Anda di halaman 1dari 17

SUMBER PENDANAAN JANGKA

PANJANG
Pengertian
• Sumber dana jangka panjang merupakan sumber
dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih
dari 10 tahun.
• Sumber dana jangka panjang ini ada yang memiliki
jangka waktu tertentu atau jangka waktu jatuh
tempo seperti hutang obligasi dan hutang jangka
panjang di bank.
• Di samping itu ada sumber dana jangka panjang yang
tidak memiliki jangka waktu seperti modal sendiri
berupa saham biasa.
Jenis
• Sumber dana jangka panjang, meliputi:
1. Obligasi
2. Saham preferen
3. Saham biasa
Obligasi
•  Obligasi adalah surat pengakuan hutang
perusahaan kepada pihak lain yang memiliki nilai
nominal tertentu dan jangka waktu tertentu (waktu
jatuh tempo/maturity) serta perusahaan yang
mengeluarkannya diwajibkan membayar bunga
(coupon rate) tertentu yang tertera pada surat
tersebut.
• Obligasi merupakan instrumen hutang jangka
panjang dengan jatuh tempo (maturity) akhir lebih
dari atau sama dengan 10 tahun.
Istilah-istilah Dalam Obligasi
1. Nilai Nominal
o Nilai nominal (par value) untuk obligasi mengacu
kepada jumlah yang dibayarkan pada pemberi
pinjaman pada saat obligasi mencapai maturitas
(jatuh tempo).
o Nilai nominal ini disebut juga pokok pinjaman atau
nilai pari.
o Kebanyakan obligasi memiliki bunga yang dihitung
berdasarkan nilai nominal obligasi, kecuali obligasi
dengan suku bunga nol (zero coupon bond)
2. Tingkat Bunga
o Tingkat bunga (coupon rate) obligasi yang dinyatakan
disebut suku bunga kupon.
o Misalnya suku bunga kupon 13 %, berarti penerbit obligasi
akan membayar pemegang obligasi sebesar Rp 130.000,-
setiap tahunnya sebagai bunga untuk setiap obligasi dengan
nilai nominal Rp 1.000.000,-.
3. Jatuh Tempo
o Obligasi memiliki jatuh tempo (maturity) yang dinyatakan
dalam obligasi tersebut.
o Jatuh tempo merupakan waktu pada saat perusahaan
penerbit obligasi diwajibkan membayar pemegang obligasi
sebesar nilai nominal obligasi tersebut.
Jenis-jenis Obligasi
a. Debenture
• Debenture adalah hutang jangka panjang (obligasi) tanpa
jaminan.
• Karena debenture tidak dijamin dengan kekayaan perusahaan,
pemegang debenture menjadi kreditur umum perusahaan
pada saat perusahaan dilikuidasi  investor akan melihat
kemampuan menghasilkan laba perusahaan sebagai
penjamin.
• Walaupun tidak memiliki jaminan, pemegang debenture
mendapat perlindungan dalam bentuk persyaratan atau
batasan-batasan dalam perjanjian (misal: jaminan negatif 
perusahaan penerbit obligasi dilarang menjaminkan aktiva
perusahaan yang belum dijaminkan kepada kreditur lain)
b. Debenture Bernilai Rendah (Subordinated
debenture)
• Debenture bernilai rendah merupakan hutang
tanpa jaminan dengan tuntutan terhadap aktiva
di bawah debenture.
• Jika terjadi likuidasi, pemegang debenture bernilai
rendah ini menerima pembayaran hanya jika
seluruh kreditur dengan nilai lebih tinggi dibayar.
• Debenture bernilai rendah ini memiliki hak untuk
menuntut pembayaran pada saat likuidasi lebih
dulu daripada pemegang saham preferen dan
saham biasa.
c. Obligasi Penghasilan (Income Bond)
• Suatu perusahaan wajib membayar bunga atas obligasi
penghasilan hanya pada saat perusahaan mendapatkan
keuntungan.
• Pembayaran bunga ini bersifat kumulatif, yaitu bila
perusahaan tidak membayar bunga di tahun tertentu
maka dapat diakumulasikan untuk periode berikutnya,
dengan syarat laba perusahaan mencukupi.
• Obligasi penghasilan ini memiliki peringkat pembayaran
yang lebih tinggi dari saham preferen, saham biasa dan
hutang bernilai rendah jika perusahaan dilikuidasi.
d. Obligasi Sampah (Junk Bond)
• Obligasi sampah disebut juga obligasi yang memberikan hasil tinggi, karena
memiliki risiko yang tinggi dan tanpa menggunakan jaminan.
• Obligasi ini diterbitkan sehubungan dengan perusahaan membutuhkan
leverage yang tinggi (leverage buyout) di mana perusahaan menghadapi
kesulitan dan risiko kegagalan, sehingga hanya sedikit investor yang mau
menanamkan modalnya pada obligasi sampah ini.

e. Obligasi Hipotik (Mortgage Bond)


• Obligasi hipotik adalah obligasi yang diterbitkan dengan jaminan hipotik
kekayaan perusahaan penerbit obligasi.Hipotik merupakan dokumen resmi
yang memberikan pemegang obligasi hak gadai atas aktiva yang dijaminkan.
• Apabila perusahaan tidak mampu melunasi hutangnya pada jatuh tempo,
maka jaminan tersebut dapat dijual untuk melunasi hutangnya.
• Namun jika dalam penjualannya dibawah nilai obligasi, maka untuk sisanya
(kekurangan pembayaran) pemegang obligasi diperlakukan menjadi kreditur
umum.
Saham Preferen
• Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi
antara hutang dan saham biasa.
• Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen atas aktiva berada
pada urutan setelah kreditur namun sebelum pemegang saham biasa.
• Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen manfaat utama
yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen
relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang.
• Pada saham preferen terdapat deviden kumulatif, dimana Deviden
kumulatif yaitu deviden yang belum dibayarkan dan akan dibayarkan
kemudian.
• Hampir semua saham preferen memiliki deviden kumulatif.Sebelum
perusahaan membayar deviden saham biasa, perusahaan harus membayar
tunggakan deviden atas saham preferen.
Jenis-jenis Saham Preferen
1. Saham preferen kumulatif Pada saham preferen kumulatif selalu diperhitungkan
kewajiban pembayaran dividennya sebelum membayar dividen kepada
pemegang saham biasa.
2. Saham preferen partisipasi. Saham preferen partisipasi merupakan saham
preferen dimana pemiliknya juga berhak menerima dividen tambahan jika
pemilik saham biasa juga menerima dividen tambahan  pemegang saham
preferen jenis ini diberikan kesempatan untuk berpartisipasi (menikmati) nilai
sisa laba perusahaan berdasarkan jumlah yang disepakati.

• Pemegang saham preferen memiliki hak prioritas di atas pemegang saham biasa
terhadap aktiva dan laba, maka pemegang saham preferen tidak diberikan hak
suara.
• Dalam keadaan perusahaan tidak dapat membayar dividen saham preferen
misalnya sebanyak 4 kali, maka pemegang saham preferen tersebut diberi hak
suara dalam rapat umum pemegang saham.
Saham Biasa


Pemegang saham biasa perusahaan merupakan pemilik akhir
perusahaan.
• Secara kelompok mereka memiliki perusahaan dan menanggung
risiko terakhir kepemilikan. Kewajiban mereka dibatasi sesuai
jumlah investasi.
• Jika terjadi likuidasi, pemegang saham biasa memiliki hak atas
sisa tuntutan terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan
kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi seluruhnya.
• Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, namun pemegang
saham dapat melikuidasi investasinya dengan menjual saham
yang dimiliki pada pasar sekunder.
Istilah-Istilah Dalam Saham

1. Saham yg diotorisasi  yaitu jumlah saham yg diterbitkan


perusahaan tanpa harus merubah Anggaran Dasar
2. Issued Stock (Saham yg diterbitkan)  yaitu saham
otorisasi yg dijual
3. Outstansing Stock (Saham yg beredar)  yaitu mengacu
kepada jumlah saham yang diterbitkan dan dimiliki
masyarakat
4. Treasury Stock  yaitu saham yg dibeli kembali oleh
perusahaan
5. Right Issue  yaitu hak pemegang saham lama utk
membeli saham baru
6. Warrant  yaitu hak utk membeli saham dg harga tertentu
Latihan Soal

1. Saham yg diotorisasi oleh PT. Wijaya adalah


100.000 lembar. Modal sendiri yg tampak
dalam neraca adalah sbb :
Shm biasa (nominal Rp 500) Rp 40 juta
Capital surplus Rp 10 juta
Laba ditahan Rp 30 juta
Modal sendiri Rp 80 juta
Treasury stock (2.000 lembar) Rp 5 juta
Modal sendiri bersih Rp 75 juta
Dari data diatas hitung:
a. Berapakah jumlah saham yg diterbitkan (issued stock)
dan saham yg outstanding ?
b. Berapa banyak saham lagi yg bisa dikeluarkan tanpa
memerlukan persetujuan pemegang saham ?

2. PT. Jaya memiliki 1.750.000 lembar saham biasa otorisasi


bernilai nominal Rp 1.440/lembar. Selama beberapa
tahun perusahaan telah menerbitkan sebanyak
1.532.000 lembar saham, namun saat ini 63.000 lembar
disimpan sebagai treasury. Tambahan modal disetor
perusahaan saat ini adalah Rp 42.152.000.000. Maka dari
data tersebut, hitunglah :
a. Berapa lembar saham yg beredar saat ini ?
b. Jika perusahaan dapat menjual saham senilai
Rp 1.520/lembar, maka berapakah jumlah
maksimum yg dapat diperoleh oleh
perusahaan dari saham otorisasi dan treasury
?
c. Berapa nilai perkiraan saham biasa dan
tambahan modal disetor perusahaan setelah
pendanaan

Anda mungkin juga menyukai