Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-
saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau
oleh pemerintah.
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden
(bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu,
penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas
perusahaan akan meningkat.
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang
berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh
pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan
negara.
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat)
memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu
pula sebaliknya
Saham biasanya berwujud selembar kertas sebagai tanda bukti. Saham bisa didapatkan dari
perusahaan yang bersangkutan langsung atau dari pihak sebelumnya melalui bursa efek
(pasar saham).
2. Obligasi
Oblgasi adalah surat berharga yang isinya adalah pengakuan terhadap utang atau pinjaman
yang diterima dan akan dibayarkan dalam jangka waktu tertentu beserta bunganya. Jadi
sederhananya obigasi ini adalah surat utang, pemegangnya adalah yang memberikan utang.
Nah obligasi ini dapat menjadi instrumen yang bisa diperjualbelikan pada pasar modal.
b. Warrant
Warrant merupakan instrumen turunan yang hampir sama dari right, bedanya pembelian
saham baru oleh investor lama ini harga dan waktu pembeliannya telah disepakati
sebelumnya, jadi mau tidak mau transaksi harus dilakukan sesuai dengan waktu dan harga
yang telah disepakati tersebut.
c. Opsi
Opsi adalah jenis intrumen berharga yang memberikan pelaku ekonomi untuk
memperjualbelikan aset finansial tertentu pada harga dan jangka waktu yang telah ditentukan.
3. Pelaku Utama
a. Emiten
Emiten adalah badan usaha baik Swasta atau milik negara (BUMN) yang berusaha
mendapatkan modal dengan memperjualbelikan efek (saham, obligasi dan sejenisnya) di
dalam pasar modal. Emiten melakukan penawaran efek yang dimiliki kepada masyarakat
sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
b. Investor
Investor adalah pihak yang melakukan investasi (penanaman modal atau saham) pada suatu
perusahaan emiten yang membelanjakan uangnya di pasar modal dengan membeli sesuatu
yang ditawarkan emiten. Investor melakukan ini untuk mendapatkan dividen (pembagian
keuntungan) dari laba perusahaan tersebut.
d. Pialang
Pialang atau yang juga sering disebut dengan broker merupakan pihak yang aktivitas
utamanya adalah sebagai perantara perdagangan antara investor dengan emiten. Dilihat dari
perannya, pialang lebih cenderung memihak investor karena mereka menawarkan banyak
keunggulan untuk investor tersebut.
e. Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang bertugas untuk mengelola portofolio dan berkas suatu
efek tertentu yang tujuannya adalah untuk mencapai target investasi yang menguntungkan
investor. Jadi investor menyerahkan uangnya kepada manajer investasi, kemudian mereka
melakukan transaksi yang sebisa mungkin menguntungkan investor tersebut.
f. Penasihat Investasi
Penasihat investasi adalah perusahaan yang kegiatannya memberikan nasihat, membuat
analisis keuangan, laporan bursa efek, dan menilai efek tertentu serta kemudian memberikan
laporan tersebut kepada pihak lain dan memperoleh imbalan jasa dari pihak lain itu.
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar modal yang melakukan penjualan efek setelah pasar perdana
berakhir. Harga dari efek yang ada di pasar sekunder bisa naik turun berdasarkan nilai efek
tersebut di pasar modal. Biasanya efek yang terjual di pasar sekunder bukan lagi milik
perusahaan yang bersangkutan, melainkan milik investor atau pihak lain yang telah
membelinya di pasar perdana. Karena pasar sekunder selalu terbuka, maka efek tersebut
dapat dibeli dan dijual kapan saja. Di Indonesia, transaksi jual beli saham di pasar sekunder
dilangsungkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Pasar Paralel
Bursa atau pasar paralel adalah pasar modal yang terorganisis tetapi di luar bursa efek resmi.
Bentuknya sama dengan pasar sekunder, pengaturan dan pelaksanaannya di Indonesia
dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), dalam menjalankan
tugasnya badan ini tetap diawasi oleh BAPEPAM (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar
Modal).
PENGERTIAN REKSADANA
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
JENIS-JENIS REKSADANA
1. Reksadana Saham.
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham umumnya
memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-
harga saham dan deviden. Reksadana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi
yang paling besar demikian juga dengan risikonnya.
2. Reksadana Campuran.
Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan
efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksadana pendapatan
tetap dan reksadana saham. Potensi hasil dan risiko reksadana campuran secara teoretis dapat
lebih besar dari reksadana pendapatan tetap namun lebih kecil dari reksadana saham.
MANFAAT REKSADANA
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang
mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat
penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu,
sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta
mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi
risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata
lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek
secara individu.
3. Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya
secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya,
dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan
tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin.
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat
likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit
Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit
Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola
secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi
tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.