Anda di halaman 1dari 11

I.

HAKEKAT BUKTI
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk mencapai
kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam
rangka memberikan opini atas laporan keuangan teridiri dari usaha untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti audit. Butir-butir penting tentang hakekat bukti audit (International
Auditing Standard 200 Para. A28):

 Meliputi informasi yang dihasilkan  Dapat dikembangkan dengan


baik secara internal maupun menggunakan ahli dari luar.
 Dapat diperoleh melalui prosedur-
eksternal.
 Meliputi informasi yang mendukung prosedur lain yang lazim digunakan
maupun bertentangan dengan asersi auditor (analisis risiko untuk
manajemen. menentukan apakah akan menerima
 Dipengaruhi oleh tindakan-tindakan atau melanjutkan seorang klien, data
manajemen, seperti misalnya: tidak dari audit tahun yang lalu, dan
membuat dokumen yang diperlukan, kualitas pengendalian internal
atau tidak membuat dokumen secara perusahaan yang mencerminkan
tepat waktu. ketelitian proses internal).

II. KEPUTUSAN AUDITOR TENTANG BUKTI AUDIT


Ada empat keputusan tentang bukti apa yang harus diperoleh dan berapa banyak bukti
yang harus disimpulkan:

PROSEDUR AUDIT

Prosedur audit adalah instruksi detil yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit berlangsung. Sebagai contoh, berikut ini adalah suatu prosedur audit untuk
melakukan verifikasi atas pengeluaran kas:

 Periksalah jurnal pengeluaran kas dalam sistem akuntansi dan bandingkan dengan nama
penerima, jumlah rupiah, dan tanggal dengan informasi online yang disediakan bank
tentang check-check yang diproses untuk akun kas yang bersangkutan.

UKURAN SAMPEL
Dalam penerapan prosedur audit untuk melakukan verifikasi atas pengeluaran kas di atas,
misalkan dalam jurnal pengeluaran kas telat dicatat 6.000 check. Auditor memutuskan untuk
menetapkan ukuran sampel berupa 50 check yang akan dibandingkan dengan ayat-ayat jurnal
yang tercantum dalam jurnal pengeluaran kas tersebut.

UNSUR YANG DIPILIH

Sebagai contoh, apabila auditor memutuskan untuk memilih 50 check yang sudah dibayar
bank dari populasi sebesar 6.000 check sebagaimana tercantum dalam jurnal pengeluaran kas,
auditor masih harus menentukan metode apa yang akan digunakan untuk secara spesifik memilih
check yang akan diuji. Alternatif pemilihan 50 lembar check yang dapat dilakukan auditor adalah
memilih (1) memilih suatu minggu tertentu dan memeriksa 50 lembar check pertama dari
minggu tersebut, (2) memilih 50 lembar check secara acak, atau (4) memilih check-check yang
menurut dugaan auditor mengandung kekeliruan. Bisa juga auditor memilih dengan
menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut.

SAAT PELAKSANAAN PROSEDUR

Dalam audit atas laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik, klien biasanya


menghendaki audit sudah dapat diselesaikan dalam waktu 1 hingga 3 bulan setelah akhir tahun
buku. Saat ini, Bapepam mengharuskan perusahaan-perusahaan publik untuk mengumumkan
laporan keuangan auditan dalam waktu 60-90 hari setelah akhir tahun buku, tergantung pada
besarnya perusahaan.

Berikut ini adalah contoh modofikasi prosedur audit di atas dengan memasukkan keempat
keputusan auditor tentang bukti audit (catatan: yang ditulis miring menunjukkan keputusan
tentang saat, unsur yang dipilih, dan ukuran sampel):

 Dapatkan jurnal pengeluaran kas bulan Oktober dan bandingkanlah nama penerima,
jumlah rupiah, dan tanggal yang tercantum pada check dengan jurnal pengeluaran kas
tersebut untuk 50 lembar check yang dipilih secara acak.

PROGRAM AUDIT
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit untuk satu bagian atau keseluruhan
audit. Program audit selalu berisi daftar prosedur audit, dan juga biasanya mencakup ukuran
sampel, unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaanya pengujian.

III. KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT


Standar audit (SA 500, Para 6) berbunyi sebagai berikut : “Auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat ”
Auditor diwajibkan untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk
mendukung opini yang diberikan. Dengan memadukan semua bukti dari keseluruhan audit,
auditor akan mampu untuk menentukan kapan ia yakin untuk menerbitkan suatu laporan audit,
karakteristik kompetensi bukti audit berikut ini:

KETEPATAN BUKTI

Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya dalam
memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi saldo- saldo akun dan pengungkapan yang
bersangkutan. Apabila bukti dipandang sangat tepat, maka akan sangat membantu auditor dalam
mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar

1. Relevansi bukti
Bukti harus relevan dengan tujuan audit yang harus diuji terlebih dahulu oleh auditor
sebelum dapat dikatakan sebagai bukti yang tepat. Relavansi menjadi masalah dalam kaitannya
dengan tujuan audit. Karena terkadang ada bukti yang relevan dengan suatu tujuan audit dan ada
juga yang tidak relevan dengan tujuan lainnya.
2. Reabilitas bukti
Reliabilitas berkaitan dengan seberapa jauh bukti ini dapat dipercaya. Sama seperti
relevansi, apabila tingkat reliabiliasnya tinggi, maka bukti ini akan sangat membantu auditor
dalam meyakini bahwa laporan keuangan telah di sajikan secara wajar. Reliabilitas tergantung
pada apakah bukti telah memenuhi karakteristik – karakteristik berikut:
a. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya daripada bukti
audit yang diperoleh dari dalam entitas.informasi yang diperoleh dari bank, penesehat
hukum atau pelanggan, biasa dipandang lebih bisa dipercaya daripada jawaban atas
pertanyaan yang diperoleh dari klien. Seperti misalnya polis asuransi, dipandang lebihbisa
dipercaya daripada dokumen dokumen yang dihasilkan oleh organisasi klien dan tidak
keluar dari organisasi klien seperti misalnya dokumen permintaan pembelian.
b. Efektivitas Pengendalian Intern Klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan
dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu tidak efektif. Contohnya apabila
pengendalian internal atas penjualan dan pembuatan fakur pada perusahaan klien berjalan
dengan efektif, maka auditor akan memperoleh bukti yang lebih bisa dipercaya dari faktur
penjualan dan dokumen pengiriman barang, daripada jika pengendalian internalnya tidak
efektif.
c. Pengetahuan Langsung Auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi,
perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara
tidak langsung. Contohnya, apabila auditor menghitung sendiri besarnya laba kotor tahun ini
dan membandingkannya dengan laba kotor tahun lalu, maka hasil perhitungan tersebut akan
lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan perbandingan laba kotor yang dilakukan oleh
kontroler perusahaan klien.
d. Kualifikasi Individu Pemberi Informasi.
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat
dipercaya kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi
untuk melakukan hal itu.
e. Tingkat obyektivitas.
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan
pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar. Berbagai
contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan saldo-saldo bank,
perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan ulang saldo dalam daftar utang
dagang untuk menentukan apakah data-data tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar.
Sedangkan contoh-contoh dari bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang
ditulis oleh pengacara klien yang membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh
dari berbagai gugatan hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan
yang usang selama dilakukannya pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari
menejer kredit tentang kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar oleh
pelanggan.
f. Ketepatan waktu.
Ketepatan waktu atas bukti audit, berhubungan dengan kapan bukti tersebut diperoleh atau
dengan periode yang diaudit. Bukti biasanya akan lebih dipercaya untuk saldo saldo akun
neraca apabila bukti tersebut diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca

KECUKUPAN BUKTI

Kecukupan ini berkaitan dengan kuantitas atau seberapa banyak bukti audit yang harus
diperoleh. Kuantitas bukti audit ini dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko kesalahan
penyajian material dan juga oleh kualitas bukti audit itu sendiri. Ada dua faktor yang
menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit yaitu ekspektasi auditor tentang kesalahan
penyajian dan efektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien.

HUBUNGAN ANTARA RESIKO KETEPATAN DAN KECUKUPAN BUKTI AUDIT

Diingat bahwa tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat
dancukup. Ketepatan dipengaruhi oleh relevansi dan reliabilitas bukti Kecukupan
berkaitandengan pertanyaan "berapa banyak" bukti yang harus dikumpulkan. Baik ketepatan
maupunkecukupan dipengaruhi oleh risiko yang ada pada klien (yaitu profil risiko inheren dan
risikopengen-dalian). Dalam keadaan bagaimanapun, auditor harus mengumpulkan bukti
yangtepat dengan kualitas yang tinggi.

SUMBER BUKTI AUDIT

Hal ini dapat dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan (a)
pengetahuan tentang klien (perusahaannya maupun bidang usahanya) yang bisa diperolehdari
audit tahun lalu, analisis risiko klien, dan analisis penerimaan menjadi klien; (b) informasi dari
luar klien yang bisa diperoleh oleh tim audit sendiri dengan menggunakan datapasar atau melalui
analisis independen oleh spesialis; (c) sistem akuntansi diperoleh melaluipengujian langsung atas
saldo-saldo akun dan transaksi-transaksi; dan (d) kualitas pengendalian internal yang dapat
diperoleh melalui evaluasi atas rancangan danpengoperasian pengendalian internal.

PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH BUKTI AUDIT

Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih
daridelapan kategori bukti yang disebut tipe bukti. Setiap prosedur audit bisa mendapatkansatu
atau lebih tipe bukti berikut:
1) Inspeksi, mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik iternal maupun
eksternal dalam bentuk kertas, elektronik atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas suatu asset,
2) Observasi, terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang
lain, contohnya, observasi oleh auditor atas perhitungan persediaan yang dilakukan oleh personel
entitas, atau melihat langsung pelaksanaan aktivitas pengendalian, 3) Konfirmasi Eksternal,
merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai respons langsungtertulis dari pihak ketiga
(pihak yang mengonfirmasi) dalam bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain, 4)
Penghitungan Ulang, meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang telah
dilakukan klien, 5) Pelaksanaan Kembali (Reperformance), pengujian auditor secara
independen atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya sudah dilakukan
sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem pengendalian internal, 6) Prosedur Analitis,
terdiri dari pengevaluasikan atas informai keuangan yang dilakukan dengan menelaah hubungan
yang dapat diterima antara data keuangan dengan data non keuangan, 7) Permintaan
Keterangan, terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki pengetahuan, baik
keuangan maupun non keuangan, di dalam atau diluar entitas.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN BUKTI

Dua bukti yang paling mahal untuk mendapatkannya adalah pemeriksaan fisik
dankonfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena biasanya membutuhkan
kehadiranauditor pada saat klien melakukan penghitungan aset yang seringkali dilakukan pada
akhir tahun buku. Konfirmasi menjadi mahal karena auditor harus mengikuti prosedur dengan
teliti sejak dari penyiapan konfirmasi, pengiriman melalui surat atau secara elektronik,
penerimaan jawaban, dan melakukan tindaklanjut atas konfirmasi yang tidak memberijawaban,
atau jawaban yang menunjukkan selisih.

ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROSEDUR AUDIT

Beberapa istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan prosedur audit, yaitu:

Istilah dan Definisi Contoh Prosedur Audit Tipe bukti


periksa ( examine)- studi memeriksa sample faktur inspeksi
yang cukup terperinci atas pemasok untuk menentukan
dokumen atau catatan untuk apakah barang atau jasa yang
menentukan fakta fakta diterima layak dan sesuai
spesifik tentang catatan dengan jenis yang biasa
tersebut. digunakan perusahaan.
Scan- pemeriksaan yang scan jurnal penjualan, dengan Prosedur analitis
kurang terinci atas catatan mencari transaksi tidak biasa
atau dokumen untuk dan bernilai besar
menentukan apakah terdapat
hal yang tidak biasa yang
memerlukan investigasi
lanjutan.
Baca- pemeriksaan atas membaca notulen rapat inspeksi
informasi tertulis untuk dewan direksi dan
memastikan fakta yang mengikhtisarkan semua
berkaitan dengan audit informasi yang berkaitan
dengan laporan keuangan
dalam file audit
hitung (compute)- menghitung ratio perputaran Prosedur analitis
perhitungan yang dilakukan persediaan dan
oleh auditor independen membandingkan dengan ratio
terhadap klien tahun sebelumnya sebagai
pengujian atas keusangan
persediaan
hitung ulang (recompute)- menghitung ulang harga jual Penghitungan ulang
perhitungan yang dilakukan perunit dikali jumlah unti
auditor untuk menentukan sample salinan faktur
apakah perhitungan klien penjualan dan bandingkan
sudah benar totalnya dengan perhitungan
klien
Jumlahkan menurun (Foot)- menjumlah jurnal penjualan Penghitungan ulang
penjumlahan kolom angka selama periode satu bulan
untuk menentukan apakah dan membandingkan semua
totalnya sama dengan nilai total dengan buku besar
yang diperoleh klien
IV. PENDOKUMENTASIAN (KERTAS KERJA) AUDIT
Dokumentasi audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti
audit yang relevan diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit harus mencakup
semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan
menjadi pendukung atas laporan audit. Dokumentasi audit sering juga disebut kertas kerja
audit.

 TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT


Membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak secara memadai sesuai
dengan standar auditing. Secara lebih spesifik, dokumentasi audit memberikan:
 Suatu Dasar untuk Merencanakan Audit. Apabila auditor akan membuat perencanaan
audit, maka referensi informs yang diperlukan harus tersedia dalam file audit.
 Suatu Catatan tentang Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian. Auditor harus
bisa menunjukkan kepada badan pengatur atau kepada pengadilan bahwa audit telah
direncanakan dengan baik dan disupervisi secukupnya, bukti yang dikumpulkan cukup dan
kompeten, dan berdasarkan hasil audit telah dibuat laporan audit yang tepat.
 Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat. Data dalam file berguna untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar berdasarkan bukti-bukti yang
terkumpul.
 Suatu Dasar untuk Mereview oleh Supervisor dan Partner. File audit adalah referensi
utama yang digunakan supervisor untu mereview pekerjaan para asisten. Review yang
cermat oleh supervisor akan menjadi bukti bahwa audit telah disupervisi dengan tepat.
 PEMILIK FILE AUDIT
Tidak seorangpun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut (termasuk klien) selain
auditor beserta tim auditnya, kecuali bila auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit
yang bersangkutan. Setelah audit selesai, file audit disimpan oleh auditor untuk kepentingan
pertanggungjawaban di masa yang akan datang serta untuk mempersiapkan audit tahun
beeikutnya.
 KERAHASIAAN FILE AUDIT
Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien. Hal ini berkaitan dengan
Prinsip Kerahasiaan yang harus dipegang teguh oleh auditor sebagaimana diterapkan dalam
Seksi 140 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
 JANGKA WAKTU PENGARSIPAN
Standar audit (SA 230- Para A.23) mewajibkan KAP untuk menetapkan suatu kebijakan
dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit. Batas waktu penyimpanan pada
umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari (1) laporan
auditor atas laporan keuangan entitas, atau (2) laoran auditor atas laporan keuangan
konsolidasian dan anak perusahaan.
 ISI DAN PENGORGANISASIAN
Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut ini:
 Ukuran dan kompleksitas entitas. suatu kesimpulan yang belum dapat
 Sifat prosedur audit yang akan ditemukan dengan segera dari
dilakukan. dokumentasi pekerjaan audit yang
 Risiko kesalahan penyajian material dilakukan atau buktu audit yang
yang diidentifikasi. diperoleh.
 Signifikasi bukti audit yang diperoleh.  Metodologi dan perangkat audit yang
 Sifat dan luas penyimpangan yang digunakan.
diidentifikasi. Dokumentasi audit dapat dilakukan
 Kebutuhan untuk mendokumentasikan pada kertas atau media elektronis, atau
suatu kesimpulan atau basis untuk media lain.
Contoh-contoh dokumentasi audit mencakup:
Program audit. Surat konfirmasi dan surat
Analisis. representasi.
Memorandum isu. Daftar uji.
Ikhtisar hal-hal signifikan. Korespondensi (termasuk email)
tentang hal-hal signifikan.
 ARSIP PERMANEN
File-file ini merupakan sumber informasi tentang berbagai hal dalam audit yang berlaku
dari tahun ke tahun. Arsip permanen biasanya meliputi hal-hal berikut:
 Ringkasan atau copy dokumen- rumah tangga, perjanjian
dokumen yang berlaku secara obligasi dan kontrak-kontrak.
berkelanjutan seperti misalnya  Analisis akun-akun tertentu dari
anggaran dasar, anggaran tahun-tahun yang lalu yang
berpengaruh terhadap auditor.
 Informasi yang berhubungan  Hasil prosedur analitis dari
dengan pemahaman tentang tahun-tahun yang lalu.
pengendalian internal dan
penilain risiko pengendalian.
 ARSIP TAHUN BERJALAN
Arsip tahun berjalan (arsip tahun yang diperiksa) meliputi semua dokumen yang
bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut adalah jenis-jenis
informasi yang termasuk dalam arsip tahun berjalan.
 Program Audit
Program audit biasanya ditempatkan dalam file terpisah untuk meningkatkan koordinasi
dan mengintegrasikan semua bagian audit, meskipun ada juga kantor akuntan yang mengancam
yang mencantumkan satu copy program audit pada setiap bagian audit dalam dokumentasi audit.
 Informasi Umum
File audit juga biasanya memuat informasi dari tahun berjalan yang bersifat umum, seperti
misalnya rencana audit, ringkasan atau salinan notulen rapat dewan komisaris, catatan hasil
diskusi dengan klien, dan lain-lain.
 Working Trial Balance
Karena dasar penyusunan laporan keuangan adalah buku besar, maka jumlah-jumlah yang
tercantum dalam catatan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam audit. Segera setelah
akhir tahun buku, auditor membuat daftar yang berisi saldo dari semua akun yang ada di buku
besar. Daftar ini disebut working trial balance.
 Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi
Apabila auditor menemukan kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi, maka
laporan keuangan harus dikoreksi. Meskipun jurnal penyesuaian yang ditemukan yang
ditemukan dalam audit seringkali dibuat oleh auditor, namun setiap ayat jurnal penyesuaian
tersebut harus mendapat persetujuan dari klien, karena penyajian laporan keuangan secara wajar
merupakan tanggungjawab manajemen. Reklasifikasi seringkali dibuat dalam laporan agar
laporan menyajikan informasi akuntansi secara tepat, walaupun angka dalam buku besar sudah
benar.
 Daftar Pendukung
Auditor harus memilih tipe daftar yang tepat untuk suatu aspek audit tertentu agar dapat
mendokumentasikan kecukuoan audit dan untuk memenuhi tujuan-tujuan pendokumentasian
audit lainnya. Berikut adalah tipe-tipe daftar pendukung :
 Analisis.  Ringkasan Pelaksanaan Prosedur.
 Daftar Saldo.  Pemeriksaan dokumen
 Rekonsiliasi jumlah-jumlah pendukung.
tertentu.  Dokumen-dokumen dari luar.
 Uji Kewajaran.
 PENYUSUNAN DOKUMEN AUDIT
Pendokumentasian harus disusun dengan cukup detil sehingga auditor nerpengalaman yang
tidak terlibat dalam audit mendapat pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang telah
dilakukan, bukti yang diperoleh beserta sumbernya, dan kesimpulan yang dicapai. Dokumentasi
audit hendaknya memiliki karakteristik tertentu berikut ini:
 Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas yang memuat informasi tentang
nama klien, periode yang diaudit, deskripsi tentang isi file, paraf pembuat kertas kerja,
tanggal pembuatan, dank ode index kertas kerja.
 Dokomen audit harus diberi index dan referensi silang untuk memudahkan dalam
pengorganisasian dan pengarsipan.
 Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang
telah dilakukan.
 Dokumen audit harus berisi cukup informasi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan
rencana.
 Kemampuan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan dengan jelas.
Refrensi: Auditing/Al.Haryono Jusup,-Ed.2-Yogyakarta, Bagian Penertbit Sekolah Tinggi Imlu
Ekonomi YKPN,2011 xxii,941 hlm.

Anda mungkin juga menyukai