melalui surat atau secara elektronik,
penerimaan jawaban, dan melakukan tindaklanjut atas konfirmasi yang tidak memberijawaban,
atau jawaban yang menunjukkan selisih.
Beberapa istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan prosedur audit, yaitu: