Pengertian
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pasar modal, dapat disimpulkan bahwa pasar modal
adalah suatu wadah bertemunya antara para penjual (seller) dan para pembeli (buyer) yang
memperdagangkan produk atau instrumen keuangan.
Penjual dalam hal ini adalah perusahaan go public, atau dikenal sebagai emiten. Sedangkan
pembeli dikenal sebagai investor.
Fungsi dari pasar modal, sebagai berikut:
Keterangan :
Capital gain adalah imbalan hasil investasi seseorang pada efek yang dimiliki setelah dijual kembali
kepada orang lain. Seorang yang mendapatkan keuntungan capital gain, wajib membayar pajak yang
berlaku.
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah
saham yang dimiliki.
Pasar sekunder di Indonesia ini terjadi di dua tempat yang kita sebut sebagai bursa juga,
yaitu bursa reguler dan juga bursa paralel. Adapun penjelasan keduanya adalah di bawah
ini:
Bursa reguler, merupakan bursa efek resmi yang dibangun oleh pemerintah. Dahulu
bursa efek ini ada dua, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES). Namun sekarang kedua bursa tersebut dilebur menjadi satu menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI), dimana kantornya juga masih berada di dua tempat, yaitu di
Jakarta dan juga di Surabaya. Kedua bursa ini meskipun kantornya berbeda namun
memiliki kedudukan yang sama karena sekarang sudah menjadi satu yaitu Bursa Efek
Indonesia.
Bursa Paralel, yaitu sebuah sistem perdagangan efek yang sudah teroganisir di luar
bursa efek resmi (bursa reguler), dengan bentuk pasarnya berupa pasar sekunder yang
diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan juga Efek- efek
(PPUE) serta dibina dan diawasi langsung oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal). Bursa paralel ini juga dikenal dengan seutan Over the Counter, hal ini karena
pertemuan antara penjual dan juga pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu
namun tersebar diantara kantor- kantor para broker atau deal.
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995, berikut ini adalah beberapa lembaga yang terlibat di
dalam pasar modal:
1. Anggota Bursa Efek, yaitu perantara perdagangan efek yang memiliki izin usaha dari
Bapepam serta memiliki hak untuk menggunakan sistem/ sarana Bursa Efek sesuai
atauran.
2. Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melakukan pencatata kepemilikan efek dan
pembagian hak yang berhubungan dengan efek.
3. Bursa Efek, yaitu penyelenggara dan penyedia sistem/ sarana untuk mempertemukan
penjual dan pembeli.
4. Emiten, yaitu pihak yang membuat penawaran umum.
5. Kustodian, yaitu penyelenggara jasa penitipan efek dan harta lain sehubungan dengan
efek serta jasa lain, termasuk dividen, bunga, dan lain-lain, serta melakukan
penyelesaian transaksi efek.
6. Lembaga Kliring dan Penjaminan, yaitu penyelenggara jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa.
7. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yaitu pihak penyelenggara kegiatan
kustodian sentral untuk Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan lain-lain.
8. Manajer Investasi, yaitu pengelola portofolio efek bagi para nasabah.
9. Menteri Keuangan Republik Indonesia.
10. Penasihat Investasi, yaitu pihak yang mendapatkan imbalan jasa sebagai penasehat
terkait transaksi jual beli efek.
11. Penjamin Emisi Efek, yaitu pembuat kontrak dengan emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten.
12. Perantara Perdagangan Efek, yaitu pelaku usaha jual-beli efek untuk kepentingan
sendiri atau pihak lain.
13. Perseroan, yaitu PT sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 mengenai Perseroan
Terbatas.
14. Perusahaan Efek, yaitu pihak penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, dan
atau manajer investasi.
15. Perusahaan Publik, yaitu perseorang yang memiliki saham sekurang-kurangnya Rp3
miliar, dan telah dimiliki setidaknya 300 pemegang saham.
16. Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegan efek yang sifatnya
hutang.
II. ASURANSI
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis
dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,
kesehatan dan lain sebagainya.
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima risiko
disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah
kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang
dibayar oleh “tetanggung” kepada “penanggung” untuk risiko yang ditanggung disebut
“premi”. Ini biasanya ditentukan oleh “penanggung” untuk dana yang bisa diklaim di masa
depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Manfaat Asuransi
Jenis-Jenis Asuransi
Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan ialah sebuah asuransi yang memberikan penanggungan terhadap masalah
kesehatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit atau kecelakaan.
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa ialah sebuah asuransi yang membagikan jaminan atas terkena musibah
seseorang yang terpikul dengan membagikan laba keuangan.
Baca Lainnya : Pengertian Personal Selling
Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan ialah jenis asuransi yang membagikan fasilitas asuransi kepada
kendaraan yang mendapati kehilangan, kerusakan dan lain-lainnya.
Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan ialah asuransi yang menanggung kehidupan pendidikan yang baik,
contohnya asuransi dari Prudential dan BNI Life Insurance.
Asuransi Bisnis
Asuransi bisnis ialah asuransi yang menanggung mengenai perusahaan dalam aktivitas bisnis,
seperti kerugian dalam jumlah yang sangat besar, kerusakanvdan kehilangan.
Asuransi kepemilikan rumah dan properti ialah asuransi yang membagikan fasilitas mengenai
pemilik rumah dari suatu risiko, contohnya kerusakan lokasi tinggal ataupun kerusakan
barang-barang pribadi.
Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi
premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut “float”.
Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga
suku bunga atau deviden di float.
Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kemtian yang tercatat oleh perusahaan asuransi
adalah US$142,3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi
keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float.
Prinsip-Prinsip Asuransi
Berikut ini terdapat beberapa prinsip-prinsip dalam asuransi, yakni sebagai berikut:
1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan
baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi
dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek
atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian
yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara
aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
6. contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity.