Anda di halaman 1dari 13

PEMBIAYAAN

SAHAM PREFEREN
DAN
HUTANG JANGKA PANJANG

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………............................


ISI:
I. Pengertian saham preferen ….………………………………………........ 1
II. Karakteristik dan hak istimewa saham preferen …….………………........... 1
III. Evaluasi saham preferen …………………………………………………... 2
IV. Keputusan pembiayaan dengan saham preferen …………………………... 3
V. Pengertian hutang jangka panjang ………………………………………… 4
VI. Jenis hutang jangka panjang ……………………………………………..... 5
VII. Bond rating & Penggunaan hutang jangka panjang ………………………. 6
VIII. Penarikan hutang ………………………………………………………….. 7
IX. Penarikan saham preferen …………………………………………………. 8
X. Evaluasi saham biasa sebagai sumber dana ………………………………. 9
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 11

2
I. PENGERTIAN SAHAM PREFEREN
Saham preferen (preferred stock) merupakan jenis sekuritas campuran (hybrid)
antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen memiliki klaim dan hak di atas saham
biasa, tetapi di bawah obligasi. Keistimewaan saham ini terletak dalam klaim atas laba
perusahaan, klaim atas aktiva jika perusahaan mengalami likuidasi, atau posisi yang lebih
istimewa dalam hal laba dan aktiva perusahaan. Saham preferen memiliki dividen, namun
pembayaran dividen bersifat sebagai kebijaksanaan perusahaan daripada sebagai
kewajiban tetap. Jika dividen tidak dibayarkan, bukan berarti perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajibannya atau menghadapi ketidaksolvabilitas kas. Pengembalian
maksimum dividen pemegang saham preferen tergantung dari kebijakan dewan direksi.

II. KARAKTERISTIK DAN HAK ISTIMEWA SAHAM PREFEREN


Hampir seluruh saham preferen memiliki dividen kumulatif (cumulative), yaitu
total kumulatif dari semua dividen saham preferen yang belum dibayar harus dibayarkan
sebelum pembayaran dividen atas saham biasa. Dividen saham preferen yang belum
dibayar tersebut merupakan dividen tertunggak (arrearages).
Ada 2 ketentuan yang ditetapkan agar hak prioritas yang berkaitan dengan laba
dan aktiva perusahaan adalah bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen, tidak
boleh diterbitkan surat-surat berharga yang mempunyai hak klaim yang lebih tinggi atau
sama; dan adanya laba yang ditahan, dimana perusahaan harus memiliki jumlah
minimum laba yang ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.
Pemegang saham preferen memiliki hak prioritas di atas pemegang saham biasa
terhadap aktiva dan laba, sehingga pemegang saham preferen biasanya tidak diberikan
hak suara dalam manajemen kecuali perusahaan tidak dapat membayar dividen saham
preferen selama periode tertentu. Dalam situasi tertentu, pemegang saham preferen diberi
hak suara (voting rights) untuk memilih beberapa direksi.
Bagi para pemilik saham preferen partisipasi berhak menerima dividen tambahan
jika pemilik saham biasa juga menerima dividen tambahan. Ciri utamanya adalah
pemegang saham preferen memiliki prioritas di atas pemegang saham biasa terhadap laba

3
dan peluang tambahan pengembalian jika dividen saham biasa melebihi jumlah yang
ditetapkan.

III. EVALUASI SAHAM PREFEREN


Aktivitas menjual saham preferen mempunyai beberapa keunggulan dan
kelemahan.
Bagi pihak perusahaan emitmen, saham preferen memiliki keunggulan sebagai
berikut :
1. Berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen
seham preferen.
2. Sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya
cukup tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik
pertama, dengan menjual saham preferen, dengan hasil pengembalian yang
terbatas daripada dengan menjual saham biasa.
3. Dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat
menghindarkan pembagian laba yang merata, di mana hal ini harus dilakukan
dengan dijualnya saham biasa.
4. Bentuk saham preferen juga mengijinkan perusahaan untuk menghindari
pemegang saham preferen ikut mengendalikan perusahaan melalui hak
suaranya.
5. Berlawanan dengan obligasi, saham preferen memungkinkan perusahaan
mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai hipotik.
6. Karena biasanya saham preferen tidak memiliki masa jatuh tempo dan juga
tidak harus disediakan dana cadangan pelunasan utang, sifatnya lebih luwes
disbanding obligasi.

Sedangkan bagi perusahaan emitmen, saham preferen memiliki kelemahan


sebagai berikut :
1. Pada umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi
dibandingkan obligasi.

4
2. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa
dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan. Hal ini
menyebabkan biaya diferensial saham preferen lebih mahal dibanding biaya
diferensial obligasi.

Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa keunggulan seperti berikut:


1. Saham preferen memberikan hasil yang relatif stabil.
2. Dalam kasus likuidasi, pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding
pemegang saham biasa; beberapa contoh konkrit dapat menunjukkan bahwa
para pemegang saham preferen terhindar dari kerugian yang diderita para
pemegang saham biasa.
3. Banyak perusahaan (seperti perusahaan asuransi) lebih sering menginvestasikan
uang dalam saham preferen, karena 70 atau 80 % dari dividen yang diterima
tidak terkena pajak.

Saham preferen bagi investor mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:


1. Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh risiko
kepemilikan perusahaan (dalam kasus likuidasi, misalnya) namun hasil
pengembalian yang diperoleh sangat terbatas.
2. Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi
hasilyang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi.
3. Para pemegang saham preferen tidak mempunyaihak paksa atas dividen
4. Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan
pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.

IV. KEPUTUSAN PEMBIAYAAN DENGAN SAHAM PREFEREN


Saham preferen ini merupakan bentuk campuran, maka diklasifikasikan dalam
kaitannya dengan obligasi dan saham biasa.
 Jika ditinjau dari prioritas yang dimiliki dan dividen tetap yang diperoleh,
saham preferen tidak jauh bedanya dengan obligasi.

5
 Jika dibandingkan dengan saham biasa, biasanya pembayaran kepada
pemegang saham preferen terbatas jumlahnya sehingga para pemegang
saham biasa akan menerima keuntungan (atau kerugian) dari tingkat
leverage perusahaan.
 Jika dividen preferen sampai tidak mencukupi jumlahnya (karena laba
perusahaan sangat menurun), perusahaan bisa saja menunda sampai tahun
depan.

Dalam beberapa jenis analisis, saham preferen diperlakukan sebagai hutang. Hal
initerjadi, misalnya dalam analisis yang dilakukan oleh calon pemegang saham, yang
mempertimbangkan fluktuasi laba karena adanya beban biaya surat berharga yang tetap.
Lain halnya jika analisis dilakukan oleh pemegang obligasi yang sedang mengkaji posisi
perusahaan terhadap kemunduran penjualan atau labanya. Bagi para pemegang saham,
saham preferen lebih merupakan instrumen yang mendorong leverage seperti halnya
hutang. Bagi para kreditor saham preferen merupakan tambahan modal. Jadi, saham
preferen ini dapat diperlakukan baik sebagai hutang atau sebagai kepemilikan tergantung
pada segi permasalahan yang dipertimbangkan.

V. PENGERTIAN HUTANG JANGKA PANJANG


Atau yang disebut dengan obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang
dengan maturitas akhir lebih dari atau sama dengan 10 tahun. Jika surat berharga
memiliki maturitas lebih pendek dari 10 tahun maka surat berharga tersebut dinamakan
wesel promes jangka panjang.
Nilai par untuk obligasi mengacu pada jumlah yang dibayarkan pada saat obligasi
mencapai maturitas. Disebut juga dengan pokok pinjaman atau nilai nominal. Tingkat
bunga obligasi yang dinyatakan disebut suku bunga kupon. Sedangkan, maturitas
merupakan waktu pada saat perushaan diwajibkan membayar pemegang obligasi sebesar
nilai par obligasi tersebut.

6
VI. JENIS HUTANG JANGKA PANJANG
Obligasi dapat diterbitkan menurut dasar jaminan atau tanpa jaminan. Obligasi
tanpa jaminan meliputi debentur, debentur bernilai rendah dan, obligasi penghasilan,
sedangkan obligasi hipotik merupakan instrumen hutang jangka panjang dengan jaminan.
1. Debentur (Surat hutang tanpa jaminan), tidak dijaminkan dengan
kekayaan perusahaan, pemegang debentur menjadi kreditor umum
perusahaan pada saat likuidasinya. Pemegang debentur harus melihat
kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran pokok dan pinjaman
hutang, maka umumnya hanya perusahaan-perusahaan besar dengan
reputasi yang baik dapat menerbitkan debentur.
2. Debentur Bernilai Rendah (subordinate debenture) adalah instrumen
hutang jangka panjang tanpa jaminan dengan tuntutan yang lebih rendah
atas aktiva dan penghasilan dibandingkan kelompok hutang lainnya;
dikenal juga dengan “hutang junior”.
3. Obligasi Penghasilan adalah obligasi dimana pembayaran bunga bersifat
kontijen (bersyarat) terhadap laba perusahaan.
4. Obligasi Sampah (junk bonds) adalah obligasi yang beresiko tinggi
(biasanya tidak dijaminkan) dengan peringkat dibawah.
5. Obligasi Hipotek (mortgage bond) adalah obligasi yang diterbitkan
dengan jaminan hipotek kekayaan perusahaan penerbit obligasi.
Merupakan penggadaian kekayaan tertentu untuk mendapatkan suatu
pinjaman, perusahaan menggadaikan aktiva nyata tertentu sebagai jaminan
obligasi itu.Dengan demikian, dijamin oleh kekayaan nyata.
6. Sertifikat Perwalian Peralatan (equipment trust certificate) adalah
sekuritas menengah hingga jangka panjang, biasanya diterbitkan oleh
perusahaan tranportasi seperti PJKA atau maskapai penerbangan, untuk
mendanai peralatan baru.
7. Kekayaan nyata (real property), didefinisikan sebagai real estate-tanah
dan gedung.
8. Hipotek Chattel, dijamin dengan kekayaan pribadi; tetapi ini umumnya
merupakan instrumen jangka menengah. Kekayaan pribadi didefinisikan

7
sebagai setiap jenis kekayaan lainnya, termasuk peralatan, persedian dan,
perabotan.

Debenture merupakan salah satu bentuk hutang tanpa jaminan, dimana tidak ada
hak gadai yang diikatkan pada harta tertentu perusahaan emiten obligasi. Para pemegang
debintur, merupakan kreditor umum yang mempunya hak klaim hanya atas harta
perusahaan yang belum dijaminkan. Maka keunggulannya adalah harta perusahaan tidak
terbebani oleh pembiayaan yang terjadi kemudian. Walaupun begitu, penggunann
debentur tergabtung pada sifat aktiva perusahaan dan kekuatan kredit perusahaan secara
umum.
Obligasi pendapatan (income bonds) diatur bahwa bunga hanya akan dibayar jika
laba perusahaan cukup untuk memenuhi hutang bunga obligasi ini. Tetapi pokok obligasi
tetap harus dibayar pada saat jatuh temponya. Merupakan alat hutang yang memberi
kelonggaran pada saat laba perushaan tidak cukup untuk membayar bunganya. Kelebihan
obligasi pendapat atas saham preferen terdapat pada segi perpajakan. Bunga yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi pendapatan dapat dikurangkan dalam perhitungan
pajak, sedangkan dividen untuk saham preferen tidak. Karakteristik utama dan
keunggalan khusus obligasi pendapatan ialah bahwa bunga hanya dibayarkan jika
perusahaan memang memperoleh laba berjalan.

VII. BOND RATING & PENGGUNAAN HUTANG JANGKA PANJANG


Kelayakan instrumen keuangan yang diperdagangkan pada publik seringkali
dinilai berdasarkan peringkat kredit yang diberikan oleh agensi pemberi peringkat
investasi. Perusahaan penerbit melakukan perjanjian dengan agensi untuk mengevaluasi
kualitas obligasi yang diterbitkan dan juga memperbaharui peringkat obligasi. Untuk jasa
yang diterima ini, perusahaan penerbit melakukan pembayaran. Di samping menerima
bayaran dari perusahaan penerbit surat berharga, agensi juga membebankan biaya kepada
pelanggan atau pembaca peringkat tersebut. Dalam pemberian peringkat, agensi
mengurutkan peringkat surat berharga berdasarkan kemungkinan kegagalan. Surat
berharga dengan nilai tertinggi dinilai tidak memiliki risiko kegagalan, diberi peringkat

8
AAA. Pemberian peringkat kredit dianggap sebagai kualitas “tingkat investasi”
sedangkan peringkat lainnya digolongkan sebagai “tingkat spekulatif”.
Dalam mempertimbangkan permodalan jangka panjang, terdapat beberapa
keadaan yang menunjukan bahwa lebih menguntungkan menggunakan hutang jangka
panjang yaitu:
1. Penjualan dan pendapatan perusahaan relatif stabil, atau diharapkan adanya
peningkatan yang besar dalam penjualan dan pendapatan di masa depan sebagai
manfaat penggunaan leverage.

2. Adanya harapan akan kenaikan harga yang besar di masa depan sehingga
menguntungkan bagi perusahaan untuk berhutang sekarang dan dibayar dalam mata
uang yang nilainya lebih rendah nantinya.

3. Ratio hutang yang ada masih rendah untuk jenis usaha bersangkutan.

4. Menurut pandangan manajemen, harga saham biasa relatif tertekan dibanding


obligasi.

VIII. PENARIKAN HUTANG ATAU OBLIGASI


Penarikan kembali obligasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebagai misal,
obligasi dapat ditarik kembali dengan melakukan seluruh pembayaran pada akhir
maturitas, menukarkan obligasi dengan saham, membeli obligasi jika terdapat hak beli
atau dengan pembayaran periodik. Pembayaran periodik hutang dimungkinkan jika
terdapat dana pelunasan atau jika obligasi merupakan obligasi berseri.

Dana Pelunasan
Kebanyakan obligasi perusahaan memiliki dana pelunasan yang mengharuskan
perusahaan untuk melakukan pembayaran dana pelunasan (sinking fund) periodik
kepada investee untuk menarik sejumlah nilai nominal obligasi di setiap periode.
Penarikan kembali obligasi yang menggunakan dana pelunasan dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara. Perusahaan dapat melakukan pembayaran kas kepada trustee
yang kemudian membeli obligasi untuk pelunasan pada harga tebus (call price) dana

9
pelunasan. Harga tebus ini biasanya lebih rendah daripada harga tebus obligasi biasa.
Cara kedua adalah dengan membeli obligasi pada pasar terbuka dan menyerahkan
sejumlah obligasi kepada investee.
Perusahaan sebaiknya membeli obligasi pada pasar terbuka sepanjang harga pasar
lebih rendah dari harga tebus dana pelunasan. Jika harga pasar melebihi dan atau kualitas
kredit menurun harga obligasi akan menurun sehubungan dengan harga tebus dana
pelunasan.

Pembayaran Berseri
Seluruh obligasi dana pelunasan memiliki tangga maturitas yang sama walaupun
ada obligasi khusus yang ditarik kembali tanggal tersebut. Akan tetapi, obligasi berseri
memiliki maturitas yang jatuh tempo secara periodik hingga maturitas akhir.

Ketetapan Penarikan
Obligasi perusahaan seringkali memiliki provisi hak beli (call provision) yang
memberikan opsi kepada perusahaan untuk membeli kembali obligasinya pada harta
tertentu sebelum maturitas. Namun tidak semua obligasi dapat dibeli kembali. Jika
obligasi dapat dibeli kembali, harga tebus biasanya berada di atas nilai par obligasi dan
biasanya harga tebus ini mengalami penurunan.

IX. PENARIKAN KEMBALI SAHAM PREFEREN


Kenyataan bahwa saham preferen seperti halnya saham biasa, tidak memiliki
maturitas, bukan berarti saham preferen akan beredar selamanya.

Ketetapan Penarikan
Hampir semua saham preferen memiliki harga tebus yang dinyatakan, yang
nilainya diatas harga penerbitan awal dan mungkin menurun sepanjang waktu. Seperti
ketetapan penarikan pada obligasi, ketetapan penarikan saham preferen memberikan
fleksibilitas bagi perusahaan.

10
Dana Pelunasan
Banyak saham preferen memiliki dana pelunasan yang menjamin penarikan
kembali saham secara teratur. Seperti halnya obligasi, dana pelunasan saham preferen
menguntungkan bagi investor karena proses penarikan kembali memberikan tekanan ke
atas terhadap harga pasar saham yang tersisa.

Konversi (pertukaran)
Saham preferen ada yang dapat dipertukarkan menjadi saham biasa sesuai
keinginan pemegang saham. Pada saat terjadi pertukaran, tentu saja saham pereferen
ditarik kembali. Karena pada dasarnya seluruh surat berharga konvertibel dapat ditarik
atau dibeli kembali, perusahaan dapat mendorong timbulnya konversi dengan membeli
kembali saham preferen jika harga pasar saham preferen di atas harga tebus.

X. EVALUASI SAHAM BIASA SEBAGAI SUMBER DANA


Penilaian saham biasa dari sudut pandangan pihak emitmen (penerbit) dan juga
dari sudut pandangan masyarakat umum.

Sudut Pandangan Emitmen


Ada beberapa keunggulan pembiayaan dengan saham biasa bagi kepentingan
emitmen yaitu:
1. Saham biasa tidak memberi dividen tetap.
2. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo tertentu.
3. Karena saham biasa menyediakan landasan pengyangga atas rugi yang diderita para
kreditornya, maka penjualan saham biasa akan meningkatkan kredibilitas perusahaan.
4. Saham biasa dapat, pada saat-saat tertentu, dijual lebih mudah dibandingkan bentuk
hutang lainnya.
5. Pengembalian yang diperoleh dari shaam biasa dalam bentuk keuntungan modal
merupakan obyek tarif pajak penghasilan yang rendah.

11
Bagi pihak penerbit saham, kelemahan saham adalah :
1. Penjualan saham biasa dapat meningkatkan hak suara atau hak kendali yang dimiliki
oleh para pemegang saham.
2. Saham biasa lebih banyak memberi hak untuk memperoleh laba kepada pemilik
perusahaan.
3. Dividen saham biasa tidak bisa digolongkan sebagai beban untuk kepentingan
perpajakan sedangkan bunga obligasi tergolong biaya.

Sudut Pandangan Masyarakat


Dari sudut pandangan masyarakat, saham biasa merupakan bentuk pembiyaan
yang disenangi karena akan membuat perusahaan (sebagai sektor utama dari
perekonomian) kurang terpengaruh oleh kemerosotan penjualan atau laba. Pembiayaan
melalui saham biasa tidak melibatkan biaya-biaya tetap.

12
DAFTAR PUSTAKA

Weston, & Copeland ; 1992 ; Managerial Finance ; 9th Ed., The Dyden Press, Orlando,
Florida.

Horne, &Wachowicz. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan II. Jakarta: Salemba Empat,


1997.

Bringham, & Houston. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga, 2001.

13

Anda mungkin juga menyukai