Anda di halaman 1dari 15

NAMA: ALLYA WIKE ZULNADI

NIM: 2002110908

SAHAM, NILAI SAHAM, DAN OBLIGASI

Apa itu Saham?


Saham ini dikeluarkan oleh perusahaan yang bentuknya Perseroan Terbatas (PT).
Berdasarkan Pasal 66 Undang Undang nomor 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak
yang memberikan hak untuk

Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum sebuah perusahaan. Menerima
pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuiditas. Serta hak-hak lainnya

Saham biasanya berwujud selembar kertas sebagai tanda bukti. Saham bisa didapatkan dari
perusahaan yang bersangkutan langsung atau dari pihak sebelumnya melalui bursa efek (pasar
saham).

Saham adalah surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu
perusahaan. Seseorang yang memiliki saham memiliki hak atas sebagian aset perusahan. Sebagai
contoh, jika perusahaan menerbitkan 1000 lembar saham dan seseorang memiliki 200 lembar
saham di perusahaan tersebut, maka orang tersebut sebenarnya memiliki 20% kepemilikan aset
di perusahaan tersebut. Pemegang saham mayoritas akan memiliki hak kendali atas suatu
perusahaan.

Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya. Perolehan dividen ini biasanya tergantung keuntungan dari perusahaan tersebut dan
telah diatur sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

Penerbitan saham merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan dana segar atau
modal untuk pengembangan bisnis secara jangka panjang. Saham sendiri dapat diperjualbelikan
melalui Bursa Efek dengan harga yang berubah-ubah sesuai kondisi perusahaan dan juga kondisi
ekonomi.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih
oleh para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Jenis-jenis Saham
Saham Berdasarkan Bagi Hasil

Terdapat dua jenis saham yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred
stock).

Saham biasa

Pada umumnya memberikan hak atas pemilik saham untuk memberikan suara pada suatu
pengambilan keputusan. Pemilik saham juga mendapatkan prioritas untuk didahulukan ketika
perusahaan menerbitkan saham baru.

Saham preferen

Pada umumnya tidak memberikan hak kepada pemegang saham untuk memberikan suara saat
pengambilan keputusan, namun pemegang saham mendapatkan prioritas yang lebih tinggi
terhadap aset dan penghasilan. Misalnya, pemegang saham preferen akan mendapatkan dividen
lebih dulu dibanding pemegang saham biasa.

Ciri-ciri

1. Saham preferen

Saham preferen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan ciri-ciri yang berbeda


 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa
dalam hal pembagian dividen
 Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang
saham dan organisasi penerbit terbentuk

2. Saham biasa

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris


 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

Saham berdasarkan kepemilikan

 Saham Kinerja Teratas


Saham Kinerja adalah saham yang kepemilikannya tergantung pada pemegang saham dan
yang terbuka atas nama saham yang terdaftar. Jadi ketika Anda membeli saham, nama
Anda dicetak di lembar stok. Namun, jika saham tersebut dijual kepada orang lain,
namanya tidak berubah, tetapi kepemilikannya telah berubah. Ini berarti bahwa untuk
saham kinerja, nama yang dicetak pada saham belum cocok dengan nama pemegang
saham.

 Persediaan terdaftar
Dalam nama saham adalah saham yang kepemilikannya tergantung pada nama yang
dicetak di atas kertas buatan tangan. Oleh karena itu, pengalihan saham atas nama ini
biasanya harus menjalani prosedur tertentu.

Saham Dengan Kapitalisasi Pasar

Kapitalisasi pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di pasar.
Ada 3 jenis saham berdasarkan kapitalisasi mereka:

 Stok yang Direkomendasikan (Cap Besar)


Leading stock adalah saham dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp 40 triliun. Biasanya,
satu saham adalah satu saham dari perusahaan terkenal yang kinerjanya dan
fundamentalnya dikelola oleh para profesional. Biasanya, saham mereka stabil dan selalu
menawarkan dividen kepada pemegang saham, tetapi harga saham mahal dan kinerjanya
cenderung lamban.

 Bagian Tier Dua (batas menengah)


Saham dengan kapitalisasi pasar antara Rp 1 triliun – Rp 40 triliun. Pergerakan saham
sekunder ini biasanya cukup baik, tetapi masih dalam tahap pengembangan dan bisa
sangat dipengaruhi oleh pasar saham.

 Saham Tingkat Tiga (Cap Kecil)


Adalah saham yang kapitalisasi pasarnya di bawah Rp 1 triliun. Stok ini adalah saham
perusahaan yang masih kecil dan cenderung tidak stabil. Karena risiko tinggi, sering ada
perubahan drastis dalam harga saham. Tidak banyak orang tertarik pada saham Tier 3 ini.

Kategori
Bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi:

1. Blue chip stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam
industrinya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen
2. Income stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen lebih
tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya
3. Growth stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known
4. Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi pada masa mendatang, namun belum
pasti
5. Cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum
6. Emerging Growth Stocks, saham yang dikeluarkan oleh emiten yang relatif kecil dan
stabil meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung
7. Defensive Stocks, saham yang tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak
menentu dan resesi.

Syarat – Syarat Memiliki Saham


Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007, persyaratan kepemilikan saham adalah sebagai berikut :

 Saham perusahaan adalah atas nama pemilik


 Ketentuan untuk memiliki properti dapat diatur dalam Anggaran Dasar dengan
mempertimbangkan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan
hukum dan peraturan yang berlaku. Jika kondisi kepemilikan tidak terpenuhi, pihak yang
memperoleh kepemilikan saham terkait tidak lagi menerima hak pemegang saham.
 Nilai saham harus dinyatakan dalam Rupiah.

Sementara itu wajib bagi Direktur Perusahaan yang relevan untuk menyimpan Informasi
Pemegang Saham yang mengandung setidaknya sebagai berikut:

 Nama dan alamat pemegang saham


 Kuantitas, jumlah, tanggal akuisisi saham dipegang oleh pemegang saham.
 Jumlah yang dibayarkan untuk setiap saham
 Nama dan alamat orang atau orang legal atau hukum yang memiliki hak gadai atas saham
yang relevan.
 Menyimpan informasi dalam bentuk lain.

Cara Membeli Saham


Di Indonesia, untuk membeli saham seseorang harus mendaftar menjadi investor terlebih dahulu
pada perusahaan efek dengan membayarkan sejumlah uang sebagai deposit. Perusahaan efek
yang dimaksud dalam hal ini yaitu Bursa Efek Indonesia (IDX). Cara lain untuk membeli saham
adalah melalui pialang saham.

Terdapat jumlah minimal pembelian saham dalam Bursa Efek Indonesia yaitu sebesar 1 lot atau
100 lembar. Jadi, semisal harga 1 lembar saham adalah senilai Rp3.710, maka investor
memerlukan modal sebesar 100 x Rp3.710,- = Rp. 371.000,-.

Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek dengan melalui broker. Di Indonesia,
pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 100 lembar atau disebut juga dengan 1 lot.
Saham pecahan (tidak bulat 100 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the counter. Salah satu
tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:

1. Meningkatkan nilai kapital (capital gain).


2. Mendapatkan dividen.

Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat pertama kali sebelum listing di bursa
dinamakan Initial Public Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar (listing) dan perusahaan
ingin menambah saham beredar dengan memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang
saham lama untuk membelinya dinamakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
dikenal juga dengan sebutan Right Issue.

Mekanisme perdagangan saham di Indonesia

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada perusahaan
efek dahulu. Dalam hal ini dikenal dengan nama atau istilah perusahaan sekuritas, yakni
perusahaan yang menjadi perantara atau broker antara investor dengan Bursa Efek Indonesia
(BEI) dalam melakukan transaksi jual beli saham.

Saat ini, per tanggal 31 Maret 2018, ada 108 perusahaan sekuritas yang telah terdaftar sebagai
Anggota Bursa di BEI maupun di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan setiap investor berhak
memilih perusahaan sekuritas mana saja yang menjadi partnernya dalam berinvestasi di pasar
saham.

Dan adapun mengenai jenisnya, di pasar saham dikenal dua istilah, yaitu:

1. Perusahaan Sekuritas 'Plat Merah atau BUMN'


2. Perusahaan Sekuritas Swasta

Khusus untuk jenis yang pertama adalah nama lain dari perusahaan sekuritas yang dikelola oleh
perusahaan pemerintah atau BUMN. Sedangkan yang kedua adalah yang didirikan dan dikelola
oleh perusahaan yang diluar dari usaha pemerintah.

Umumnya, investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25 juta,


sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya. Jumlah yang disetorkan
bervariasi. Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham tidak ada tetapi
di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 100 lembar atau 1 (satu) lot, misalnya harga saham
perusahaan XYZ senilai Rp100,00 maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot
sama dengan Rp10.000,00 (100 lembar dikali Rp100,00). Transaksi penjualan atau pembelian
dapat dilakukan pada hari bursa.

Manfaat Dari Saham


 Keuntungan dari investasi saham
Terima dividen, d. H. Dapatkan dari sebagian laba perusahaan atas saham yang
dimilikinya.
Dapatkan capital gain, yang merupakan keuntungan dari harga jual saham, jika
perusahaan dalam kondisi baik.

 Risiko Investasi Saham


Tanpa untung, jika perusahaan tidak berkembang di tahun berjalan.
Kehilangan modal jika perusahaan bangkrut atau jika harga jual saham lebih rendah dari
harga ketika membeli saham.

Nilai saham
Nilai suatu saham adalah nilai intrinsik dari saham tersebut yang bisa berbeda dengan harganya.

Nilai pasar saham atau market value adalah harga saham yang tertera pada bursa berdasarkan
penetapan oleh pelaku pasar. Nilai pasar tersebut merupakan hasil dari permintaan dan
penawaran saham terkait yang terjadi di bursa efek.

Dalam perdagangan saham nilai pasar juga digunakan sebagai acuan tentang nilai kapitalisasi
pasar suatu perusahaan yang diperdagangkan secara publik dan diperoleh dari perkalian jumlah
saham yang beredar dengan harga saham terbaru.

Nilai pasar yang paling mudah ditentukan sebagai instrumen perdagangan di bursa adalah saham
dan futures. Hal tersebut dikarenakan harga pasarnya telah menyebar luas dan mudah tersedia.
Meski kenyataan lebih menantang dalam memastikan instrumen over the counter seperti efek
pendapatan tetap.

Nilai Pasar Saham Bersifat Dinamis


Nilai pasar dapat berubah ubah secara fluktuatif berdasarkan gelombang bisnis yang terjadi pada
perdagangan. Nilai tersebut dapat menurun apabila pasar bearish menyertai resesi dan dapat
meningkat apabila pasar bullish terjadi pada ekspansi ekonomi.

Secara substansi nilai tersebut bergerak berdasarkan siklus bisnis. Adapun faktor lain yang
mempengaruhi perubahan nilai pasar adalah tingkat profitabilitas perusahaan faktor beban utang
dan jangkauan lingkungan pasar.
Nilai – Nilai Dari Saham
A. Membawa Jumlah Saham
Nilai buku saham sesuai dengan nilai saham sesuai dengan buku Perusahaan. Nilai buku saham
dihasilkan dari nilai aset yang tersisa setelah dikurangi dengan kewajiban perusahaan dalam hal
distribusi saham. Nilai buku menunjukkan jaminan atau seberapa besar fungsi saham yang
dimiliki oleh investor. Beberapa nilai yang terkait dengan nilai buku meliputi:

 Nilai Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang dihitung oleh Perusahaan untuk sahamnya. Nilai nominal
adalah nilai untuk setiap saham perusahaan. Biasanya, seseorang yang ingin membeli
saham ini harus membayar lebih dari nilai nominal saham.

 Lantai Agio
Saham Agio adalah selisih harga antara pembayaran investor ke perusahaan dikurangi
harga nominal saham.

 Nilai Modal Disetor


Net present value adalah jumlah total yang dibayarkan oleh pemegang saham kepada
Perusahaan dalam bentuk nilai nominal dan stok modal. Misalnya, stok dijual seharga
Rp. 5.000, nilai nominalnya adalah Rp3.000, kemudian Rp2.000 untuk modal saham.

 Saldo Laba
Saldo laba adalah laba yang tidak didistribusikan kepada pemegang saham dan digunakan
untuk investasi sebagai sumber dana internal perusahaan.

B. Kapitalisasi Pasar
Nilai pasah adalah nilai saham yang dihasilkan dari permintaan dan penawaran saham ini di
pasar modal. Nilai stok berbeda secara signifikan dari nilai buku. Jika lebih rendah atau lebih
tinggi, nilai buku adalah nilai yang diakui oleh perusahaan, sedangkan nilai pasar adalah nilai
yang ditentukan oleh Peserta Bursa.

C. Memiliki Nilai Intrinsik


Nilai intrinsik adalah harga wajar dari suatu saham dengan mempertimbangkan fungsi dari
saham tersebut. Ada dua cara untuk menentukan nilai dalam yang umum digunakan:

 Analisa Fundamental
Analisis Fundamental adalah analisis yang dilakukan pada data keuangan perusahaan.

 Analisis Teknis
Analisis teknis adalah analisis yang dilakukan pada data dari bursa efek dari saham yang
relevan.
Rasio Nilai Pasar Saham
Rasio Nilai pasar adalah rasio yang berkaitan dengan harga saham perusahaan dan laba, arus kas
serta nilai buku per saham. Rasio ini memberi pengaruh terhadap manajemen perusahaan yang
akan menentukan pandangan investor terhadap risiko investasi dan prospek perusahaan di masa
mendatang.

Rasio nilai pasar disebut juga dengan rasio nilai buku yang dinilai baik oleh investor apabila
perusahaan memiliki laba dan arus kas yang stabil. Untuk mengetahui rasio nilai pasar, maka
Anda dapat menuliskannya dengan rumus berikut.

Rasio Nilai Pasar / Nilai Buku = Harga Pasar Per Saham : Nilai Buku Per Saham

Nilai Buku Per Saham = Modal Biasa : Jumlah Saham Beredar

Aspek-Aspek pada Nilai Pasar Saham


Dalam praktik bisnis nilai pasar dibagi atas beberapa aspek sebagai berikut.

1. Aspek Harga Dasar terhadap Nilai Pasar

Harga dasar dikenal sebagai harga pertama kali saat saham dilepas di pasar modal yang disebut
juga dengan IPO. Pada umumnya harga dasar memiliki kategori harga yang relatif akta rendah
sehingga menjadi incaran banyak investor untuk memperoleh keuntungan yang besar.

Saham yang dinilai lebih menguntungkan ialah saham dengan harga rendah namun berasal dari
perusahaan yang memiliki citra dan performa unggul.

2. Aspek Harga Sekarang terhadap Nilai Pasar

Aspek harga sekarang menjadi salah satu unsur berpengaruh yang dipergunakan untuk membeli
saham pada perusahaan. Pada umumnya harga sekarang akan mengalami perubahan secara terus
menerus baik itu berupa peningkatan maupun penurunan berdasarkan kondisi pertumbuhan
ekonomi perusahaan.

Posisi harga sekarang yang diburu oleh investor adalah kondisi apabila harga saham berada lebih
tinggi dari harga beli sebelumnya sehingga terjadi selisih harga yang menguntungkan investor.

3. Aspek Keuntungan terhadap Nilai Pasar

Aspek keuntungan didasarkan pada nominal laba yang diperoleh dari hasil operasional
perusahaan sesuai dengan proporsi saham oleh masing-masing investor.
Antara Nilai Pasar dan Harga Saham yang Berkaitan
Nilai pasar saham memiliki kaitan yang erat dengan harga saham. Hal tersebut dikarenakan
harga saham adalah komponen utama pembentuk market value. Sementara itu harga saham juga
mengalami fluktuasi secara berkala yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini.

1. Harapan Terhadap Laba Per Lembar Saham

Pemegang saham dapat memperhatikan perubahan harga pada lembar sahamnya. Anda dapat
mengetahui hasil keuntungan dengan melihat laba bersih per periode yang dibagi dengan jumlah
saham yang beredar.

Dengan nilai keuntungan per lembar saham yang meningkat secara baik, maka akan membuat
harga saham ikut meningkat. Hal ini juga yang akan menarik datangnya para investor baru.
Namun apabila laba per lembar saham menurun maka akan mempengaruhi para pemegang
saham serta calon investor lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa laba yang tinggi merupakan titik keuntungan yang diharapkan oleh
para pelaku usaha termasuk investor karena memiliki pengaruh terhadap harga saham tersebut.

2. Waktu Penerimaan Laba

Waktu pembagian atau penerimaan laba juga berpengaruh terhadap harga saham. Harga saham
dapat berubah naik ataupun turun berdasarkan waktu tersebut. Investor di masa sekarang
mendapat laba yang berbeda di waktu sebelumnya atau waktu yang akan datang.

Nilai perubahan tersebut ditentukan berdasarkan present value. Perbedaan waktu yang terjadi
dapat mengubah harga karena adanya kondisi perusahaan atau saham yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya.

3. Risiko Disebabkan Laba yang Diharapkan

Pada setiap wacana laba yang diharapkan terdapat risiko yang harus dihadapi apabila pada
realitasnya laba yang diharapkan tidak cair. Tingkat tinggi rendahnya risiko dipengaruhi oleh
deskripsi laba yang diharapkan tersebut.

Berdasarkan risiko pula perusahaan akan memberi jaminan kepada para investornya. Dengan
jaminan yang kuat maka akan membuat kepercayaan investor menguat dan harga saham pun
meningkat.

4. Pemakaian Utang
Tingkat beban utang yang dimiliki oleh suatu perusahaan menjadi faktor yang juga
mempengaruhi harga. Apabila terjadi pemakaian utang secara berlebih yang tidak terkontrol
dengan cermat, maka akan membuat kredibilitas perusahaan di mata publik menurun. Sehingga
hal ini akan berdampak pada harga saham yang juga akan anjlok bahkan terancam merugikan
pihak investor.

5. Keputusan Dividen

Secara tidak langsung dividen akan berpengaruh terhadap harga saham. Mengapa demikian? Hal
tersebut disebabkan keputusan perusahaan dalam membagi laba maupun menahan laba sebagai
dana pengembangan akan mempengaruhi gerak investor dalam menentukan kepemilikan
sahamnya, sehingga menyebabkan harga saham berubah.

OBLIGASI

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang
berpiutang. Singkat kata obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan pembeli akan mendapat
keuntungan berupa bunga nantinya. Dalam obligasi berisi tanggal jatuh tempo pembayaran utang
dan bunganya. Bunga dalam obligasi disebut kupon. Kupon wajib diberikan oleh penerbit
obligasi terhadap pemegang obligasi.

Pengertian Obligasi Berdasarkan Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian obligasi berdasarkan beberapa ahli:

 Jonathan B. Berk

Jonathan B. Berk menjelaskan bahwa pengertian obligasi adalah suatu surat berharga yang dijual
oleh perusahaan atau pemerintahan dengan tujuan mendapatkan dana dari pihak investor dengan
cara pemberian bunga yang dibayarkan berdasarkan perjanjian awal.

 Eduardus Tandelilin

Eduardus Tandelilin menjelaskan bahwa pengertian Obligasi adalah suatu sekuritas yang
memiliki janji untuk memberikan pembayaran tetap sesuai dengan jadwal yang sebelumnya
sudah ditetapkan.

 Frank J. Fabozzi

Frank J. Fabozzi menjelaskan bahwa pengertian obligasi adalah suatu jenis utang atau surat
pengakuan utang dari suatu perusahaan atau pemerintah yang akan dibayar lunas ketika jatuh
tempo. Pendapatan yang bisa diperoleh dari obligasi adalah tingkat bunga yang akan diberikan
oleh para penerbit obligasi.
 Yuliana dkk

Yuliana dkk. berpendapat bahwa pengertian obligasi adalah suatu surat utang yang dikeluarkan
oleh perusahaan, lembaga atau negara sebagai pihak yang berutang, yang di dalamnya terdapat
nominal tertentu dan kesanggupan untuk mampu membayar bunga secara berkala atas suatu
dasar persentase tertentu yang nilainya tetap.

Keuntungan Berinvestasi dalam Obligasi


Berikut ini beberapa keuntungan yang bakal kamu dapat dari investasi obligasi. Walau potensi
untung tidak sebesar saham, obligasi lebih aman. Berikut beberapa keuntungannya.

 Mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli.
Tingkat kupon atau nisbah lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jadi, jelas
sekali keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbang deposito.

 Memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih
tinggi)

 Tingkat imbal hasil sudah diperhitungkan pada awal investasi

 Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang bisa dipilih investor di pasar sekunder (efek
yang dijual lagi oleh investor di BEI).

 Jika yang kamu miliki surat utang negara, sudah pasti terjamin sehingga kamu tak perlu
khawatir soal keamanannya. Semua tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang
Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara. Untuk itu pasti dibayar kembali ditambah dengan return (kupon)

 Kupon obligasi memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keuntungan bunga deposito. Hal
ini bisa bikin kamu memilih berinvestasi lewat surat utang karena keuntungannya
maksimal.

 Surat utang bisa kamu jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, kamu bisa gunakan
untuk mengambil pinjaman ke bank atau beli saham di bursa efek.

Kekurangan Berinvestasi dalam Obligasi


Berikut ini beberapa kekurangan obligasi sebagai investasi yang perlu kamu pertimbangkan
sebelum membeli investasi dari surat utang.

 Risiko likuiditas terhadap obligasi swasta maupun pemerintah. Meski surat utang
pemerintah lebih aman, bukan gak mungkin lho obligasinya kurang likuid atau susah
untuk dijual kembali di pasar sekunder karena jarang ada investor yang mau. 
 Risiko maturitas yang lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masa jatuh
tempo obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut. Cara
menyiasatinya, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang jatuh
temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.

 Risiko default yang hanya terjadi pada obligasi korporasi. Berbeda dari SUN, obligasi
korporasi gak dijamin pemerintah. Nah, investor harus menyadari risiko default atau
gagal bayar seandainya perusahaan bangkrut.

Perbedaan Saham dan Obligasi


Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sebagai
sarana mendapatkan modal atau dana untuk kepentingan perusahaan. Perbedaan saham
dan obligasi adalah pemilik saham memiliki hak atas keuntungan perusahaan dan juga hak
suara. Sedangkan obligasi, Pemilik hanya berstatus sebagai pemberi utang. Perusahaan penerbit
saham menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain, sementara perusahaan penerbit
obligasi menerbitkan surat utang yang bisa dibeli.

Saham adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan dan pemilik saham berhak mendapat
keuntungan perusahaan atau yang kerap disebut dengan dividen. Sementara obligasi adalah surat
utang yang dikeluarkan perusahaan ataupun instansi pemerintah sebagai bentuk peminjaman
uang yang kemudian akan dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang beserta bunga atau
istilahnya disebut kupon.

Jenis-jenis Obligasi
Berdasarkan sisi penerbit, ada 3 jenis obligasi yang perlu diketahui.

1. Obligasi Korporasi. Obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
perusahaan milik negara (BUMN) atau perusahaan swasta.
2. Obligasi Pemerintah. Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini diterbitkan setiap 1 tahun sekali dengan nama
Obligasi Negara Ritel (ORI). Pertama diterbitkan Agustus 2006.
3. Obligasi Daerah. Obligasi daerah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah. Tujuannya untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan.

Berdasarkan nominalnya, obligasi terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, yakni:

 Obligasi Konvensional. Merupakan obligasi atau surat utang dengan nominal yang
sangat besar yakni kurang lebih 1 milyar rupiah per slotnya. 

 Obligasi Ritel. Obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nominal yang kecil,
contohnya 1 juta rupiah.
Berdasarkan pembayaran bunganya, terdapat 4 jenis obligasi yang penting untuk diketahui.

 Obligasi Kupon. Merupakan surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada
pihak investornya. Kupon ini berisikan suatu nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak sebelumnya.

 Zero Coupon Bond. Adalah surat utang tanpa bunga dan tidak harus dibayarkan secara
berkala. Pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual diskonto
dan harga awal surat utang saat diperjualbelikan. Obligasi jenis ini memiliki jangka
waktu tempo mulai dari 1 - 10 tahun.

 Obligasi Fixed Coupon atau Kupon Tetap. Jenis obligasi ini memiliki penawaran
obligasi dengan tingkat suku bunga yang bernilai tetap hingga waktu jatuh tempo surat
utang tersebut tiba.

 Obligasi Floating Coupon atau Kupon Mengambang. Kupon yang ditawarkan oleh
jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks pasar uang. Pada
obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama
ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.

Dan berdasarkan imbal hasilnya, obligasi terbagi ke dalam beberapa jenis di bawah ini.

 Obligasi Konvensional. Merupakan surat utang yang diterbitkan oleh suatu pihak untuk
mendapatkan pinjaman yang nantinya digunakan sebagai tambahan modal, yakni dengan
memberikan imbal hasil/bunga kepada pihak investor dalam jangka waktu tertentu.

 Obligasi Syariah. Surat utang jenis ini diterbitkan dengan tujuan memberikan imbal
hasil berupa uang sewa yang perhitungannya diukur sesuai dengan prinsip syariah Islam
dan tanpa mengandung unsur riba. Pada obligasi syariah, imbal hasil akan dibayarkan
secara berkala dalam kurun waktu atau periode yang telah ditentukan.

Karakteristik Obligasi
Obligasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis surat berharga lainnya, yaitu:

 Nilai Obligasi

Pihak yang berperan dalam mengeluarkan obligasi harus memberikan informasi terkait jumlah
uang yang dibutuhkan, atau sering disebut dengan jumlah emisi obligasi. Besaran jumlah
obligasi yang dikeluarkan ini harus ditentukan oleh aliran arus kas, performa perusahaan dan
besarnya keperluan bisnis.

 Jangka Waktu Obligasi


Obligasi memiliki jangka waktu mulai dari 1 tahun – 10 tahun. Tapi, umumnya jatuh tempo
suatu obligasi adalah 5 tahun. Biasanya, para investor lebih memilih obligasi jangka pendek
karena memiliki nilai risiko yang kecil.

 Principal dan Coupon Rate

Principal rate adalah suatu nominal uang yang harus dikeluarkan para penerbit obligasi pada
pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Nilai principal rate ini erat kaitannya dengan
redemption value, maturity value, par value or face value.

Disisi lain, coupon rate adalah suatu tingkatan bunga yang wajib dibayarkan oleh para penerbit
obligasi pada pemegang obligasi di setiap tahunnya.

 Jadwal Pembayaran

Pembayaran kupon obligasi harus dilakukan oleh sanga penerbit obligasi secara berkala sesuai
dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Seperti per tiga semester, per semester atau triwulan
sekali.
DAFTAR PUSTAKA

https://kamus.tokopedia.com/s/saham/

https://id.wikipedia.org/wiki/Saham

https://sahammilenial.com/nilai-pasar-saham/

https://kamus.tokopedia.com/o/obligasi/

Anda mungkin juga menyukai