Anda di halaman 1dari 12

Assalamualaikum.

Kepada yang terhormat Bapak Prayogo Prasojoharto, SE, Ak, MM, CA


Perkenalkan
Nama : Arini Yetti.
NIM : 042370538
Jurusan : Akuntansi
UPBJJ : Padang

Berikut ini, saya akan memberikan jawaban tentang diskusi sesi 6 Pengantar Akuntansi .

Mohon koreksinya ya pak

A. Pengertian instrumen pasar modal


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995, pasar modal adalah sebuah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Sedangkan, instrumen pasar modal menurut para ahli adalah tempat bertemunya berbagai pihak,
bisa perusahaan dan juga negara yang membutuhkan modal dan terjadilah tawar-menawar dalam
pengumpulan modal tersebut. 

B. Fungsi instrumen pasar modal


Hadirnya instrumen pasar modal ini tentu saja terdapat fungsi yang harus kita ketahui, karena
ternyata pasar modal ini bukan hanya pasar yang terdapat transaksi jual beli saja loh. Fungsi dari
instrumen pasar modal ini ada dua menurut OJK.

1. Fungsi Keuangan
Sebagai tempat bertemunya perusahaan atau bahkan negara, pada fungsi keuangan ini, pasar
modal bisa memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi para investor untuk memperoleh
imbalan (return) untuk pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih oleh
investor tersebut.

2. Fungsi Ekonomi
Fungsi kedua dari instrumen pasar modal adalah fungsi ekonomi. Dimana, pasar modal ini
menyediakan fasilitas atau tempat yang bisa mempertemukan dua pihak yang memiliki
kepentingan. 
Pihak-pihak yang memiliki kepntingan adalah issuer yang memiliki kelebihan dana (investor)
dan pihak yang memerlukan dana.

C. Jenis instrumen pasar modal


Selain dari fungsi pasar modal yang harus kita ketahui, ternyata pasar modal ini dibagi menjadi
beberapa jenis. Jenis instrumen pasar modal bisa dibagi menjadi pasar perdana dan pasar
sekunder jika dilihat dari waktu terjadinya transaksi.

1. Pasar Perdana
Pasar perdana ini merupakan tempat dimana surat berharga atau efek-efek yang diperdagangkan
untuk pertama kalinya ke masyarakat sebelum efek atau surat utang tersebut tercatat di bursa
efek.
Untuk periode dari pasar perdana sendiri, biasanya terjadi ketika efek atau surat utang pertama
kali ditawarkan ke investor (pemodal) oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui
Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer), dimana mereka bertindak sebagai Agen Penjual
Saham. 
Proses inilah yang disebut sebagai Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).

2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder ini merupakan pasar yang sering kamu jumpai di aplikasi jual-beli saham. 
Kita bisa mendapatkan kesempatan sebagai investor yang ingin membeli bahkan menjual efek-
efek yang tercatat di bursa setelah selesai melakukan penawaran di pasar perdana.
Jika di pasar perdana, harga saham masih sama, alias tidak berubah. Tetapi di pasar sekunder,
harga saham akan berfluktuasi, mengikuti keadaan pasar saat itu. Selain itu, pada pasar sekunder,
pembelian saham tidak akan masuk ke perusahaan melainkan berpindah tangan dari satu investor
ke investor lain.

D. Contoh instrumen pasar modal di Indonesia


. Pasar modal biasa dikenal dengan istilah bursa efek. Pada pasar modal, kamu bisa menemukan
berbagai jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan atau diperjualbelikan. Jenis-jenis
surat berharga tersebut di antaranya adalah:
1. Saham
Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Investor
yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak untuk mendapatkan dividen atau pembagian
laba.
Proses penjualan saham di pasar modal dimulai dari penawaran umum (IPO – Initial Public
Offering) dan untuk pertama kalinya saham perusahaan dijual ke publik. Setelah IPO selesai,
saham akan listing di bursa efek agar saham bisa diperjualbelikan secara umum.
Keuntungan Saham
Nantinya, perusahaan menjual saham di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan secara
langsung dari publik, dari masyarakat. Publik yang membeli saham mendapatkan keuntungan
yang sumbernya berasal dari dividen dan kenaikan harga saham.
Dividen sendiri merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen ini akan diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut
berada dalam periode yang mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan nantinya berupa dividen tunai yang diberikan berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Ada juga dividen saham yang
diberikan berupa sejumlah saham. Sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
Capital Gain Saham
Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain merupakan hasil adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, investor membeli saham XYZ
dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Risiko Saham
Sebagai instrumen investasi, saham juga memiliki risiko, antara lain:

 Kerugian
Kondisi saat investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ
yang dibeli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami
penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, akhirnya investor menjual pada harga Rp
1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham akan
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
tersebut terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham. Dengan kata lain harga
saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut.
Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, umumnya sifatnya
spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) atau faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan
faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

 Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan akan
dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham akan mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka nantinya sisa
tersebut dibagi secara adil kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaannya.

 Delisting
Delisting memiliki pemahaman bahwa saham telah dihapus dari pencatatan bursa efek sehingga
saham tidak bisa lagi dijual dan dibeli lewat bursa. Kerugiannya pun sangat besar buat pemegang
saham delisting.
Regulasi di pasar modal memastikan bahwa saham yang akan ditawarkan memenuhi kriteria
transparansi dan kinerja yang memadai. Setelah ditawarkan, selanjutnya regulasi senantiasa
memastikan bahwa sebagai perusahaan publik memenuhi kewajibannya.
Pada tahun 2019, setidaknya ada 5 perusahaan yang sahamnya di delisting dari BEI karena
keraguan atas keberlanjutan usaha (going concern). Perusahaan ini mengalami forced delisting
karena going- concern.
2. Obligasi
Kamu juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di pasar modal. Kepemilikan surat
utang ini dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki hak untuk memperoleh bunga
serta pelunasan utang pada jangka yang telah ditentukan. Seperti yang diketahui, obligasi
merupakan instrumen surat utang yang memberikan pendapatan tetap berupa bunga kepada
pemegangnya.
Keuntungan Obligasi

 Mendapatkan kupon/fee/nisbah secara periodik. Pada umumnya tingkat kupon/fee/nisbah


di atas bunga Bank Indonesia (BI rate).
 Memperoleh capital gain dari penjualan oblugasi di pasar sekunder.
 Memiliki risiko lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti saham. Obligasi yang
diterbitkan pemerintah dapat dikatakan instrumen bebas risiko.
 Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang dapat dipilih oleh investor di pasar sekunder.
Jenis Obligasi
Untuk jenis obligasi sendiri bermacam macam tergantung pada pihak yang menerbitkan surat
utang ini, antara lain:

 Obligasi Korporasi
Obligasi ini diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional termasuk BUMN dan BUMD.
Umumnya jenis obligasi ini menawarkan bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi terbitan
pemerintah. Karena diterbitkan oleh korporasi, kemungkinan adanya gagal bayar pada obligasi
korporasi menjadi lebih tinggi. Perlu dicatat bahwa obligasi ini tidak dijamin returnya.

 Sukuk
Sukuk merupakan jenis obligasi yang diterbitkan dengan prinsip Syariah. Memberikan
kesempatan kepada investor yang berinvestasi sesuai prinsip Syariah. Sebagai informasi, sukuk
Ritel akan dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar
(ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Penerbitan Sukuk Ritel sendiri menggunakan struktur akad Ijarah atau dikenal Asset to be
Leased. Dana hasil atas penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian
hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada Pemerintah serta pengadaan proyek
untuk disewakan kepada Pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi
tersebut.

 Surat Berharga Negara


Untuk Surat Berharga Negara terdiri dari Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah
Negara.

 Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya
oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Ketentuan mengenai SUN
diatur dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap
Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Ketentuan mengenai SBSN
diatur dalam Undang Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
3. Reksadana
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksadana merupakan instrumen investasi yang menjadi tempat untuk
pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana ini kemudian akan dikelola
manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang, obligasi, saham, atau efek
lainnya. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut, yakni:

 Dana dari masyarakat pemodal


 Dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek
 Dana dikelola manajer investasi
Manfaat Reksadana
Reksadana dianggap sebagai salah satu alternatif investasi pendek bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana sendiri dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Tak hanya
itu, Reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di
pasar modal Indonesia.
Risiko Reksadana
Perlu diketahui, nilai Reksadana akan berfluktuasi mengikuti nilai instrumen yang ada di
dalamnya. Jika Reksadana saham, returnnya akan naik turun seiring dengan harga saham. Begitu
pula dengan jenis reksadana lainnya, mengikuti harga instrumen yang menjadi komponen
Reksadana. Risiko lainnya adalah soal likuiditas yang mana proses pencairan Reksadana
membutuhkan waktu sampai dengan 3 hari sejak diajukan.
4. ETF
ETF atau Exchange Traded Fund merupakan semacam Reksadana yang dijual lewat Bursa Efek,
bukan lewat Manajer Investasi seperti Reksadana pada umumnya. Sesuai namanya, ETF adalah
instrumen pasar modal yang diperdagangkan di exchange atau bursa efek.
Jadi, ETF bisa dikatakan sebagai surat berharga yang memiliki kemiripan dengan reksadana,
sama-sama dikumpulkan secara kolektif. Hanya saja, EFT bisa diperdagangkan di bursa efek
layaknya saham.
Manfaat ETF
Sama halnya seperti Reksadana, ETF juga memiliki manfaat, antara lain:
 Diversifikasi atas beberapa saham unggulan dalam sekali order karena ETF terdiri atas
berbagai saham dalam portofolionya layaknya sebuah dana.
 Memanfaatkan fleksibilitas jual atau beli yang tinggi, karena dapat langsung melakukan
pembelian maupun penjualan ETF selama jam bursa berlangsung selayaknya saham.
 Management fee ETF lebih rendah dibandingkan Reksadana
 Transparan, artinya informasi soal saham yang menjadi komponen ETF bisa dicek setiap
saat.
Risiko ETF
Layaknya investasi dalam Reksadana, risiko dari ETF itu sendiri adalah fluktuasi harga saham
yang menjadi komponen instrumen portofolio. Nilai ETF bisa jadi naik turun mengikuti harga
saham. Karena ditransaksikan lewat bursa, likuiditas ETF bisa terbatas. Bisa saja ketika ingin
menjual ETF tidak ada yang beli.
Berbeda halnya dengan Reksadana dimana menjadi kewajiban Manajer Investasi untuk
membayar investor kapan pun ingin menjual Reksadananya. Karena diperdagangan di bursa
efek, ada spread antara harga jual dan beli di ETF. Spread tersebut cukup lebar di Indonesia
akibat perdagangan ETF belum terlalu likuid.
5. Derivatif
Selanjutnya, ada pula surat berharga yang berbentuk derivatif. Surat berharga ini dikenal sebagai
bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang bisa kamu temukan di pasar modal
Indonesia, yaitu warrant dan right.
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif
keuangan ini merupakan instrumen derivatif, yang mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Ada beberapa derivatif yang diperdagangkan di BEI, antara lain:

 IDX LQ45 dan IDX 30 Futures


BEI menyediakan produk, yaitu LQ45 Futures dan IDX30 Futures. Kontrak Berjangka atau
Futures ini merupakan kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat berupa
indeks, saham, obligasi, dan lain-lain) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak
berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.
IDX LQ45 Futures merupakan suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau
menjual sejumlah underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa mendatang. LQ45
Futures menggunakan underlying indeks LQ45 yang telah dikenal sebagai benchmark saham-
saham di Pasar Modal Indonesia.
Sedangkan IDX30 Futures menggunakan underlying indeks IDX30. Indeks IDX30 sendiri
merupakan indeks yang berisikan 30 saham yang sudah diseleksi dan dipilih dari saham-saham
yang berada di indeks LQ45.
Sebagai informasi, Indeks LQ45 dan IDX30 menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka
melakukan tracking secara keseluruhan dari pasar saham di Indonesia.

 Indonesia Government Bond Futures


Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau dikenal juga dengan sebutan Indonesia
Government Bond Futures (IGBF) merupakan suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak
untuk membeli atau menjual sejumlah Surat Utang Negara pada harga dan dalam waktu tertentu
di masa yang akan datang.

 Warran
Warran adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli saham pada harga
tertentu (harga pelaksanaan – exercise price) pada jangka waktu tertentu sesuai dengan yang
ditetapkan oleh perusahaan yang menerbitkan waran.
Warran sendiri diberikan secara gratis dan merupakan ‘hak’, sehingga jika tak dieksekusi tidak
ada konsekuensinya buat pemegang saham. Namun, warran bisa diperjualbelikan di bursa efek.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah jangka waktu warran. Setelah jangka waktu yang
ditetapkan dilewati, nilai warran akan nol. Warnanya tidak bisa dieksekusi jika sudah
kadaluwarsa atau melewati masa berlakunya.
Tujuan perusahaan menerbitkan warran adalah memberikan pemanis supaya orang mau membeli
saham IPO. Agar penjualan saham primernya laku maka diberikan extra warran.

 Opsi (Kontrak Opsi Saham)


KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah salah satu produk derivatif dari Saham. KOS dapat
didefinisikan sebagai efek yang memuat hak untuk membeli (call option) atau hak untuk menjual
(put option) atas suatu underlying stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar
perdagangan seri KOS), dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Karena
KOS adalah produk derivatif, maka harga atau nilainya tergantung pada nilai saham yang
menjadi acuan atau dasarnya.

 Manfaat KOS
Adapun manfaat dari KOS (Kontrak Opsi Saham) antara lain:

 Sebagai sarana lindung nilai (hedging) atau manajemen risiko


 Sebagai sarana untuk melakukan diversifikasi investasi
 Menyediakan sarana spekulasi, dengan memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan pada setiap kondisi pasar atau bursa.
 Karena KOS merupakan salah satu produk derivatif, maka investor perlu memiliki
pengetahuan dan pemahaman risiko yang memadai dan komprehensif.
6. Efek Beragun Aset (EBA)
Efek Beragun Aset (EBA) merupakan efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari:

 Surat berharga komersial


 Tagihan kartu kredit
 Tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables)
 Pemberian kredit termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah/KPR atau apartemen)
 Efek bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah
 Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) /Arus Kas (Cash Flow)
 Aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan
tersebut
EBA Bank BTN
Salah satu contoh EBA yang telah berjalan cukup lama adalah EBA yang diterbitkan Bank BTN
dari tagihan pinjaman KPR.
Bank BTN memiliki tagihan KPR dari pinjaman yang diberikan kepada nasabahnya. Jika
menunggu sampai pinjaman lunas, BTN harus menunggu cukup lama karena tenor KPR
umumnya cukup panjang.
Untuk mendapatkan arus kas yang lebih cepat, maka BTN menjual tagihan KPR tersebut dalam
bentuk EBA ke bursa. Pembeli yang berinvestasi di EBA akan membayar ke BTN, sementara
mereka akan mendapatkan pengembalian dari pembayaran cicilan tagihan KPR BTN.
Salah satu produk yang baru-baru ini dikeluarkan adalah Efek Beragun Aset Surat Partisipasi
(EBA-SP) Retail, yang memiliki fitur:

 Rating efek AAA yang didapat EBA-SP


 Risiko terjadinya default yang rendah karena terbaginya risiko ke banyak tagihan KPR
 Nilai transaksi terjangkau
 Pembayaran kupon dan pembayaran pokok sebesar 7% untuk kelas A1 dan 7,5% untuk
kelas A2
Manfaat EBA
Manfaat yang diperoleh dengan berinvestasi di EBA adalah menjadi alternatif investasi pada
surat berharga, yang menawarkan rating terbaik, tenor jangka panjang dan aman, meminimalkan
risiko dengan cara antara lain pemilihan KPR yang hanya berkualitas dan diversifikasi wilayah
originasi KPR.
Imbal hasil yang ditawarkan juga menarik biasanya lebih tinggi dari obligasi. Terkait risiko dan
kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis Reksa Dana lainnya.
Pembelian KIK-EBA dapat dilakukan secara langsung melalui perusahaan Manajer Investasi
yang menerbitkan dan mengelola Reksadana, melalui underwriter (penjamin), atau melalui Bank
sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

--

Sumber :
BMP EKMA4115 Edisi 2 Modul 9
Muttaqien Dadan, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah (Obligasi, Pasar Modal,
Reksadana, Finance dan Pegadaian), Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009
Tavinayati Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2009
BAPEPAM-LK, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal
https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/investasi/instrumen-pasar-modal/

Anda mungkin juga menyukai