Anda di halaman 1dari 10

SAHAM DI PASAR MODAL

Saham Biasa (Common Stock)

Saham adalah surat berharga sebagai


bukti penyertaan atau pemilikan
individu maupun institusi yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
Scripless Trading
Sistem perdagangan efek tanpa sertifikat
saham, dan diiringi penyelesaian dengan
pemindahbukuan.
Dengan demikian dalam era scripless, kita
tidak lagi mengenal secara fisik karena semua
saham tercatat dalam catatan elektronik yang
disebut dengan rekening efek di kustodian
sentral.
Nilai sertifikat dapat dibagi empat:

1. Nilai Nominal (Par value), adalah harga saham pertama yang tercantum pada
sertifikat badan usaha. Harga tersebut merupakan harga yang sudah diotorisasi
oleh rapat umum pemegang saham (shareholders). Apabila saham dijual di atas
nilai nominal, maka kelebihannya dilaporkan sebagai agio atau premium dalam
neraca.
2. Nilai Buku (Book value), nilai sahan akan bermacam-macam dari waktu ke waktu
perusahaan didirikan, nilai saham tersebut berubah karena adanya kenaikan
atau penurunan harga saham dan adanya laba ditahan. Nilai buku perlembar
saham dihitung dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar saham.
3. Nilai Dasar (Base price), nilai dasar suatu saham sangat berkaitan dengan harga
pasar saham yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena
corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini juga digunakan dalam perhitungan
indeks harga saham sehingga akan terus berubah jika emiten melakukan stock
split, right issue dan lain-lain.
4. Nilai Pasar (Market price), nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup
maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jumlah nilai pasar
(market value) suatu saham adalah harga pasar/ lembar saham dikali jumlah
saham yang dikeluarkan.
Hak Pemegang Saham Biasa

 Setiap pemegang saham mempunyai hak suara pada rapat


umum pemegang saham dan rapat umum luar biasa.
Ketentuannya adalah satu saham satu suara.
 Setiap pemegang saham, mempunyai wewenang untuk memilih
direktur perusahaan, memilih manajemen seperti komisaris dan
direksi perusahaan, dimana tugas komisaris antara lain mewakili
para pemegang sham dalam mengawasi pekerjaan dan tugas
direksi.
 Mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada
perusahaan yang bersangkutan sebelum dibeli oleh investor
baru.
 Pemegang saham diberi hak atas laba bersih perusahaan
sebagai hasil atas dana yang diinvestasikan (dividen).
 Pada saat likuidasi pemegang saham biasa
bertanggung jawab sebesar jumlah saham yang
dimiliki atas kewajiban-kewajiban perusahaan.
 Pemegang saham biasa mempunyai hak melihat
atau mengetahui hasil rapat umum pemegang
saham dan daftar para pemegang saham suatu
perusahaan.
 Pemegang saham biasa mempunyai akses tidak
terbatas atau bebas sepenuhnya untuk akses
pembukuan keuangan, kecuali kalau dibatasi oleh
suatu keadaan tertentu.
 Risiko pemegang saham terbatas sesuai dengan
modal yang ditanam dalam perusahaan tersebut.
Dividen
 Dividen Tunai
 Pemegang saham biasanya diberikan hak atas laba perusahaan yang
akan dibayarkan tunai secara periodik.
 Dividen Saham
 Alasan pembagian dividen saham, biasanya manajemen tidak dapat
membagikan dividen tunai, dikarenakan tidak dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan atau tingkat likuiditas sangat rendah dan
tidak mencukupi untuk membayar dividen tunai.
 Dewan komisaris pada umumnya melakukan pembagian saham dividen
dengan cara sebagai berikut:
 Dewan komisaris memutuskan untuk menambah saham baru kepada tiap-
tiap pemegang saham lama dengan persentase tertentu.
 Stock split, semua saham lama diganti dengan saham baru, dengan cara
mengganti harga par value baru.
 Reverse stock split, kebalikan dari stock split. Saham yang ada sekarang
diganti dengan satu lembar saham baru dimana satu saham baru akan
mengganti lebih dari satu saham lama.
Saham Preferensi
(Preferred Stock)

Pemegang saham preferensi mempunyai hak


keistimewaan di atas pemegang saham biasa,
untuk hal-hal tertentu yang diperjanjikan saat
emisi saham. Pemegang saham preferen
menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham
biasa.
Hak Pemegang Saham Preferensi

 Masing-masing pemegang saham preferen mempunyai dividen yang


ditentukan dan disetujui oleh kedua belah pihak yaitu pemegang
saham dan manajemen. Dividen dinyatakan dalam bentuk nilai.
 Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa dibayarkan. Sifat
keistimewaan saham preferensi dapat berbentuk:
 Partisipatif, yaitu sesudah pemegang saham preferensi mendapatkan hak
pembagian dividen, pemegang saham preferensi masih berhak
mendapatkan sisa laba bersama-sama dengan pemegang saham biasa.
 Kumulatif, yaitu apabila hak dividen pemegang saham tidak diberikan, maka
hak tersebut tidak akan hilang.
 Partisipatif dan kumulatif, pemegang saham preferensi bisa saja memiliki 2
sifat keistimewaan tersebut dalam hal pembagian dividen sesuai dengan
ketentuan perjanjian awal.
 Pada kasus likuidasi, pemegang saham
preferensi mempunyai hak klaim terlebih
dahulu sebelum pemegang saham biasa.
 Pemegang saham preferensi tidak
mempunyai hak suara (voting). Walaupun
pemegang saham preferen diperbolehkan
hadir dalam RUPS, akan tetapi tidak
mempunyai hak suara apapun untuk
mempengaruhi segala kebijakan
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai