Berikut ini, saya akan memberikan jawaban tentang diskusi sesi 6 Pengantar Akuntansi .
1. Fungsi Keuangan
Sebagai tempat bertemunya perusahaan atau bahkan negara, pada fungsi keuangan ini, pasar
modal bisa memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi para investor untuk memperoleh
imbalan (return) untuk pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih oleh
investor tersebut.
2. Fungsi Ekonomi
Fungsi kedua dari instrumen pasar modal adalah fungsi ekonomi. Dimana, pasar modal ini
menyediakan fasilitas atau tempat yang bisa mempertemukan dua pihak yang memiliki
kepentingan.
Pihak-pihak yang memiliki kepntingan adalah issuer yang memiliki kelebihan dana (investor)
dan pihak yang memerlukan dana.
1. Pasar Perdana
Pasar perdana ini merupakan tempat dimana surat berharga atau efek-efek yang diperdagangkan
untuk pertama kalinya ke masyarakat sebelum efek atau surat utang tersebut tercatat di bursa
efek.
Untuk periode dari pasar perdana sendiri, biasanya terjadi ketika efek atau surat utang pertama
kali ditawarkan ke investor (pemodal) oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui
Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer), dimana mereka bertindak sebagai Agen Penjual
Saham.
Proses inilah yang disebut sebagai Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder ini merupakan pasar yang sering kamu jumpai di aplikasi jual-beli saham.
Kita bisa mendapatkan kesempatan sebagai investor yang ingin membeli bahkan menjual efek-
efek yang tercatat di bursa setelah selesai melakukan penawaran di pasar perdana.
Jika di pasar perdana, harga saham masih sama, alias tidak berubah. Tetapi di pasar sekunder,
harga saham akan berfluktuasi, mengikuti keadaan pasar saat itu. Selain itu, pada pasar sekunder,
pembelian saham tidak akan masuk ke perusahaan melainkan berpindah tangan dari satu investor
ke investor lain.
Kerugian
Kondisi saat investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ
yang dibeli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami
penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, akhirnya investor menjual pada harga Rp
1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham akan
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
tersebut terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham. Dengan kata lain harga
saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut.
Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, umumnya sifatnya
spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) atau faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan
faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan akan
dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham akan mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka nantinya sisa
tersebut dibagi secara adil kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaannya.
Delisting
Delisting memiliki pemahaman bahwa saham telah dihapus dari pencatatan bursa efek sehingga
saham tidak bisa lagi dijual dan dibeli lewat bursa. Kerugiannya pun sangat besar buat pemegang
saham delisting.
Regulasi di pasar modal memastikan bahwa saham yang akan ditawarkan memenuhi kriteria
transparansi dan kinerja yang memadai. Setelah ditawarkan, selanjutnya regulasi senantiasa
memastikan bahwa sebagai perusahaan publik memenuhi kewajibannya.
Pada tahun 2019, setidaknya ada 5 perusahaan yang sahamnya di delisting dari BEI karena
keraguan atas keberlanjutan usaha (going concern). Perusahaan ini mengalami forced delisting
karena going- concern.
2. Obligasi
Kamu juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di pasar modal. Kepemilikan surat
utang ini dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki hak untuk memperoleh bunga
serta pelunasan utang pada jangka yang telah ditentukan. Seperti yang diketahui, obligasi
merupakan instrumen surat utang yang memberikan pendapatan tetap berupa bunga kepada
pemegangnya.
Keuntungan Obligasi
Obligasi Korporasi
Obligasi ini diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional termasuk BUMN dan BUMD.
Umumnya jenis obligasi ini menawarkan bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi terbitan
pemerintah. Karena diterbitkan oleh korporasi, kemungkinan adanya gagal bayar pada obligasi
korporasi menjadi lebih tinggi. Perlu dicatat bahwa obligasi ini tidak dijamin returnya.
Sukuk
Sukuk merupakan jenis obligasi yang diterbitkan dengan prinsip Syariah. Memberikan
kesempatan kepada investor yang berinvestasi sesuai prinsip Syariah. Sebagai informasi, sukuk
Ritel akan dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar
(ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Penerbitan Sukuk Ritel sendiri menggunakan struktur akad Ijarah atau dikenal Asset to be
Leased. Dana hasil atas penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian
hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada Pemerintah serta pengadaan proyek
untuk disewakan kepada Pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi
tersebut.
Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya
oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Ketentuan mengenai SUN
diatur dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap
Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Ketentuan mengenai SBSN
diatur dalam Undang Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
3. Reksadana
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksadana merupakan instrumen investasi yang menjadi tempat untuk
pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana ini kemudian akan dikelola
manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang, obligasi, saham, atau efek
lainnya. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut, yakni:
Warran
Warran adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli saham pada harga
tertentu (harga pelaksanaan – exercise price) pada jangka waktu tertentu sesuai dengan yang
ditetapkan oleh perusahaan yang menerbitkan waran.
Warran sendiri diberikan secara gratis dan merupakan ‘hak’, sehingga jika tak dieksekusi tidak
ada konsekuensinya buat pemegang saham. Namun, warran bisa diperjualbelikan di bursa efek.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah jangka waktu warran. Setelah jangka waktu yang
ditetapkan dilewati, nilai warran akan nol. Warnanya tidak bisa dieksekusi jika sudah
kadaluwarsa atau melewati masa berlakunya.
Tujuan perusahaan menerbitkan warran adalah memberikan pemanis supaya orang mau membeli
saham IPO. Agar penjualan saham primernya laku maka diberikan extra warran.
Manfaat KOS
Adapun manfaat dari KOS (Kontrak Opsi Saham) antara lain:
--
Sumber :
BMP EKMA4115 Edisi 2 Modul 9
Muttaqien Dadan, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah (Obligasi, Pasar Modal,
Reksadana, Finance dan Pegadaian), Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009
Tavinayati Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2009
BAPEPAM-LK, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal
https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/investasi/instrumen-pasar-modal/